"Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji". (QS. al-Buruj (85) : 8)

Jumat, 31 Maret 2017

Kesenangan

Berkata Ibnu Hibban رحمه الله :

من اشتهى أن يكون حرا فليجتنب الشهوات_
وإن كانت لذيذة

"Barangsiapa yang mendambakan kebebasan, hendaklah ia menjauhi seruan hawa nafsu walaupun menyenangkannya." (Raudhatul 'Uqola 281)
----------
Ma'had 'Umar bin Khattab Yogyakarta 

Dengan Ketaqwaan

Senantiasalah bertawakal kepada Allah!
“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertawakal” (QS. Ali Imran : 159)
“Dan hanya kepada Allah lah orang-orang yang beriman bertawakal” (QS. Ali Imran : 122)
“Bertawakallah kepada Allah, dan cukuplah Allah sebagai pelindung” (QS. an-Nisaa : 81)
“Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, maka Allah akan mencukupkan segala keperluannya” (QS. ath-Thalaq: 3)

Dr. Sa'ad al-Buraik; Doktor ilmu perbandingan Fikih dan menjabat sebagai dosen di Sekolah Tinggi Ilmu Kehakiman (Ma'had Al-‘Aly). (Twitter : @saadalbreik) - Twit Ulama

Larangan Memaki Angin (3)

‘Aisyah r.a. berkata : Biasa Nabi jika angin menderu membaca : Allahumma inni as’-aluka khoiroha Wa khoiro ma fiha, wakhoiro ma ursilat bihi, Wa’ a’udzu bika min syarriha wa syarri ma fiha wa syarri ma ursilat bihi. (Ya Allah saya mohon kepada-Mu kebaikannya dan kebaikan yang terkandung di dalamnya dan kebaikan yang dikirim padanya. Dan saya berlindung kepada-Mu dari bahayanya dan bahaya yang didalamnya dan bahaya yang dikirim padanya. (HR. Muslim).
----------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN II, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1979, halaman 540.

Pinjaman Yang Baik

Di dalam al-Qur'an surat al-Baqarah (2) : 245, Allah سبحانه وتعالى menasehati orang beriman untuk bersedekah dengan yang baik, dalam firman-Nya :

مَّن ذَا الَّذِى يُقْرِضُ اللَّـهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضٰعِفَهُۥ لَهُۥٓ أَضْعَافًا كَثِيرَةً ۚ وَاللَّـهُ يَقْبِضُ وَيَبْصُۜطُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ
 Barangsiapa yang meminjamkan kepada Allah dengan pinjaman yang baik, maka Dia akan melipat-gandakan (pembayaran) itu baginya dengan lipat ganda yang baik. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki), dan kepada-Nya-lah kamu akan dikembalikan. (245).

Asbabun Nuzul
Dalam suatu riwayat yang bersumber dari Ibnu Umar رضي الله عنهما dikemukakan bahwa ketika turun ayat "Natsalulladzina yunfiquna amwalahum fi sabilillahi kamatsalihabbatin sampai akhir ayat" (QS. 2 : 261), berdo'alah Rasulullah ﷺ : "Ya Rabbi! Semoga Allah melipat gandakan untuk ummatku". Maka turunlah ayat tersebut diatas (QS. 2 : 245) yang menjanjikan akan melipat gandakannya tanpa batas. (HR. Ibnu Hibban).

Tafsir Ayat
QS. 2 : 245. "Barangsiapa yang meminjamkan kepada Allah dengan pinjaman yang baik, maka Dia akan melipat-gandakan (pembayaran) itu baginya dengan lipat ganda yang baik". Allah menganjurkan kepada hamba-hamba-Nya untuk berinfak di jalan Allah Ta’ala. Allah Ta’ala telah beberapa kali mengulangi ayat ini dalam kitab-Nya yang mulia tidak hanya di satu tempat. Firman-Nya : qardlan hasanan (“Pinjaman yang baik.”) Diriwayatkan dari Umar dan ulama salaf lainnya, yaitu infak di jalan Allah. Ada juga yang mengatakan, yaitu pemberian nafkah kepada keluarga. Tetapi ada juga yang berpendapat, yaitu tasbih dan “taqdis” (penyucian). Firman-Nya: fa yudlaa’ifu laHuu adl’aafan katsiiratan (“Maka Allah akan melipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak.”) Hal ini seperti firman Allah Ta’ala yang artinya: “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada tiap-tiap tangkai seratus biji. Allah melipatgandakan (pahala) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Mahaluas (karunia-Nya) lagi Maha mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 261). Dan mengenai hal ini akan diuraikanlebih lanjut.
"Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki), dan kepada-Nya-lah kamu akan dikembalikan". Artinya, berinfaklah dan janganlah kalian pedulikan, karena Allah Mahamemberi rizki. Dia akan sempitkan rizki siapa saja yang Diakehendaki, dan meluaskan rizki orang yang Dia kehendaki pula. Dan dalam hal itu Dia mempunyai hikmah yang sangat sempurna. Yaitu pada hari kiamat kelak.
---------------
Bibliography :
Asbabun Nuzul, KH Qomaruddin, Penerbit CV. Diponegoro Bandung, Cetakan ke-5, 1985, halaman 84.
Al-Qur'an Mulia  
Al Qur'an Terjemahan Indonesia, Tim DISBINTALAD (Drs. H.A. Nazri Adlany, Drs. H. Hanafie Tamam dan Drs. H.A. Faruq Nasution); Penerbit P.T. Sari Agung Jakarta, cetakan ke tujuh 1994, halaman 72.

Kamis, 30 Maret 2017

Tips Menghadapi Rasa Takut, Silakan Dicoba

(Allah Ta'ala berfirman kepada Musa, yang artinya -pent) “…dan dekapkanlah kedua tanganmu bila ketakutan..” (QS Al-Qashash : 32)

Yaitu letakkanlah kedua tanganmu atas dadamu jika dilanda rasa takut, niscaya ketakutanmu akan hilang.

Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Barangsiapa yang melakukannya dalam rangka meneladani (apa yang diperintahkan Allah kepada Musa alaihissalam -pent), niscaya akan hilang darinya rasa takut, dengan izin Allah”

Prof. Dr. Nashir al-Umar, Ketua Majelis Ulama Internasional untuk Tadabbur al Quran, pengasuh situs almoslim.net - 26/05/2014 085 (Twitter : @naseralomar) - Twit Ulama

Rabu, 29 Maret 2017

Anjuran Bertasbih

Dianjurkan bertasbih ketika tidak tahu akan suatu perkara, atau ketika ditanya sesuatu dan tidak tahu jawabannya. “Mereka berkata, Maha Suci Engkau tidak ada ilmu bagi kami melainkan yang telah Engkau ajarkan, sungguh Engkau Maha Tahu dan Maha Bijaksana” (QS. Al-Baqarah : 32)

Syaikh Abdul Aziz Ath-Tharifi, ulama yang juga menjabat sebagai Peneliti Ilmiah di Departemen Masalah Islam di Riyadh, Arab Saudi. (Twitter : @abdulaziztarefe) - Twit Ulama

Larangan Memaki Angin (2)

Abu Hurairah r.a. berkata : Saya telah mendengar Rasulullah bersabda : Angin itu dari rahmat Allah, ia adakalanya membawa rahmat dan adakalanya membawa siksa, maka apabila kamu melihatnya, jangan kamu memakinya dan mintalah kepada Allah kebaikan dan berlindung kepada Allah dari bahayanya. (HR. Abu Dawud).
----------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN II, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1979, halaman 540.

Selasa, 28 Maret 2017

Keindahan

Betapa indah ketika Anda meletakkan akhirat itu tepat di depan mata Anda. Suatu hari ada seseorang yang menghina Umar bin Abdul Aziz. Maka Umar pun berkata kepadanya, “kalau tidak karena ingat hari kiamat, saya sudah menjawab hinaanmu”

Syaikh Ahmad Abdul Karim Al-Khudhair, Imam dan Khatib Masjid Jami’ Al-Muqbil, Riyadh, Saudi Arabia. (Twitter : @ahmedk0025) - Twit Ulama

Membaca Surat Al Ikhlas, Ketika Shalat Sunnah Fajar

Ketika shalat sunnah fajar (qobliyah shubuh), surat Al Ikhlash dibaca bersama surat Al Kafirun. Surat Al Kafirun dibaca pada raka’at pertama setelah membaca Al Fatihah, sedangkan surat Al Ikhlash dibaca pada raka’at kedua.
Dari’ Aisyah radhiyallahu ‘anha, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
 
نِعْمَتِ السُّوْرَتَانِ يَقْرَأُ بِهِمَا فِي رَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الفَجْرِ : { قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ } وَ { قُلْ يَا أَيُّهَا الكَافِرُوْنَ
“Sebaik-baik surat yang dibaca ketika dua raka’at qobliyah shubuh adalah Qul huwallahu ahad (surat Al Ikhlash) dan Qul yaa ayyuhal kaafirun (surat Al Kafirun).” (HR. Ibnu Khuzaimah 4/273. Syaikh Al Albani mengatakan dalam Silsilah Ash Shohihah bahwa hadits ini shahih. Lihat As Silsilah Ash Shohihah no. 646). Hal ini juga dikuatkan dengan hadits Ibnu Mas’ud yang akan disebutkan pada point berikut.

Kajian selengkapnya di  rumaysho.com 

Senin, 27 Maret 2017

Ketika Hak Belum Terpenuhi

Syaikhul Islam rahimahullah mengatakan; “Jika seseorang merasa bahwa dia belum memenuhi hak kerabat, keluarga, anak-anak, tetangga dan saudara-saudaranya dengan baik. Maka dia wajib mendoakan mereka dan beristighfar memohon ampun kepada Allah.”

Dr. Muhammad al-Hijari al-Muthairi, Doktor dalam bidang tafsir dan ilmu al-Qur'an Universitas Kuwait. (Twitter : @drmalmutiri) - Twit Ulama

Larangan Memaki Angin (1)

Abul Mundzir (Ubay) bin Ka’ab r.a. berkata : Rasulullah bersabda : Jangan kamu memaki angin dan bila kamu melihat apa yang tidak kamu gemari maka bacalah : Allahumma inna nas-aluka min khoiri hadzihirrihi wa khoiro ma fiha wa khoiro ma umirat bihi wana’udzu bika min syarri hadzihirrihi wa syarri ma fiha wa syarri ma umirat bihi. (Ya Allah kami mohon kepada-Mu dari kebaikan angin ini dan kebaikan apa yang terkandung di dalamnya dan kebaikan apa yang diperintahkan kepadanya. Dan saya berlindung kepada-Mu dari kejahatan angin ini dan kejahatan apa yang di dalamnya dan bahaya apa yang diperintah padanya). (HR. Attirmdzy).
----------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN II, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1979, halaman 539-540.

Minggu, 26 Maret 2017

Jangan Sampai Lupa

Sepadat apapun kesibukanmu, sebanyak apapun tugasmu, jangan tinggalkan untuk selalu membaca sedikit yang mudah dari al-Qur'an. Niscaya Anda akan dapatkan ketenangan, kenyamanan, keyakinan kepada Allah dan taufik dari-Nya.

Dr. Muhammad Abdullah Al-Wuhaibi, Professor Akidah dan Perbandingan Madzhab di King Saud University. (Twitter : @mohammadalwh) - Twit Ulama

Sabtu, 25 Maret 2017

Iman Dengan Ketawadhu'an

Makin kuat iman seorang manusia, makin tawadhu’ dirinya. Orang yang takabur hanya yang lemah keyakinannya,

Dan Musa berkata, Sesungguhnya aku berlindung kepada Tuhanku dan Tuhanmu dari setiap orang yang menyombongkan diri yang tidak beriman kepada hari berhisab. (QS. Al-Mukmin : 27).

Syaikh Abdul Aziz Ath-Tharifi, Ulama yang juga menjabat sebagai Peneliti Ilmiah di Departemen Masalah Islam di Riyadh, Arab Saudi. (Twitter : @abdulaziztarefe) - Twit Ulama

Dilarang Memaki Penyakit Panas dan Lainnya

Jabir r.a. berkata : Rasulullah masuk ke rumah Ummus-Sa’ib (Ummul-Musayyab), maka Nabi tanya : Mengapa kau menggigil hai Ummus-Sa’ib? Jawabnya : Demam panas semoga tidak diberkahi oleh Allah. Bersabda Nabi : Jangan memaki penyakit panas sebab ia dapat menghapus dosa anak Adam sebagaimana tiupan api pandai itu dapat menghapuskan karat besi. (HR. Muslim).
----------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN II, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1979, halaman 539.

Bersama Allah

Note Trip, 24 Jumadil Akhir 1438 H. Selalu ada kegembiraan dan tantangan di tiap perjalanan. Selalu bertemu dengan orang-orang sholeh yang enggan disebut ustadz, ulama atau apapun itu yang disematkan untuk orang-orang sholeh yang gemar ber-amar ma'ruf nahi munkar yang istiqomah. Suatu hari 3 tahun yang lalu di sebuah kota selatan ibukota Jawa Tengah. Aku mendapatkan hadiah istimewa.
Masih kuingat insya Allah orang sholeh itu menasehatiku untuk sertakan Allah selalu dalam setiap urusan, jauh-jauh hari minta sama Allah untuk didekatkan pada "kebaikan", tetap minta lagi dijaga berdekatan dengan "kebaikan". Bila Allah ta'ala sudah dekatkan pada "kebaikan" itu, terus minta dimudahkan dan ditentramkan pada "kebaikan". Jangan bosan minta pada Allah ta'ala jadikan "kebaikan" itu bermanfaat bagi diri, keluarga dan habitat tempat kita berpijak. Jika Allah ta'ala tetapkan "kebaikan" pada diri kita, bersyukurlah. Minta pula "kebaikan" itu tercurah pada orang-orang terdekat kita, habitat kita. Teruslah dalam ber-"kebaikan" yang hingga Allat ta'ala ridho.

Jumat, 24 Maret 2017

manusia terbaik

Rasulullah bersabda,
 
خيركم من يُرجى خيره ويُؤمٓن شره

"Sebaik-baik kalian adalah seorang yang diharapkan kebaikannya dan manusia merasa aman dari kejelekannya." [HR. Tirmidzi dan dishahihkan oleh Al Albani dalam Shahihul Jami' 2603]
----------
Ma'had 'Umar bin Khattab Yogyakarta

Nikmat dan Syukur

Diantara cara terbaik untuk menjaga nikmat dan bersyukur kepada Allah adalah tidak menjadi pembela/penolong mereka yang berbuat kesalahan/kekeliruan/kemaksiatan

Allah ta'ala berfirman:
 
قَالَ رَبِّ بِمَا أَنْعَمْتَ عَلَيَّ فَلَنْ أَكُونَ ظَهِيرًا لِلْمُجْرِمِينَ

“Musa berkata: “Ya Tuhanku, demi nikmat yang telah Engkau anugerahkan kepadaku, aku sekali-kali tiada akan menjadi penolong bagi orang-orang yang berdosa”” (QS. Al Qashash : 17).

Syaikh Prof. Dr Sa’ud bin Ibrahim al-Syuraim, Imam dan Khatib Masjidil Haram, Dosen Universitas Ummul Qura Mekkah 89. (Twitter : @saudalshureem) - Twit Ulama

Merespon Penghinaan

Dalam hidup ini kita sebagai makhluk yang tiada pernah luput dari kesalahan, tidak pernah bisa menyenangkan hati semua orang. Dalam setiap sikap kita, selalu saja ada yang suka dan tidak suka. Sebesar apapun usaha kita untuk berbuat kebaikan, akan ada saja yang bersimpati dan yang tidak.
Jangankan kita yang merupakan manusia biasa, bahkan nabi Muhammad s.a.w. yang sudah dijamin Allah ta’ala bersih dari dosa (ma’shum), tetap ada yang mencintai dan ada pula yang membencinya. Nabi Muhammad s.a.w. yang sedemikian mulia akhlaknya, dikenal amanah dan jujur sejak belia, tetap saja ada yang menyakiti dan menghinanya.
ahkan orang-orang dimasa kini pun ada yang membenci Rasulullah s.a.w. Sampai-sampai ada yang berani membuat berbagai karikatur yang berisi penghinaan terhadap beliau. Ada juga yang menulis berbagai fitnah tentang beliau.
Namun, apakah berbagai penghinaan itu mengurangi kemuliaan Rasulullah s.a.w.? Sedikitpun tidak ! Rasulullah s.a.w. tetap diakui sebagai sosok yang paling agung dan paling berpengaruh di dunia.
Ummul mukminin ‘Aisyah r.a. pernah bertanya kepada Rasulullah s.a.w. : “Wahai Rasulullah, pernahkah engkau mengalami hari yang lebih buruk dari perang Uhud?” Rasulullah s.a.w. menjawab : “Aku pernah menemui kaum yang sangat kejam yang belum pernah aku temui sebelumnya. Yaitu hari dimana aku menemui kaum di kampung Aqabah (Thaif), ketika aku bermaksud menemui Ibnu Abi Yalil bin Abdi Kulul (untuk meminta bantuan dan untuk menyebarkan Islam). Akan tetapi, dia tidak memenuhi permintaanku. Akupun pulang dalam keadaan wajah yang berdarah (karena perbuatan warga Thaif yang melempari batu). Ketika aku berhenti di Qamul Tsa’alib, aku melihat awan menaungiku sehingga aku merasa teduh. Lalu, malaikat Jibril memanggilku dan bertanya; “Sesungguhnya Allah telah mendengar hinaan kaummu dan penolakan mereka terhadapmu. Allah telah mengutus malaikat penjaga gunung kepadamu”.
Kemudian malaikat menawarkan kepada Rasulullah s.a.w. apakah beliau mau jika dua gunung yang ada di kota Mekkah ditimpakan kepada mereka sebagai pembalasan. Namun, bagaimana jawaban Rasulullah s.a.w.?
Rasulullah s.a.w. yang mulia menolak tawaran itu. Tidak terbersit  sedikitpun di dalam hati beliau niat untuk membalas sikap buruk mereka. Rasulullah s.a.w. justru mendo’akan mereka : “Aku berharap mudah-mudahan Allah mengeluarkan dari tulang rusuk mereka (keturunan) yang menyembah Allah Yang Maha Esa dan tidak mempersekutukan-Nya dengan apapun.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Subhanallah !, dari kisah ini kita bisa mengambil pelajaran berharga. Bahwa Rasulullah s.a.w. tidak pernah membalas sikap buruk orang lain kepada beliau dengan keburukan. Rasulullah s.a.w. justru tetap melanjutkan perbuatan baik terhadap mereka.
Jangan membalas hinaan dengan hinaan, karena sesungguhnya orang yang melontarkan ucapan-ucapan buruk tiada lain adalah sedang memperlihatkan keburukan dirinya sendiri.
Bukankah moncong teko hanya mengeluarkan apa yang ada di dalam teko. Jika isinya air jernih, maka yang keluarpun jernih. Jika isinya air kotor, maka itulah yang keluar.
----------------------------------
Abdullah Gymnastiar (Aa Gym), Buletin Jum’at Sakinah, Edisi 480/ th VII/ Februari 2015 M/ Rabi’ul Akhir 1436 H.

Mut'ah

Di dalam al-Qur'an surat al-Baqarah (2) : 241, Allah سبحانه وتعالى menasehati orang beriman dalam firman-Nya :

وَلِلْمُطَلَّقٰتِ مَتٰعٌۢ بِالْمَعْرُوفِ ۖ حَقًّا عَلَى الْمُتَّقِينَ
Dan bagi perempuan-perempuan yang diceraikan itu (mendapat) mut'ah (pemberian) dengan cara patut sebagai suatu ketentuan atas orang-orang yang bertaqwa. (241).

Asbabun Nuzul
Dalam suatu riwayat yang bersumber dari Ibnu Zaid dikemukakan bahwa ketika turun ayat "Wa matti'uhunna 'alal musi'i qadaruhu wa'alal muqtiri qadaruhu" (QS. 2 : 236) berkatalah seorang laku-laki : "Jika keadaanku sedang baik, akan aku lakukan, tapi jika aku tidak mau, aku tidak akan melakukannya". Maka turunlah ayat tersebut diatas (QS. 2 : 241) yang menegaskan kewajiban suami untuk memberi bekal kepada isterinya yang telah diceraikan. (HR. Ibnu Jarir).

Tafsir Ayat
QS. 2 : 241. "Dan bagi perempuan-perempuan yang diceraikan itu (mendapat) mut'ah (pemberian) dengan cara patut sebagai suatu ketentuan atas orang-orang yang bertaqwa".

Ayat ini juga dijadikan dalil oleh orang yang mewajibkan pemberian mut’ah kepada setiap wanita yang diceraikan, baik yang belum diserahkan maharnya, maupun yang sudah ditentukan maharnya, baik wanita yang diceraikan sebelum dicampuri atau yang sudah dicampuri. Ini adalah pendapat Imam Syafi’i رحمه الله. Dan pendapat ini pula yang menjadi pegangan Sa’id bin Jubair dan ulama salaf lainnya, dan menjadi pilihan Ibnu jarir.
Sedangkan orang-orang yang tidak mewajibkannya secara mutlak mengkhususkan keumuman ayat ini dengan pengertian firman Allah سبحانه وتعالى  berikut ini yang artinya:
“Tidak ada kewajiban membayar mahar atasmu jika kamu menceraikan isteri-isterimu sebelum kamu bercampur dengan mereka dan sebelum kamu menentukan maharnya. Dan hendaklah kamu berikan suatu mut’ah (pemberian) kepada mereka. Orang yang mampu menurut kemampuannya dan orang yang miskin menurut kemampuannya pula, yaitu pemberian menurut yang patut. Yang demikian itu merupakan ketentuan bagi orang-orang yang berbuat kebajikan.” (QS. Al-Baqarah: 236).
Ulama kelompok pertama menyatakan bahwa hal itu merupakan bentuk penyebutan beberapa bagian yang umum, sehingga tidak ada pengkhususan menurut pendapat yang masyhur. Wallahu a’lam.
Firman-Nya : kadzaalika yubayyinullaaHu lakum aayaatiHii (“Demikianlah Allah menerangkan kepada kamu ayat-ayat-Nya [hukum-hukum-Nya].”) Maksudnya, dalam hal yang menyangkut halal, haram, fardhu serta batasan-batasan mengenai apa yang diperintahkan dan dilarang. Dia menjelaskan dan menafsirkan semuanya itu secara gamblang serta tidak meninggalkannya secara mujmal (global) pada saat kalian membutuhkannya, la’allakum ta’qiluun (“Supaya kalian memahaminya.”) Atau dengan kata lain, memahami dan merenungkannya.
---------------
Bibliography :
Asbabun Nuzul, KH Qomaruddin, Penerbit CV. Diponegoro Bandung, Cetakan ke-5, 1985, halaman 83 - 84.
Al-Qur'an Mulia  

Al Qur'an Terjemahan Indonesia, Tim DISBINTALAD (Drs. H.A. Nazri Adlany, Drs. H. Hanafie Tamam dan Drs. H.A. Faruq Nasution); Penerbit P.T. Sari Agung Jakarta, cetakan ke tujuh 1994, halaman 71.

Kamis, 23 Maret 2017

Pertolongan Allah

Ya Allah, jadikanlah kami termasuk orang yang mendapatkan keberuntungan yang besar dan selamat (dari berbagai keburukan).

Nabi kita Muhammad ﷺ bersabda, “Semoga Allah merahmati seseorang yang telah berkata baik, sehingga iapun mendapatkan keberuntungan yang besar. Atau diam (tidak berbicara) dari keburukan, sehingga ia pun selamat”

Dr. Muhammad bin Ghaits. Doktor dalam bidang syariah, da'i khatib dan peneliti di UEA. 11/12/2014 (Twitter : @D_ghaith) - Twit Ulama

Larangan Menyebut Orang Munafiq dengan Kalimat Sayyid (Tuan)

Buraidah r.a. berkata : Rasulullah bersabda : Jangan kumu menyebut orang munafiq itu sayyid (Tuan), kalau memang benar ia majikan maka berarti kamu telah memurkakan Tuhan kamu. (HR. Abu Dawud).
----------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN II, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1979, halaman 537.

Rabu, 22 Maret 2017

Memperhatikan Kualitas

Imam Malik Rahimahullah berkata, “Barangsiapa yang ingin Allah bukakan hatinya dengan kebahagiaan, maka hendaklah ia kerjakan amalan secara tersembunyi, dengan kualitas yang lebih baik daripada amalannya yang dikerjakan secara terang-terangan.”

Syaikh Khalid Ibrahim Ash-Sha'qaby, da'i di kementrian pendidikan dan pengajaran KSA. (Twitter : @KhaledAlSaqaby) - Twit Ulama

Selasa, 21 Maret 2017

Perhatikan Diri

Umar bin Khattab berkata, “timbanglah diri kalian sebelum kalian ditimbang, hisablah diri kalian sebelum dihisab, sebelum amalan kalian ditimbang pada hari pertemuan besar”. “Pada hari itu kamu dihadapkan (kepada Tuhanmu), tiada sesuatupun dari keadaanmu yang tersembunyi (bagi Allah).” (QS. al-Haqqah : 18)

Dr. Daghsy bin Syabib al-‘Ajmi Imam, Khatib dan Dosen Universitas Islam Kuwait 31/5/2014 (Twitter : @D_dagsh_alajmi) - Twit Ulama

Haram Menyebut Raja Syahansyaah Raja dari Semua Raja-Raja

Abu Hurairah r.a. berkata : Bersabda Nabi : Sesungguhnya serendah-rendah nama di sisi Allah ialah orang yang menamakan dirinya raja dan semua raja-raja. Seperti : Syahansyaah Raja diraja. (HR. Buchary dan Muslim).
----------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN II, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1979, halaman 536.

Senin, 20 Maret 2017

Berkatalah Dengan Lembut

Amru bin Ma'di berkata: Perkataan yang lembut akan melembutkan hati yang lebih keras dari batu, sebaliknya perkataan yang kasar akan mengeraskan hati yang lebih lembut dari sutera.
 
وَلَوْ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ

“Jika engkau keras dan berhati kasar maka mereka akan berpaling darimu” (QS. Ali Imran: 159)“

Syaikh Prof.Dr. Sa'ud Al-Funaisan, Profesor bidang Syariah dan mantan dekan di Universitas Imam Muhammad bin Su'ud, Riyadh.14/8/2016 (Twitter : @saudAlfunaysan) - Twit Ulama

JUMPA dan CERMIN

"Betapa inginnya aku", ujar seorang murid pada Imam Ahmad, "Setiap hari menjumpaimu, duduk di majelismu." Dia tinggal di luar kota dan harus merawat ibunya yang lanjut usia; hanya bisa datang sesekali saja.
Imam Ahmad tersenyum dengan asih. "Ada beberapa orang", ujar beliau, "Yang tak pernah kami temui, tapi jauh lebih kami cintai daripada yang setiap hari berada di sisi." Ya, bukankah seharusnya Rasulullah ﷺ ada di puncak daftar semacam itu?
Begitulah dalam ukhuwah sejati, saling mendoakan lebih penting dibanding berjumpa, dan berkunjung sesekali boleh jadi lebih menguatkan cinta daripada yang setiap saat senantiasa bersama.
Yang lebih kita hajatkan adalah selalu bercermin, jumpa ataupun tak jumpa, seperti sabda Nabi ﷺ, "Al mukmin mir-atul mukmin." Keraton Kadariyah di Kampung Dalam Bugis, Pontianak, yang didirikan Sultan Syarif ’Abdurrahman Al-Kadri pada tahun 1771 itu, menyimpan dua buah benda berpasangan yang sangat indah. Keduanya adalah cermin besar buatan Perancis dari abad kedelapan belas. Keduanya begitu menjulang, lebih dari dua meter. Bingkainya cantik, penuh ornamen berkilauan. Meja rias yang menyatu dengannya berkaki logam penuh ukiran. Tetapi yang paling menarik adalah bahwa kedua cermin ini dipasang berhadapan.

Maka apa?
Keduanya saling menampakkan bayangan kawannya, berbolak-balik pantul memantul, kian dalam makin kecil hingga titik jauh yang seakan tak terhingga. Di dalam bayangan, ada bayangan. Ada lagi dan lagi. Sepertinya mereka saling mengaca, terus menerus tanpa henti hingga jumlah bayangnya tak lagi bisa dihitung. Orang-orang menyebut mereka berdua sebagai ‘Kaca Seribu.’ Mungkin begitulah seharusnya kita dalam dekapan ukhuwah. Kita terus saling bercermin tanpa lelah. Kita menampilkan bayangan terindah yang akan berlipat-lipat tanpa henti sebab hati kita dan orang yang kita cintai terus saling belajar dan saling memahami. Lalu kita menjadi sepasang saudara yang tak hanya bernilai dua, melainkan seribu atau bahkan tak terhingga. (Salim A. Fillah). 

Masjid Al-Mujahidin Srondol Kulon Semarang

Masjid Al-Mujahidin
Jl. Perintis Kemerdekaan No 207
Kel. Srondol Kulon - Kecamatan Banyumanik
Semarang

Masjid ini tepat berada di jalur Semarang - Yogya / Surakarta, batas wilayah yang mengapit adalah jalan Kanthil Sari dan gang Kenanga Sari. Masjid ini memiliki banyak fungsi di lantai dasarnya, untuk sarana pendidikan, sarana perdagangan dan tempat wudhu.

Minggu, 19 Maret 2017

Menangislah!

 علّق النووي على حديث توبة كعب بجملة فوائد منها: "استحباب بكائه على نفسه إذا وقعت منه معصية

"Dianjurkannya menangisi diri sendiri ketika terjatuh dalam maksiat" (Al-Imam An-Nawawi)

أ.د. عمر المقبل (Twitter : @dr_almuqbil) - Twit Ulama

Mush'ab bin Umair, Pemuda yang paling harum sekota Makkah

Dahulunya beliau adalah pemuda Makkah yang paling tampan wajahnya, harum badannya dan bagus bajunya. Ibunya sangat mencintainya hingga membelikannya semua pakaian dari berbagai negeri Syam dan Yaman. Ketika datang seruan Rasulullah kepada Tauhid, ia pun menyambut dakwah beliau tanpa ragu. Seketika itu beliau meninggalkan kekayaannya demi menjadi Dai pertama Islam.
Ibunya pun murka dan memutuskan semua hubungan dan harta berlimpahnya. Beliau pun ditugaskan Rasulullah untuk berdakwah ke Madinah. Hingga tiba di Madinah..mulailah beliau berdakwah dan berdakwah dengan Hikmahnya. Hingga seketika itu pula Islamlah seluruh Suku Aus hingga petinggi petinggi mereka pula.
Datanglah Rasulullah ke Madinah mendengar penduduknya yang masuk Islam melalui tangan Sahabat Mush'ab bin Umair setelah izin Allah. Ketika itu...datanglah Mush'ab Bin Umair..sang pemuda Harum dan tampan kepada Rasulullah... Ketika Mush'ab datang...tiba tiba mengalir air mata Rasulullah...
Iya, Sebaik baik Makhluk Allah tumpah air mata melihat keadaan dan perjuangan Mush'ab bin Umair.
Dengan pakaian Yang robek dan kekecilan...Sahabat Mush'ab datang kepada Nabi.
Beliau teringat keadaan Mush'ab yang harum dan tampan ketika dahulu masih di Makkah, namun beratnya perjuangan dan tulusnya hatinya...ia berdakwah kepada Islam dan menanggalkan itu semua.
Itu semua demi Islam...
Demi Tauhid...
Hingga wafatnya pun membuat para sahabat menangis...
Ketika Mush'ab wafat...para Sahabat tidak mendapati kain untuk mengkafani tubuh beliau.
Jika ditutup kakinya, maka tampak kepalanya.
Jika ditutup kepalanya, maka tampak kakinya.
Sehingga Rasulullah memerintahkan agar ditutup kakinya dengan alang alang harum yang tumbuh.
Perjuangan dakwah Mush'ab adalah kisah kisah abadi.
Maka hendaknya setiap pemuda yang hendak memulai dakwah maka bacalah sejarah dan kisahnya Mush'ab.

Admin Suara Madinah 

Makruh Menolak Orang Meminta Dengan Nama Allah

Jabir r.a. berkata Rasulullah bersabda : Tidak baik (layak) meminta dengan dzat Allah selain untuk minta sorga. (HR. Abu Dawud).

Artinya: Tidak layak orang meminta dengan menyebut Wajhillah, kecuali jika meminta sorga.

Ibn Umar r.a. berkata : Rasulullah bersabda : Siapa yang berlindung kepada kamu dengan membawa nama Allah maka lindungilah ia dan siapa yang minta kepada kamu dengan nama Allah maka berilah, dan siapa berbuat kepada kamu kebaikan maka balaslah dan kalau tidak ada yang kau balaskan, maka do’akan hingga kamu merasa telah membalas budi kebaikan itu. (HR. Abu Dawud dan Annasa’i).
----------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN II, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1979, halaman 535.

Sabtu, 18 Maret 2017

Nikmat Menjadi Tanggungan-Nya

Kalau Anda pergi ke masjid untuk sholat Subuh, kemudian Anda lihat hanya sedikit yang ikut sholat berjamaah, maka ketahuilah bahwa Allah telah memilih Anda di antara hamba-hamba-Nya yang lain.

Demi Allah, keistimewahan orang yang sholat subuh berjamaah, dia akan selalu berada di bawah tanggungan Allah.

Dr. Ahmad Isa al-Mu’sharawi, ketua lajnah tashih al-Quran di al-Azhar, Doktor ilmu hadits Universitas al-Azhar, Mesir. (Twitter : @elmasrw) - Twit Ulama 

Jumat, 17 Maret 2017

Harta Yang Berharga

Istighfar adalah sebuah kenyamanan yang tak bisa ditandingi. Istighfar adalah sebab yang paling kuat untuk mendapatkan kebahagiaan dan sebuah harta yang sangat berharga di dunia.

“Mohon ampunlah kepada Rabb kalian, kemudian bertaubatlah kepada-Nya, dia akan memberikan kepadamu kenikmatan yang terus menerus” (QS. Hud : 3)

Syaikh Muhammad bin Sulaiman al-Muhaisini, Imam Masjid al-Rajhi, Mekkah. (Twitter : @almohisni) - Twit Ulama 

Manusia

Seorang pembesar berkata kepada Muthorrif bin Abdillah:
 
قَالَ: أَوَ مَا تَعْرِفُنِي؟

"Tidakkah engkau tahu siapa saya?"
 
قَالَ: بَلَى، أَوَّلُكَ نُطْفَةٌ مَذِرَةٌ، وَآخِرُكَ جِيْفَةٌ قَذِرَةٌ، وَأَنْتَ بَيْنَ ذَلِكَ تَحْمِلُ العَذِرَةَ

Muthorrif berkata, "Tentu saya tahu, engkau yang awalnya adalah setetes mani yang kotor, dan akhirmu adalah bangkai yang busuk, dan antara kedua kondisi tersebut engkau membawa kotoran." (Siyar A'laam An-Nubalaa 4/505)
----------
FP : Ma'had 'Umar bin Khattab Yogyakarta 
web : mahadumar.id
twitter, instagram, dan telegram : @mubk_jogja
BBM : 595F4CAC




Akal, Pembeda Manusia dari Hewan

Di dalam buku “Ihya’ Ulumiddin” karya Imam al-Ghazali pada halaman 313 - 314 menuturkan bahwa akal itu adalah suatu sifat yang membedakan manusia dari hewan. Dengan akal manusia bersedia untuk menerima berbagai macam ilmu nadhari (ilmu yang memerlukan pemikiran) dan untuk mengatur usaha-usaha yang pelik yang menghajati kepada pemikiran.
Al-Harts bin Asad Al-Muhasibi mengatakan tentang batas akal yaitu : “Suatu gharizah (tabi’at) yang disediakan untuk mengetahui macam-macam hal.
Orang yang mengingkari apa yang tersebut di atas, tidak menginsafi, lalu mengembalikan akal itu kepada ilmu pengetahuan yang dlaruri (yang tidak memerlukan pemikiran) semata-mata.
Orang yang melengahkan ilmu pengetahuan dan orang yang tidur, keduanya dinamakan berakal, melihat kepada adanya gharizah tersebut, serta tak adanya ilmu pengetahuan.
Sebagaimana hidup adalah suatu gharizah untuk menyediakan tubuh bagi gerakan biasa dan pengetahuan kepanca-inderaan, maka demikian pulalah akal adalah suatu gharizah untuk menyediakan sebahagian hewan (manusia) buat memperoleh ilmu pengetahuan nadhari.
Sekiranya boleh disamakan insan dengan keledai tentang gharizah dan pengetahuan kepanca-inderaan, maka dapatlah dikatakan tak ada perbedaan diantara keduanya, selain bahwa Allah ta’ala menjadikan pada insan itu ilmu pengetahuan dan tidak dijadikan-Nya pada keledai dan hewan-hewan lain, niscaya sesungguhnya bolehlah disamakan antara keledai dan barang keras (jamad) itu pada kehidupan. Dan dikatakan bahwa tak ada perbedaan antara keledai dan barang jamad selain daripada Allah ta’ala menjadikan pada keledai itu gerakan-gerakan tertentu sepanjang kebiasaan yang berlaku. Kalau diumpamakan keledai itu benda keras yang mati, niscaya haruslah dikatakan bahwa tiap-tiap gerakan yang terlihat padanya, maka Allah ta’ala kuasa menjadikannya pada yang keras itu, menurut tertib (pengaturan) yang kelihatan.
Dan sebagaimana harus dikatakan bahwa tak adalah perbedaan bagi yang keras (jamad) mengenai gerakan, selain dengan gharizah yang tertentu, maka dikatakanlah bahwa gharizah itulah hidup.
Demikian pulalah perbedaan insan dengan hewan tentang mengetahui ilmu pengetahuan nadhari dengan suatu gharizah yang disebut akal. Maka akal itu adalah seperti cermin yang berbeda dengan benda-benda lain dalam segi memperlihatkan rupa dan warna, dengan suatu sifat yang khusus bagi cermin itu, yaitu sifat mengkilat.
Begitu juga mata, yang berbeda dengan dahi tentang sifat-sifat dan keadaan-keadaan yang ada pada mata, yang disediakan untuk melihat. Maka hubungan gharizah ini kepada ilmu pengetahuan adalah seperti hubungan mata kepada melihat. Hubungan Al-Qur’an dan syari’at kepada gharizah ini (akal) dalam segi mengantarkannya untuk membuka bermacam-macam ilmu pengetahuan, adalah seperti hubungan cahaya matahari kepada melihat.
Begitulah hendaknya dipahami gharizah akal ini.
-------------------------------------------
Ihya’ Ulumiddin Jilid 1, Imam al-Ghazali, Penerbit C.V. Faizan Jakarta, cetakan kesembilan  1986.

