"Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji". (QS. al-Buruj (85) : 8)

Jumat, 31 Agustus 2012

Nyambung pada Survei berikutnya

Setelah menyelesaikan survei lapangan sebelumnya mulai tanggal 21 Juli 2012 sampai dengan tanggal 25 Agustus 2012, aku mendapat kesempatan menjadi Pencacah Lapangan lagi pada program Sakernas (Survei Angkatan Kerja Nasional) dari BPS Kota Semarang. Dengan wilayah tugas di  3374110005 – 013B dan 3374110005 – 014B.
Secara umum, tujuan pengumpulan data melalui Sakernas Agustus 2012 adalah menyediakan data pokok ketenaga kerjaan yan berkesinambungan. Secara khusus, untuk memperoleh informasi data jumlah penduduk yang bekerja, pengangguran dan penduduk yang pernah berhenti/ pindah bekerja  serta perkembangannya di tingkat kabupaten/ kota provinsi maupun nasional.

JALAN MENUJU KEBAIKAN (22)

Abu Muhammad (Abdullah) bin Amru bin Al-’Ash r.a. berkata : Bersabda Rasulullah s.a.w. : Ada empat puluh macam kelakuan setinggi-tingginya yaitu manihatul-anzi (memberikan seekor kambing untuk diambil susunya, kemudian dikembalikan kambingnya). Tiada seorang yang melakukannya dengan penuh kepercayaan dan harapan pahala, melainkan dapat dipastikan Allah akan memasukkannya kedalam sorga. (HR. Buchary)

Pemberian ini tidak khusus dengan kambing, tetapi segala binatang bisa disedekahkan kemanfa’atannya dengan tidak mengurangi binatang itu.
----------------------------------------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN I, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1978, halaman 147-148.

INSIDEN BU’ATH

Memang, terjadinya insiden Bu’ath itu tidak lama sesudah Abu’l-Haisar kembali ke Yathrib. Pada waktu itulah pertempuran sengit antara Aus dan Khazraj terjadi, yang membawa akibat timbulnya permusuhan yang berakar dalam sekali. Setiap golongan lalu bertanya-tanya kalau kalau mereka itu yang menang: akan tetapkah mereka dengan kawan-kawan mereka itu, ataukah akan dikikis habis. Abu Usaid Hudzair sebagai pemuka Aus, sangat dendam sekali kepada Khazraj.
Tatkala pertempuran sudah dimulai, pihak Aus mengalami suatu kekacauan. Mereka lari tunggang-langgang ke arah Najd, yang oleh pihak Khazraj lalu diejek. Hudzair yang mendengarkan ejekan itu menetakkan ujung lembingnya ke pahanya; lalu turun dengan mengatakan : “Sungguh luar biasa! Tidak akan tinggal diam sebelum aku mati terbunuh. Wahai masyarakat Aus, kalau kamu mau menyerahkan aku lakukanlah!”
Pihak Aus sekarang mau bertempur lagi. Pengalaman pahit yang telah menimpa mereka menyebabkan mereka kini berjuang mati-matian. Khazraj dapat mereka hancurkan. Rumah-rumah dan kebun kurma Khazraj oleh Aus dibakar. Kemudian Sa’d bin Muadh al-Asyhali bertindak melindungi Khazraj. Sementara itu Hudzair bermaksud akan mendatangi rumah demi rumah, membunuhi satu-satu mereka sampai tak ada yang hidup lagi, kalau tidak segera Abu Qais ibn’l-Aslat kemudian datang mencegahnya guna menjaga solidaritas kepercayaan mereka. “Bertetangga dengan mereka lebih baik daripada bertetangga dengan rubah.”
Sejak itu orang-orang Yahudi dapat mengembalikan kedudukannya di Yathrib. Baik yang menang maupun yang kalah dari kalangan Aus dan Khizraj sama-sama berpendapat tentang akibat buruk yang telah mereka lakukan itu. Hal ini yang sekarang terpikir oleh mereka, dan mereka sudah mempertimbangkan pula akan mengangkat seorang raja atas mereka itu. Untuk itu mereka lalu memilih Abdullah bin Muhammad dari pihak Khazraj yang sudah kalah, mengingat kedudukan dan pandangannya yang baik. Akan tetapi karena perkembangan situasi yang begitu pesat, keinginan mereka itu tidak sampai terlaksana. Soalnya ialah karena ada beberapa orang dari Khazraj pergi ke Mekah pada musim ziarah.
Di tempat ini Muhammad menemui mereka dan menanyakan keadaan mereka, yang kemudian diketahuinya, bahwa mereka adalah kawan-kawan orang-orang Yahudi. Ketika itu orang-orang Yahudi di Yathrib mengatakan apabila mereka saling berselisih : “Sekarang akan ada seorang nabi utusan Tuhan yang sudah dekat waktunya. Kami akan jadi pengikutnya dan kami dengan dia akan memerangi kamu seperti dalam perang ‘Ad dan Iram.”
Setelah Nabi bicara dengan mereka dan diajaknya mereka bertauhid kepada Allah, satu sama lain mereka saling berpandang-pandangan. “Sungguh inilah Nabi yang pernah dijanjikan orang-orang Yahudi kepada kita,” kata mereka. “Jangan sampai mereka mendahului kita.” Seruan Muhammad mereka sambut dengan baik dan menyatakan diri mereka masuk Islam. Lalu kata mereka : “Kami telah meninggalkan golongan kami — yakni Aus dan Khazraj dan tidak ada lagi golongan yang saling bermusuhan dan saling mengancam. Mudah-mudahan Tuhan mempersatukan mereka dengan tuan. Bila mereka itu sudah dapat dipertemukan dengan tuan, maka tak adalah orang yang lebih mulia dari tuan.”
Orang-orang itu lalu kembali ke Medinah. Dua orang di antara mereka itu dari Banu’n-Najjar, keluarga Abd’l-Muttalib dari pihak ibu — kakek Muhammad yang telah mengasuhnya sejak kecil. Kepada masyarakatnya itu mereka menyatakan sudah menganut Islam. Ternyata mereka pun menyambut pula dengan senang hati agama ini, yang beranti akan membuat mereka menjadi golongan monotheis seperti orang-orang Yahudi. Bahkan membuat lebih baik dari mereka. Dengan demikian tiada suatu keluarga pun, baik Aus atau Khazraj, yang tidak menyebut nama Muhammad ‘alaihissalam.
-----------------------------------------------------------
SEJARAH HIDUP MUHAMMAD, Muhammad Husain Haekal, diterbitkan oleh Litera Antar Nusa, Cetakan Kesebelas, Januari 1990, halaman 166-167

Kamis, 30 Agustus 2012

Masjid AL-IKHLAS Jalan Dr Cipto 11 Semarang


MASJID AL-IKHLAS
Jl. Dr. Cipto No 11 Semarang

Masjid yang letaknya tidak jauh dari perempatan traffic light Patimura-Citarum dan masuk dalam wilayah kelurahan Kebonagung kecamatan Semarang Timur. Masjid ini berlantai 2, dimana lantai dasar digunakan sebagai aula atau ruang serbaguna sedangkan lantai 1 digunakan sebagai ruang sholat dan ditambah lantai mezanin untuk sholat jamaah wanita. Denah masjid ini berbentuk bintang segi delapan. Interior dihiasi dengan kaligrafi pada dinding bagian atas dan mighrabnya. Dinding interior didominasi warna hijau dan putih memberikan kesan teduh, sedangkan kombinasi warna coklat dan krem melengkapi eksterior masjid ini. Halaman masjid cukup luas untuk parkir 15 mobil atau lebih.

JALAN MENUJU KEBAIKAN (21)

Abul-Mundzir (Ubay) bin Ka’ab r.a. berkata Ada seorang yang sepanjang pengetahuan saya, tiada seorangpun yang lebih jauh tempatnya dari masjid. Ketika di katakan kepadanya : Andaikan kau membeli himar untuk kendaraan di waktu gelap dan waktu panas. Jawabnya : Saya tidak senang kalau sekiranya rumahku di samping masjid, saya lebih suka dicatat perjalananku ke masjid, dan kembaliku jika kembali ke rumahku (keluargaku). Maka sabda Rasulullah s.a.w. : Allah telah mengumpulkan bagimu kedua pahala itu. (HR. Muslim)

Dalam riwayat lain: Nabi Bersabda : Bagimu apa yang kau harapkan dari Allah.
----------------------------------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN I, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1978, halaman 147.

Rabu, 29 Agustus 2012

JALAN MENUJU KEBAIKAN (20)

Djabir r.a. berkata : Ketika Banu Salimah akan berpindah rumah ke dekat masjid, terdengar berita itu kepada Rasulullah, maka ditanya oleh Rasulullah : Saya dengar kabar bahwa kamu akan pindah ke dekat masjid? Jawab mereka : Benar ya Rasulullah. Kami bermaksud demikian. Berkata Nabi : Hai Banu Salimah, tetaplah kamu di kampungmu, niscaya tercatat bagimu bekas langkah kakimu, diulang kata itu dua kali. (HR. Muslim)

Dalam riwayat lain: Tiap langkah satu derajat.
------------------------------------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN I, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1978, halaman 146-147.

PENGARUH ROHANI

Di samping konflik karena herebut kedaulatan dan kekuasaan dalam hidup bertetangga Yahudi-Arab Yathrib itu. masih ada pengaruh lain yang lebih dalam pada pihak Aus dan Khazraj — melebihi penduduk jazirah Arab yang mana pun juga — yaitu dalam arti pengaruh rohani.
Orang-orang Yahudi sebagai Ahli Kitab dan penganjur monotheisma sangat mencela tetangga-tetangga mereka yang terdiri dan kaum pagan dengan penyembah berhala sebagai pendekatan kepada Tuhan.
Mereka diperingatkan bahwa kelak akan ada seorang nabi yang akan menghabiskan mereka dan mendukung Yahudi. Tetapi propaganda mi tidak sampai membuat orang-orang Arab itu mau menganut agama Yahudi. Soalnya karena dua sebab: pertama karena selalu ada perang antara kaum Nasrani dan kaum Yahudi, yang lalu membuat Yahudi Yathrib hanya hidup can selamat, yang berarti akan menjamin lancarnya perdagangan mereka. Kedua, orang-orang Yahudi beranggapan, bahwa mereka adalah bangsa pilihan Tuhan, dan mereka tidak mau ada bangsa lain memegang kedudukan ini. Di samping itu mereka memang tidak pernah mengajak orang lain menganut agamanya dan mereka pun tidak pula keluar dari lingkungan Keluarga Israil. Atas dasar kedua sebab tersebut, hubungan tetangga dan hubungan dagang antara Yahudi dengan Arab — Aus dan Khazraj — membuat lebih banyak mengetahui cerita-cerita kerohanian dan masalah-masalah agama lainnya dibanding dengan golongan Arab yang lain. Ini menunjukkan bahwa tak ada suatu golongan dari kalangan Arab yang dapat menerima ajakan Muhammad dalam arti spiritual seperti yang dilakukan oleh penduduk Yathrib itu.

SUWAID BIN ‘SH-SHAMIT
Suwaid bin sh-Shamit adalah seorang bangsawan terkemuka di Yathrib. Karena ketabahannya, pengetahuannya, kebangsawanan dan keturunannya. masyarakatnya sendiri menamakannya al-Kamil (yang sempurna). Pada waktu membicarakan ini Suwaid sedang berada di Mekah berziarah. Muhammad lalu menemuinya dan diajaknya ia mengenal Tuhan dan menganut Islam.
“Barangkali yang ada padamu itu sama dengan yang ada padaku”, kata Suwaid.
“Apa yang ada padamu?” tanya Muhammad.
“Kata-kata mutiara oleh Luqman.”
Lalu Muhammad minta supaya hal ini dikemukakan.
“Memang itu kata-kata yang baik,” kata Muhammad setelah oleh Suwaid dikemukakan. “Tapi yang ada padaku lebih utama tentunya, yaitu Quran sebagai bimbingan dan cahaya.”
Lalu dibacakannya ayat-ayat Quran itu kepadanya disertai ajakan agar ia sudi menerima Islam. Gembira sekali Suwaid mendengar ini.
“Memang baik sekali ini,” katanya. Lalu ia pergi hendak memikirkan hal tersebut. Ada sementara orang yang berkata ketika ia dibunuh oleh Khazraj, bahwa Ia mati sebagai Muslim.
Peristiwa Suwaid bin Shamit ini bukan contoh satu-satunya yang menunjukkan adanya pengaruh Yahudi dan Arab di Yathrib yang bertetangga itu, dari segi rohani.
Keadaan Aus dan Khazraj yang begitu bermusuhan sebagai akibat provokasi pihak Yahudi seperti yang sudah kita ketahui, satu sama lain mencari sekutu di kalangan kabilah-kabilah Arab untuk memerangi lawannya. Dalam hal ini kedatangan Abu’l-Haisar Ans bin Rafi’ ke Mekah disertai pemuda-pemuda dari Banu Abd’l-Asyhal — termasuk Iyas bin Mu’adh — adalah dalam rangka mencari persekutuan dengan pihak Quraisy dan golongannya sendiri dan pihak Khazraj. Muhammad mengetahui hal ini. Ditemuinya mereka itu, dan diperkenalkannya Islam kepada mereka, Lalu dibacanya ayat-ayat Quran kepada mereka.
Pada waktu itu, Iyas bin Mu’adh sebagai pemuda remaja mengatakan : Kawan-kawan, ini adalah lebih baik daripada apa yang ada pada kita semua.”
Mereka kemudian kembali pulang ke Yathrib. Tak ada yang masuk Islam di antara mereka itu, selain Iyas. Mereka semua sedang sibuk mencari sekutu sebagai suatu persiapan karena adanya insiden Bu’ath yang telah melibatkan Aus dan Khazraj ke dalam api perang saudara itu, tidak lama sesudah Abu’l-Haisar dan rombongannya kembali dari Mekah. Akan tetapi kata-kata Muhammad ‘alaihissalam telah meninggalkan bekas yang dalam ke dalam jiwa mereka setelah terjadinya insiden itu, yang lalu membuat Aus dan Khazraj menantikan Muhammad sebagai Nabi, sebagai Rasul, sebagai wakil dan pemuka mereka.
----------------------------------------------------------------------------
SEJARAH HIDUP MUHAMMAD, Muhammad Husain Haekal, diterbitkan oleh Litera Antar Nusa, Cetakan Kesebelas, Januari 1990, halaman 164-166

Selasa, 28 Agustus 2012

MASJID AL JAUHARI Srondol Wetan Banyumanik Semarang

Masjid Al-Jauhari Gaharu Banyumanik Semarang
MASJID AL JAUHARI
Jl. Gaharu Raya No. 30 C
Kelurahan Srondol Wetan Kecamatan Banyumanik
Semarang

JALAN MENUJU KEBAIKAN (19)

Djabir r.a. berkata : Bersabda Rasulullah s.a.w. : Tiada seorang muslim yang menanam suatu tanaman, melainkan yang dimakan termasuk sedekah, dan yang dicuri termasuk sedekahnya, dan tiada diambil oleh seorangpun melainkan menjadi sedekahnya. (HR. Muslim)

Dalam riwayat yang lain : Tiada seorang muslim yang menanam tanaman, kemudian dimakan oleh manusia atau binatang atau burung melainkan menjadi sedekah baginya hingga hari qiyamaat.
-------------------------------------------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN I, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1978, halaman 146.

Senin, 27 Agustus 2012

JALAN MENUJU KEBAIKAN (18)

Djabir r.a. berkata : Bersabda Rasulullah s.a.w. : Tiap-tiap kebaikan itu berarti sedekah. (HR. Buchary)
---------------------------------------------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN I, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1978, halaman 146.

TANDA KEMENANGAN DARI YATHRIB

Tidak selang berapa tahun kemudian Muhammad menunggu, tiba-tiba tampak tanda permulaan kemenangan itu datang dari jurusan Yathrib. Bagi Muhammad Yathrib mempunyai arti hubungan bukan hubungan dagang, tetapi suatu hubungan yang dekat sekali. Di tempat itu ada sebuah kuburan, dan sebelum wafat, sekali setahun ibunya berziarah ke tempat itu. Sedang famili-familinya, dari pihak Banu Najjar, ialah keluarga kakeknya Abd’l-Muttalib dari pihak ibu. Kuburan itu ialah makam ayahnya, Abdullah bin Abd’l-Muttalib. Ke makam inilah Aminah sebagai istri yang setia berziarah. Dulu Abd’l-Muttalib juga sebagai ayah yang kehilangan anak yang sedang muda belia dan tegap, pernah berziarah. Ketika berusia enam tahun, Muhammad juga pernah ke Yathrib menemani ibunya. Jadi bersama ibunya ia juga ziarah ke makam ayahnya itu. Kemudian mereka berdua kembali pulang. Aminah jatuh sakit di tengah penjalanan, sampai wafat. Lalu dikuburkan di Abwa’ — pertengahan jalan antara Yathrib dengan Mekah.
Jadi tidak heranlah apabila tanda-tanda kemenangan bagi Muhammad itu dimulai dari jurusan sebuah kota yang mempunyai hubungan sedemikian rupa. Ke arah ini jugalah dulu ia menghadap, tatkala dalam sholat itu al-Masjid’l-Aqsha di Bait’l-Maqdis dijadikan kiblatnya, tempat sesepuhnya Musa dan Isa. Tidak heran apabila nasib baik itu akan jatuh ke Yathrib. Di tempat ini Muhammad akan beroleh kemenangan, di tempat ini pula Islam akan beroleh sukses dan berkembang.

AUS KHAZRAJ DAN YAHUDI

Nasib baik telah jatuh di Yathrib, suatu hal yang tidak terjadi pada kota yang lain. Waktu itu dua kabilah Aus dan Khazraj adalah penyembah berhala di Yathrib. Mereka saling bertetangga dengan orang-orang Yahudi. Sering pula timbul kebencian antara mereka itu dan dari kebencian ini sampai timbul pula peperangan: Sejarah memperlihatkan bahwa orang-orang Masehi di Syam, yang berada di bawah pengaruh Rumawi Timur (Bizantium) sangat membenci orang-orang Yahudi, sebab mereka percaya bahwa mereka inilah yang telah menyiksa dan menyalib Isa al-Masih. Mereka menyerbu Yathrib guna memerangi orang-orang Yahudi. Akan tetapi karena tidak berhasil mereka lalu membujuk dan meminta bantuan Aus dan Khaznaj. Tidak sedikit jumlah orang-orang Yahudi itu kemudian yang mereka bunuh. Dengan demikian kedudukan orang-orang Yahudi sebagai yang dipertuan dijatuhkan, dan orang-orang Arab kabilah Aus dan Khazraj yang tadinya terbatas hanya sebagai kuil telah dinaikkan. Sesudah itu orang-orang Arab itu berusaha lagi akan menghantam orang-orang Yahudi supaya kekuasaan mereka atas kota yang makmur dan subur dengan pertanian dan air itu lebih besar lagi, Siasat mereka ini berhasil baik sekali.
Tetapi pihak Yahudi sendiri kemudian menyadari akan bencana yang menimpa diri mereka itu. Permusuhan dan kebencian pihak Yahudi Yathrib terhadap Aus dan Khazraj makin mendalam, Aus dan Khazraj pun demikian juga terhadap Yahudi.
Sekarang pengikut-pengikut Musa ini melihat, bahwa pertempuran yang dilawan dengan pertempuran berarti akan menghahiskan mereka samasekali, apalagi kalau Aus dan Khazraj sampai bersahabat baik (Hilf (jamak ahlaf)) pernyataan sumpah setia-kawan atau bersahabat baik antar kabilah bersangkutan yang biasa berlaku dalam tradisi masyarakat Arab pada masa itu. Halif (jamak hulafa’), yakni pihak yang mengadakan persahabatan, kawan-kawan sepersekutuan) dengan orang-orang Arab, yang seagama dengan Ahli Kitab. Maka dalam siasat mereka, mereka menempuh suatu cara bukan mencari kemenangan dalam pertempuran, melainkan dengan menggunakan siasat memecah belah. Mereka melakukan intrik di kalangan Aus dengan Khazraj menyebarkan provokasi permusuhan dan kebencian di kalangan mereka supaya masing-masing pihak selalu bersiap-siap akan saling bertempur.
Dengan demikian selamatlah propaganda mereka itu. Mereka sekarang dapat memperbesar perdagangan dan kekayaan mereka. Kekuasaan mereka yang sudah hilang dapat mereka rebut kembali, termasuk rumah-rumah dan harta tidak bergerak lainnya.
------------------------------------------------------------------
SEJARAH HIDUP MUHAMMAD, Muhammad Husain Haekal, diterbitkan oleh Litera Antar Nusa, Cetakan Kesebelas, Januari 1990, halaman 163-164

Minggu, 26 Agustus 2012

Masjid As-Shifa RSUD Purwokerto

Masjid AS-SHIFA
Kompleks RSUD Dr. Margono Soekarjo Purwokerto
Jl. Dr Gumbreg No.1 Purwokerto

JALAN MENUJU KEBAIKAN (17)

Abu Musa Al-Asj’ary r.a. berkata: Bersabda Rasulullah s.a.w.: Jika seorang hamba sedang sakit atau bepergian, maka dicatat untuknya amal perbuatan yang biasa di lakukan di waktu sehat tidak bepergian. (HR. Buchary)
-----------------------------------------------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN I, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1978, halaman 145.

I’TIKAF DAN IBADAT PADA BULAN RAMADLAN (9)

Dari Abu Sa’id Al-Khudriyyi r.a. ia berkata; Rasulullah s.a.w. bersabda : “Tidak boleh diadakan perjalanan kecuali kepada tiga mesjid : Masjidil haram, Masjidku ini dan Masjidil-Aqsha”. Muttafaq ‘alaih. (HR. Bukhary dan Muslim)

Tidak boleh mengadakan perjalanan untuk ziarah-ziarah yang berupa keagamaan, kecuali kepada tiga mesjid itu.
--------------------------------
Tarjamah BULUGHUL MARAM, Ibnu Hajar Asqalany, Penerbit : PT. Alma’arif Bandung, Cetakan ke tujuh, 1984, Bab Kitabush-Shiyam, halaman 254.

Sabtu, 25 Agustus 2012

JALAN MENUJU KEBAIKAN (16)

Abu Musa A1-Asj’ary r.a. berkata : Bersabda Rasulullah s.a.w. : Siapa yang sholat subuh dan asar masuk sorga. (HR. Buchary dan Muslim)

Yalah menjaga waktu keduanya. Berarti siapa yang dapat menjaga kedua waktu yang berat kesatu karena lezatnya tidur, dan kedua karena sibuk kerja, maka jika pada kedua waktu itu dapat menjaga, maka dapat dipastikan bahwa sholat pada waktu yang lain-lainnya akan lebih diperhatikan.
-----------------------------------------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN I, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1978, halaman 145.

I’TIKAF DAN IBADAT PADA BULAN RAMADLAN (8)

Dari Aisyah r.a., ia berkata; saya bertanya: “Ya Rasulullah bagaimana kalau saya tahu akan malam Lailatul-qadar itu? Apa yang harus saya ucapkan pada malam itu?” Beliau bersabda: “Ucapkanlah : ALLAHUMMA INNAKA ‘AFFUWWUN TUKHIBUL ‘AFWA FA’FU ANNA. (“Ya Allah, Engkau adalah pengampun, suka mengampuni, ampunilah hamba”). Diriwayatkan oleh Imam yang Lima (Ahmad, Abu Daud, Ibnu Majah, Tirmidzi dan Nasa’i), kecuali Abu Daud, dan disahkan oleh Tirmidzi dan Hakim.
-------------------------------------
Tarjamah BULUGHUL MARAM, Ibnu Hajar Asqalany, Penerbit : PT. Alma’arif Bandung, Cetakan ke tujuh, 1984, Bab Kitabush-Shiyam, halaman 253-254.

Jumat, 24 Agustus 2012

Kombinasi Rune Magic

SUIKODEN 2. Ketika Hero Genkaku dan kawan-kawan menghadapi BOSS MONSTER pada misi-misi penting bisa menggunakan kombinasi serangan magic dari 2 karakter yang masing-masing sudah memiliki Rune mencapai level 4 :
RUNE FIRE (Explosion) + RUNE EARTH (Earthquake)

Kombinasi Rune Explosion dan Earthquake

RUNE WIND (Storm Warning) + RUNE EARTH (Earthquake)

Kombinasi Rune Storm Warning dan Earthquake

RUNE WATER (Silent Lake) + RUNE WIND (Storm Warning)

Kombinasi Rune Silent Lake dan Storm Warning

RUNE LIGHTNING (Thor Shot) + RUNE WATER (Silent Lake)

Kombinasi Rune Thor Shot dan Silent Lake

RUNE FIRE (Explosion) + RUNE LIGHTNING (Thor Shot)

Kombinasi Rune Explosion dan Thor Shot

JALAN MENUJU KEBAIKAN (15)

Abu Hurairah r.a. berkata : Bersabda Rasulullah s.a.w. : Sukakah saya tunjukkan kepadamu apa-apa yang dapat menghapuskan dosa dan menaikkan tingkat derajat di sorga? Jawab sahabat : Baiklah ya Rasulullah. Bersabda Nabi : Menyempurnakan wudlu’ di masa kesukaran, dan banyak melangkah (berjalan) ke masjid, dan menantikan sholat setelah selesai dari sholat, itulah yang disebut Arribath (bertugas di front terdepan). (HR. Muslim)
-----------------------------------------------------------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN I, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1978, halaman 144-145.

I’TIKAF DAN IBADAT PADA BULAN RAMADLAN (7)

Dari Muawiyah bin Abu Syufyan r.a. dan Nabi s.a.w., beliau bersabda tentang malam lailatul-qadar: “Lailatul-qadar itu ialah pada malam 27”. Diriwayatkan oleh Abu Daud, dan yang rajih ialah mauquf. Dan telah berselisih tentang menetapkan malam Lailatul-qadar itu hingga 40 qaul yang telah saya catat dari Fathul-Bary.
-------------------------------
Tarjamah BULUGHUL MARAM, Ibnu Hajar Asqalany, Penerbit : PT. Alma’arif Bandung, Cetakan ke tujuh, 1984, Bab Kitabush-Shiyam, halaman 253.

Kamis, 23 Agustus 2012

JALAN MENUJU KEBAIKAN (14)

Abu Hurairah r.a. berkata : Bersabda Rasulullah s.a.w. : Sholat lima waktu dan jum’at ke jum’at dan Ramadlan ke Ramadlan menjadi penebus dosa yang terjadi antara itu semua, asal ditinggalkannya dosa-dosa yang besar. (HR. Muslim)
---------------------------------------------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN I, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1978, halaman 144.

SEBELUM IKRAR ‘AQABA

Orang-orang Quraisy tidak dapat memahami arti isra’, juga mereka yang sudah Islam banyak yang tidak memahami artinya, seperti sudah disebutkan tadi. Itu sebabnya, ada kelompok yang lalu meninggalkan Muhammad yang tadinya sudah sekian lama menjadi pengikutnya. Permusuhan Quraisy terhadap Muhammad dan terhadap kaum Muslimin makin keras juga, sehingga mereka sudah merasa sungguh kesal karenanya. Rasanya tak ada lagi harapan bagi Muhammad akan mendapat dukungan kabilah-kabilah sesudah ternyata Thaqif dan Ta’if menolaknya dengan cara yang tidak baik. Demikian juga kemudian kabilah-kabilah Kinda, Kaib, Banu ‘Amir dan Banu Hanifa semua menolaknya, ketika ia datang mengenalkan diri kepada mereka pada musim ziarah.
Sesudah itu Muhammad merasa, bahwa tiada seorang pun dari Quraisy itu nampaknya yang dapat diharapkan diajak kepada kebenaran. Kabilah-kabilah lain di luar Quraisy yang berada di sekitar Mekah dan yang datang berziarah ke tempat itu dan segenap penjuru daerah Arab, melihat keadaannya yang dikucilkan itu dan melihat sikap permusuhan Quraisy kepadanya demikian rupa, membuat setiap orang yang mendukungnya jadi memusuhi mereka. Sekarang sikap Quraisy tambah keras pula menentangnya.
Meskipun Muhammad sudah merasa berbesar hati karena adanya Hamzah dan Umar, dan meskipun ia sudah yakin, bahwa Quraisy tidak akan terlalu membahayakan melebihi yang sudah-sudah mengingat adanya pertahanan pihak keluarganya dari Banu Hasyim dan Banu Abd’l Muttalib, tapi ia melihat — sampai pada waktu itu — bahwa risalah Tuhan itu akan terhenti hanya pada suatu lingkaran pengikutnya saja. Mereka yang terdiri dari orang-orang yang masih lemah dan sedikit sekali jumlahnya, hampir-hampir saja punah atau tergoda meninggalkan agamanya kalau tidak segera datang kemenangan dan pertolongan Tuhan. Hal ini berjalan cukup lama. Muhammad makin dikucilkan di tengah-tengah keluarganya, kedengkian Quraisy juga bertambah besar.

KETABAHAN MUHAMMAD
Adakah pengasingan yang demikian ini telah melemahkan jiwanya dan dapat mematahkan semangatnya? Sekali-kali tidak! Bahkan kepercayaannya akan kebenaran yang datang dari Tuhan itu lebih luhur daripada sekadar pertimbangan-pertimbangan yang akan dapat melemahkan jiwa biasa. Bagi orang yang berjiwa luar biasa hal ini justru akan lebih memperkuat kepercayaannya.
Dalam keadaan terasing itu — dengan sahabat-sahabat di sekelilingnya — Muhammad yakin sekali Tuhan akan memberikan pertolongan kepadanya dan agamanya pun akan mengatasi semua agama. Badai kedengkian tidak sampai menggoyahkan hatinya. Bahkan tetap ia tinggal di Mekah selama beberapa tahun. Tidak peduli ia harta Khadijah dan hartanya sendiri akan habis. Keadaannya yang sangat miskin tidak sampai melemahkan hatinya. Jiwanya tak pernah ganderung kepada apa pun selain dari pertolongan Tuhan yang sudah pasti akan diberikan kepadanya.
Apabila musim ziarah sudah tiba, orang-orang dari segenap jazirah Arab sudah berkumpul lagi di Mekah, ia pun mulai menemui kabilah-kabilah itu. Diajaknya mereka memahami kebenaran agama yang dibawanya itu. Tidak peduli ia apakah kabilah-kabilah tidak mau menerima ajakannya, atau akan mengusirnya secara kasar. Beberapa orang pandir dari Quraisy berusaha mengasut ketika diketahui ia terus menyampaikan amanat Tuhan itu kepada orang ramai. Mereka memperlakukannya dengan segala kejahatan. Tetapi semua itu tidak mengubah ketenangan jiwanya dan ia yakin sekali akan hari esok. Allah Maha Agung telah mengutusnya demi kebenaran. Sudah tentu Dialah Pembela dan Pendukung kebenaran itu. Tuhan juga yang telah mewahyukan kepadanya, supaya dalam berdebat hendaknya dilakukan dengan cara yang sebaik-baiknya.
“Sehingga permusuhan antara engkau dengan dia itu sudah seperti persahabatan yang erat sekali.” (QS 41 : 34).  Dan supaya bicara dengan mereka dengan lemah-lembut, kalau-kalau mereka mau sadar dan merasa gentar. Jadi, tabahkanlah hati menghadapi siksaan mereka. Tuhan bersama mereka yang taban hati.
-------------------------------------------------------------
SEJARAH HIDUP MUHAMMAD, Muhammad Husain Haekal, diterbitkan oleh Litera Antar Nusa, Cetakan Kesebelas, Januari 1990, halaman 161-163

I’TIKAF DAN IBADAT PADA BULAN RAMADLAN (6)

Dari Ibnu Umar r.a.; “Bahwasanya beberapa orang dari shahabat-shahabat Nabi s.a.w., memimpikan Lailatul-qadar, ialah pada tujuh hari yang akhir; maka Rasulullah s.a.w. bersabda: “Diperlihatkan kepadaku kebenaran mimpi kalian, ialah telah sesuai pada tujuh hari terakhir, oleh karena itu barangsiapa yang akan mencari malam tersebut, carilah pada tujuh hari terakhir”. Muttafaq ‘alaih. (HR. Bukhary dan Muslim)

Malam Lailatul-qadar, adalah suatu malam dimana do’a-do’a kita pasti dikabulkan, dan ibadat pada malam itu pahalanya sama dengan ibadat 1.000 bulan.
--------------------------------
Tarjamah BULUGHUL MARAM, Ibnu Hajar Asqalany, Penerbit : PT. Alma’arif Bandung, Cetakan ke tujuh, 1984, Bab Kitabush-Shiyam, halaman 253.

Rabu, 22 Agustus 2012

Keluarga Monster Gurita Penjaga Dermaga Istana

Rulodia, sepertinya dia betinanya Abizboah
SUIKODEN 2. Selain 2 “MONSTER” yang terdeteksi rumornya di kota atau tempat sekitar dia ditemukan, FEATHER dan SIGFRIED. Ada “MONSTER” lain yang bisa direkrut sebagai alternatif cerita. Mereka adalah  ABIZBOAH (Tenmen Star atau Tentai Star), gurita berwarna biru yang bisa ditemukan di danau dalam gua Crom Cave, gua alternatif pintu masuk ke Tinto City saat Tinto City dikuasai zombie-nya Neclord. Ketika Tinto City telah Hero Genkaku bebaskan dari cengkraman Neclord berpetualanglah ke gua ini, temukan danau ditengah gua dan saat dia muncul berikan Rune Mindfulness pemberian Badeaux padanya.
Setelah mendapatkannya Hero Genkaku bisa mendapatkan karakter lain di tempat tersebut, RULODIA, gurita berwarna pink. Karakter ini tidak termasuk dalam 108 Stars Of Destiny. Pergi kembali ke gua ini dengan Abizboah dalam kelompokmu, maka dia akan bergabung dengan Hero Genkaku jika berkenan menggunakan Rune Mindfulness pemberian Badeaux yang tersisa untuk merekrut keluarga Monster Gurita ini.
Ketika sudah mendapatkan 2 “MONSTER” Gurita, Hero Genkaku pun dapat mendapatkan karakter tambahan, CHUCHARA, gurita berwarna hitam. Karakter ini juga tidak termasuk dalam 108 Stars Of Destiny, barangkali sebagai gantinya Ayda. Ajak Hero Genkaku jalan-jalan disekitar Dermaga Pelabuhan Istana. Ikuti saja prosesnya pengejaran anak Abizboah dan Rulodia ini, ketika dia terjepit di “Pondok Pemancingan Ikan Laut”-nya Yam Koo maka dia akan bergabung dengan Hero Genkaku.

JALAN MENUJU KEBAIKAN (13)

Abu Hurairah r.a. berkata : Bersabda Rasulullah s.a.w. : Jika seorang muslim (mu’min) berwudlu’ dan membasuh muka, keluar dari mukanya tiap dosa yang terlihat oleh kedua matanya bersama tetesan air. Dan bila membasuh dua tangannya, keluar dari padanya tiap dosa yang dikerjakan oleh tangannya bersama tetesan air yang terakhir sehingga keluar, ia bersih dari dosa, dan bila membasuh kedua kakinya keluar daripadanya tiap dosa yang dikerjakan oleh kakinya bersama tetesan air sehingga keluar bersih dari dosa. (HR. Muslim)
-------------------------------------------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN I, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1978, halaman 144.

I’TIKAF DAN IBADAT PADA BULAN RAMADLAN (5)

Dari Ibnu ‘Abbas r.a., bahwasanya Nabi s.a.w. bersabda: “Bagi yang i’tikaf tidak wajib puasa, melainkan ia mewajibkannya atas dirinya”. Diriwayatkan oleh Darukutny dan Hakim, dan yang rajih ialah mauquf.
---------------------------------------
Tarjamah BULUGHUL MARAM, Ibnu Hajar Asqalany, Penerbit : PT. Alma’arif Bandung, Cetakan ke tujuh, 1984, Bab Kitabush-Shiyam, halaman 252.

Selasa, 21 Agustus 2012

ZAKAT FITRAH (4)

Dari Ibnu ‘Abbas r.a., ia berkata Rasulullah mewajibkan zakat fithrah itu selaku pembersih daripada perbuatan. sia-sia dan omongan-omongan yang kotor, dari orang yang berpuasa dan sebagai makanan bagi orang miskin; maka barangsiapa yang menunaikannya sebelum sholat ‘Id, itu adalah zakat fithrah yang diterima, dan barangsiapa yang menunaikannya setelah sholat, maka itu hanyalah suatu sidkah dari sidkah-sidkah biasa. Diriwayatkan oleh Abu Daud dan Ibnu Majah, dan disahkan oleh Hakim.

Zakat fitrahnya tidak sah
-------------------------------
Tarjamah BULUGHUL MARAM, Ibnu Hajar Asqalany, Penerbit : PT. Alma’arif Bandung, Cetakan ke tujuh, 1984, Bab Kitabuz-Zakat, halaman 225-226.

JALAN MENUJU KEBAIKAN (12)

Abu Hurairah r.a. berkata : Bersabda Rasulullah s.a.w. : Siapa berwudlu’ maka menyempurnakan wudlu’nya, kemudian pergi ke masjid untuk berjum’at, maka mendengar dan memperhatikan khatib, diampunkan baginya dosa yang terjadi di antara jum’at itu dengan jum’at yang lalu ditambah tiga hari, dan siapa yang mempermainkan batu berarti lagha (sia-sia jum’atnya). (HR. Muslim)
--------------------------------------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN I, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1978, halaman 143-144.

YANG BERPENDAPAT ISRA’ DENGAN JASAD

Alasan mereka yang berpendapat bahwa isra’ itu dengan jasad ialah karena ketika Quraisy mendengar tentang kejadian Suraqa mereka menanyakannya dan mereka yang sudah beriman juga menanyakan tentang peristiwa yang luar biasa itu. Mereka memang belum pernah mendengar hal semacam itu. Lalu diceritakannya tentang adanya kafilah yang pernah dilaluinya di tengah jalan. Ketika ada seekor unta dari kafilah tersesat, dialah yang menunjukkan. Pernah ia minum dari sebuah kafilah lain dan sesudah minum lalu ditutupnya bejana itu. Pihak Qurais menanyakan hal tersebut. Kedua kafilah itu pun membenarkan apa yang telah diceritakan Muhammad itu.
Saya kira, kalau dalam hal ini orang bertanya kepada mereka yan berpendapat tentang isra’ dengan ruh itu, tentu mereka tidak akan merasa heran sesudah ternyata ilmu masa kita sekarang ini dapat mengetahui mungkinnya hyponotisma menceritakan hal-hal yang terjadi di tempat-tempat yang jauh. Apalagi dengan ruh yang dapat menghimpun kehidupan rohani dalam seluruh alam ini. Dengan tenaga yang diberikan Tuhan kepadanya ia dapat mengadakan komunikasi dengan rahasia hidup ini dari awal alam azali sampai pada akhirnya yang abadi.
-------------------------------------------
SEJARAH HIDUP MUHAMMAD, Muhammad Husain Haekal, diterbitkan oleh Litera Antar Nusa, Cetakan Kesebelas, Januari 1990, halaman 159-160

I’TIKAF DAN IBADAT PADA BULAN RAMADLAN (4)

Dan padanya pula r.a., ia berkata; “Sunnat bagi orang yang sedang i’tikaf tidak boleh menengok yang sakit, jangan menyaksikan jenazah, tidak boleh menyentuh perempuan dan jangan. bercumbu, dan jangan keluar (dari mesjid) untuk satu keperluan kecuali dalam perkara yang tiada boleh tidak, dan tidak ada i’tikaf melainkan dalam keadaan puasa, dan tidak ada i’tikaf melainkan di mesjid jami”. Diriwayatkan oleh Abu Daud, dan rawi-rawinya boleh juga dipakai, tapi yang rajih hadits ini mauquf akhirnya.
---------------------------------------
Tarjamah BULUGHUL MARAM, Ibnu Hajar Asqalany, Penerbit : PT. Alma’arif Bandung, Cetakan ke tujuh, 1984, Bab Kitabush-Shiyam, halaman 252.

Senin, 20 Agustus 2012

JALAN MENUJU KEBAIKAN (11)

Abu Hurairah r.a, berkata : Bersabda Nabi s.a.w. : Saya telah melihat seorang masuk sorga, dan bersenang-senang karena ia telah memotong suatu pohon yang mengganggu di jalan kaum muslimin. (HR. Muslim)

Dalam riwayat lain: Seorang berjalan maka terganggu oleh dahan di jalan, maka ia berkata : Demi Allah saya akan menyingkirkan dahan ini dan jalan supaya tidak mengganggu pada kaum muslimin, maka ia dimasukkan ke sorga. Ada pula riwayat : Ketika seseorang berjalan di jalan menemukan dahan berduri, maka disingkirkan dari jalan itu, maka Allah memuji padanya dan mengampunkannya.
---------------------------------------------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN I, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1978, halaman 143.

I’TIKAF DAN IBADAT PADA BULAN RAMADLAN (3)

Dan padanya pula r.a., ia berkata; “Pernah Rasulullah s.a.w. mengulurkan kepalanya kepada saya sedangkan beliau berada di mesjid, kemudian saya menyisir rambutnya. Dan beliau tidak masuk rumah apabila sedang beri’tikaf, kecuali bila ada keperluan”. Muttafaq ‘alaih (HR. Bukhary dan Muslim), dan lafadh ini dalam riwayat Bukhary.

Rumah Rasulullah s.a.w. berbatasan dengan mesjid, jadi Rasulullah s.a.w. mengulurkan kepalanya kepada Aisyah dan Aisyah berada di dalam rumah.
---------------------------------
Tarjamah BULUGHUL MARAM, Ibnu Hajar Asqalany, Penerbit : PT. Alma’arif Bandung, Cetakan ke tujuh, 1984, Bab Kitabush-Shiyam, halaman 251-252.

Minggu, 19 Agustus 2012

ZAKAT FITRAH (3)

Dari Abu Sa’id Alkhudriyyi ra., ia berkata; “Kami tunaikan zakat fithrah di zaman Nabi s.a.w. dengan satu sho’ gandum, atau satu sho’ kurma, atau satu sho’ sya’ir, atau satu sho’ kismis (anggur kering)”. Muttafaq ‘alaih (HR. Bukhary dan Muslim).

Dalam suatu riwayat : “Atau satu sho’ susu kering”. Berkata Abu Sa’id: “Adapun saya, maka selalu mengeluarkan zakat seperti yang aku keluarkan pada zaman Rasulullah s.a.w. Dan dalam riwayat Abu Daud : “Saya tidak menunaikannya melainkan dengan satu sho”.
--------------------------------
Tarjamah BULUGHUL MARAM, Ibnu Hajar Asqalany, Penerbit : PT. Alma’arif Bandung, Cetakan ke tujuh, 1984, Bab Kitabuz-Zakat, halaman 225.

JALAN MENUJU KEBAIKAN (10)

Abu Hurairah r.a. berkata : Rasulullah s.a.w. bersabda : Ketika seorang berjalan di jalan, mendadak ia merasa haus sehingga terpaksa turun ke dalam perigi untuk minum, kemudian ketika keluar dari perigi ada anjing menjilat-jilat tanah kehausan. Maka berkata orang itu : Mungkin anjing ini merasa haus, sebagaimana saya tadi, maka segera ia turun kembali ke dalam perigi dan memenuhi sepatunya dengan air dan digigitnya dengan mulut sehingga naik ke atas dan diminumkan kepada anjing, maka Allah memuji perbuatannya dan mengampunkan dosanya. Sahabat bertanya : Ya Rasulullah apakah dalam menolong binatang ada pahala? (HR. Buchary dan Muslim)

Dalam riwayat Buchary disebut : Allah memuji perbuatannya dan mengampunkan serta memasukkannya ke dalam sorga. Dan dalam riwayat lain : Ketika ada anjing berputar-putar di atas perigi, hampir mati kehausan, mendadak ada seorang pelacur dari Bani Isra’il, maka ia membuka sepatunya dan mengambilkan air untuk anjing itu kemudian diminumkan kepadanya, maka diampunkan dosanya, karena perbuatannya itu.
---------------------------------------------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN I, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1978, halaman 142-143.

ISRA’ DAN ILMU PENGETAHUAN MODERN

Ilmu pengetahuan zaman kita sekarang ini membenarkan pula teori telepati serta pengetahuan lain yang bersangkutan dengan itu. Demikian juga transmisi suara di atas gelombang eter dengan radio, telefotografi (facsimile transmisi) dan teleprinter lainnya, suatu hal yang tadinya masih dianggap suatu pekerjaan khayal belaka. Tenaga-tenaga yang masih tersimpan dalam alam semesta ini setiap hari masih selalu memperlihatkan yang baru kepada alam kita. Apabila jiwa sudah mencapai kekuatan dan kemampuan yang begitu tinggi seperti yang sudah dicapai oleh jiwa Muhammad s.a.w. itu, lalu Allah memperjalankan dia pada suatu malam dari Masjid’l-Haram ke al-Masjid’l-Aqsha, yang di sekelilingnya sudah diberi berkah guna memperlihatkan tanda-tanda kebesaran-Nya, maka itu pun oleh ilmu pengetahuan dapat pula dibenarkan. Arti semua ini ialah pengertian-pengertian yang begitu kuat dan luhur, begitu indah dan agung, dan telah pula membayangkan kesatuan rohani dan kesatuan alam semesta ini begitu jelas dan tegas dalam jiwa Muhammad. Orang akan dapat memahami arti semua ini apibila ia dapat berusaha menempatkan diri lebih tinggi dari bayangan hidup yang singkat ini. Ia berusaha mencapai esensi kebenaran tertinggi itu guna memahami kedudukannya yang sebenarnya dan kedudukan alam ini seluruhnya.

QURAISY SANGSI, BEBERAPA ORANG YANG SUDAH ISLAM BERBALIK

Orang-orang Arab penduduk Mekah tidak dapat memahami semua pengertian ini. Itulah pula sebabnya, tatkala soal isra’ itu oleh Muhammad disampaikan kepada mereka, mereka pun lalu menanggapinya dari bentuk materi — mungkin atau tidaknya isra’ itu. Apa yang dikatakannya itu kemudian menimbulkan kesangsian juga pada beberapa orang pengikutnya, pada orang-orang yang tadinya sudah percaya. Mereka banyak yang mengatakan : Masalah ini sudah jelas. Perjalanan kafilah yang terus menerus pun antara Mekah-Syam memakan waktu sebulan pergi dan sebulan pulang. Mana bolehjadi Muhammad hanya satu malam saja pergi-pulang ke Mekah?!
Tidak sedikit mereka yang sudah Islam itu kemudian berbalik murtad. Mereka yang masih menyangsikan hal ini lalu mendatangi Abu Bakar dan keterangan yang diberikan Muhammad itu dijadikan bahan pembicaraan.
“Kalian berdusta,” kata Abu Bakar.
“Sungguh,” kata mereka. “Dia di mesjid sedang bicara dengan orang banyak.”
“Dan kalaupun itu yang dikatakannya,” kata Abu Bakar lagi, “tentu dia bicara yang sebenarnya. Dia mengatakan kepadaku, bahwa ada berita dari Tuhan, dari langit ke bumi, pada waktu malam atau siang, aku percaya. Ini lebih lagi dari yang kamu herankan.”
Abu Bakar lalu mendatangi Nabi dan mendengarkan ia melukiskan Bait’l-Maqdis. Abu Bakar sudah pernah berkunjung ke kota itu.
Selesai Nabi melukiskan keadaan mesjidnya, Abu Bakar berkata : “Rasulullah, saya percaya.”
Sejak itu Muhammad memanggil Abu Bakar dengan “Ash-Shiddik.” (Yang tulus hati, yang sangat jujur).
------------------------------------------------------------
SEJARAH HIDUP MUHAMMAD, Muhammad Husain Haekal, diterbitkan oleh Litera Antar Nusa, Cetakan Kesebelas, Januari 1990, halaman 158-159

I’TIKAF DAN IBADAT PADA BULAN RAMADLAN (2)

Dari ‘Aisyah r.a., ia berkata; “Adalah Rasulullah s.a.w. apabila masuk sepuluh hari, ialah sepuluh hari yang terakhir dalam bulan Ramadlan, beliau menjauhi istrinya, dan menghidupkan malamnya, dan membangunkan ahli rumahnya”. Muttafaq ‘alaih. (HR. Bukhary dan Muslim)

Dan padanya pula r.a.; “Bahwasanya Nabi s.a.w. beri’tikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadlan sehingga sampam beliau meninggal dunia, kemudian sesudah beliau meninggal istri-istrinya beri’tikaf”. Muttafaq ‘alaih. (HR. Bukhary dan Muslim)

Dan padanya pula r.a., ia berkata; “Adalah Nabi s.a.w. apabila beliau hendak beri’tikaf, beliau sholat Shubuh lalu masuk ke tempat i’tikafnya”. Muttafaq ‘alaih”. (HR. Bukhary dan Muslim)
-----------------------------------
Tarjamah BULUGHUL MARAM, Ibnu Hajar Asqalany, Penerbit : PT. Alma’arif Bandung, Cetakan ke tujuh, 1984, Bab Kitabush-Shiyam, halaman 251.

Sabtu, 18 Agustus 2012

JALAN MENUJU KEBAIKAN (9)

Abu Hurairah r.a. berkata : Bersabda Nabi s.a.w. Iman mempunyai enam atau tujuh puluh lebih cabang atau ranting yang terutama yalah kalimat LAA ILAAHA ILLALLAAH, dan serendah-rendahnya yalah menghindarkan (membuangkan) sesuatu gangguan dari jalan dan sifat malu termasuk satu cabang dari iman. (HR. Buchary dan Muslim)
--------------------------------------------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN I, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1978, halaman 141.

MASJID AL MU'TASHIM Pondok Bukit Agung Semarang

Masjid Al-Mu'tashim Pondok Bukit Agung Semarang
MASJID AL MU'TASHIM
Pondok Bukit Agung Blok C21
Kecamatan Banyumanik - Semarang

Masjid ini tak jauh dari kantor Kelurahan Sumurboto kecamatan Banyumanik, SD Negeri Negeri Sumurboto.

I’TIKAF DAN IBADAT PADA BULAN RAMADLAN (1)

Dari Abu Hurairah r.a., bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda : “Barangsiapa yang beribadat pada bulan Ramadlan karena iman dan mengharap ganjaran, maka akan diampuni dosanya yang telah lalu”. Muttafaq ‘alaih. (HR. Bukhary dan Muslim)

Dosa-dosa yang diampuni itu adalah dosa-dosa kecil, karena dosa-dosa besar bisa hapus dengan bertobat. Sebagaimana yang diterangkan dalam riwayat Muslim: “Apabila ia menjauhi dosa-dosa besar”.
---------------------------------------
Tarjamah BULUGHUL MARAM, Ibnu Hajar Asqalany, Penerbit : PT. Alma’arif Bandung, Cetakan ke tujuh, 1984, Bab Kitabush-Shiyam, halaman 250-251.

Jumat, 17 Agustus 2012

ZAKAT FITRAH (2)

Dan dalam riwayat Ibnu Ady dan Darukutny, dengan sanad yang lemah (karena dalam sanadnya ada rawi bernama Muhammad bin Umar Al-Waqidi.); “Cukupkanlah mereka (orang-orang miskin) jangan sampai berkeliling (mencari nafkah) pada hari ini (Hari Raya)”.
------------------------------
Tarjamah BULUGHUL MARAM, Ibnu Hajar Asqalany, Penerbit : PT. Alma’arif Bandung, Cetakan ke tujuh, 1984, Bab Kitabuz-Zakat, halaman 225.

JALAN MENUJU KEBAIKAN (8)

Abu Hurairah r.a. berkata : Bersabda Nabi s.a.w. : Hai wanita muslimat, janganlah seorang tetangga merasa rendah akan memberi hadiah pada tetangganya, meskipun yang dihadiahkan itu sekadar kikil kambing. (HR. Buchary dan Muslim)

Oleh karena hadiah itu biasanya timbul karena ingat dan kasih sayang maka tidak diukur besar kecilnya, hanya dinilai dari bekas dan akibat yang ditimbulkannya.
--------------------------------------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN I, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1978, halaman 141.

ISRA’ DAN WIHDAT’L-WUJUD

Isra’ dan mi’raj ini dalam hidup kerohanian Muhammad s.a.w. mempunyai arti yang tinggi dan agung sekali, suatu arti yang lebih besar dari yang biasa mereka lukiskan itu, yang kadang tidak sedikit dikacau dan dirusak oleh imajinasi ahli-ahli ilmu kalam yang subur itu. Jiwa yang sungguh kuat itu, tatkala terjadi isra’ dan mi’raj, telah dipersatukan oleh kesatuan wujud ini, yang sudah sampai pada puncak kesempurnaannya. Pada saat itu tak ada sesuatu tabir ruang dan waktu atau sesuatu yang dapat mengalangj intelek dan jiwa Muhammad s.a.w., yang akan membuat penilaian kita tentang hidup ini menjadi nishi, terbatas oleh kekuatan-kekuatan kita yang sensasional, yang dapat diarahkan menurut akal pikiran. Pada saat itu semua batas  jadi hanyut di depan hati nurani Muhammad s.a.w.. Seluruh alam semesta ini sudah bersatu ke dalam jiwanya. yang lalu disadarinya, sejak dari awal yang azali sampai pada akhir yang abadi sejak dunia mulai berkembang sampai ke akhir zaman. Digambarkannya dalam perkembangan kesunyian dirinya dalam mencapai kesempurnaan itu, dengan jalan kebaikan dan keindahan dan kebenaran, dalam mengatasi dan mengalahkan segala kejahatan, kekurangan, keburukan dan kebatilan, dengan karunia dan ampunan Tuhan juga. Orang tidak akan mencapai keluhuran demikian itu, kalau tidak dengan suatu kekuatan yang berada di atas kodrat manusia yang pernah dikenalnya.
Apabila sesudah itu kemudian datang orang-orang yang menjadi pengikut Muhammad s.a.w. yang tidak sanggup mengikuti jejak pikirannya yang begitu tinggi, dengan kesadaran yang begitu kuat tentang kesatuan alam, kesempurnaan serta perjuangannya mencapai kesempurnaan itu, maka hal ini tidak mengherankan dan bukan pula aib tentunya. Orang-orang yang piawai dan jenial memang bertingkat-tingkat. Dalam kita mencapai kebenaran ini pun selalu terbentur pada batas-batas ini; tenaga kita sudah tidak mampu mengatasinya.
Apabila kita mau menyebutkan sebagai contoh — dengan sedikit perbedaan tentunya, sehubungan dengan apa yang kita hadapi sekarang ini — cerita orang-orang buta yang ingin mengetahui gajah itu apa, maka salah seorang dari mereka itu akan berkata, bahwa gajah itu ialah seutas tali yang panjang, sebab kebetulan yang terpegang adalah buntutnya; yang seorang lagi berkata bahwa gajah itu sebatang pohon, sebab kebetulan yang dijumpainya adalah kakinya; yang ketiga berkata, bahwa gajah itu runcing seperti anak panah, sebab kebetulan yang dijumpainya adalah taringnya; yang keempat berkata, bahwa gajah itu bulat panjang dan bengkok, banyak bergerak-gerak, sebab kebetulan yang dipegangnya adalah belalainya.
Contoh ini sebenarnya masih sejalan dengan gambaran yang terbayang ketika orang yang tidak buta itu melihat gajah untuk pertama kahnya. Boleh juga kiranya kita mengambil perbandingan antara persepsi (kesadaran) Muhammad s.a.w. menangkap esensi kesatuan alam ini serta penggambarannya ke dalam isra’ dan mi’raj yang beehubungan dengan waktu pertama sejak sebelum Adam sampai pada akhir hari kebangkitan dan yang akan menghilangkan pula kesudahan ruang ini, ketika ia melihat dengan mata batin dari Sidrat’l Muntaha ke alam semesta ini, yang ada sekarang di hadapannya dan sudah seperti kabut — dengan persepsi (kesadaran) kebanyakan orang yang dapat menangkap arti isra’ mi’raj itu. Tatkala itu ia berhadapan dengan bagian-bagian yang tidak termasuk kesatuan alam, sedang hidupnya hanya seperti partikel-partikel tubuh, bahkan seperti partikel-partikel yang melekat pada tubuh itu dengan susunannya yang tidak terpengaruh karenanya. Dari mana pula partikel-partikel daripada hidup tubuh itu, dan denyutan jantungnya, pancaran jiwanya, pikirannya yang penuh dengan enersi yang tak kenal batas; sebab, dari wujud hidup itulah ia berhubungan dengan segala kehidupu alam ini.
Isra’ dengan ruh dalam pengertiannya adalah seperti isra’ dan mi’raj juga yang semuanya dengan ruh. Ini adalah begitu luhur, begitu indah dan agung. Ia merupakan suatu gambaran yang kuat sekali dalam arti kesatuan rohani sejak dari awal yang azali sampai pada akhir yang abadi. Ini adalah suatu pendakian ke atas Gunung Sinai, tatkala Tuhan berbicara dengan Musa, dan ke Bethlehem, tempat Isa dilahirkan. Pertemuan rohani demikian ini sudah mengandung shalawat bagi Muhammad, Isa, Musa dan Ibrahim, suatu manifestasi yang kuat sekali dalam arti kesatuan hidup agama sebagai suatu sendi kesatuan alam dalam edarannya yang terus menerus menuju kepada kesempurnaan.
Ilmu pengetahuan pada masa kita sekarang ini mengakui isra’ dengan ruh dan mengakui pula mi’raj dengan ruh. Apabila tenaga-tenaga yang bersih itu bertemu, maka sinar yang benar pun akan memancar. Dalam bentuk tertentu sama pula halnya dengan tenaga-tenaga alam ini, yang telah membukakan jalan kepada Marconi ketika ia menemukan suatu arus listrik tertentu dari kapalnya yang sedang berlabuh di Venesia. Dengan suatu kekuatan gelombang eter arus listrik itu telah dapat menerangi kota Sydney di Australia.
--------------------------------------------------------------------
SEJARAH HIDUP MUHAMMAD, Muhammad Husain Haekal, diterbitkan oleh Litera Antar Nusa, Cetakan Kesebelas, Januari 1990, halaman 156-158

PUASA SUNNAT DAN PUASA YANG DILARANG (16)

Dari Abdullah bin Umar r.a., ia berkata; Rasulullah s.a.w. bersabda: “Tidak dianggap berpuasa orang yang berpuasa selama-lamanya”. Muttafaq‘alaih. (HR. Bukhary dan Muslim)

Dan dalam riwayat Muslim dari hadits Abu Qatadah r.a. dengan lafadh; “Tidak dianggap puasa dan tidak dianggap berbuka”.
-----------------------------------------
Tarjamah BULUGHUL MARAM, Ibnu Hajar Asqalany, Penerbit : PT. Alma’arif Bandung, Cetakan ke tujuh, 1984, Bab Kitabush-Shiyam, halaman 250.

Kamis, 16 Agustus 2012

JALAN MENUJU KEBAIKAN (7)

Abu Hurairah r.a. berkata : Bersabda Nabi s.a.w. : Siapa yang pergi ke mesjid di waktu pagi atau senja, maka Allah menyediakan untuknya hidangan di sorga tiap pagi dan senja. (sore). (HR. Buchary dan Muslim)
-------------------------------------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN I, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1978, halaman 141.

PUASA SUNNAT DAN PUASA YANG DILARANG (15)

Dari Abu Hurairah r.a. : “Bahwasanya Nabi s,a.w, melarang puasa hari Arafah di Arafah. Diriwayatkan oleh Imam yang Lima (Ahmad, Abu Daud, Ibnu Majah, Tirmidzi dan Nasa’i) Tirmidzi, dan disahkan oleh Ibnu Khuzaimah, Hakim dan Uqaili menganggapnya munkar.
---------------------------------------
Tarjamah BULUGHUL MARAM, Ibnu Hajar Asqalany, Penerbit : PT. Alma’arif Bandung, Cetakan ke tujuh, 1984, Bab Kitabush-Shiyam, halaman 250.

Rabu, 15 Agustus 2012

ZAKAT FITRAH (1)

Dari Ibnu Umar r.a., ia berkata “Rasulullah s.a.w. telah mewajibkan iakat fitrah dengan kurma satu sho, atau dengan sya’ir satu sho’, atas hamba sahaya, orang merdeka, laki-laki, perempuan, anak-anak, orang tua, dan golongan kaum Muslim; dan beliau menyuruh agar zakat fithrah itu ditunaikan sebelum onang-orang keluar (selesai) sholat (Hari Raya)”. Muttafaq 'alaih (HR Bukhary dan Muslim).

Dalam lain riwayat : “Sehingga atas bayi yang masih ada dalam kandungan ibunya”. Ibnu ‘Abbas berkata: “Waktunya” ialah antara sholat shubuh dan sholat ‘Id’’.
--------------------------
Tarjamah BULUGHUL MARAM, Ibnu Hajar Asqalany, Penerbit : PT. Alma’arif Bandung, Cetakan ke tujuh, 1984, Bab Kitabuz-Zakat, halaman 224.

JALAN MENUJU KEBAIKAN (6)

Abu Hurairah r.a. berkata : Bersabda Rasulullah s.a.w. : Tiap persendian manusia ada kewajiban sedekah untuknya. Pada tiap hari di mana terbit matahari, mendamaikan secara adil antara dua orang berarti sedekah, dan membantu orang atas kendaraannya, menaikkan atau mengangkatkan barangnya berarti sedekah, dan kalimat yang sopan itu sedekah, dan tiap langkah berjalan untuk sholat itu sedekah, dan menghalaukan gangguan dan tengah jalan itu sedekah. (HR. Buchary dan Muslim)

‘Aisjah r.a. berkata : Bersabda Rasulullah s.a.w. : Sesungguhnya telah dijadikan pada tiap manusia tiga ratus enam puluh persendian dalam badannya. Maka siapa yang membaca : ALLAAHU AKBAR, DAN ALHAMDULILLAAH, DAN LAA ILAAHA ILLALLAAH DAN ASTAGHFIRULLAAH. Dan menghalaukan batu dari tengah jalan atau duri atau tulang dari jalanan orang, atau menganjurkan kebaikan atau mencegah mungkar, sebanyak tiga ratus enam puluh berarti ia berjalan pada hari itu sudah dijauhkan dari api neraka. (HR. Muslim)
-------------------------------------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN I, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1978, halaman 140-141.

CERITA IBN HISYAM TENTANG ISRA’

Demikian cerita Dermenghem tentang Isra’ dan Mi’raj. Kita pun dapat melihat, apa yang diceritakannya itu memang tersebar luas dalam buku-buku sejarah hidup Nabi, sekalipun akan kita lihat juga bahwa semua itu berbeda-beda. Di sana sini dilebihi atau dikurangi.
Salah satu contoh misalnya cerita Ibn Hisyam melalui ucapan Nabi ‘alaihissalam sesudah berjumpa dengan Adam di langit pertama, ketika mengatakan: “Kemudian kulihat orang-orang bermoncong seperti moncong unta, tangan mereka memegang segumpal api seperti batu-batu, lalu dilemparkan ke dalam mulut mereka dan keluar dari dubur. Aku bertanya : “Siapa mereka itu, Jibril’?”“ Mereka yang memakan harta anak-anak yatim secara tidak sah”, jawab Jibril. Kemudian kulihat orang-orang dengan perut yang belum pernah kulihat dengan cara keluarga Fir’aun menyeberangi mereka seperti unta yang kena penyakit daam kepalanya, ketika dibawa ke dalam api. Mereka diinjak-injak tak dapat beranjak dan lempat mereka. Aku bertanya: “Siapa mereka itu, Jibril?”“Mereka itu tukang-tukang riba”, jawabnya. Kemudian kulihat onang-orang, di hadapan mereka ada daging yang gemuk dan baik, di samping ada daging yang huruk dan busuk. Mereka makan daging yang buruk dan busuk itu dan meninggalkan yang gemuk dan baik. Aku bertanya: “Siapakah mereka itu, Jibril?”” Mereka orang-orang yang meninggalkan wanita yang dihalalkan Tuhan dan mencari wanita yang diharamkan”, jawabnya. Kemudian aku melihat wanita-wanita yang digantungkan pada buah dadanya. Lalu aku bertanya: “Siapa mereka itu, Jibril?”” Mereka itu wanita yang memasukkan laki-laki lain bukan dari keluarga mereka Kemudian aku dibawa ke surga. Di sana kulihat seorang budak perempuan, bibirnya merah. Kutanya dia: “Kepunyaan siapa engkau?” — Aku tertarik sekali waktu kulihat. “Aku kepunyaan Zaid ibn Haritha,” jawabnya. Maka Rasulullah s.a.w. lalu memberi selamat kepada Zaid ibn Haritha.”
Selain dari buku Ibn Hisyam ini, dalam buku-buku sejarah hidup Nabi yang lain dan dalam buku-buku tafsir orang akan melihat bermacam-macam hal lagi di samping itu. Sudah menjadi hak setiap penulis sejarah bila akan bertanya-tanya sampai di mana benar ketelitian dan penyelidikan yang mereka adakan dalam hal ini semua: mana yang boleh dijadikan pegangan (askripsi) sampai kepada Nabi sesuai dengan pegangan yang sahih (otentik), dan mana pula yang hanya berupa buah khayal orang-orang tasauf dan sebangsanya.
Kalau di sini tidak cukup ruangan untuk mengadakan ketentuan atau penyelidikan dalam bidang tersebut, dan kalau bukan pula di sini tempatnya untuk menyatakan apakah isra’ dan miraj itu keduanya dengan jasad, ataukah miraj dengan ruh dan isra’ dengan jasad, ataukah isra’ dan mi’raj itu semuanya dengan ruh — maka sudah tentu bahwa tiap pendapat itu akan ada dasarnya pada ahli-ahli ilmu kalam dan tak ada salahnya kalau atas pendapat-pendapat itu orang menyatakan pendiriannya sendiri yang akan berbeda pula satu dan yang lain.
Jadi barangsiapa yang mau menyatakan pendapatnya, bahwa isra’ dan mi’raj itu keduanya dengan ruh, maka dasarnya adalah seperti yang kita kemukakan tadi dan sudah berulang-ulang pula disebutkan dalam Quran dan diucapkan Rasul.
“Sungguh aku ini manusia seperti kamu juga; hanya aku diberi wahyu. Tetapi Tuhanmu adalah Tuhan Yang Esa,” (QS 18 : 110) dan bahwa satu-satunya mukjizat Muhammad ialah Quran dan “Bahwasanya Allah tidak akan mengampuni dosa orang yang mempersekutukan-Nya tetapi Dia mengampun segala dosa selain (syirik) itu, siapa saja yang dikehendakinya“ (QS 4 : 48)
Orang yang berpendapat demikian ini — sebenarnya melebihi yang lain — ia akan bertanya, apa sebenarnya arti isra’ dan mi’raj itu. Di sinilah letak pendapat yang ingin kita kemukakan. Kita belum mengetahui, sudah adakah orang mengemukakan hal ini sebelum kita, atau belum.
-----------------------------------------------------------
SEJARAH HIDUP MUHAMMAD, Muhammad Husain Haekal, diterbitkan oleh Litera Antar Nusa, Cetakan Kesebelas, Januari 1990, halaman 155-156

PUASA SUNNAT DAN PUASA YANG DILARANG (14)

Dari Ummu Salamah r.a.;”Bahwasanya Rasulullah saw. sering-sering berpuasa dihari Sabtu dan hari Ahad, dan beliau bersabda : “Kedua hari itu adalah Hari Raya bagi kaum musyrikin, dan saya ingin menentangnya”. Dikeluarkan oleh Nasai, dan disahkan oleh Ibnu Khuzaimah.
-----------------------------------
Tarjamah BULUGHUL MARAM, Ibnu Hajar Asqalany, Penerbit : PT. Alma’arif Bandung, Cetakan ke tujuh, 1984, Bab Kitabush-Shiyam, halaman 249-250.

Selasa, 14 Agustus 2012

JALAN MENUJU KEBAIKAN (5)

Abu Dzar r.a. berkata : Rasulullah berkata kepadaku : Jangan merendahkan walau sedikitpun dari kebaikan, walaupun hanya menyambut temanmu dengan wajah yang manis. (HR. Muslim)

Sekecil-kecil kebaikan bernilai di sisi Allah, walau sekedar tersenyum di muka teman.
---------------------------------------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN I, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1978, halaman 139-140.

PUASA SUNNAT DAN PUASA YANG DILARANG (13)

Dari Shamma’ binti Busr r.a., bahwasanya Rasulullah bersabda : “Janganlah kalian berpuasa di hari Sabtu kecuali puasa yang difardlukan atas kalian, apabila pada hari itu seseorang dari kalian tidak punya makanan kecuali kulit anggur atau sebuah ranting pohon, hendaklah ia mengunyahnya (memakannya)”. Diriwayatkan oleh Imam yang Lima (Ahmad, Abu Daud, Ibnu Majah, Tirmidzi dan Nasa’i) dan rawi-rawinya kuat, hanya hadist ini mudltarib (sebuah hadits yang diriwayatkan oleh seorang rawi dengan sebuah susunan kata, tetapi rawi itu pula meriwayatkan hadits itu pula dengan susunan kata yang tidak sama maknanya. Atau ia meriwayatkan hadits dengan sanad, kemudian ia meriwayatkan lagi dengan sanad itu pula tapi matannya ada perubahan, sehingga sukar ditentukan mana yang benar) , dan Imam Malik menganggap hadist ini munkar, sedangkan Abu Daud berkata : “Hadist ini mansukh”.
--------------------------------------
Tarjamah BULUGHUL MARAM, Ibnu Hajar Asqalany, Penerbit : PT. Alma’arif Bandung, Cetakan ke tujuh, 1984, Bab Kitabush-Shiyam, halaman 249.

Senin, 13 Agustus 2012

MEMBAGIKAN ZAKAT (6)

Dari Salim bin Abdullah bin Umar r.a. dari bapaknya r.a. : “Bahwasanya Rasulullah s.aw. memberi sesuatu pemberian kepada Umar bin Khathab, dan ia berkata: “Berikanlah kepada yang lebih fakir daripada saya”. Maka Rasulullah s.a.w. bersabda: “Ambillah olehmu, dan simpanlah atau sidkahkanlah; Apabila datang padamu harta semacam ini yang engkau tidak mengharap-harapkannya dan tidak memintanya, ambillah ia, tapi apabila tidak begitu janganlah nafsumu menginginkannya”. Diriwayatkan oleh Muslim.

Menurut riwayat-riwayat lainnya bahwa pemberian Rasulullah s.a.w. kepada Umar itu adalah sebagai upah, bukan bahagian zakat.
---------------------------------
Tarjamah BULUGHUL MARAM, Ibnu Hajar Asqalany, Penerbit : PT. Alma’arif Bandung, Cetakan ke tujuh, 1984, Bab Kitabuz-Zakat, halaman 234.

JALAN MENUJU KEBAIKAN (4)

Abu Dzar r.a. berkata : Ada beberapa orang berkata : Ya Rasulullah s.a.w. orang-orang kaya telah memborong semua pahala, mereka sholat sebagaimana kami, dan puasa sebagaimana kami,di samping itu mereka masih dapat bersedekah dengan kelebihan harta kekayaan mereka. Jawab Nabi : Tidakkah Allah telah memberi kepadamu kesempatan untuk bersedekah, sesungguhnya tiap bacaan tasbih itu suatu sedekah, dan tiap takbir sedekah, dan tiap tahmid sedekah, dan tiap tahlil sedekah, dan menganjurkan kebaikan sedekah, dan mencegah mungkar sedekah, bahkan dalam persetubuhan itu juga dianggap sedekah. Mereka bertanya : Ya Rasulullah, masakan seorang memuaskan sjahwat hawa nafsuaya mendapat pahala. Jawab Nabi : Bagaimana pendapatmu, andaikan ia dipergunakan pada yang haram, apakah mendapat siksa (dosa)? maka demikianlah sebaliknya jika diletakkan pada yang halal tentulah mendapat pahala. (HR. Muslim)
-------------------------------------------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN I, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1978, halaman 138-139.

GAMBARAN ISRA’ DALAM BUKU-BUKU SEJARAH HIDUP NABI

Dengan indah sekali Dermenghem melukiskan kisah ini yang disarikannya dan pelbagai buku sejarah hidup Nabi, yang terjemahannya sebagai berikut :
“Pada tengah malam yang sunyi dan hening, burung-burung malam pun diam membisu, binatang-binatang buas sudah berdiam diri, gemercik air dan siulan angin juga sudah tak terdengar lagi, ketika itu Muhammad terbangun oleh suara yang memanggilnya: “Hai orang yang sedang tidur, bangunlah!” Dan bila ia bangun, di hadapannya sudah berdiri Malaikat Jibril dengan wajah yang putih berseri dan berkilauan seperti salju, melepaskan rambutnya yang pirang terurai, dengan mengenakan pakaian berumbaikan mutiara dan emas. Dan dari sekelilingnya sayap-sayap yang beraneka warna bergeleparan. Tangannya memegang seekor hewan yang ajaib, yaitu buraq yang bersayap seperti sayap garuda. Hewan itu membungkuk di hadapan Rasul, dan Rasul pun naik.
“Maka meluncurlah buraq itu seperti anak panah membubung di atas pegunungan Mekah, di atas pasir-pasir sahara menuju arah ke utara. Dalam perjalanan itu ia ditemani oleh malaikat. Lalu berhenti di gunung Sinai di tempat Tuhan berbicara dengan Musa. Kemudian berhenti lagi di Bethlehem tempat Isa dilahirkan. Sesudah itu kemudian meluncur di udara.
“Sementara itu ada suara-suara misterius mencoba menghentikan Nabi, orang yang begitu ikhlas menjalankan risalahnya. Ia melihat, bahwa hanya Tuhanlah yang dapat menghentikan hewan itu di mana saja dikehendaki-Nya.
“Seterusnya mereka sampai ke Bait’l-Maqdis. Muhammad mengikatkan hewan kendaraannya itu. Di puing-puing kuil Sulaiman ia sholat bersama-sama Ibrahim, Musa dan Isa. Kemudian dibawakan tangga, yang lalu dipancangkan di atas batu Ya’qub. Dengan tangga itu Muhammad cepat-cepat naik ke langit.
“Langit pertama terbuat dari perak murni dengan bintang-bintang yang digantungkan dengan rantai-rantai emas. Tiap langit itu dijaga oleh malaikat, supaya jangan ada setan-setan yang bisa naik ke atas atau akan ada jin yang akan mendengarkan rahasia-rahasia langit. Di langit inilah Muhammad memberi hormat kepada Adam. Di tempat ini pula semua makhluk memuja dan memuji Tuhan. Pada keenam langit berikutnya Muhammad bertemu dengan Nuh, Harun, Musa, Ibrahim, Daud, Sulaiman, Idris, Yahya dan Isa. Juga di tempat itu ia melihat Malaikat maut Izrail, yang karena besarnya jarak antara kedua matanya adalah sejauh tujuh ribu hari perjalanan. Dan karena kekuasaan-Nya, ,maka yang berada di bawah perintahnya adalah seratus ribu kelompok. Ia sedang mencatat nama-nama mereka yang lahir dan mereka yang mati, dalam sebuah buku besar. Ia melihat juga Malaikat Air Mata, yang menangis karena dosa-dosa orang. Malaikat Dendam yang berwajah tembaga yang menguasai anasir api dan sedang duduk di atas singgasana dari nyala api. Dan dilihatnya juga ada malaikat yang besar luar biasa, separuh dari api dan separuh lagi dari salju, dikelilingi oleh malaikat-malaikat yang merupakan kelompok yang tiada hentinya menyebut-nyebut nama Tuhan : O Tuhan, Engkau telah menyatukan salju dengan api, telah menyatukan semua hamba-Mu setia menurut ketentuan-Mu.
“Langit ketujuh adalah tempat orang-orang yang adil, dengan malaikat yang lebih besar dan bumi ini seluruhnya. Ia mempunyai tujuh puluh ribu kepala, tiap kepala tujuh puluh ribu mulut, tiap mulut tujuh puluh ribu lidah, tiap lidah dapat berbicara dalam tujuh puluh ribu bahasa, tiap bahasa dengan tujuh puluh ribu dialek. Semua itu memuja dan memuji serta menguduskan Tuhan.
“Sementara ia sedang merenungkan makhluk-makhluk ajaib itu, tiba-tiba ia membubung lagi sampai di Sidrat’l-Muntaha yang terletak di sebelah kanan ‘Arsy, menaungi berjuta-juta ruh malaikat. Sesudah melangkah, tidak sampai sekejap mata pun ia sudah menyeberang, lautan-lautan yang begitu luas dan daerah-daerah cahaya yang terang-benderang lalu bagian yang gelap-gulita disertai berjuta-juta tabir kegelapan, api, air, udara dan angkasa. Tiap macam dipisahkan oleh jarak 500 tahun perjalanan. Ia melintasi tabir-tabir keindahan, kesempurnaan, rahasia, keagungan dan kesatuan. Di balik itu terdapat tujuh puluh ribu kelompok malaikat yang bersujud tidak bergerak dan tidak pula diperkenankan meninggalkan tempat.
“Kemudian terasa lagi ia membubung ke atas ke tempat Yang Maha Tinggi. Terpesona sekali ia. Tiba-tiba bumi dan langit menjadi satu, hampir-hampir tak dapat lagi ia melihatnya, seolah-olah sudah hilang tertelan. Keduanya tampak hanya sebesar biji-bijian di tengah-tengah ladang yang membentang luas.
“Begitu seharusnya manusia itu, di hadapan Raja semesta alam.”
“Kemudian lagi ia sudah berada di hadapan ‘Arsy, sudah dekat sekali. Ia sudah dapat melihat Tuhan dengan persepsinya, dan melihat segalanya yang tidak dapat dilukiskan dengan lidah, di luar jangkauan otak manusia akan dapat menangkapnya. Maha Agung Tuhan mengulurkan sebelah tangan-Nya di dada Muhammad dan yang sebelah lagi di bahunya. Ketika itu Nabi merasakan kesejukan di tulang punggungnya, Kemudian rasa tenang, damai, lalu fana ke dalam Diri Tuhan yang terasa membawa kenikmatan.”
“Sesudah berbicara Tuhan memerintahkan hamba-Nya itu supaya setiap Muslim setiap hari sholat lima puluh kali. Begitu Muhammad kembali turun dari langit, ia bertemu dengan Musa. Musa berkata kepadanya : “Bagaimana kau harapkan pengikut-pengikutmu akan dapat melakukan sholat lima puluh kali tiap hari? Sebelum engkau aku sudah punya pengalaman, sudah kucoba terhadap anak-anak Israil sejauh yang dapat kulakukan. Percayalah dan kembali kepada Tuhan, minta supaya dikurangi jumlah sholat itu.
“Muhammad pun kembali. Jumlah sholat juga lalu dikurangi menjadi empat puluh. Tetapi Musa menganggap itu masih di luar kemampuan orang. Disuruhnya lagi Nabi penggantinya itu berkali-kali kembali kepada Tuhan sehingga berakhir dengan ketentuan yang lima kali.”
“Sekarang Jibril membawa Nabi mengunjungi surga yang sudah disediakan sesudah hari kebangkitan, bagi mereka yang teguh iman. Kemudian Muhammad kembali dengan tangga itu ke bumi. Buraq pun dilepaskan. Lalu ia kembali dari Bait’l-Maqdis ke Mekah naik hewan bersayap.”
------------------------------------------------------------------
SEJARAH HIDUP MUHAMMAD, Muhammad Husain Haekal, diterbitkan oleh Litera Antar Nusa, Cetakan Kesebelas, Januari 1990, halaman 152-155

PUASA SUNNAT DAN PUASA YANG DILARANG (12)

Dari padanya pula ra., bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda : “Apabila bulan Sya’ban sudah lewat tengahnya, janganlah kalian berpuasa”. Diriwayatkan oleh Imam yang Lima (Ahmad, Abu Daud, Ibnu Majah, Tirmidzi dan Nasa’i) dan Ahmad menganggap hadist ini munkar.
----------------------------------
Tarjamah BULUGHUL MARAM, Ibnu Hajar Asqalany, Penerbit : PT. Alma’arif Bandung, Cetakan ke tujuh, 1984, Bab Kitabush-Shiyam, halaman 248-249.

Minggu, 12 Agustus 2012

PUASA SUNNAT DAN PUASA YANG DILARANG (11)

Dari padanya pula r.a. bahwasanya Rasulullah saw. bersabda : “Jangan sekali-kali seseorang di antara kamu berpuasa di hari Jum’at, kecuali kalau ia benpuasa pula satu hari sebelumnya atau sesudahnya”. Muttafaq ‘alaih (HR. Bukhary dan Muslim).
--------------------------------------
Tarjamah BULUGHUL MARAM, Ibnu Hajar Asqalany, Penerbit : PT. Alma’arif Bandung, Cetakan ke tujuh, 1984, Bab Kitabush-Shiyam, halaman 248.

JALAN MENUJU KEBAIKAN (3)

Abu Dzar r.a. berkata : bersabda Nabi s.a.w. : Telah ditunjukkan kepadaku semua amal perbuatan ummatku, yang baik maupun yang buruk, maka aku dapatkan dalam amal kebaikan, yaitu menghalaukan kotoran (gangguan) dari jalanan, dan saya dapatkan dalam bagian kebusukannya riyak (ingus) di masjid, kemudian dibiarkan tidak ditanam (di buang). (HR. Muslim)
------------------------------------------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN I, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1978, halaman 138.

Sabtu, 11 Agustus 2012

MEMBAGIKAN ZAKAT (5)

Dari Abu Rafi’ r.a.; “Bahwasanya Nabi s.a.w. telah mengutus seorang dari Bani Mahzum untuk memungut zakat, dan ia mengajak Abu Rafi’, katanya : “Marilah engkau ikut dengan saya, supaya engkau mendapat bagian dari zakat itu”. Maka Abu Rafi’ berkata : “Tidak, sebelum saya bertanya dahulu kepada Nabi s.a.w.”. Lalu ia datang kepada Nabi s.a.w., dan bertanya ; Dan beliau bersabda : “Maula (Maula adalah hamba sahaya yang dimerdekakan, Abu Rafi’ adalah hamba sahaya yang dimerdekakan oleh Nabi .s.a.w., jadi ia termasuk keluarga Nabi s.a.w, yang tidak boleh menerima zakat) satu kaum itu termasuk golongan mereka, dan zakat itu tidak halal bagi kita”. Diriwayatkan oleh Ahmad, Imam yang Tiga (Abu Dud, Ibnu Majah dan Tirmidzi), Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban.
----------------------------------
Tarjamah BULUGHUL MARAM, Ibnu Hajar Asqalany, Penerbit : PT. Alma’arif Bandung, Cetakan ke tujuh, 1984, Bab Kitabuz-Zakat, halaman 233-234.

PUASA SUNNAT DAN PUASA YANG DILARANG (10)

Dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi sa.w., beliau bersabda: “Jangan kalian mengistimewakan malam Jum’at untuk sholat daripada malam-malam lainnya, dan jangan kalian mengistimewakan hari Jum’at untuk berpuasa daripada hari-hari lainnya kecuali bagi seseorang di antara kalian yang kebetulan harus berpuasa di hari itu”. Diriwayatkan oleh Muslim.
--------------------------------------
Tarjamah BULUGHUL MARAM, Ibnu Hajar Asqalany, Penerbit : PT. Alma’arif Bandung, Cetakan ke tujuh, 1984, Bab Kitabush-Shiyam, halaman 248.

JALAN MENUJU KEBAIKAN (2)

Abu Dzar r.a. berkata: Rasulullah s.a.w. bersabda : Tiap pagi ada kewajiban bersedekah untuk tiap-tiap persendian (ruas). Maka tiap ucapan (SUBHAANALLAAH) sedekah, dan tiap ucapan (ALIIAMDULLILLAAH) sedekah, dan tiap ucapan (LAA ILAAHA ILLALLAAH) sedekah, dan tiap ucapan (ALLAAHU AKBAR) sedekah, dan menganjurkan kebaikan, dan mencegah dari mungkar sedekah, dan memadai dari itu semua sholat dua rak’at sunnat Dluha. (HR. Muslim)

Dan dalam badan manusia ada 360 ruas (persendian) yang kesemuanya itu harus disyukuri ni’mat Allah yang demikian luas dan banyak, tetapi agama menganggap semua penggunaan dari persendian itu untuk kebaikan maka itu sebagai sedekahnya.
-------------------------------------------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN I, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1978, halaman 137-138.

ISRA’ (TAHUN 621 M)

Pada masa itulah Isra’ dan Miraj terjadi. Malam itu Muhammad s.a.w. sedang berada di rumah saudara sepupunya, Hindun putri Abu Talib yang mendapat nama panggilan Umm Hani’. Ketika itu Hindun mengatakan :
“Malam itu Rasulullah bermalam di rumah saya. Selesai shalat akhir malam, ia tidur dan kami pun tidur. Pada waktu sebelum fajar Rasulullah sudah membangunkan kami. Sesudah melakukan ibadat pagi bersama-sama kami, ia berkata: ‘Umm Hani’, saya sudah shalat akhir malam bersama kamu sekalian seperti yang kaulihat di lembah ini. Kemudian saya ke Bait’l-Maqdis (Yerusalem) dan shalat di sana. Sekarang saya shalat siang bersama-sama kamu seperti kaulihat.”
Kataku: ‘Rasulullah, janganlah menceritakan ini kepada orang lain Orang akan mendustakan dan mengganggumu lagi!’.
“Tapi harus saya ceritakan kepada mereka”, jawabnya.

ISRA’ DENGAN RUH ATAU DENGAN JASAD
Orang yang mengatakan, bahwa Isra’ dan Mi’raj Muhammad ‘alaihi’,salam dengan ruh itu berpegang kepada keterangan Umm Hani’ ini, dan juga kepada yang pernah dikatakan oleh Aisyah: “Jasad Rasulullah s.a.w. tidak hilang, tetapi Allah menjadikan Isra (Asra, sura dan isra’, harfiah berarti “perjalanan malam hari”, ‘Araja berarti memanjat. Mi’raj harfiah tangga) itu dengan ruhnya”: Juga Mu’awiya bin Abi Sufyan ketika ditanya tentang Isra’ Rasul menyatakan : Itu adalah mimpi yang benar dari Tuhan. Di samping semua itu orang berpegang kepada firman Tuhan: “Tidak lain mimpi yang Kami perlihatkan kepadamu adalah sebagai ujian bagi manusia.” (QS 17 : 60)
Sebaliknya orang yang berpendapat, bahwa Isra’ dari Mekah ke Bait’l-Maqdis itu dengan jasad, landasannya ialah apa yang pernah dikatakan oleh Muhammad s.a.w., bahwa dalam Isra’ itu ia berada di pedalaman, seperti yang akan disebutkan ceritanya nanti. Sedang mi’raj ke langit adalah dengan ruh. Di samping mereka itu ada lagi pendapat bahwa Isra’ dan mi’raj itu keduanya dengan jasad. Polemik sekitar perbedaan pendapat ini di kalangan ahli-ahli ilmu kalam banyak sekali dan ribuan pula tulisan-tulisan sudah dikemukakan orang. Sekitar arti Isra’ ini kami sendiri sudah mempunyai pendapat yang ingin kami kemukakan juga. Kita belum mengetahui, sebab adakah orang yang mengemukakannya sebelum kita, atau belum. Tetapi, sebelum pendapat ini kita kemukakan — dan supaya dapat kita kemukakan — perlu sekali kita menyampaikan kisah isra’ dan mi’raj ini seperti yang terdapat dalam buku-buku sejarah hidup Nabi.
--------------------------------------------------------
SEJARAH HIDUP MUHAMMAD, Muhammad Husain Haekal, diterbitkan oleh Litera Antar Nusa, Cetakan Kesebelas, Januari 1990, halaman 151-152

Jumat, 10 Agustus 2012

PUASA SUNNAT DAN PUASA YANG DILARANG (9)

Dari ‘Aisyah dan Ibnu Umar r.a., mereka berkata; “Tidak diperbolehkan puasa pada hari-hari tasyriq kecuali bagi orang yang tidak punya qurban (ialah di Mina)”. Diriwayatkan oleh Bukhary.
--------------------------------------
Tarjamah BULUGHUL MARAM, Ibnu Hajar Asqalany, Penerbit : PT. Alma’arif Bandung, Cetakan ke tujuh, 1984, Bab Kitabush-Shiyam, halaman 248.

JALAN MENUJU KEBAIKAN (1)

Abu Dzar r.a. berkata: Ya Rasulullah, amal perbuatan apakah yang utama? Jawab Nabi : Iman (percaya) kepada Allah dan berjuang (jihad) untuk menegakkan agama Allah. Saya bertanya : Memerdekakan budak yang mana yang lebih afdhol (Utama)? Jawab Nabi : Yang lebih disayang oleh yang punya (majikannya), dan yang lebih mahal harganya. Jika saya tidak dapat berbuat itu? Jawab Nabi : Membantu pekerja, atau membuatkan orang yang tidak dapat bekeja. Ya Rasulullah, jika saya tidak dapat berbuat demikian? Jawab Nabi : Menahan kejahatanmu pada orang lain, maka itu sebagai sedekahmu pada dirimu. (HR. Buchary dan Muslim)

Karena perbuatan yang tidak berdasarkan iman akan sia-sia, maka amal yang utama adalah iman, sehingga semua amal itu tersendikan iman, dan kedua yalah jihad berjuang benar-benar untuk menegakkan agama Allah. Kemudian membantu meringankan beban orang lain, kalau sudah sunyi dari kebaikan sama sekali, maka harus menahan diri dari kejahatan.
----------------------------------------------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN I, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1978, halaman 137.

Kamis, 09 Agustus 2012

MEMBAGIKAN ZAKAT (4)

Dari Jubair bin Muth’im r.a., ia berkata ; “Saya beserta Utsman bin ‘Affan pergi kepada Nabi s.a.w., kami berkata: “Ya Rasulullah, engkau telah memberi Banu Muthalib seperlima dari rampasan perang Khaibar, dan engkau tinggalkan kami (tidak memberi kami) padahal kami dengan mereka itu sama satu derajat”. Maka Rasulullah s.a.w. bersabda : “Sesungguhnya Banu Muthalib dan Banu Hasyim itu masih satu keluarga “. Diriwayatkan oleh Bukhary.

Anak cucu Abdulmuthalib dan anak cucu Hasyim itu masih satu keluarga, mereka tidak boleh menerima zakat, tapi ada hak menerima sebagian dan seperlima rampasan perang. Lihat Al-Qur’an surat Al-Anfal ayat 41. Adapun Muth’im dan Utsman bukan dari Bani Hasyim dan bukan Bani Abdulmuthalib, jadi mereka boleh menerima zakat tapi tidak boleh menerima dari seperlima barang rampasan itu. Bani Muthalib dan Bani Hasyim itu adalah keturunan Abdimanaf, dan Jubair bin Muth’im itu adalah dari anak cucu Naufal bin Abdimanaf, dan Utsman bin Affan adalah dari anak cucu Abdusyams bin Abdimanaf. Mereka sederajat dengan Bani Hasyim dan Bani Muthalib, karena datuk mereka adalah Abdimanaf.
----------------------------------
Tarjamah BULUGHUL MARAM, Ibnu Hajar Asqalany, Penerbit : PT. Alma’arif Bandung, Cetakan ke tujuh, 1984, Bab Kitabuz-Zakat, halaman 232-233.

PUASA SUNNAT DAN PUASA YANG DILARANG (8)

Dari Nubaitsah A1-Hudzali r.a. ia berkata ; Rasulullah s.a.W. bersabda : “Hari-hari tasyriq itu adalah hari makan dan minum, dan hari dzikir kepada Allah ‘Azza wajalla”. Diriwayatkan oleh Muslim.
-----------------------------------
Tarjamah BULUGHUL MARAM, Ibnu Hajar Asqalany, Penerbit : PT. Alma’arif Bandung, Cetakan ke tujuh, 1984, Bab Kitabush-Shiyam, halaman 247.

MENAMBAH AMAL KEBAIKAN (5)

Djabir r.a. berkata : Bersabda Nabi s.a.w. Tiap hamba akan dibangkitkan dari kuburnya, menurut keadaannya di waktu ia mati. (HR. Muslim)

Apa yang biasa dilakukan oleh manusia di masa hidupnya sehingga mati atas amal perbuatan dan kelakuan itu, niscaya jika bangkit dari kubur seolah-olah ia masih terus akan melakukan kebiasaannya itu.
---------------------------------------------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN I, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1978, halaman 135.

MUHAMMAD MELAMAR AISYAH

Makin besar oposisi yang dilakukan kabilah-kabilah itu, Muhammad makin mau menyendiri. Makin gigih pihak Quraisy melakukan gangguan kepada sahabat-sahabatnya, makin pula ia merasakan pedihnya. Masa berkabung terhadap Khadijah itu pun sudah pula berlalu. Terpikir olehnya akan beristri, kalau-kalau istrinya itu kelak akan dapat juga menghiburnya, dapat mengobati luka dalam hatinya, seperti dilakukin Khadijah dulu. Tetapi dalam hal ini ia melihat pertaliannya dengan orang-orang Islam yang mula-mula itu harus makin dekat dan perlu dipererat lagi. Itu sebabnya ia segera melamar putri Abu Bakr, Aisyah. Oleh karena waktu itu ia masih gadis kecil yang baru berusia tujuh tahun, maka yang sudah dilangsungkan baru akad nikah, sedang perkawinan berlangsung dua tahun kemudian, ketika usianya mencapai sembilan tahun.

KAWIN DENGAN SAUDA
Sementara itu ia kawin pula dengan Sauda, seorang janda yang suaminya pernah ikut mengungsi ke Abisinia dan kemudian meninggal setelah kembali ke Mekah. Saya rasa pembaca pun akan dapat menangkap arti kedua ikatan ini. Arti pertalian perkawinan dan semenda yang dilakukan oleh Muhammad s.a.w. itu, nanti akan lebih jelas.
------------------------------------------------------------------
SEJARAH HIDUP MUHAMMAD, Muhammad Husain Haekal, diterbitkan oleh Litera Antar Nusa, Cetakan Kesebelas, Januari 1990, halaman 151

Rabu, 08 Agustus 2012

PUASA SUNNAT DAN PUASA YANG DILARANG (7)

Dari Abu Sa’id A1-Khudriyyi r.a.; “Bahwasanya Rasulullah s.a.w. telah melarang puasa pada dua hari : Hari ‘Idil fithry dan hari ‘Idil Ad-ha”. Muttafaq’ alaih (HR. Bukhary dan Muslim)
---------------------------------------
Tarjamah BULUGHUL MARAM, Ibnu Hajar Asqalany, Penerbit : PT. Alma’arif Bandung, Cetakan ke tujuh, 1984, Bab Kitabush-Shiyam, halaman 247.

MENAMBAH AMAL KEBAIKAN (4)

Anas r.a. berkata: Sesungguhnya Allah melanjutkan turunnya wahyu kepada Rasulullah s.a.w. terutama lebih sering datangnya wahyu ketika Nabi s.a.w. hampir wafat. (HR. Buchary dan Muslim)
------------------------------------------------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN I, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1978, halaman 135.

Selasa, 07 Agustus 2012

MEMBAGIKAN ZAKAT (3)

Dari Abdulmuthallib bin Rabiah bin Harits r.a., ia berkata : Rasulullah s.a.w. bersabda : “Sesungguhnya zakat (sidkah) itu tidak halal bagi keluarga Muhammad s.a.w. karena ia adalah kotoran-kotoran manusia” Dan dalam sebuah riwayat: “Sesungguhnya zakat itu tidak halal bagi Muhammad s.a.w. dan bagi keluarga Muhammad s.a.w.” Diriwayatkan oleh Muslim.
---------------------------
Tarjamah BULUGHUL MARAM, Ibnu Hajar Asqalany, Penerbit : PT. Alma’arif Bandung, Cetakan ke tujuh, 1984, Bab Kitabuz-Zakat, halaman 232.

PUASA SUNNAT DAN PUASA YANG DILARANG (6)

Dari Abu Hurairah r.a., bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda : “Tidak halal bagi wanita berpuasa sedangkan suaminya ada di rumah, kecuali dengan seizinnya”. Muttafaq ‘alaih (HR. Bukhary dan Muslim) dan lafadh ini dalam riwayat Bukhary, Abu Daud menambah : “Kecuali puasa Ramadlan”.
-------------------------------------
Tarjamah BULUGHUL MARAM, Ibnu Hajar Asqalany, Penerbit : PT. Alma’arif Bandung, Cetakan ke tujuh, 1984, Bab Kitabush-Shiyam, halaman 247.

MENAMBAH AMAL KEBAIKAN (3)

Aisjah r.a. berkata : Rasulullah s.a.w. tiada sembahyang suatu sholat setelah turunnya : IDZAA JAA’A NASRULLAAHI WAL FATHU, melainkan Ia membaca : SUBHAANAKA RABBANAA WA BIHAMDIKA ALLAAHUMMAGH FIRLII. (Maha suci Engkau Tuhan dan pujian bagi-Mu, ya Allah ampunkan bagiku). (HR. Buchary dan Muslim)
‘Aisjah juga berkata : Rasulullah s.a.w. sering sekali dalam ruku’ dan sujudnya membaca : SUBHAANAKALLAAHUMMA RABBANAA WABIHAMDIKA ALLAAHUMAAGHFIRLI, mengikuti perintah Alqur’an.

Dan dalam riwayat Muslim : Rasulullah sebelum wafat sering membaca : SUBHAANAKA WABIHAMDIKA ASTAGHFIRUKA WA ATUUBU ILAIKA. ‘Aisjah bertanya : Ya Rasulullah apakah pengertian dari kalimat yang kini selalu kau membacanya? Jawab Nabi s.a.w.: Saya diberi tanda, tentang ummatku jika telah terjadi tanda-tanda itu, maka harus membaca kalimat itu, yaitu: IDZAA JAA’A NASHRULLAAHI WAL FATHU.

Dalam riwayat yang lain : Rasulullah selalu membaca : SUBHAANALLAAH WABIHAMDIHI, ASTAGHFIRULLAAHA WA ATUUBU ILAIH. ‘Aisjah bertanya : Ya Rasulullah kini saya perhatikan kau selalu membaca : SUBHAANALLAAHI WABIHAMDIHI ASTAGHFIRULLAHI WA ATUUBU ILAIH? Jawab Nabi: Saya telah diberitahu oleh Tuhan bahwa saya akan melihat suatu alamat (tanda) pada ummat-Ku, dan apabila telah terjadi t.anda itu, maka saya harus memperbanyak bacaan : SUBHAANALLAAH WABIHAMDIHASTAGHFIRULLAAH WA ATUUBU ILAIH. Dan saya telah melihat alamat itu. IDZAA JAA’A NASHRULLAAHI WALFATHU WARA’ AITANNAASA YADKHULUUNA FII DIINILLAAHI AFWAAJA, FA SABBIH BIHAMDI RABBIKA WASTAGHFIRHU INNAHUU KAANA TAWWAABAA.
----------------------------------------------------------------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN I, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1978, halaman 133-135.

MUHAMMAD MENAWARKAN DIRI KEPADA KABILAH-KABILAH

Gangguan orang .yang pernah dialami Muhammad seolah dapat meringankan perbuatan buruk yang dilakukan Thaqif itu, meskipun mereka tetap kaku tidak mau mengikutinya. Keadaan itu sudah diketahui pula oleh Quraisy sehingga gangguan mereka kepada Muhammad makin menjadi-jadi. Tetapi hal ini tidak mengurangi kemauan Muhammad menyampaikan dakwah Islam. Kepada kabilah-kabilah Arab pada musim ziarah itu ia memperkenalkan diri, mengajak mereka mengenal arti kebenaran. Diberitahukannya kepada mereka, bahwa ia adalah Nabi yang diutus, dan dimintanya mereka mempercayainya.
Namun sungguhpun begitu, Abu Lahab pamannya tidak membiarkannya, bahkan dibuntutinva ke mana ia pergi. Dihasutnya orang supaya jangan mau mendengarkan.

KABILAH-KABILAH MENOLAK SERUANNYA

Muhammad sendiri tidak cukup hanya memperkenalkan diri kepada kabilah-kabilah Arab pada musim ziarah di Mekah saja, bahkan ia mendatangi Banu Kinda (sebuah Kabilah Arab dari bagian Selatan) ke rumah-rumah mereka, mendatangi Banu Kalb (Kabilah Arab yang berdekatan dengan Suria), juga ke rumah-rumah mereka. Banu Hanifa (Kabilah Arab di dekat Irak) dan Banu ‘Amir bin Sha’sha’a. (Kabilah Arab yang terpencar-pencar). Tapi tak seorang pun dari mereka yang mau mendengarkan. Banu Hanifa bahkan menolak dengan cara yang buruk sekali. Sedang Banu ‘Amir menunjukkan ambisinya, bahwa kalau Muhammad mendapat kemenangan, maka sebagai penggantinya, segala persoalan nanti harus berada di tangan mereka. Tetapi setelah dijawab, bahwa masalah itu berada di tangan Tuhan, mereka pun lalu membuang muka dan menolaknya seperti yang lain-lain.
Adakah kegigihan kabilah-kabilah yang mengadakan oposisi terhadap Muhammad itu karena sebab-sebab yang sama seperti yang dilakukan oleh Quraisy? Kita sudah melihat, bahwa Banu ‘Amir ini mempunyai ambisi ingin memegang kekuasaan bila bersama-sama mereka nanti ia mendapat  kemenangan. Sebaliknya kabilah Thaqif pandangannya lain lagi. Ta’if di samping sebagai tempat musim panas bagi penduduk Mekah karena udaranya yang sejuk dan buah anggurnya yang manis-manis, juga kota ini merupakan pusat tempat penyembahan Lat, Ke tempat itu orang berziarah dari menyembah berhala. Kalau Thaqif ini sampai menjadi pengikut Muhammad, maka kedudukan Lat akan hilang. Permusuhan mereka dengan Quraisy pun akan timbul, yang sudah tentu akibatnya akan ,mempengaruhi perekonomian mereka pada musim dingin. Begitu juga halnya dengan yang lain, setiap kabilah mempunyai penyakit sendiri yang disebabkan oleh keadaan perekonomian setempat. Dalam menentang Islam pun, pengaruh ini lebih besar terhadap mereka daripada pengaruh kepercayaan mereka dan kepercayaan nenek-moyang mereka, termasuk penyembahan berhala-berhala.
----------------------------------------------------------
SEJARAH HIDUP MUHAMMAD, Muhammad Husain Haekal, diterbitkan oleh Litera Antar Nusa, Cetakan Kesebelas, Januari 1990, halaman 150-151