"Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji". (QS. al-Buruj (85) : 8)

Senin, 29 Februari 2016

Detasemen Abu Salamah

TIME TUNNEL. Menyusuri lorong waktu di masa awal hijrah, berharap manfa'at pelajaran tauhid terserap. Terangkum kisah dari penuturan saudara-saudara Muslim Madinah bak ber-mulazamah (berguru langsung) yang penuh keriangan berbagi kisah denganku.
Dua bulan setelah perang Uhud tersiar berita bahwa kabilah-kabilah Bani Asad siap-siap menyerang Madinah. Khalid bin Sufyan al-Hudzali menghimpun kaum pria untuk mengobrak-abrik kaum Muslim. Kabilah Adhal dan Qarah melanggar perjanjian bersama sekelompok sahabat. Amir bin Thufail membunuh 70 orang Muslim. Bani Nadhir mengabaikan perjanjian dengan Nabi  ﷺ dalam piagam Madinah dan berniat membunuh beliau. Untuk menunjukkan bahwa umat Muslim masih kuat dan keteledoran sebagian kecil umat Muslim di Uhud tidak meninggalkan dampak berarti, Nabi  ﷺ mengutus satuan detasemen.
Nabi segera memanggil Abu Salamah bin Abd'l Asad untuk memimpin 150 orang pasukan termasuk di dalamnya Abu 'Ubaidah bin Jarrah, Sa'ad bin Abi Waqqash dan Usaid bin Hudzair. Mereka diperintahkan Nabi s.a.w. supaya berjalan pada malam hari dan siangnya bersembunyi dengan menempuh jalan yang tidak biasa dilalui orang, supaya jangan ada orang yang mengenal jejak mereka. Dengan demikian mereka akan dapat menyergap musuh dengan cara yang tiba-tiba pula. Strategi ini berhasil, musuh dapat disergap dalam keadaan tidak siap dipagi buta
Dua kelompok ditugaskan mengejar musuh dan merebut ghanimah. Setelah pembagian ghonimah, mereka kembali ke Madinah dengan membawa kemenangan. Hanya saja misi kali ini membuat luka-luka Abu Salamah akibat perang Uhud terbuka dan kembali mengucurkan darah hingga meninggalnya.
-------------------------
Inspirasi :
Hayat Muhammad (Sejarah Hidup Muhammad), Dr. Muhammad Husain Haekal, Ph.D, Penerbit : P.T. Pustaka Litera Antar Nusa Jakarta-Bogor, Cetakan Kesebelas, Januari 1990, halaman 310 - 311.
Taht Râyah al-Rasûl (Perang Muhammad), Dr. Nizar Abazhah, Penerbit Zaman Jakarta, Cetakan Pertama 1432 H / 2011 M, halaman 109 - 110, halaman 118 - 121.

Kaum Sodom Bangkit Lagi Lewat LGBT

Dahulu hubungan seksual itu dengan lawan jenis. Itulah hubungan yang normal dan wajar. Bukan SSA (Same Sex Attraction) seperti yang dilakukan kaum homo dan lesbian saat ini. Bahkan saat ini perilaku LGBT (Lesbian, Gay, Bisexual, dan Transgender) terus didukung. Bahkan di Amerika hubungan mereka dilegalkan, nikahnya pun teranggap. Padahal sebenarnya perilaku LGBT sejatinya cuma kebangkitan dari perilaku kaum Sodom dahulu di masa Nabi Luth.

Nabi Luth dan Kaum Sodom
Perlu diketahui hubungan seksual sesama jenis barulah ada di masa Nabi Luth dan tidak ada sebelumnya. Luth sendiri adalah putera dari Haran bin Azar. Luth adalah putera dari saudara laki-laki dari Nabi Ibrahim -khalilullah (kekasih Allah)-. Artinya, Nabi Luth adalah keponakan Nabi Ibrahim ‘alaihis salam. Di samping sebagai keponakan, Luth juga banyak mengambil ilmu dari Ibrahim.
Nabi Luth beriman bersama Nabi Ibrahim dan berhijrah bersama Ibrahim ke Syam. Adapun Nabi Luth diutus pada kaum Sadum (Sodom) dan beberapa negeri yang ada di sekitarnya. (Lihat Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 4: 59 dan Qishash Al-Anbiya’, hlm. 131)

Nabi Luth Mendakwahi Perilaku LGBT
Misi Nabi Luth adalah mendakwahi kaumnya untuk mentauhidkan Allah. Beliau juga mengajarkan kebaikan dan melarang dari kemungkaran.
Yang beliau ingatkan keras pada kaumnya ketika itu mengenai perilaku mereka yang tidak pernah ditemukan pada masa-masa sebelumnya, yaitu suka sesama jenis. Sebelumnya keturunan Nabi Adam tidak pernah punya ketertarikan pada hubungan seksual semacam itu. Barulah datang masa Nabi Luth, perilaku tidak normal semacam itu dilakukan oleh kaum Sodom. Oleh karena itu, di dalam ayat Al-Qur’an disebutkan,

وَلُوطًا إِذْ قَالَ لِقَوْمِهِ أَتَأْتُونَ الْفَاحِشَةَ مَا سَبَقَكُمْ بِهَا مِنْ أَحَدٍ مِنَ الْعَالَمِينَ ، إِنَّكُمْ لَتَأْتُونَ الرِّجَالَ شَهْوَةً مِنْ دُونِ النِّسَاءِ بَلْ أَنْتُمْ قَوْمٌ
 مُسْرِفُونَ
“Dan (Kami juga telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia berkata kepada mereka: “Mengapa kamu mengerjakan perbuatan faahisyah itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun (di dunia ini) sebelummu?” Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsumu (kepada mereka), bukan kepada wanita, malah kamu ini adalah kaum yang melampaui batas”. (QS. Al A’raf : 80-81).

‘Amr bin Dinar menyatakan tentang ayat di atas, maksudnya perzinaan antara sesama lelaki belum ada sebelumnya sampai diperbuat oleh kaum Luth. (Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 4: 59)

LGBT itu Perilaku Seksual yang Aneh dan Tidak Normal
Al-Walid bin ‘Abdul Malik, Khalifah Al-Umawi pernah berkata, “Seandainya Allah tidak mengisahkan kisah Luth (dan kaumnya, pen.), tentu aku sendiri tak bisa berpikir bagaimana laki-laki bisa main di atas laki-laki (maksudnya: bagaimana mungkin laki-laki bisa berhubungan seks dengan sesamanya).” (Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 4: 59)
Artinya, Al-Walid tidak bisa membayangkan kenapa bisa ada hubungan percintaan seperti itu. Karena memang hubungan cinta itu seperti itu terbilang aneh. Oleh karenanya, perbuatan kaum Luth disebut melampaui batas sebagaimana dalam ayat,
إِنَّكُمْ لَتَأْتُونَ الرِّجَالَ شَهْوَةً مِنْ دُونِ النِّسَاءِ بَلْ أَنْتُمْ قَوْمٌ مُسْرِفُونَ
“Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsumu (kepada mereka), bukan kepada wanita, malah kamu ini adalah kaum yang melampaui batas”. (QS. Al-A’raf : 81).

Dalam ayat lain disebutkan,
أَتَأْتُونَ الذُّكْرَانَ مِنَ الْعَالَمِينَ , وَتَذَرُونَ مَا خَلَقَ لَكُمْ رَبُّكُمْ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ بَلْ أَنْتُمْ قَوْمٌ عَادُونَ
“Mengapa kamu mendatangi jenis lelaki di antara manusia, dan kamu tinggalkan isteri-isteri yang dijadikan oleh Tuhanmu untukmu, bahkan kamu adalah orang-orang yang melampaui batas”. (QS. Asy-Syu’ara : 165-166).

Disebut melampaui batas karena mereka tidak menyukai wanita. Padahal wanita sudah diciptakan sebagai pasangan bagi pria. Itulah bentuk melampaui batas dan kejahilan mereka karena mereka telah meletakkan sesuatu bukan pada tempatnya. (Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 4: 59)
Para ulama pakar tafsir menyatakan, di masa Nabi Luth, laki-laki saat itu hanya suka dengan sesamanya. Begitu pula perempuan. (Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 4: 60)
Hal ini sama seperti yang terjadi pada komunitas LGBT yang saat ini ada.

Bela Atas Nama HAM
Saat ini, perilaku LGBT terus dibela dan didukung atas nama HAM (Hak Asasi Manusia) oleh kaum liberalis. Mereka menyatakan, tolonglah berilah kebebasan kepada yang punya perilaku seks yang berbeda dengan kita-kita.

HAM lagi, HAM lagi alasannya. Seandainya para pelaku Homo dan Lesbi itu mati berpenyakit (AIDS misalnya), lalu mereka termasuk di antara kaum muslimin, apa pendukung HAM dan kaum liberal mau ambil peduli?

Yang ada akibat dari perilaku LGBT :
  • Rambut rontok
  • Kulit bernanah
  • Lidah jadi kelu/ kaku
  • Tak mampu mengunyah
  • Buta/ katarak hebat
  • Infeksi penis/ anus/ vagina
  • Tak mampu duduk atau berdiri
  • Fatal error fungsi imun
  • Gangguan fungsi organ
  • Ditinggal seluruh teman
  • Dijauhi aktivis HAM
  • Menunggu mati
Atau kalau tidak, Allah bisa menurunkan siksaannya yang lebih pedih dengan segera. Coba kita bisa renungkan siksa yang menimpa kaum Luth yang disebutkan dalam ayat berikut ini,

كَذَّبَتْ قَوْمُ لُوطٍ بِالنُّذُرِ (33) إِنَّا أَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ حَاصِبًا إِلَّا آَلَ لُوطٍ نَجَّيْنَاهُمْ بِسَحَرٍ (34) نِعْمَةً مِنْ عِنْدِنَا كَذَلِكَ نَجْزِي مَنْ شَكَرَ (35) وَلَقَدْ أَنْذَرَهُمْ بَطْشَتَنَا فَتَمَارَوْا بِالنُّذُرِ (36) وَلَقَدْ رَاوَدُوهُ عَنْ ضَيْفِهِ فَطَمَسْنَا أَعْيُنَهُمْ فَذُوقُوا عَذَابِي وَنُذُرِ (37) وَلَقَدْ صَبَّحَهُمْ بُكْرَةً عَذَابٌ مُسْتَقِرٌّ (38) فَذُوقُوا عَذَابِي وَنُذُرِ (39) وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْآَنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِنْ مُدَّكِرٍ (40)
“Kaum Luth-pun telah mendustakan ancaman-ancaman (nabinya). Sesungguhnya Kami telah menghembuskan kepada mereka angin yang membawa batu-batu (yang menimpa mereka), kecuali keluarga Luth. Mereka Kami selamatkan sebelum fajar menyingsing, sebagai nikmat dari Kami. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur. Dan sesungguhnya dia (Luth) telah memperingatkan mereka akan azab-azab Kami, maka mereka mendustakan ancaman-ancaman itu. Dan sesungguhnya mereka telah membujuknya (agar menyerahkan) tamunya (kepada mereka), lalu Kami butakan mata mereka, maka rasakanlah azab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku. Dan sesungguhnya pada esok harinya mereka ditimpa azab yang kekal. Maka rasakanlah azab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku. Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al Quran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?” (QS. Al-Qamar : 33-40).

Siksaan tersebut bisa jadi menimpa orang beriman dan orang yang rusak sekaligus. Ingatlah,
وَاتَّقُوا فِتْنَةً لَا تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْكُمْ خَاصَّةً وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
“Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya”. (QS. Al-Anfal : 25).

Dalam Tafsir Ibnu Katsir, disebutkan keterangan mengenai ayat di atas. Ibnu ‘Abbas menyatakan, “Allah memerintahkan orang beriman untuk tidak mendiamkan kemungkaran begitu saja di tengah-tengah mereka karena azab tersebut bisa menimpa yang lainnya pula.”

Semoga Allah memberi taufik.

Muhammad Abduh Tuasikal  
---------------------------------------------------------------------
Referensi:
Qishash Al-Anbiya’. Cetakan pertama, tahun 1422 H. Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di. Penerbit Dar Ibnu Hazm.
Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim. Cetakan pertama, tahun 1431 H. Ibnu Katsir. Penerbit Dar Ibnul Jauzi.

Yang Tersisa Untuk Kita

Hari-hari telah berlalu.
Tahun demi tahun pun berlalu.
Yang tersisa hanyalah apa yang pernah kita amalkan pada waktu-waktu tersebut, amal kebajikan atau keburukan.
فَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ
 
وَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ

“Kemudian siapa saja yang melakukan kebaikan sebesar biji sawi ia akan menuai balasannya, begitupun bila ia melakukan keburukan sebesar biji sawi, ia pun akan menuai balasannya”. (QS. al-Zalzalah : 7,8)

Dr. Khalid Al Mushlih (Twitter : @Dr_almosleh) - Twit Ulama  

Alphonse Delacroix

Final Fantasy Tactics - The War of The Lions (ファイナルファンタジータクティクス 獅子戦争 Fainaru Fantajī Takutikusu Shishi Sensō). Alphonse Delacroix (アルフォンス・ドラクロワ - Arufonsu Dorakurowa), liege lord of Lionel and second in command to the High Confessor of the Church of Glabados. Alphonse Delacroix atau Cardinal Delacroix adalah ahli teologi dan ksatria mulia pada the Fifty Year's War, dan dia sangat dipuja oleh pengikutnya. The cardinal fused with Cúchulainn - one of the Lucavi demons of legend - and was searching for Zodiac stones as part of some vile plot.

—Chronicle Personae section, Final Fantasy Tactics - The War of The Lions (c) 1997, 2007 Square Enix Co., Ltd.

Do’a-do’a (22)

Ali r.a. berkata : Seorang budak mukatab berkata kepada saya : Saya tidak dapat membayar angsuran untuk memerdekakan diriku maka tolonglah bantu kepadaku? Jawab Ali : Sukakah saya ajarkan kepadamu beberapa kalimat yang telah diajarkan oleh Rasulullah s.a.w. kepadaku, kalau kau menanggung hutang sebesar gunung, niscaya Allah akan membayarnya daripadamu, bacalah : Allahummakfini bihalalika ‘an harami ka wa aghnini bifadlika amman siwaka. (Ya Allah cukupkan bagiku rizki yang halal daripada yang haram, (Jangan sampai termakan yang haram) dan kayakan saya dengan kurnia-Mu dari semua selain Kau). (HR. Attirmidzy).
----------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN II, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1979, halaman 374.

Takdir Pilihanmu Sendiri

Kehidupan ini adalah negeri ujian, di sinilah Allah menguji para hamba-Nya dengan kebaikan dan keburukan. Allah berfirman:
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ
“Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan hanya kepada Kamilah kamu akan dikembalikan”. (QS. Al-Anbiya’ : 35).

Sebagaimana Dia menciptakan kebaikan, Dia pulalah yang menciptakan keburukan. Segala sesuatu yang berada di dalam kerajaan-Nya tidak akan terjadi kecuali dengan izinNya. Sebagaimana difirmankan oleh Allah tabaraka wa ta’ala:
إِنَّا كُلَّ شَيْءٍ خَلَقْنَاهُ بِقَدَرٍ
“Sesungguhnya segala sesuatu Kami ciptakan sesuai takdirnya”. (QS. Al-Qamar : 49).

Imam Muslim meriwayatkan di dalam kitab Shahih beliau sebuah riwayat dari Thawus bahwasanya beliau mengatakan :
Aku menjumpai sekelompok sahabat Rasulullah dan mereka mengatakan bahwa segala sesuatu itu terjadi berdasarkan takdir. Aku pula mendengar Abdullah bin Amr mengatakan, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘Segala sesuatu itu terjadi berdasarkan takdir hingga orang yang lemah dan orang yang cerdas’.”

Hal ini tidak serta merta bermakna bahwa Allah mencintai keburukan-keburukan yang diciptakanNya, bahkan Allah benci pada keburukan. Oleh karena itu Allah melarang dan mengharamkan melakukan perbuatan keji baik lahir maupun batin. Allah berfirman:
قُلْ إِنَّمَا حَرَّمَ رَبِّيَ الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ وَالْإِثْمَ وَالْبَغْيَ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَأَنْ تُشْرِكُوا بِاللَّهِ مَا لَمْ يُنَزِّلْ بِهِ سُلْطَانًا وَأَنْ تَقُولُوا عَلَى اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ
“Katakanlah: ‘Tuhanku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang nampak ataupun yang tersembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan yang benar, (mengharamkan) mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan hujjah untuk itu dan (mengharamkan) mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui’”. (QS. Al-A’raf : 33).

Allah juga berfirman:
وَإِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً قَالُوا وَجَدْنَا عَلَيْهَا آبَاءَنَا وَاللَّهُ أَمَرَنَا بِهَا قُلْ إِنَّ اللَّهَ لَا يَأْمُرُ بِالْفَحْشَاءِ أَتَقُولُونَ عَلَى اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ
“Dan apabila mereka melakukan perbuatan keji, mereka berkata: ‘Kami mendapati nenek moyang kami mengerjakan yang demikian itu, dan Allah menyuruh kami mengerjakannya’. Katakanlah: ‘Sesungguhnya Allah tidak menyuruh (mengerjakan) perbuatan yang keji’. Mengapa kamu mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui?” (QS. Al A’raf : 28).

Allah ta’ala telah menciptakan manusia dan melengkapkannya dengan berbagai perangkat kepahaman seperti pendengaran, penglihatan, dan hati. Allah berfirman:
وَاللَّهُ أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لَا تَعْلَمُونَ شَيْئًا وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur”. (QS. An Nahl: 78).

Berdasarkan hal ini, manusia memiliki pilihan antara mengerjakan kebaikan atau kejahatan. Allah berfirman:
إِنَّا هَدَيْنَاهُ السَّبِيلَ إِمَّا شَاكِرًا وَإِمَّا كَفُورًا
“Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir”. (QS. Al Insan : 3).

Firman-Nya yang lain:

لِمَنْ شَاءَ مِنْكُمْ أَنْ يَسْتَقِيمَ
“(yaitu) bagi siapa di antara kamu yang mau menempuh jalan yang lurus”. (QS. At Takwir : 28).

Umumnya, musibah-musibah ini dengan mudah menimpa seseorang manakala dia banyak berbuat keji dan mencondongkan hatinya kepada hal-hal tersebut sehingga hatinya menjadi rusak, fitrahnya menjadi merosot, dan selalu menginginkan perbuatan keji. Dengan begitu, dia telah membuka pintu kejahatan bagi dirinya sendiri. Allah berfirman:
فَلَمَّا زَاغُوا أَزَاغَ اللَّهُ قُلُوبَهُمْ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ
“Maka tatkala mereka berpaling (dari kebenaran), Allah memalingkan hati mereka; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang fasik”. (QS. Ash Shaff : 5)

Allah juga berfirman:
فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ فَزَادَهُمُ اللَّهُ مَرَضًا
 “Di dalam hati mereka ada penyakit lalu Allah tambah penyakit mereka”. (QS. Al Baqarah : 10).

Selengkapnya di : muslim.or.id    

Minggu, 28 Februari 2016

Berpakaian yang Bagus dan Sederhana

Kita diperintahkan berpakaian sederhana, namun bukan berarti sengaja menampakkan diri miskin seperti tak punya apa-apa. Tetap menampakkan nikmat Allah yang telah diberikan, itu lebih baik dan Allah sangat suka dengan hal itu.
Meninggalkan Pakaian Bagus dalam Rangka Tawadhu’
Itu judul bab yang dibawakan oleh Imam Nawawi dalam Riyadhus Sholihin ketika membawakan hadits berikut ini.

Dari Mu’adz bin Anas, ia berkata,
مَنْ تَرَكَ اللِّبَاسِ تَوَاضُعًا لِلَّهِ وَهُوَ يَقْدِرُ عَلَيْهِ دَعَاهُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَى رُءُوسِ الْخَلاَئِقِ حَتَّى يُخَيِّرَهُ مِنْ أَىِّ حُلَلِ الإِيمَانِ شَاءَ يَلْبَسُهَا
“Barangsiapa yang meninggalkan pakaian (yang bagus) disebabkan tawadhu’ (merendahkan diri) di hadapan Allah, sedangkan ia sebenarnya mampu, niscaya Allah memanggilnya pada hari kiamat di hadapan segenap makhluk dan ia disuruh memilih jenis pakaian mana saja yang ia kehendaki untuk dikenakan”. (HR. Tirmidzi no. 2481 dan Ahmad 3: 439. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan).

Syaikh Muhammad bin Sholeh Al ‘Utsaimin rahimahullah ketika menerangkan hadits di atas dalam penjelasan kitab Riyadhus Sholihin karya Imam Nawawi, beliau berkata :
Jika seseorang berada di tengah-tengah orang yang hidupnya sederhana, maka janganlah ia berpenampilan terlalu mewah. Kalau ia mau mengambil sikap tawadhu’ (rendah diri), maka berpakaianlah seperti pakaian mereka. Biar hati mereka tidak merasa kerdil dan juga bukan tanda sombong. Inilah membuat seseorang mendapatkan pahala yang besar.
Namun jika seseorang berada di sekitar orang yang berpakaian bagus, maka lebih pantas ia memakai pakaian semisal mereka, karena Allah itu jamil (indah) dan menyukai suatu yang indah. Karena kalau seseorang berpakaian sederhana di tengah-tengah orang-orang yang berpakaian bagus, maka ia akan tampil beda. Jadi seseorang dalam berpakaian bisa menyesuaikan kondisi.

Intinya Syaikh Muhammad bin Sholeh Al ‘Utsaimin merinci menjadi dua :
  1. Jika seseorang melihat di sekelilingnya berpakaian sederhana, padahal ia mampu mengenakan pakaian yang bagus, maka berpakaian seperti itu adalah pahala yang besar.
  2. Jika seseorang melihat di sekitarnya berpakaian yang bagus, maka tidak mengapa ia memakai semisal itu pula.

Maksud Syaikh rahimahullah, berarti tidak selamanya memakai pakaian yang sederhana, namun melihat pada kondisi kapan dan di mana berpakaian. Lihat Syarh Riyadhus Sholihin, 4: 317-318.
Tidak Mesti Berpakaian Hina
Dari ‘Amr bin Syu’aib, dari ayahnya, dari kakeknya, ia berkata bahwa Rasulullah ﷺ bersabda,
إِنَّ اللَّهَ يُحِبَّ أَنْ يُرَى أَثَرُ نِعْمَتِهِ عَلَى عَبْدِهِ
“Sesungguhnya Allah suka melihat tampaknya bekas nikmat Allah kepada hamba-Nya”. (HR. Tirmidzi no. 2819 dan An Nasai no. 3605. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini shahih).

Syaikh Muhammad Al Utsaimin menerangkan bahwa hendaklah setiap orang bersederhana dalam setiap aktivitasnya. Hendaklah ia bersederhana dalam pakaian, makan, dan minum. Namun jangan sampai ia menyembunyikan nikmat Allah. Karena Allah amatlah suka jika melihat bekas nikmat pada hamba-Nya.
Jika nikmat tersebut berupa harta, maka Allah sangat senang jika hamba memanfaatkan nikmat tersebut untuk berinfak, bersedekah, dan menolong dalam kebaikan.
Jika nikmat tersebut berupa ilmu, maka Allah sangat senang jika ilmu tersebut diamalkan sehingga baik ibadah dan muamalahnya, juga ilmu tersebut disebar dengan dakwah dan mengajari orang lain.
Jika malah sebaliknya, saat Allah sudah memberikan nikmat harta sehingga mampu sebenarnya membeli pakaian, kok malah ia keluar di hadapan orang lain dalam keadaan fakir (seakan tak punya apa-apa). Ini hakekatnya menolak atau menentang nikmat Allah. Sama halnya jika orang diberi harta, lantas ia tidak memanfaatkannya untuk infak atau memenuhi kewajiban dari harta.
Begitu pula dengan nikmat ilmu, kalau tidak dimanfaatkan untuk menambah ibadah, khusu’ dalam ibadah atau baik dalam muamalah, atau tidak dimanfaatkan untuk mengajarkan orang lain, maka ini pun tanda menyembunyikan nikmat Allah. Lihat Syarh Riyadhus Sholihin, 4: 318-319.

Selanjutnya di Rumaysho.Com  

Sang Buron Hampir Tertangkap

Manga Gensō Suikoden III - The Successor of Fate. Malam hari di Kastil Budehuc. Hugo terus memikirkan tentang Pahlawan Api. True Fire Rune yang membuat pemiliknya tak bisa tua dan kemungkinan mereka masih hidup di suatu tempat. Dan Hugo terus berkhayal seandainya ia memiliki True Fire Rune, hingga kantuk menghentikan angannya. Pagi harinya Hugo berpamitan pada Thomas disamping sudah lama menginap, iapun berkeinginan mencari Pahlawan Api.
Belum berapa lama tiba-tiba Piccolo datang penuh gaduh menghadap Thomas dan mengatakan Pasukan Dewan Konselor Zexen sudah di depan gerbang benteng Kastil Budehuc, dan ingin menangkap Hugo. Kegaduhan itupun membuat Apple dan Caesar ingin tahu.
Sementara itu di luar gerbang benteng Cecile tengah berhadapan dengan pimpinan Pasukan Dewan Konselor Zexen. Sedangkan dari dalam rumah, Thomas berusaha menenangkan Sebastian, tentang resiko yang bakal dihadapi mereka bila ketahuan menyembunyikan Hugo. Ketika jalan keluar seperti buntu, Caesar memberikan penyegaran bahwa mereka harus menggunakan trik perang "Menyembunyikan pohon di tengah hutan". Agar Hugo tidak ketahuan harus disamarkan jadi prajurit musuh. Pilih prajurit yang terlihat bodoh dan membuatnya pingsan untuk meminjam seragamnya. Karena yang dibutuhkan cuma mengeluarkan Hugo tanpa ketahuan.
Disudut lain Juan berusaha memilih mangsa prajurit bodoh untuk dipinjam pakaian besinya. Setelah beberapa saat mengeledah tak juga ditemukan tanda-tanda keberadaan Hugo, akhirnya merekapun pergi meninggalkan Kastil Budehuc. (sumber : Manga Gensō Suikoden III - The Successor of Fate 3, karya Aki Shimizu; Kadokawa Corporation; Tokyo Japan 2002).

Sabtu, 27 Februari 2016

Jagalah Shalat

Shalat adalah ukuran dari kejujuran seseorang. Dengannya, hilanglah kegelapan (penghambaan) kepada Allah. Maka wajib atas kalian untuk menjaga Shalat. Jagalah Shalat dan perbaguslah dalam melaksanakannya!

Dr. Khalid Al Mushlih (@Dr_almosleh) - Twit Ulama 

Wiegraf Fulles

Final Fantasy Tactics - The War of The Lions (ファイナルファンタジータクティクス 獅子戦争 Fainaru Fantajī Takutikusu Shishi Sensō). Wiegraf Fulles (ウィーグラフ・フォルズ - Uīgurafu Foruzu) adalah pimpinan the Corpse Brigade, usianya 33 tahun. Sebagai anggota dari brigade teroris Gallionne. During the Fifty Year's War, the served as leader of the Dead Men, a company of volunteer soldiers assembled from the peasantry. Although they fought valiantly, the were no longer needed after Ivalice's defeat, and at war's end were summarily discarged without compensatin.
Sebagai pimpinan Corpse Brigade, Wiegraf Fulles used kidnapping and assassination in a campaign to free the comman people from the suffering imposed by the ruling classes. However, the Brigade was wiped out in a government counter attact. Wiegraf Fulles sudah tidak terlihat lagi sejak pertempuran di Ziekden.

—Chronicle Personae section, Final Fantasy Tactics - The War of The Lions (c) 1997, 2007 Square Enix Co., Ltd.

Do’a-do’a (21)

Abu Hurairah r.a. berkata : Adalah Rasulullah s.a.w. berkata : Allahumma a’udzu bika minal ju'ifa innahu bi’sadl-dlaji’i wa a’udzu bika minal khiyanati fa innaha bi’satil-bithonatu. (Ya Allah saya berlindung kepada-Mu dari kelaparan karena ia sebusuk-busuk kawan tidur, dan saya berlindung kepada-Mu dari khiyanat (cidera) karena ia sejahat-jahat kawan yang dekat). (HR. Abu Dawud).
----------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN II, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1979, halaman 373-374.

Beechum

Manga Gensō Suikoden III - The Successor of Fate. Beechum (Chiziku Star) adalah seorang prajurit veteran dari Karaya Village. Dia telah berjuang setidaknya sejak perang Persatuan Dunan, di mana ia mengingatkan Lucia untuk mundur selama pengepungan Angkatan Darat Unifikasi di Highland saat penyergapan Muse City. Selama waktu damai ia mengisi harinya dengan mempelajari seni Bonzai. Dia muncul lagi di peperangan Second Fire Bringer, masih berjuang untuk melindungi Lucia sang kepala suku.
Pasca ditenggelamkannya desa klan Duck dan bersatunya Grassland-Zexen dalam satu aliansi, keberadaanya sebagai bagian penting dalam tiap penyusunan rencana strategis pasukan dan konsolidasi kekuatan sangat dibutuhkan oleh aliansi tersebut.
Setelah Lucia mengundurkan diri sebagai kepala suku dan tugas diembankan kepada anaknya, Hugo. Beecham tetap setia sebagai asisten kepala suku yang baru. Dia memiliki bekas luka yang menonjol di wajahnya, yang ia dapatkan ketika ia menyelamatkan Lucia, yang dia anggap sebagai tanda kehormatan. (sumber : Suikosource dan Manga Gensō Suikoden III - The Successor of Fate karya Aki Shimizu, Kadokawa Corporation, Tokyo Japan 2002).

Jumat, 26 Februari 2016

Muallaf Pertama dari 623 Muallaf Az Zikra

Innaa lillaahi wa innaa ilaihi roojiuun, telah wafat bapak Fauzan 77 tahun, beliau muallaf pertama dari 623 muallaf Az Zikra. Kembali abang kisahkan perjalanan beliau meraih hidayah Allah.
SubhanAllah walhamdulillah sewaktu tinggal di Mampang Depok, abang bersahabat dengan Pak Frez dari tahun 1998.
Beliau tetangga abang keturunan Belanda Menado. Umur beliau kurang lebih 60-an. Hampir setiap minggu beliau ke gereja dengan memegang Al-Kitab, abang dan kadang beliau lebih dulu menyapa, “selamat pagi pak ustadz”, “selamat pagi pak Frez”.
Karena sering menyapa kami pun semakin akrab walau berbeda keyaqinan. Saat beliau sakit, abang kunjungi beliau apalagi saat rumah beliau kena angin Puting Beliung, alhamdulillah abang dan jamaah mesjid membantu renovasi hingga selesai.
Beliau punya istri dan putra putri aktivis gereja. Oto gitaris gereja dan Ana vokalis gereja. Abang sering lihat dan dengar langsung saat latihan untuk acara gereja.

Beliau selalu mengucapkan selamat saat Hari Lebaran Idul Fitri dan Idul Adha. Sementara abang tidak pernah mengucapkan Hari Besar agama beliau. Abang sampaikan ke beliau, “maaf pak Frez yang baik, keyaqinan kami melarang mengucapkan selamat Hari Besar agama selain yang kami yaqini tetapi kami wajib menghormati keyaqinan yang berbeda dengan kami.
Arifin sangat senang bersahabat dengan pak Frez. Beliaupun diam-diam mulai mempelajari Islam dari banyak buku dan sikap abang yang saat itu abang sudah dikenal sebagai guru di Depok.
Suatu saat beliau ke rumah abang dan saat itu turun hujan lebat, abangpun mengantarkan beliau ke rumah beliau. Di mobil abang sentuh, abang pegang tangan beliau, dihati abang berdoa, “Ya Allah hamba sayang dengan pak Frez, Ya Haadi, duhai Pemilik hidayah, berilah beliau hidayah-Mu”, sambil menatap wajah beliau dengan kasih sayang. Seturun beliau dari mobil, abang menangis.
Saat ahad majlis zikir berlangsung secara khusus abang berdoa untuk beliau. Alhamdulillah senin pagi tahun 2002 sepulang dari mesjid, pak Frez menunggu abang di rumah. Dengan baju batik kuning, celana panjang hitam dan berpeci hitam, beliau sudah di halaman rumah abang. Setelah saling sapa, beliau berkata dengan terbata bata, “Pak ustadz yang mulia, bimbing saya masuk Islam”.
Allahu Akbar, abang terdiam lalu langsung memeluk beliau. Kamipun menangis, istri abangpun yang menyaksikan menangis. Lalu beliaupun mengucapkan syahadat dalam bimbingan abang. Kemudian menyatakan keislaman beliau di depan jamaah zikir Depok.
Abang beri nama beliau Muhammad Fauzan, diikuti istri dan putra-putri beliau masuk Islam. Istri beliau dengan nama Halimah, Oto dengan nama Muhammad Zaka Ilham dan Ana dengan nama Ana Fathimah Alkhoiri.
Abang ajak beliau umroh dan kami pun mencium Hajar Aswad dan menangis bersama di depan Ka’bah. Beliau kini sudah menghadap Allah lebih dulu.
Foto bersama almarhum Muhammad fauzan, putra beliau Muhammad Zaka Ilham dan para sahabat tercinta.
Allahumma ya Allah ampunilah seluruh dosa almarhum, maafkan seluruh kesalahan almarhum, muliakanlah kehadiran almarhum di Alam Barzah, dan jadikanlah kuburan almarhum Taman diantara Taman SyurgaMu...aamiin.

K. H. Muhammad Arifin Ilham 

Manusia itu Lemah dan Terbatas

Setiap dari kita tentu punya hajat, sayangnya tak semua dari kita pandai menempatkan kepada siapa kita meminta agar hajat kita dipenuhi. Ada diantara kita yang meminta dan berharap pada manusia, ada yang malah setengah memaksa dalam meminta-minta, atau yang terburuk, menyakiti dalam meminta. Padahal manusia itu lemah dan terbatas, setiap manusia juga punya keperluan, dan keperluan itu takkan habis dipenuhi, hingga ia selalu merasa kurang. Aneh, kita meminta urusan dunia pada manusia, sementara dunia ini tidak pernah menjadi milik manusia, padahal milik Allah ta'ala segala yang ada di langit dan bumi.

Memintalah pada Allah jangan pada manusia, berharaplah pada Allah bukan pada manusia. Dan sebaik-baik pinta pada Allah adalah ampunan dan ridha-Nya, tapi kalaupun meminta Allah soal hajat dunia, itupun tak dilarang. Bangunlah di sepertiga malam dan adukan semuanya pada Allah, memintalah kepada-Nya di saat banyak manusia tidur. Nabi ﷺ bersabda, "Di malam hari terdapat suatu saat yang tidaklah seorang muslim memanjatkan doa pada Allah berkaitan dengan dunia dan akhiratnya bertepatan dengan saat tersebut melainkan Allah akan memberikan apa yang ia minta. Hal ini berlaku setiap malam". (HR Muslim).

Tiap malam Allah ta'ala tawarkan kepada kita untuk meminta, tiap malam Allah ta'ala tunggu doa kita untuk Dia kabulkan, tiap malam Allah ta'ala tebarkan ampunan bagi yang meminta pada-Nya, yang perlu kita lakukan hanya berserius dan bersungguh-sungguh, istiqomah dalam meminta.
Nabi ﷺ juga mengingatkan kabar gembira, "Rabb kita tabaroka wa ta’ala turun setiap malam ke langit dunia hingga tersisa 1/3 malam terakhir, lalu Dia berkata: ‘Siapa yang berdoa pada-Ku, aku akan memperkenankan doanya. Siapa yang meminta pada-Ku, pasti akan Kuberi. Dan siapa yang meminta ampun pada-Ku, pasti akan Kuampuni’". (HR Bukhari Muslim).

MasyaAllah, masihkah kita sia-siakan malam-malam kita itu dengan tidur pulas semalaman? Seriuskah kita dengan apapun yang kita inginkan? (Ustadz Felix Siauw).

Kamis, 25 Februari 2016

Ahli Surgakah Yahudi ?

Di dalam al-Qur'an surat al-Baqarah (2) : 94, Allah ta'ala memerintahkan Rasul-Nya untuk menantang orang-orang yahudi dalam firman-Nya :

قُلْ إِن كَانَتْ لَكُمُ الدَّارُ الْءَاخِرَةُ عِندَ اللَّـهِ خَالِصَةً مِّن دُونِ النَّاسِ فَتَمَنَّوُا۟ الْمَوْتَ إِن كُنتُمْ صٰدِقِينَ
Katakanlah; "Jika kamu (menganggap bahwa) negeri akhirat (surga) khsus untukmu disisi Allah, bukan untuk orang lain, maka inginkanlah kematian jika kamu orang-orang yang benar". (94)

Asbabun Nuzul
Dalam suatu riwayat dari Abil 'Aliah dikemukakan bahwa kaum yahudi berkata : "Tidak akan masuk surga kecuali penganut agama yahudi". Maka Allah menurunkan ayat ini (QS. 2 : 94) sebagai sindiran kepada orang-orang yang mengaku-ngaku ahli surga. (HR. Ibnu Jarir)

Tafsir Ayat
QS. 2 : 94. "Katakanlah; "Jika kamu (menganggap bahwa) negeri akhirat (surga) khsus untukmu disisi Allah, bukan untuk orang lain, maka inginkanlah kematian jika kamu orang-orang yang benar"". Karena orang-orang yahudi sudah yakin bahwa mereka telah disediakan tempat yang mulia di akhirat, melebihi segala manusia di dunia ini, apalah artinya dunia. Bukankah orang lain takut mati menghadapi maut karena keyakinan itu. Keberanian menghadapi maut adalah bukti yang terang atas adanya keyakinan itu.
---------------
Bibliography :
Tafsir Al-Azhar Juzu' 1, Prof Dr. Haji Abdulmalik Abdulkarim Amrullah (Hamka), diterbitkan oleh Yayasan Nurul Islam, cetakan ke-empat 1981, halaman 329. 
Asbabun Nuzul, KH Qomaruddin, Penerbit CV. Diponegoro Bandung, Cetakan ke-5, 1985, halaman 29.
Al Qur'an Terjemahan Indonesia, Tim DISBINTALAD (Drs. H.A. Nazri Adlany, Drs. H. Hanafie Tamam dan Drs. H.A. Faruq Nasution); Penerbit P.T. Sari Agung Jakarta, cetakan ke tujuh 1994, halaman 26.

Agrias Oaks

Final Fantasy Tactics - The War of The Lions (ファイナルファンタジータクティクス 獅子戦争 Fainaru Fantajī Takutikusu Shishi Sensō). Agrias Oaks (アグリアス・オークス - Aguriasu Ōkusu) berusia 23 tahun. A noble and fiercely loyal female knight serving in the Lionguard, the crown's personal shields. Tensions between Duke Larg and Gultanna after the death of Ondoria III led to fears for Princess Ovelia's safety, and the Council dispatched Lady Agrias to Orbonne Monastery as a guard. She ympatizeg with the princess for having to live a sequestered life.

—Chronicle Personae section, Final Fantasy Tactics - The War of The Lions (c) 1997, 2007 Square Enix Co., Ltd.

Do’a-do’a (20)

Anas r.a. berkata : Adalah Nabi s.a.w berdo’a : Allahumma inni a’udzu bika minal baroshi wal jununi wal judzami wa sayyi'il asqami. (Ya Allah saya berlindung kepada-Mu dari penyakit belang dan gila dan kusta dan busuknya penyakit). (HR. Abu Dawud).
----------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN II, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1979, halaman 373.

Pengertian Syafa'at

Secara bahasa, syafa'at berasal dari akar kata syafa'a yang artinya menggenapkan sesuatu yang ganjil, (Lisanul 'Arab, Ibnu Munzhur, 8/183). Adapun yang dimaksud dengan syafa'at secara istilah syari'at adalah menjadikan seseorang sebagai perantara untuk menggapai kemanfaatan atau menolak marabahaya. Contoh perantara untuk menggapai manfaat adalah syafa'at Nabi ﷺ kepada orang yang berhak masuk surga untuk memasukinya dan contoh perantara untuk menolak marabahaya adalah syafa'at Rasul ﷺ kepada orang yang berhak masuk neraka untuk tidak memasukinya, (Al-Qaulul Mufid, Ibnu Utsaimin, 1/213).
----------------------
Hafidz Al-Musthafa, Buletin Dakwah Islam Al-Furqon, Tahun ke-9, volume 2 nomor 1, halaman 1.

Rabu, 24 Februari 2016

LGBT Ingin Dihidupkan Lagi Oleh Mereka

Dahulu hubungan seksual itu dengan lawan jenis ... Itu normalnya dan wajarnya. Bukan SSA = same sex attraction.
Datanglah kaum homo yang buat keanehan di masa silam, dan itu bentuk kemungkaran seksual yang pernah terjadi mulai dari masa Nabi Luth, tidak ada sebelumnya.
لُوطًا إِذْ قَالَ لِقَوْمِهِ أَتَأْتُونَ الْفَاحِشَةَ مَا سَبَقَكُمْ بِهَا مِنْ أَحَدٍ مِنَ الْعَالَمِينَ 

 إِنَّكُمْ لَتَأْتُونَ الرِّجَالَ شَهْوَةً مِنْ دُونِ النِّسَاءِ بَلْ أَنْتُمْ قَوْمٌ مُسْرِفُونَ
“Dan (Kami juga telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia berkata kepada mereka: “Mengapa kamu mengerjakan perbuatan faahisyah itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun (di dunia ini) sebelummu?” Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsumu (kepada mereka), bukan kepada wanita, malah kamu ini adalah kaum yang melampaui batas”. (QS. Al A’rof : 80-81).
أَتَأْتُونَ الذُّكْرَانَ مِنَ الْعَالَمِينَ

 وَتَذَرُونَ مَا خَلَقَ لَكُمْ رَبُّكُمْ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ بَلْ أَنْتُمْ قَوْمٌ عَادُونَ 

“Mengapa kamu mendatangi jenis lelaki di antara manusia, dan kamu tinggalkan isteri-isteri yang dijadikan oleh Tuhanmu untukmu, bahkan kamu adalah orang-orang yang melampaui batas”. (QS. Asy Syu’aro : 165-166).

Namun bentuk faahisyah ini ingin dihidupkan lagi oleh para pendukung LGBT dan liberalis dengan mengatasnamakan HAM.

HAM lagi-lagi HAM ...
Seandainya para pelaku Homo dan Lesbi itu mati berpenyakit (AIDS misalnya), lalu mereka di antara kaum muslimin, emang pendukung HAM dan kaum liberal mau ambil peduli?

Moga pembela HAM bisa mikir, kalau masih bisa berpikir ...
Jangan bela cinta yang aneh-aneh

Wallahu yahdiik.

Muhammad Abduh Tuasikal 

Selasa, 23 Februari 2016

Do'a yang Tidak Sopan

Ada do'a yang lebih patut kita sambut dengan istighfar daripada mengucapkan "aamiin". Ada do’a yang kita lebih layak kita tangisi dengan tangisan risau daripada kita sambut dengan pengharapan. Kita memohon ampun kepada Allah Jalla wa ‘Ala atas do’a-do’a tersebut. Do'a apakah itu? Dialah do'a yang tidak sopan.
Do'a seperti apa yang tidak sopan itu? Ia berdo'a, tapi meninggalkan sikap tadharru'  (merendahkan diri) di hadapan Allah Ta'ala. Ia berbangga diri. Atau ia  membanggakan orang-orang yang hadir mengaminkan do'anya atau salah satu  di antara yang hadir. Padahal semestinya semua tunduk merendah di hadapan Allah ‘Azza wa Jalla memohon karunia-Nya.
"Ya Allah.... Hari ini kami  berkumpul di sini, Ya Allah... Dari kader-kader terbaik di antara  orang-orang pilihan untuk mengikuti serangkaian workshop. Mereka inilah  agen-agen perubahan yang akan menolong generasi penerus agama-Mu, ya  Allah..."
Do'a seperti apa yang tidak sopan itu? Ia berdo'a, tapi meninggalkan adab-adab dalam berdo’a. Ia meminta kepada Allah Yang Maha Mengetahui, tetapi kepada-Nya ia bersikap seolah lebih mengetahui atau bahkan serasa memberi kuliah. Ia memohon kepada Allah Yang Maha Besar, tetapi ke hadapan-Nya ia meninggikan dan membesarkan orang-orang yang hadir. Ini misalnya yang kerap terjadi dalam berbagai seminar maupun acara-acara formal, semisal:
"Ya Allah, sesungguhnya di dalam riset terbaru telah ditunjukkan..."
Atau:
"Ya  Allah... limpahkanlah ilmu kepada kami. Mampukanlah kami menyerap semua  yang disampaikan oleh narasumber kami, seorang pakar kaliber nasional..."
Inilah do’a yang meninggikan diri. Padahal seharusnya kita menundukkan hati dan kesempurnaan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Mengetahui. Tak patut membangga-banggakan pakar kaliber nasional di hadapan Dzat yang menguasai langit dan bumi. Justru kita mengakui sekaligus teramat patut menunjukkan pengakuan bahwa Allah Ta’ala lebih mengetahui tentang kita daripada diri kita sendiri. Sungguh, Allah Maha Bijaksana.
Dari Abu Musa al-Asy’ari, dari Nabi ﷺ bahwa beliau senantiasa berdo’a dengan do’a berikut :

اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِيْ خَطِيْئَتِي وَجَهْلِيْ وَإِسْرَافِيْ فِي  أَمْرِيْ، وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّيْ، الَلَّهُمَّ اغْفِرْ لِيْ  جِدِّيْ وَهَزْلِيْ وَخَطَئِيْ وَعَمْدِيْ وَكُلُّ ذَلِكَ عِنْدِيْ،  الَلّهُمَّ اغْفِرْ لِي مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ وَمَا أَسْرَرْتُ  وَمَا أَعْلَنْتُ وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّيْ، أَنْتَ الْمُقَدِّمُ  وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ وَأَنْتَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
“Ya Allah, berikanlah ampunan kepadaku atas kesalahan-kesalahanku,  kebodohanku, serta sikap berlebihanku dalam urusanku dan segala sesuatu yang Engkau lebih mengetahuinya daripada diriku.
Ya Allah, berikanlah  ampunan kepadaku atas keseriusanku dan candaku, kekeliruanku dan  kesengajaanku, semua itu ada pada diriku. Ya Allah, berikanlah ampunan  kepadaku atas apa-apa yang telah aku lakukan dan yang belum aku lakukan,  apa-apa yang aku sembunyikan dan yang aku tampakkan, serta apa-apa yang Engkau lebih mengetahui daripada aku. Engkaulah Yang Maha Mendahulukan (hamba kepada rahmat-Mu) dan Yang Maha Mengakhirkan. Engkaulah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu”
. (HR. Bukhari dan Muslim).

Apa pelajaran yang dapat kita petik dari do’a yang senantiasa dimohonkan oleh Rasulullah ﷺ tersebut? Sikap tadharru’; merendahkan diri di hadapan Allah ‘Azza wa Jalla seraya mengakui keagungan-Nya. Dan ini merupakan adab berdo’a yang sangat penting. Bukan meninggi-ninggikan diri, bukan bersikap seolah memiliki pengetahuan yang sempurna di hadapan Allah Ta’ala.
Miris sekali rasanya mendapati betapa semakin banyak orang-orang yang berdo’a tanpa menjaga adabnya kepada Allah Rabbul ‘Alamin. Terlebih jika yang melakukannya justru mereka yang disangka sangat memahami agama, atau memang sungguh memahami agama, tetapi ia melalaikan adab kepada-Nya. Lebih parah lagi jika disertai musik Kitaro hanya karena ingin membangkitkan kesan mendalam pada diri orang-orang yang hadir untuk mengaminkan do’anya.
Inilah di antara do'a sangat tidak sopan yang kadang saya temui di berbagai forum. Saya tidak menyebut contoh secara persis. Tapi kandungan maknanya  serupa atau mendekati itu. Sebagiannya bahkan diiringi musik semenjak tukang do'a beranjak menuju mimbar, selama berdo'a hingga kembali ke  tempat duduk. Semakin lengkap ketidaksopanan itu manakala demi terdengar indah, ia memaksakan diri bersanjak-sanjak dalam berdo’a sehingga mengabaikan makna, melalaikan apa yang sesungguhnya ingin dimintakan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Tidak jarang, iringan musik ini mengikuti lantunan do’a dengan suara yang dikeras-keraskan. Sungguh, sangat berbeda orang yang menggunakan pengeras suara sekedar agar yang paling belakang mendengarkan suaranya dengan orang yang mengeras-ngeraskan suaranya agar menimbulkan efek yang dramatis. Yang pertama, ia tetap dapat melantunkan do’a dengan merendahkan dirinya di hadapan Allah Ta’ala seraya bersuara dengan lembut. Sementara yang kedua, ia mengeras-ngeraskan suara demi mengaduk-aduk emosi pendengarnya. Mungkin di antara hadirin ada yang menangis, tetapi ini bukanlah khusyuk. Bukan tunduknya hati. Ini sekedar emosi yang meledak-ledak, teraduk-aduk.
Marilah sejenak kita ingat seruan Allah ‘Azza wa Jalla terhadap kita tatkala berdo’a kepada-Nya :

ادْعُوا رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً إِنَّهُ لاَيُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ
“Berdo'alah kepada Rabbmu  dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas”. (QS. Al-A’raf, 7: 55). 

Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Urwah bin Zubair --seorang tabi’in-- dan berbagai kalangan ulama menyatakan bahwa yang dimaksud dengan melampaui batas ialah bersanjak-sanjak dalam berdo’a. Ibnu Juraij menyatakan, “Di antara bentuk pelanggaran adalah meninggikan  suara, panggilan, do`a dan teriakan. Padahal, mereka diperintahkan untuk tunduk dan merendahkan diri.”
Nabi ﷺ mengingatkan :

يَا أَيُّهَا النَّاسُ ارْبَعُوا عَلَى أَنْفُسِكُمْ  فَإِنَّكُمْ لاَ تَدْعُونَ أَصَمَّ وَلاَ غَائِبًا إِنَّهُ مَعَكُمْ  إِنَّهُ سَمِيعٌ قَرِيبٌ
“Wahai manusia, kasihanilah diri kalian. Sesungguhnya kalian  tidak menyeru Dzat yang tuli dan tidak ada. Sesungguhnya Allah bersama kalian. Dia Maha mendengar lagi Maha dekat”. (HR. Bukhari).

Kacau Makna Karena Rima
Di antara do’a yang tidak sopan adalah, seseorang memohon kepada Allah Ta’ala tanpa mendahuluinya dengan pepujian kepada-Nya serta permohonan ampunan. Padahal lapang waktunya, panjang masanya. Bukan ucapan do’a spontan saat bertemu seseorang, lalu mendo’akannya. Bukan do’a saat hendak makan. Tetapi ini do’a yang dilantunkan seusai shalat.
Termasuk yang tidak sopan adalah do’a yang disusun sendiri, tetapi kacau makna karena mementingkan rima, mengutamakan keindahan. Atau ia memaksakan diri dalam berdo’a agar sesuai dengan acara yang untuk itu ia diminta memimpin do’a. Ia menghindari ittiba’ (meneladani, mengikuti Rasulullah ﷺ), lalu merangkai kalimat yang tak jelas maknanya.
Do’a jenis ini, misalnya (sekedar menyebut contoh) :
“Ya Allah Yang Maha Kuasa, usai sudah paparan yang kita semua telah mendengarnya dengan seksama. Berat rasanya tugas sebagai orangtua di tengah tantangan yang semakin menggila. Maka, dengarkanlah do’a-do’a hamba yang masih setia untuk berkumpul bersama.
Ya Allah Yang Maha Bijaksana, semoga anak-anak kita menjadi anak-anak yang cerdas dan memiliki karakter luar biasa....”
Ini hanyalah sekedar contoh do’a yang sangat tidak sopan. Mungkin yang memimpin do’a inginnya turut menasehati para peserta, tetapi ia lalai memasukkannya ke dalam do’a. Tanpa sadar ia melakukan kesalahan yang sangat fatal, sekurangnya pada dua perkara. Pertama, penggunaan kata kita yang dalam bahasa Indonesia berarti melibatkan pihak pertama dan pihak kedua yang dalam hal do’a berarti Allah Ta’ala. Ini berbeda dengan kata kami yang merupakan kata ganti orang pertama jamak. Kesalahan fatal ini terjadi karena yang memimpin do’a bersikap takalluf (memaksakan diri). Kedua, sangat tidak tepat menggunakan kata semoga saat berdo’a kepada Allah Ta’ala. Seharusnya ia memohonkan pinta kepada Allah ‘Azza wa Jalla, semisal, “Ya Allah, berikanlah kepada kami....”
Jika kita mengatakan kepada seseorang, “Semoga rezekimu barakah”, maka kita sesungguhnya sedang mengharapkan pertolongan Allah Ta’ala agar menjadikan rezeki orang tersebut barakah. Lalu, kalau kita berbicara kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala saat berdo’a dengan mengatakan “semoga”, kepada siapakah sesungguhnya kita berharap.

Memaksakan Kehendak
Penyebab lain munculnya do’a yang tidak sopan adalah seseorang memaksakan kehendak dikarenakan ia lebih memuliakan hawa nafsunya, lebih meyakini hasratnya, dibanding sifat bijaksana Allah ‘Azza wa Jalla. Ia memaksakan kehendak, padahal ia tak berdaya. Ia memaksakan keinginan, padahal ia sedang berhadapan dengan Allah Rabbul ‘Alamin.
Di antara mereka ada yang berdo’a :
“Ya Allah, jadikan ia pendamping hidupku. Jika ia bukan jodohku, jodohkanlah denganku. Jika ia jodohku, segerakanlah. Jika masih jauh, dekatkanlah”.
Do’a yang sangat tidak sopan semacam itu, bahkan untuk bercanda pun tidak baik. Sebab ia berkaitan dengan adab kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Apalah artinya ia menjadi jodoh, jika Allah Ta’ala jauhkan barakah darinya. Sungguh, jalan barakah itu ada ilmunya, ada adabnya.
Astaghfirullah... Semoga Allah Ta’ala mengampuni kita semua. Semoga kita terjauhkan dari do’a-do’a yang tidak sopan. Sudah saatnya kita mempelajari agama kita dari sumber agama kita sendiri.

Mohammad Fauzil Adhim 

Goffard Gaffgarion

Final Fantasy Tactics - The War of The Lions (ファイナルファンタジータクティクス 獅子戦争 Fainaru Fantajī Takutikusu Shishi Sensō). Goffard Gaffgarion (ガフ・ガフガリオン - Gafu Gafugarion) seorang sellsword yang direkomendasikan komandan the Northern Sky untuk melindungi atau mengawal Princess Ovelia menuju Istana Eagrose. He once served as a division commander un the order of the Eastern Sky in the Fifty Year's War. But at war's end. Gaffgarion was explled from the order as result of the barbarism of the methods he employed to ensure victory. Pada misi pengawalan Princess Ovelia menuju Istana Eagrose, Goffard Gaffgarion adalah sekutu yang hebat, tetapi saat memasuki Istana Lionel ia berubah menjadi musuh yang tangguh.

—Chronicle Personae section, Final Fantasy Tactics - The War of The Lions (c) 1997, 2007 Square Enix Co., Ltd.

Do’a-do’a (19)

Syakal bin Humaid r.a. berkata: Ya Rasulullah ajarkanlah kepadaku do’a. Bersabda Nabi s.a.w. bacalah : Allahumma inni a’udzu bika min syarri sam’i wamin syarri bashori wamin syarri lisani wamin syarri qalbi wamin syarri maniyyi. (Ya Allah saya berlindung kepada-Mu dari bahaya pendengaranku, dan dari bahaya penglihatanku dan dari bahaya lidahku dan dari bahaya hatiku dan dari bahaya kemaluanku). (HR. Abu Dawud dan Attirmidzy).
----------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN II, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1979, halaman 373.

Senin, 22 Februari 2016

Kosongkan Benteng

Strategi Kalah, Strategi 32 Seni Perang Sun Tzu. Kosongkan benteng (Kong Cheng Ji) / Jebakan psikologis, benteng yang kosong akan membuat musuh berpikir bahwa benteng tersebut penuh dengan jebakan. Ketika musuh kuat dalam segi jumlah dan situasinya tidak menguntungkan bagi diri anda, maka tanggalkan seluruh muslihat militer dan bertindaklah seperti biasa. Jika musuh tidak mengetahui secara pasti situasi anda, tindakan yang tidak biasanya ini akan meningkatkan kewaspadaan. Dengan sebuah keberuntungan, musuh akan mengendorkan serangan. (sumber : wikipedia dan Pandangan Kafy).

Hamas Temukan Alat yang Digunakan ‘Israel’ Lacak Terowongan Gaza

LONDON, Ahad (Middle East Monitor): Wakil Kepala Maktab Siyasi Hamas, Ismail Haniyah, Jum’at lalu mengumumkan bahwa sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam, telah menemukan alat elektronik yang digunakan penjajah Zionis untuk melacak terowongan-terowongan di perbatasan. Demikian laporan Huffington Post. Haniyah mengungkapkan hal itu saat menyampaikan khutbah Jum’at di masjid dekat rumahnya di kamp pengungsi Al-Shati di wilayah yang terkepung. Penemuan alat-alat itu, katanya, sekitar 10 hari lalu.
Menurut penjajah Zionis, Hamas terus menggali terowongan-terowongan di sepanjang perbatasan Gaza yang akan digunakan untuk melakukan penyerangan. Namun, Hamas mengatakan bahwa terowongan-terowongan itu untuk pertahanan diri dan tidak akan digunakan untuk melakukan serangan terhadap siapapun.
Mengomentari pembahasan mengenai pemulihan hubungan antara Turki dan ‘Israel’, Haniyah mengatakan bahwa pemerintah di Ankara telah membuat perkembangan perihal isu pelabuhan yang layak bagi Jalur Gaza. Seperti diketahui, Selasa lalu pejabat Turki menyatakan bahwa Turki dan ‘Israel’ hampir mencapai kesepakatan untuk memulihkan hubungan diplomatik.
Hubungan Turki dan ‘Israel’ memburuk setelah penjajah Zionis menyerang armada Turki yang membawa bantuan kemanusiaan ke Gaza. Sembilan warga Turki tewas dalam serangan di atas kapal Mavi Marmara dan korban kesepuluh meninggal dunia pada tahun 2014 akibat luka-luka yang dideritanya.
Turki bersikeras ‘Israel’ harus mencabut blokade atas Gaza sebagai salah satu dari tiga syarat utama untuk mengatasi kebuntuan hubungan diplomatik mereka. Ini mungkin bisa dicapai dengan membangun sebuah pelabuhan yang akan digunakan warga Palestina di Gaza sebagai jendela menuju dunia luar bagi para penumpang dan muatan barang.* (Middle East Monitor | Sahabat Al-Aqsha

Ayat Yang Bisa Mebuatmu Menangis

Ayat ini jika terus direnungkan pasti akan membuat seseorang meneteskan air mata. Kalau keadaan hati seseorang masih lembut, maka ia akan mudah menangis karena merenung akan dosa dan kesalahan yang ia perbuat.
Coba renungkan baik-baik,

وَوُضِعَ الْكِتَابُ فَتَرَى الْمُجْرِمِينَ مُشْفِقِينَ مِمَّا فِيهِ وَيَقُولُونَ يَا وَيْلَتَنَا مَالِ هَذَا الْكِتَابِ لَا يُغَادِرُ
 صَغِيرَةً وَلَا كَبِيرَةً إِلَّا أَحْصَاهَا وَوَجَدُوا مَا عَمِلُوا حَاضِرًا وَلَا يَظْلِمُ رَبُّكَ أَحَدًا
“Dan diletakkanlah kitab, lalu kamu akan melihat orang-orang bersalah ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata : “Aduhai celaka kami, kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia mencatat semuanya; dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada (tertulis). Dan Tuhanmu tidak menganiaya seorang juapun”. (QS. Al-Kahfi : 49).

Dalam Tafsir Al-Jalalain (hal. 310) disebutkan,
وَوُضِعَ الكتاب } كتاب كل امرىء في يمينه من المؤمنين ، وفي شماله من الكافرين { فَتَرَى المجرمين } الكافرين { مُشْفِقِينَ } خائفين { مِمَّا فِيهِ وَيَقُولُونَ } عند معاينتهم ما فيه من السيئات { يَا } للتنبيه { ويْلَتَنَا } هلكتنا وهو مصدر لا فعل له من لفظه { مَالِ هذا الكتاب لاَ يُغَادِرُ صَغِيرَةً وَلاَ كَبِيرَةً } من ذنوبنا { إِلاَّ أَحْصَاهَا } عدّها وأثبتها؟ تعجبوا منه في ذلك { وَوَجَدُواْ مَا عَمِلُواْ حَاضِرًا } مثبتاً في كتابهم { وَلاَ يَظْلِمُ رَبُّكَ أَحَدًا } لا يعاقبه بغير جرم ولا ينقص من ثواب مؤمن
“Diletakkan kitab setiap orang beriman di sisi kanannya dan orang kafir di sisi kirinya. Orang-orang kafir akhirnya melihat dan merasa ketakutan terhadap apa yang tertulis dalam kitab catatan amal tersebut. Ketika mereka melihat dosa-dosa mereka, mereka berkata, “Celakalah kami.” Kitab apakah ini yang tidak meninggalkan catatan dosa yang kecil maupun yang besar, semuanya benar-benar tercatat? Mereka pun dapati bahwa semuanya tercatat dalam kitab tersebut. Allah tidak memberi hukuman kepada mereka yang penuh dosa secara zalim. Untuk orang-orang beriman pun tak mungkin dikurangi pahala mereka”.

Imam Asy-Syaukani berkata dalam kitab tafsirnya Fathul Qadir (3: 404),
أي شيء له لا يترك معصية صغيرة ولا معصية كبيرة إلا حواها وضبطها وأثبتها
“Tidak ditinggalkan maksiat kecil maupun besar melainkan tercatat dalam kitab catatan amal tersebut”.

Hati yang lembut akan terenyuh karena merasa penuh kekurangan. Itulah sifat orang beriman sebagaimana disebutkan dalam ayat,
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آَيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal”. (QS. Al-Anfaal : 2).

Semoga dengan merenungkan ayat di atas kita semakin mudah menjauhi maksiat. Karena ingatlah semuanya akan tercatat.

Channel Telegram @RumayshoCom
Copas dari ; facebook rumaysho

Minggu, 21 Februari 2016

Syubhat, Jangan Biarkan Terjerumus ke Dalamnya

Di dalam kehidupan ini, tidak hanya ada halal dan haram yang sudah jelas diketahui. Syubhat atau sesuatu yang samar-samar pun ada. Dan inilah yang membuat banyak orang terjerumus ke dalamnya. Tak lama kemudian mengantarkan mereka kepada perkara yang haram yang sudah jelas diketahui dan dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya.
Keadaan ini menuntut kita untuk lebih berhati-hati terhadap perkara yang masih samar dan belum jelas antara halal dan haram.
Pembahasan mengenai halal, haram dan syubhat terdapat dalam hadits Rasulullah ﷺ, beliau bersabda,
إِنَّ الْحَلاَلَ بَيِّنٌ وَإِنَّ الْحَرَامَ بَيِّنٌ وَبَيْنَهُمَا أُمُوْرٌ مُشْتَبِهَاتٌ لاَ يَعْلَمُهُنَّ كَثِيْرٌ مِنَ النَّاسِ، فَمَنِ اتَّقَى  الشُّبُهَاتِ فَقَدْ اسْتَبْرَأَ لِدِيْنِهِ وَعِرْضِهِ، وَمَنْ وَقَعَ فِي الشُّبُهَاتِ وَقَعَ فِي الْحَرَامِ، كَالرَّاعِي يَرْعىَ حَوْلَ الْحِمَى يُوْشِكُ أَنْ يَرْتَعَ فِيْهِ، أَلاَ وَإِنَّ  لِكُلِّ مَلِكٍ حِمًى أَلاَ وَإِنَّ حِمَى اللهِ مَحَارِمُهُ أَلاَ وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ   مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ  أَلاَ وَهِيَ الْقَلْبُ

Sesungguhnya yang halal itu jelas dan yang haram itu jelas. Di antara keduanya terdapat perkara-perkara yang syubhat (samar-samar) yang tidak diketahui oleh orang banyak. Maka siapa yang takut terhadap syubhat berarti dia telah menyelamatkan agama dan kehormatannya. Dan siapa yang terjerumus dalam perkara syubhat, maka akan terjerumus dalam perkara yang diharamkan. Sebagaimana penggembala yang menggembalakan hewan gembalaannya di sekitar (ladang) yang dilarang untuk memasukinya, maka lambat laun dia akan memasukinya. Ketahuilah bahwa setiap raja memiliki larangan dan larangan Allah adalah apa yang Dia haramkan. Ketahuilah bahwa dalam diri ini terdapat segumpal daging, jika dia baik maka baiklah seluruh tubuh ini dan jika dia buruk, maka buruklah seluruh tubuh; ketahuilah bahwa dia adalah hati “. (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadits di atas menjelaskan mengenai sikap wara’, dengan cara meninggalkan sesuatu yang syubhat. Hadits di atas juga menjelaskan bahwa segala yang ada di sekitar kita terbagi menjadi 3, yaitu,
  1. Halal yang jelas, seperti biji-bijian, buah-buahan, dan binatang ternak, apabila tidak diperoleh dengan jalan yang haram.
  2. Haram yang jelas, seperti meminum khamr, memakan bangkai dan menikah dengan wanita yang merupakan mahramnya dan hal tersebut telah diketahui baik secara khusus maupun umum.
  3. Syubhat yang meragukan, dan hal ini tidak banyak orang mengetahuinya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam secara jelas memposisikam syubhat di antara halal dan haram. Akan tetapi, untuk kehatian-hatian, sebaiknya kita menghindarinya dan jangan bermudah-mudahan dengannya. Hal ini dikarenakan apabila seseorang telah terjerumus ke dalam perkara syubhat, maka sedikit demi sedikit dapat menjerumuskannya ke dalam perkara yang haram.
Sebagaimana dalam hadits di atas, Rasulullah mengumpamakannya dengan seorang penggembala yang menggembalakan hewan gembalaannya di sekitar (ladang) yang dilarang untuk memasukinya. Begitu juga dalam sabda beliau yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dari Abu Muhammad Al Hasan bin Ali bin Abi Thalib tentang perintah Allah untuk meninggalkan sikap ragu-ragu.
دَعْ مَا يَرِيْبُكَ إِلَى مَا لاَ يَرِيْبُكَ
Tinggalkanlah apa yang meragukanmu kepada apa yang tidak meragukanmu.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam merupakan suri tauladan dalam hal wara’. Sebagai contoh, Rasululah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mendapati sebutir kurma jatuh di rumah beliau. Lalu beliau bersabda, “Kalau saja aku tidak khawatir bahwa sebutir kurma ini merupakan kurma shadaqah, tentu aku sudah memakannya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Karena shadaqah diharamkan bagi Rasulullah ﷺ. Sungguh betapa sempurna sikap kehati-hatian beliau dalam segala hal yang syubhat.

Sebagian ulama membagi syubhat dalam 3 jenis, yaitu:
  1. Sesuatu yang diketahui manusia sebagai barang haram, namun mereka ragu apakah pengharamannya masih berlaku atau tidak. Maka dalam hal ini hukumnya haram sampai diketahui dan diyakini kehalalannya. Sebagi contoh daging binatang yang diharamkan bagi seseorang untuk dimakan sebelum disembelih, jika ia meragukan penyembelihannya. maka daging tersebut haram sampai dapat diyakini telah disembelihan
  2. Sesuatu yang halal, lalu diragukan keharamannya. Maka, hukumnya mubah kecuali jika diketahui keharamannya
  3. Sesuatu yang diragukan apakah halal atau haram dan kedua kemungkinan ini sama kuatnya dan tidak diketahui petunjuk yang menguatkan salah satunya. Maka, hukumnya sebaiknya dijauhi.
Oleh karena itu, kita harus berhati-hati dalam menyikapi perkara-perkara yang masih meragukan dan berdo’a kepada Allah agar dilindungi dari perkara syubhat. Apabila kita mendapati sesuatu yang meragukan (syubhat), sebaiknya kita menjauhinya karena perkara syubhat dapat mengantarkan kita ke dalam perkara haram yang mana dapat menghalangi kita dari terkabulnya do’a. Semoga Allah senantiasa melindungi kita dari perkara haram dan syubhat.

Wallahu a’lam.

Oleh: Annisa Nurlatifa Fajar

Referensi :
[1] Fathul Qawiy Al Matiin fii Syarhil ‘Arbain wa Tatimmatil Khamsiin, hal. 112, Abdul Muhsin Bin Hamad Al Abbad Al Badr.
[2] 40 Pesan Nabi untuk Setiap Muslim, hal. 46-53, Fahrur Mu’is dan Muhammad Suhadi. Taqiya Publishing.

Sumber : muslimah.or.id

Bagaimana Dia Akan Dapat Jodoh?

Tidak bisa dipungkiri, banyak orang tua yang punya kekhawatiran seperti ini. Memang secara kasat mata, hal tersebut tampak wajar, karena begitu rusaknya lingkungan masyarakat sekarang ini.
Kalau dahulu, muda-mudi malu bila ketahuan berpacaran. Sekarang keadaan menjadi terbalik, muda-mudi akan malu bila tidak punya pacar. Semoga Allah memperbaiki keadaan ini, dan melindungi keluarga kita dari perbuatan zina, amin.
Namun, bila kita lihat masalah ini dari kaca mata iman, maka sungguh tidak ada alasan bagi orang tua untuk khawatir, mari perhatikan beberapa poin berikut ini :
  1. Bahwa mendapatkan suami, merupakah bagian dari takdir Allah, dan Allah sudah menentukan takdir itu sebelum anak Anda dilahirkan. Sehingga apapun yang terjadi, memakai jilbab syar’i atau tidak, semuanya akan berjalan sebagaimana tulisan takdir Allah.
  2. Ingatlah, bahwa sebuah barang akan laris sesuai minat pembelinya. Anak yang baik dan taat berhijab, akan diminati oleh orang yang agamanya baik. Sebaliknya anak yang mengumbar aurat dan tidak peduli agama, dia akan diminati oleh pemuda yang buruk agamanya. Maka sebagai orang tua, anda bisa memilih manakah pangsa pasar yang Anda inginkan untuk putri kesayangan Anda.
  3. Pacaran adalah musibah yang sangat besar bagi muda mudi, yang paling kasihan adalah wanita. Seringkali kehormatan wanita dalam pacaran tidak dihargai sama sekali, bahkan seringkali pelacur lebih dihargai daripada wanita yang dipacari. Apalagi jika terjadi kehamilan, justru wanita dan keluarganya akan menanggung biaya yang besar, sekaligus rasa malu seumur hidupnya.
Syariat Islam telah memberikan banyak solusi untuk mencarikan suami bagi putri kita, diantaranya:
  1. Orang tua yang mencarikan suami untuk putrinya. Sebagaimana Allah kisahkan dalam Al Quran, ketika calon mertua Nabi Musa menawarkan putrinya untuk dia pinang. Dan hal ini juga bisa dilakukan oleh saudaranya, atau teman wanitanya, atau orang lain yang bisa membantu dia mencarikan calon suami yang baik.
  2. Ketika seorang putri tertarik kepada seorang pemuda, maka tidak mengapa dia meminta kepada ayahnya untnk menawarkan dirinya kepada pemuda tersebut. Ini juga yang disebutkan oleh Allah dalam kisah Nabi Musa. Ternyata calon isterinyalah yang meminta ayahnya agar menawari Nabi Musa untuk mau meminangnya dengan syarat yang diajukan.
  3. Dibolehkan juga bagi seorang wanita utk menawarkan dirinya sendiri kepada seseorang yang dia inginkan, tentunya dengan syarat hal itu tidak menimbulkan fitnah dan keburukan.
Hal ini sebagaimana dilakukan oleh seorang sahabat wanita yang menawarkan dirinya kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, dan beliau tidak mengingkari tindakannya tersebut. Ini menunjukkan bahwa hal itu boleh dilakukan.
Intinya, jilbab yang syar’i bukanlah penghalang bagi putri Anda mendapatkan suami. Bahkan sebaliknya, jilbab itulah yang menjadikan putri Anda pantas mendapatkan suami yang baik agamanya. Suami yang bisa menuntunnya menuju surga dan selalu berdoa untuk kebaikan Anda sebagai mertuanya.
Perlu juga diingat, bahwa seorang ortu haruslah sadar, bahwa termasuk diantara hak putrinya adalah dicarikan suami yang saleh, maka tunaikanlah hak ini, dan berusahalah sebaik mungkin utk putri Anda, karena dialah nantinya yang akan meneruskan tongkat estafet perjuangan Anda. Wallahu a’lam.

Penulis: Ustadz Musyaffa Ad Darini, Lc., MA.
Sumber artikel situssunnah.com  

Selintas Pahlawan Api

Manga Gensō Suikoden III - The Successor of Fate. Diruang perpustakaannya Eike, Apple menceritakan kepada Hugo tentang pahlawan api.
Sejarah dimulai dari tahun 407 kalender Matahari. Pahlawan Api mendapatkan True Fire Rune dan memimpin pembawa api menyerang desa dan kota wilayah kekuasaan Harmonia. Harmonia tidak tinggal diam dan langsung mengirimkan pasukan untuk menumpas pembawa api dengan kekuatan besar. Pada tahun 417 kalender Matahari, Pahlawan Api ditangkap Harmonia untuk ditukar dengan nyawa 5000 orang Grassland yang diculik dan dijadikan budak. Setelah desa dan kota yang ikut memberontak melawan Harmonia dibumi-hanguskan.
Dengan pertolongan para pembawa api, pahlawan api kembali mendapatkan True Fire Rune dan melarikan diri dari Harmonia pada tahun 421 kalender matahari.
Pahlawan api mendeklarasikan kemerdekaan Grassland dan menantang pasukan Harmonia. Tapi suatu ketika terjadi ledakan besar yang misterius di tengah peperangan, apinya menghanguskan tanah dan membuat malam hilang selama 10 hari. Semua pasukan Harmonia binasa dan dipihak Grassland pun banyak korban tewas dan luka.
Tahun 425 kalender matahari, Harmonia dan Grassland membuat perjanjian yang tak boleh dilanggar selama 50 tahun. Dan seketika itu pula pahlawan api dan para pembawa api pun lenyap dari sejarah. Dan orang-orang masih belum jelas tentang kejadian ledakan tersebut. Tapi berkat perjuangan pahlawan api, Grassland masih berjaya sampai sampai sekarang. (sumber : Manga Gensō Suikoden III - The Successor of Fate 3, karya Aki Shimizu; Kadokawa Corporation; Tokyo Japan 2002).

Engkau Adalah Penulis

Tahukah kamu?
Pada hakekatnya Engkau adalah penulis buku "catatan amalmu" yang akan diterbitkan pada hari kiamat.
Maka pilihlah kata-kata dan kalimat-kalimat yang terbaik untuk digoreskan dalam buku karyamu tersebut.

Firanda Andirja MA

Marcel Funebris

Final Fantasy Tactics - The War of The Lions (ファイナルファンタジータクティクス 獅子戦争 Fainaru Fantajī Takutikusu Shishi Sensō). Marcel Funebris (マリッジ・フューネラル - Marijji Fyūneraru) lebih dikenal sebagai High Confessor Marcel, dia pemimpin the Church of Glabados di Mullonde, usianya 80 tahun. Although the chruch has lost some of its former power, for the most part in answers to no authority but its own. It is no overstatement to say that the High Confessor wields power rivaling that of the king. He is guarded by an order of elite warriors known as the knights Templar.

—Chronicle Personae section, Final Fantasy Tactics - The War of The Lions (c) 1997, 2007 Square Enix Co., Ltd.

Do’a-do’a (18)

Quthbah bin Malik r.a. berkata : Adalah Nabi s.a.w. berdo’a : Allahumma inni a’udzu bika min munkaratil akhlaqi wal a’mali wal ahwa’i. (Ya Allah saya berlindung kepada-Mu dari kerusakan moril dan kekejian amal perbuatan dan hawa nafsu). (HR. Attirmidzy).
----------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN II, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1979, halaman 372-373.

Sabtu, 20 Februari 2016

Pengikut Dajjal

Pengikut Dajjal yang paling banyak adalah orang-orang Yahudi, ‘Ajam, bangsa Turk, dan manusia dari berbagai bangsa dan golongan, sebagian besar mereka adalah orang-orang Arab dusun juga para wanita.
Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan dari Anas bin Malik Radhiyallahu anhu bahwasanya Rasulullah ﷺ bersabda:
يَتْبَعُ الدَّجَّالَ مِنْ يَهُوْدِ أَصْبَهَانَ، سَبْعُوْنَ أَلْفًا، عَلَيْهِمُ الطَّيَالِسَةُ
“Orang-orang Yahudi Ashbahan yang akan mengikuti Dajjal sebanyak tujuh puluh ribu, mereka mengenakan jubah tebal dan bergaris”. [12]

Sedangkan dalam riwayat Imam Ahmad :
سَبْعُوْنَ أَلْفًا عَلَيْهِمُ التِّجَانُ
.“Delapan puluh ribu orang, mereka mengenakan topi perang”. [13]

Dan diriwayatkan dalam hadits Abu Bakar Radhiyallahu anhu terdahulu :

يَتْبَعُهُ أَقْوَامٌ كَأَنَّ وُجُوْهَهُمُ الْمَجَانُّ الْمُطْرَقَةُ
“Dajjal akan diikuti oleh beberapa kaum, wajah-wajah mereka seperti tameng yang dilapisi kulit.” [14]


Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Nampaknya -wallaahu a’lam- bahwa yang dimaksud dengan bangsa Turk adalah para pembantu Dajjal.” [15]

Kami katakan: Demikian pula orang-orang ‘Ajam, sebagaimana dijelaskan sifat mereka dalam hadits Abu Hurairah Radhiyallahu anhu :
لاَ تَقُوْمُ السَّاعَةُ حَتَّـى تُقَاتِلُوْا خُوْزًا وَكَرْمَانَ مِنَ اْلأَعَاجِـمِ، حُمْرَ الْوُجُوْهِ، فُطْسَ اْلأُنُوْفِ، صِغَـارَ اْلأَعْيُـنِ، كَأَنَّ وُجُوْهَهُمُ الْمَجَانُّ الْمُطْرَقَةُ، نِعَالُهُمُ الشَّعْرُ
“Tidak akan tegak hari Kiamat hingga kalian memerangi bangsa Khuz dan Karman dari kalangan ‘Ajam, wajah mereka merah, hidungnya pesek, matanya sipit, wajah mereka seperti tameng yang dilapisi kulit, dan terompah-terompah mereka terbuat dari bulu”. [16]

Adapun pernyataan bahwa kebanyakan pengikut mereka dari kalangan Arab karena sesungguhnya kebodohan telah menyelimuti mereka, juga berdasarkan sabda Nabi ﷺ dalam hadits Abu Umamah yang panjang :
وَإِنَّ مِنْ فِتْنَتِهِ -أَيْ: الدَّجَّالُ- أَنْ يَقُوْلَ لِلأَعْرَابِيِّ: أَرَأَيْتَ إِنْ بَعَثْتُ لَكَ أَبَاكَ وَأُمَّكَ؛ أَتَشْهَدُ أَنِّي رَبُّكَ؟ فَيَقُوْلُ: نَعَمْ. فَيَتَمَثَّلُ لَهُ شَيْطَانَانِ فِيْ صُوْرَةِ أَبِيْهِ وَأُمِّهِ، فَيَقُوْلاَنِ: يَا بُنَيَّ! اِتَّبِعْهُ؛ فَإِنَّهُ رَبُّكَ
“Dan di antara fitnahnya -yakni fitnah Dajjal- bahwa dia berkata kepada orang Arab kampung, ‘Bagaimana pendapatmu jika aku membangkitkan bapak dan ibumu untukmu, apakah engkau mau bersaksi bahwasanya aku adalah Rabb-mu?’ Dia berkata, “Ya.” Lalu dua syaitan menjelma menjadi bapak dan ibunya, keduanya berkata, ‘Wahai anakku! Ikutilah dia karena dia adalah Rabb-mu.’”[17]

Adapun para wanita, maka keadaan mereka lebih parah daripada keadaan orang-orang Arab kampung karena tabi’at mereka yang cepat terpengaruh dan kebodohan yang menyelimuti mereka. Dijelaskan dalam hadits yang diriwayatkan dari ‘Umar Radhiyallahu anhuma, dia berkata, “Nabi ﷺ bersabda :
يَنْزِلُ الدَّجَّالُ فِيْ هَذِهِ السَّبْخَةِ بِمِرْقَنَاةَ، فَيَكُوْنُ أَكْثَرُ مَنْ يَخْرُجُ إِلَيْهِ النِّسَاءُ، حَتَّـى إِنَّ الرَّجُلَ يَرْجِعُ إِلَى حَمِيْمِهِ وَإِلَى أُمِّهِ وَابْنَتِهِ وَأُخْتِهِ وَعَمَّتِهِ فَيُوْثِقُهَا رِبَاطًا؛ مَخَافَةَ أَنْ تَخْرُجَ إِلَيْهِ
‘Dajjal akan turun pada tanah lembab di Mirqanah ini, maka orang yang paling banyak keluar bersamanya adalah para wanita, sehingga seseorang kembali kepada mertuanya, kepada ibunya, anak puterinya, saudara perempuannya dan bibinya, lalu dia menguatkan hati-hati mereka sebab khawatir mereka keluar bersamanya.’” [19]

[Disalin dari kitab Asyraathus Saa'ah, Penulis Yusuf bin Abdillah bin Yusuf al-Wabil, Daar Ibnil Jauzi, Cetakan Kelima 1415H-1995M, Edisi Indonesia Hari Kiamat Sudah Dekat, Penerjemah Beni Sarbeni, Penerbit Pustaka Ibnu Katsir]
-------------------------------------------
Footnote :
12]. Shahiih Muslim, kitab al-Fitan wa Asyraathus Saa’ah, bab fi Baqiyyati min Ahaadiitsid Dajjal (XVIII/ 85-86, Syarh an-Nawawi).
[13]. Al-Fathur Rabbani Tartiibul Musnad (XXIV/73). Hadits ini shahih, lihat Fat-hul Baari (XIII/238).
[14]. HR. At-Tirmidzi dan telah terdahulu takhrijnya.
[15]. An-Nihaayah/al-Fitan wal Malaahim (I/117) tahqiq Dr. Thaha Zaini.
[16]. Shahiih al-Bukhari, kitab al-Manaaqib bab ‘Alaamatun Nubuwwah (VI/604, al-Fat-h).
[17]. Sunan Ibni Majah, kitab al-Fitan, bab Fitnatud Dajjal wa Khuruuju ‘Isa bin Maryam wa Khuruuju Ya'-juj dan Ma'-juuj (II/1359-1363), hadits ini shahih. Lihat Shahiih al-Jaami’ish Shaaghiir (VI/273-277, no. 7753).
[18]. Mirqanah adalah sebuah lembah di Madinah dari arah Tha-if, seseorang melewatinya di ujung kedatangannya, tegasnya di ujung kuburan para syuhada Uhud. Lihat Mu’jamul Buldaan (IV/401).
[19]. Musnad Ahmad (VII/190, no. 5353) tahqiq Ahmad Syakir, dia berkata, “Sanadnya shahih.”

Selengkapnya di ; almanhaj.or.id 

Min Fadhlik ! Jangan Termakan Propaganda Setan

Jika kaum sekuler aktif menyuarakan sikap anti Islamnya, pelaku teror yang memukul gongnya. Sehingga jadilah ummat Islam risih kepada agamanya sendiri. Produk sukses dari "Kolaborasi Setan"
Risih dengan istilah : jihad, syahid, rela mati bela agama! Dan bukan tidak mungkin kedepannya mereka akan menuduh Al-Qur'an memuat ajaran radikal!

"Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalan Allah dengan berbaris-baris, seolah-olah mereka bangunan yang kokoh". (QS. Shaff : 4).

"Jangan kalian menyangka orang-orang yang terbunuh di jalan Allah itu mati, bahkan mereka hidup di sisi Rabnya mendapatkan rezeki". (QS. Ali Imraan : 169).

Rasulullah ﷺ bersabda : "Barangsiapa mati dan dia tidak pernah berjihad dan tidak pernah mengajak dirinya berjihad, dia mati di atas salah satu cabang kemunafikan".

Apakah pantas seorang muslim risih dengan firman Rabb-nya dan hadits nabi-Nya, dan menuduhnya radikal?!
"Kondisi adanya orang menyimpang yang mereduksi sebagian ajaran Islam dengan tindakannya jangan menjadikan kita ikut antipati kepada Islam!"
♨ Adanya kelompok teroris yang mereduksi arti jihad dengan tindakannya jangan menjadikan kita anti jihad!
♨ Tersebarnya gambar istri teroris yang berpakaian menutup aurat jangan menjadikan kita membuka aurat!
♨ Adanya kabar kelompok ISIS mengajarkan kitab Tauhid, bukan berarti menjadikan kita tidak mengajarkannya.
♨ Atau kabar bahwa pendukung ISIS mengajarkan kitab imam dakwah, menjadikan kita ikut-ikutan mendeskreditkannya.

Iya, sebagian kita sudah terjebak ke dalam kerangka berpikir mereka tanpa kita sadari!

Tapi tetaplah berpegang kepada kebenaran, dan terus beri penjelasan bahwa :
  • Pendalilan mereka terhadap ayat Al-Qur'an keliru, bukan malah ikut meninggalkan Al-Qur'an!
  • Tindakan mereka atas nama jihad keliru, bukan malah ikut anti jihad!
  • Cadar dan celana ngatung adalah sunnah, bukan malah ikut meninggalkan sunnah!
  • Pemahaman mereka terhadap kitab Imam Dakwah keliru, bukan malah ikut memusuhinya dan mencapnya sebagai kitab takfiri!
"GIGITLAH DENGAN GIGI GERAHAM KALIAN!"

Jafar Salih

Masjid Al-Maunah Plalangan Semarang

Masjid Al-Maunah
Plalangan Kecamatan Gunungpati
Kotamadia Semarang

Masjid ini memiliki gaya Arsitektur atap tradisional Jawa seperti masjid Agung Demak dan masjid Kadilangu Demak. Bedug dan kentongan masih menghiasi teras masjid sebagai asesoris yang khas masjid dengan arsitektur tradisional. Ruang wudhu dan toilet berada di bawah jalan memanfaatkan kontur tanah disekitar masjid. Soko bangunan dari beton cor yang difinishing warna dan tekstur mirip kayu memberikan nuansa nyaman ditambah penutup lantai dari karpet warna coklat muda secara psikologis mendekatkan kepada rasa berada di alam. Mimbar bentuk rumah yang berdiri sendiri terilhami dari mimbarnya Nabi s.a.w. di Masjidil Nabawi melengkapi interior masjid.

Numberless as Grains of Sands

"Berperanglah atas nama Allah. Perangilah orang-orang yang kufur kepada Allah. Berperanglah dan janganlah melampaui batas dan berkhianat. Janganlah mencincang. Janganlah membunuh anak-anak!" (THR. Tirmidzi).

 Kutipan kalimat yang sangat aku sukai di bab 8 dari buku "Muhammad Al-Fatih 1453"-nya Felix Y. Siauw, halaman 129, "Tepat pada 6 April 1453, Sultan Mehmed II beserta iringan pasukan pengawalnya terlihat. Sultan mengorganisir pasukannya, kemudian maju bergerak kearah dinding kota. Kira-kira 1,5 km dari kota, ia berhenti, kemudian mengimami pasukannya sholat Jum'at dan meminta kemudahan pada Allah untuk menaklukkan Konstantinopel. Tentu saja, setiap mata tentara pertahanan kota bergidik ngeri ketika melihat pemandangan ini. Sultan membentuk barisan sholat sepanjang 4 km membentang dari pantai Marmara di selatan hingga selat Golden Horn di utara. Semua bergerak dan diam dengan hanya satu kalimat; takbir. Bagi penduduk Konstantinopel, mungkin inilah kali pertama terjadi dalam tanah mereka, sebuah pertunjukkan keimanan oleh pasukan Muslim, dari ujung ke ujung pandangan mata mereka. Sphrantzes sang penasehat kaisar Constantine menyampaikannya dalam rangkaian kata; "his army seemed as numberless as grains of sands, spreed .... across the land from shore to shore". (Pasukannya terlihat laksana banyaknya butiran pasir, menyebar .... sepanjang pantai ke pantai."
----------------------------
Muhammad Al-Fatih 1453; Felix Y. Siauw; Penerbit : Al-Fatih Press, Jakarta Utara; Cetakan ke-7, Juni 2014.

Bazba

Manga Gensō Suikoden III - The Successor of Fate. Bazba (Tenritsu Star) adalah asisten Dupa dan seorang pejuang yang sangat kuat di suku Lizard, meskipun lebih kecil dari yang lain. Dia ditempatkan pertama di pertemuan Lizard Clan Swim, dan sangat populer dengan wanita. Jangan mencoba untuk membandingkan penampilannya dengan kadal lain, karena ia bangga dengan penampilannya. Pasca ditenggelamkannya desa klan Duck dan bersatunya Grassland-Zexen dalam satu aliansi, keberadaanya sebagai bagian penting dalam tiap penyusunan rencana strategis pasukan dan konsolidasi kekuatan sangat dibutuhkan oleh aliansi tersebut. (sumber : Suikosource dan Manga Gensō Suikoden III - The Successor of Fate karya Aki Shimizu, Kadokawa Corporation, Tokyo Japan 2002).



Jumat, 19 Februari 2016

Dajjal Tidak Akan Memasuki Makkah dan Madinah

Diharamkan kepada Dajjal untuk memasuki Makkah dan Madinah ketika dia keluar di akhir zaman berdasarkan hadits-hadits shahih yang menjelaskan hal itu. Adapun negeri-negeri lainnya, maka sesungguhnya Dajjal akan memasukinya satu persatu.
Dijelaskan dalam hadits Fathimah binti Qais Radhiyallahu anhuma, bahwa Dajjal mengatakan, “Lalu aku bisa keluar. Aku akan berjalan di muka bumi, maka tidak akan aku tinggalkan satu kampung pun kecuali aku singgah kepadanya dalam waktu empat puluh malam, selain Makkah dan Thaibah (Madinah al-Munawarah), keduanya diharamkan untukku, setiap kali aku hendak masuk ke salah satu darinya, maka Malaikat akan menghadangku dengan pedang yang terhunus yang menghalangiku untuk memasukinya, dan di setiap lorong darinya ada Malaikat yang menjaganya.” [8]
Dan telah tetap (pada sebuah riwayat) bahwasanya Dajjal tidak akan memasuki empat masjid: Masjidil Haram, Masjid Madinah, Masjid ath-Thuur, dan Masjidil Aqsha.
Imam Ahmad meriwayatkan dari Junadah bin Abi Umayyah al-Azdi, dia berkata, “Aku dan seseorang dari kalangan Anshar pergi menemui seseorang dari kalangan Sahabat Nabi ﷺ, lalu kami berkata, “Ceritakanlah kepada kami apa-apa yang engkau dengarkan dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam yang bercerita tentang Dajjal… (lalu dia menuturkan hadits, dan berkata), “Sesungguhnya dia akan berdiam di muka bumi selama empat puluh hari dalam waktu tersebut dia akan mencapai setiap sumber air dan tidak akan mencapai empat masjid: Masjidil Haraam, Masjid Madinah, Masjid ath-Thuur, dan Masjid al-Aqsha.” [9]
Adapun yang terdapat dalam riwayat al-Bukhari dan Muslim[10] bahwa Nabi ﷺ melihat seorang laki-laki dengan rambut keriting, buta sebelah matanya, dia meletakkan kedua tangannya di atas kedua pundak seorang laki-laki untuk melakukan thawaf, lalu beliau bertanya tentangnya? Mereka (para Malaikat) menjawab, “Sesungguhnya dia adalah Masihud Dajjal.” Hadits ini bisa dijawab dengan pernyataan bahwa larangan Dajjal masuk ke dalam Makkah dan Madinah hanya terjadi ketika dia keluar di akhir zaman, wallahu a’lam.[11]

Selengkapnya di almanhaj.or.id

[Disalin dari kitab Asyraathus Saa'ah, Penulis Yusuf bin Abdillah bin Yusuf al-Wabil, Daar Ibnil Jauzi, Cetakan Kelima 1415H-1995M, Edisi Indonesia Hari Kiamat Sudah Dekat, Penerjemah Beni Sarbeni, Penerbit Pustaka Ibnu Katsir]
---------------------------
Footnote :
[8]. Shahiih Muslim, kitab al-Fitan wa Asyraathus Saa’ah, bab Qishashatud Dajjal (XVIII/83, Syarh an-Nawawi).
[9]. Al-Fathur Rabbani (XXIV/76, Tartiibus Saa’aati). Al-Haitsami berkata, “Diriwayatkan oleh Ahmad, dan perawinya adalah perawi ash-Shahiih.” Majmaa’uz Zawaa-id (VII/343). Ibnu Hajar berkata, “Para Perawinya adalah tsiqah.” Fat-hul Baari (XIII/105).
[10]. Shahiih al-Bukhari, kitab Ahaadiitsul Anbiyaa’ bab Qaulullahi Ta’aala Wadzkur fil Kitaabi Maryam (VI/477, al-Fat-h), dan Shahiih Muslim, kitab al-Iimaan, bab Dzikrul Masiih ibni Maryam wal Masiihid Dajjal (II/233-235, Syarh an-Nawawi).
[11]. Lihat Syarh an-Nawawi li Shahiih Muslim (II/224), dan Fat-hul Baari (VI/488-489).