Kesiapan diri sangatlah penting dalam rangka menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi di dalam kehidupan ini. Sedangkan terhadap yang telah terjadi, maka sikap yang harus kita miliki adalah ridho. Ridho terhadap apa yang akhirnya terjadi atau ridho pada hasil yang akhirnya kita terima setelah usaha yang kita lakukan.
Ridho itu adalah keterampilanmental untuk realistis menerima kenyataan. Hati menerima kenyataan, dibarengi otak dan anggota tubuh yang berikhtiar terus untuk mencapai keadaan yang lebih baik lagi.
Mengapa kita harus ridho? Karena jika kita tidak ridho pun, kejadian atau hasil itu tetap terjadi.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda; "Akan merasakan kelezatan / kemanisan iman, orang yang ridho kepada Allah sebagai Rabb-nya dan Islam sebagai agamanya serta nabi Muhammad sebagai rasulnya." (HR. Muslim).
Sebagaimana isi hadits di atas, bersikap ridho akan memberi nuansa tersendiri di dalam batin kita.
Contohnya yang banyak terjadi di tengah-tengah kita adalah sikap mengejek atau mencibir keadaan diri sendiri. Ada orang yang mencibir fisiknya sendiri hanya karena hidungnya yang pesek, atau kulitnya yang hitam, atau posturnya yang pendek. Atau ada juga orang yang mencibir dirinya sendiri hanya karena terlahir dari keluarga yang tidak kaya raya.
Orang seperti di atas akan merasakan penderitaan. Penderitaan merka bukan disebabkan oleh kenyataan yang terjadi, akan tetapi karena ketidakterampilannya dalam menerima kenyataan. Maka, tidak heran bila kita banyak menyaksikan orang-orang yang mengalami stress karena tidak terampil menerima kenyataan yang terjadi pada diri mereka, baik itu berkenaan dengan fisik penampilan, keuangan, karir dan lain sebagainya.
Oleh karena itu, apapun kenyataan yang kita hadapi, terimalah dan janganlah berkeluh kesah, apalagi mengutuk atau menggerutu. Sikap ridho akan menghindarkan kita dari rasa menderita. Kenyataan yang berbeda dengan harapan akan jadi terasa ringan dan kita pun akan lebih bisa mengkondisikan diri untuk berbahagia.
Sungguh tidak ada satu kejadian pun yang tanpa maksud atau tujuan. Termasuk jika kejadian itu adalah sebuah musibah. Suatu kerugian besar apabila musibah yang datang disikapi dengan sikap negatif, tidak menerima, menggerutu, atau sikap sejenisnya. Karena musibah adalah ujian yang justru akan semakin memperkokoh kekuatan diri seseorang. Bahkan jika dihadapi dengan ridho, musibah bisa menjadi jalan menuju surga.
----------------------------
KH. Abdullah Gymnasthiar, Buletin Jum'at Sakinah, Edisi 473/ th VI/ Desember 2014 M/Shafar 1436 H.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar