ISLAMTIMES, 21 November 2012 – Senjata perlawanan, termasuk Hamas, berasal dari Iran mulai peluru sampai rudal. Bahkan senjata yang dikembangkan secara lokal juga dari Iran
Deputi Sekretaris Jenderal Jihad Islam di Palestina Ziad Al-Nakhala dalam kunjungannya ke Kairo mengatakan bahwa semua roket Perlawanan bisa menjangkau permukiman Israel. Menurutnya, Israel mengajukan usulan gencatan senjata demi keamanan karena Israel tak siap menanggung resiko tinggi.
"Kami sadar mereka juga memiliki kemampuan militer tinggi untuk menyerang Gaza. Biarkan saja mereka mencoba dan menyerang. Kami tak pernah takut dan para pejuang Perlawanan jauh lebih siap dari sebelumnya," lanjut Al-Nakhala dalam sebuah pernyataan untuk Paltoday.
Selain itu, pejabat Jihad Islam itu mengatakan Hamas menginginkan perdamaian yang akan menjaga martabat warga Palestina. Pihaknya juga menuntut pemblokadean Jalur Gaza dihentikan dan pemakaian Rafah secara normal. Pihaknya meminta agar warga Palestina diperlakukan secara manusiawi di bandara dan tidak ditangkap atau ditahan tanpa alasan apa-apa.
Al-Nakhala membantah klaim bahwa eskalasi perlawanan adalah skenario Iran, "Apakah Iran menyuruh Israel membunuh Ahmad Al-Jaabari hingga eskalasi terjadi dan perang meletus? Senjata perlawanan, termasuk Hamas, berasal dari Iran mulai peluru sampai rudal. Bahkan senjata yang dikembangkan secara lokal juga dari Iran."
Al-Nakhala dalam kesempatan itu menyampaikan terima kasih kepada saudara-saudaranya di Iran yang telah berkorban untuk mentransfer senjata ke Gaza demi membela rakyat Palestina.
"Kalau bukan karena senjata ini, tentara Israel akan menggilas tubuh anak-anak kami, " tambah Al-Nakhala.
Rudal Iran yang digunakan di Gaza adalah Fajr-5 dan Fajr-3. Rudal-rudal yang diproduksi pada Mei 2006 dan dijuluki sebagai rudal tanah itu memiliki spesifikasi berikut :
Fajr-5 :
Rentang: 75 kilometer Berat: 900 kilogram Panjang: 6 meter Kaliber roket: 333 mm
Explosive: ledakan-tinggi / 90 kilogram Warhead: 17 – kilogram
Fajr-3 :
Seperti Fajr-5 hanya saja rentangnya : 40-50 kilometer
Deputi Sekretaris Jenderal Jihad Islam di Palestina Ziad Al-Nakhala dalam kunjungannya ke Kairo mengatakan bahwa semua roket Perlawanan bisa menjangkau permukiman Israel. Menurutnya, Israel mengajukan usulan gencatan senjata demi keamanan karena Israel tak siap menanggung resiko tinggi.
"Kami sadar mereka juga memiliki kemampuan militer tinggi untuk menyerang Gaza. Biarkan saja mereka mencoba dan menyerang. Kami tak pernah takut dan para pejuang Perlawanan jauh lebih siap dari sebelumnya," lanjut Al-Nakhala dalam sebuah pernyataan untuk Paltoday.
Selain itu, pejabat Jihad Islam itu mengatakan Hamas menginginkan perdamaian yang akan menjaga martabat warga Palestina. Pihaknya juga menuntut pemblokadean Jalur Gaza dihentikan dan pemakaian Rafah secara normal. Pihaknya meminta agar warga Palestina diperlakukan secara manusiawi di bandara dan tidak ditangkap atau ditahan tanpa alasan apa-apa.
Al-Nakhala membantah klaim bahwa eskalasi perlawanan adalah skenario Iran, "Apakah Iran menyuruh Israel membunuh Ahmad Al-Jaabari hingga eskalasi terjadi dan perang meletus? Senjata perlawanan, termasuk Hamas, berasal dari Iran mulai peluru sampai rudal. Bahkan senjata yang dikembangkan secara lokal juga dari Iran."
Al-Nakhala dalam kesempatan itu menyampaikan terima kasih kepada saudara-saudaranya di Iran yang telah berkorban untuk mentransfer senjata ke Gaza demi membela rakyat Palestina.
"Kalau bukan karena senjata ini, tentara Israel akan menggilas tubuh anak-anak kami, " tambah Al-Nakhala.
Rudal Iran yang digunakan di Gaza adalah Fajr-5 dan Fajr-3. Rudal-rudal yang diproduksi pada Mei 2006 dan dijuluki sebagai rudal tanah itu memiliki spesifikasi berikut :
Fajr-5 :
Rentang: 75 kilometer Berat: 900 kilogram Panjang: 6 meter Kaliber roket: 333 mm
Explosive: ledakan-tinggi / 90 kilogram Warhead: 17 – kilogram
Fajr-3 :
Seperti Fajr-5 hanya saja rentangnya : 40-50 kilometer
Perbandingan Fajr-3 dan Fajr-5 |
Ternyata kemampuan militer perlawanan Palestina dalam perang ini adalah memasang peluncur roket bawah tanah yang menembakkan roket kemudian bersembunyi lagi. Ternyata, teknologi ini digunakan di Libanon dalam perang Juli 2006.
Selain sistem Fajr, pejuang Palestina menggunakan peluncur roket Grad, Katyusha, serta rudal 107. Semua ini adalah senjata tradisional yang digunakan dalam perang melawan Israel.
Senjata lain buatan Rusia juga membantu pejuang Palestina dalam perang ini. Yaitu anti tank system Kornet yang terbukti efektivitasnya dalam perang Juli 2006 di Libanon. Kornet diproduksi tahun 1988 dan dikembangkan tahun 1994. Anti tank ini juga mampu memukul pesawat terbang pada ketinggian rendah dan helikopter secara spesifik.
Kornet buatan Rusia yang diekspor ke beberapa negara itu mampu terbang lebih cepat dari kecepatan suara dan memiliki rentang bervariasi antara 100 hingga 5.000 meter.
Selain sistem Fajr, pejuang Palestina menggunakan peluncur roket Grad, Katyusha, serta rudal 107. Semua ini adalah senjata tradisional yang digunakan dalam perang melawan Israel.
Senjata lain buatan Rusia juga membantu pejuang Palestina dalam perang ini. Yaitu anti tank system Kornet yang terbukti efektivitasnya dalam perang Juli 2006 di Libanon. Kornet diproduksi tahun 1988 dan dikembangkan tahun 1994. Anti tank ini juga mampu memukul pesawat terbang pada ketinggian rendah dan helikopter secara spesifik.
Kornet buatan Rusia yang diekspor ke beberapa negara itu mampu terbang lebih cepat dari kecepatan suara dan memiliki rentang bervariasi antara 100 hingga 5.000 meter.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar