"Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji". (QS. al-Buruj (85) : 8)

Rabu, 29 Agustus 2012

PENGARUH ROHANI

Di samping konflik karena herebut kedaulatan dan kekuasaan dalam hidup bertetangga Yahudi-Arab Yathrib itu. masih ada pengaruh lain yang lebih dalam pada pihak Aus dan Khazraj — melebihi penduduk jazirah Arab yang mana pun juga — yaitu dalam arti pengaruh rohani.
Orang-orang Yahudi sebagai Ahli Kitab dan penganjur monotheisma sangat mencela tetangga-tetangga mereka yang terdiri dan kaum pagan dengan penyembah berhala sebagai pendekatan kepada Tuhan.
Mereka diperingatkan bahwa kelak akan ada seorang nabi yang akan menghabiskan mereka dan mendukung Yahudi. Tetapi propaganda mi tidak sampai membuat orang-orang Arab itu mau menganut agama Yahudi. Soalnya karena dua sebab: pertama karena selalu ada perang antara kaum Nasrani dan kaum Yahudi, yang lalu membuat Yahudi Yathrib hanya hidup can selamat, yang berarti akan menjamin lancarnya perdagangan mereka. Kedua, orang-orang Yahudi beranggapan, bahwa mereka adalah bangsa pilihan Tuhan, dan mereka tidak mau ada bangsa lain memegang kedudukan ini. Di samping itu mereka memang tidak pernah mengajak orang lain menganut agamanya dan mereka pun tidak pula keluar dari lingkungan Keluarga Israil. Atas dasar kedua sebab tersebut, hubungan tetangga dan hubungan dagang antara Yahudi dengan Arab — Aus dan Khazraj — membuat lebih banyak mengetahui cerita-cerita kerohanian dan masalah-masalah agama lainnya dibanding dengan golongan Arab yang lain. Ini menunjukkan bahwa tak ada suatu golongan dari kalangan Arab yang dapat menerima ajakan Muhammad dalam arti spiritual seperti yang dilakukan oleh penduduk Yathrib itu.

SUWAID BIN ‘SH-SHAMIT
Suwaid bin sh-Shamit adalah seorang bangsawan terkemuka di Yathrib. Karena ketabahannya, pengetahuannya, kebangsawanan dan keturunannya. masyarakatnya sendiri menamakannya al-Kamil (yang sempurna). Pada waktu membicarakan ini Suwaid sedang berada di Mekah berziarah. Muhammad lalu menemuinya dan diajaknya ia mengenal Tuhan dan menganut Islam.
“Barangkali yang ada padamu itu sama dengan yang ada padaku”, kata Suwaid.
“Apa yang ada padamu?” tanya Muhammad.
“Kata-kata mutiara oleh Luqman.”
Lalu Muhammad minta supaya hal ini dikemukakan.
“Memang itu kata-kata yang baik,” kata Muhammad setelah oleh Suwaid dikemukakan. “Tapi yang ada padaku lebih utama tentunya, yaitu Quran sebagai bimbingan dan cahaya.”
Lalu dibacakannya ayat-ayat Quran itu kepadanya disertai ajakan agar ia sudi menerima Islam. Gembira sekali Suwaid mendengar ini.
“Memang baik sekali ini,” katanya. Lalu ia pergi hendak memikirkan hal tersebut. Ada sementara orang yang berkata ketika ia dibunuh oleh Khazraj, bahwa Ia mati sebagai Muslim.
Peristiwa Suwaid bin Shamit ini bukan contoh satu-satunya yang menunjukkan adanya pengaruh Yahudi dan Arab di Yathrib yang bertetangga itu, dari segi rohani.
Keadaan Aus dan Khazraj yang begitu bermusuhan sebagai akibat provokasi pihak Yahudi seperti yang sudah kita ketahui, satu sama lain mencari sekutu di kalangan kabilah-kabilah Arab untuk memerangi lawannya. Dalam hal ini kedatangan Abu’l-Haisar Ans bin Rafi’ ke Mekah disertai pemuda-pemuda dari Banu Abd’l-Asyhal — termasuk Iyas bin Mu’adh — adalah dalam rangka mencari persekutuan dengan pihak Quraisy dan golongannya sendiri dan pihak Khazraj. Muhammad mengetahui hal ini. Ditemuinya mereka itu, dan diperkenalkannya Islam kepada mereka, Lalu dibacanya ayat-ayat Quran kepada mereka.
Pada waktu itu, Iyas bin Mu’adh sebagai pemuda remaja mengatakan : Kawan-kawan, ini adalah lebih baik daripada apa yang ada pada kita semua.”
Mereka kemudian kembali pulang ke Yathrib. Tak ada yang masuk Islam di antara mereka itu, selain Iyas. Mereka semua sedang sibuk mencari sekutu sebagai suatu persiapan karena adanya insiden Bu’ath yang telah melibatkan Aus dan Khazraj ke dalam api perang saudara itu, tidak lama sesudah Abu’l-Haisar dan rombongannya kembali dari Mekah. Akan tetapi kata-kata Muhammad ‘alaihissalam telah meninggalkan bekas yang dalam ke dalam jiwa mereka setelah terjadinya insiden itu, yang lalu membuat Aus dan Khazraj menantikan Muhammad sebagai Nabi, sebagai Rasul, sebagai wakil dan pemuka mereka.
----------------------------------------------------------------------------
SEJARAH HIDUP MUHAMMAD, Muhammad Husain Haekal, diterbitkan oleh Litera Antar Nusa, Cetakan Kesebelas, Januari 1990, halaman 164-166

Tidak ada komentar:

Posting Komentar