Makruh Sumpah dalam Jual-Beli Meskipun Benar

Abu Hurairah r.a. berkata : Saya telah mendengar Rasulullah bersabda : Sumpah itu menyegerakan terjualnya barang, tetapi menghapuskan berkat penghasilan. (HR. Buchary dan Muslim).

Abu Qotadah r.a. telah mendengar Rasulullah bersabda : Awaslah kamu daripada sering-sering bersumpah dalam penjualan, karena sumpah itu menyegerakan terjualnya barang tetapi menghapuskan berkatnya. (HR. Muslim).
----------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN II, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1979, halaman 534.

Sahabat Sejati

Imam asy Syafi’i رحمه الله berkata ; “Jika engkau punya teman yang selalu membantumu dalam rangka keta'atan kepada Allah maka peganglah erat-erat dia, jangan pernah kau lepaskannya. Karna mencari teman baik itu susah, tetapi melepaskannya sangat mudah sekali.”

Nasehat Imam Hasan al-Bashri رحمه الله ; "Perbanyaklah berteman dengan orang-orang yang beriman. Karena mereka memiliki syafaat pada hari kiamat."

Ciri-ciri sahabat sejati menurut Imam Al Ghazali رحمه الله :
  1. Jika kau berbuat baik kepadanya, maka ia juga akan melindungimu.
  2. Jika kau merapatkan ikatan persahabatan dengannya, maka ia akan membalas balik persahabatanmu itu.
  3. Jika kau memerlukan pertolongan darinya, maka ia akan berupaya membantu sesuai dengan kemampuannya.
  4. Jika kau menawarkan berbuat baik kepadanya, maka ia akan menyambut dengan baik.
  5. Jika ia memperoleh suatu kebaikan atau bantuan darimu, maka ia akan menghargai kebaikan itu.
  6. Jika ia melihat sesuatu yang tidak baik darimu, maka maka ia akan berupaya menutupinya.

Seorang Suami Hendaknya Menulis Wasiat

Di dalam al-Qur'an surat al-Baqarah (2) : 240, Allah سبحانه وتعالى menasehati orang beriman dalam firman-Nya :

وَالَّذِينَ يُتَوَفَّوْنَ مِنكُمْ وَيَذَرُونَ أَزْوٰجًا وَصِيَّةً لِّأَزْوٰجِهِم مَّتٰعًا إِلَى الْحَوْلِ غَيْرَ إِخْرَاجٍ ۚ فَإِنْ خَرَجْنَ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ فِى مَا فَعَلْنَ فِىٓ أَنفُسِهِنَّ مِن مَّعْرُوفٍ ۗ وَاللَّـهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
Dan orang-orang yang (akan) meninggal dunia diantara kamu padahal ada meninggalkan isteri, hendaklah berwasiat untuk isteri mereka (yaitu) diberi nafkah hingga setahun lamanya dengan tidak menyuruh (mereka) pindah. Tetapi jika mereka pindah (sendiri) maka tidak ada dosa bagimu (wali atau waris dari yang meninggal) membiarkan mereka berbuat yang patut pada diri mereka. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (240).

Asbabun Nuzul
Dalam suatu riwayat yang bersumber dari Muqatil Ibnu Hibban dikemukakan bahwa seorang laki-laki dari Thaif datang ke Madinah bersama anak isteri dan kedua orang tuanya, yang kemudian meninggal dunia disana. Hal ini disampaikan kepada Nabi ﷺ, Beliau membagikan harta peninggalannya kepada kedua anak-anak dan ibu bapaknya, sedang isterinya tidak diberi bagian, hanya mereka yang diberi bagian diperintahkan untuk membelanjakan belanja kepadanya dari tirkah suaminya itu, selama satu tahun. Maka turunlah ayat tersebut diatas (QS. 2 : 240) yang membenarkan tindakan Rasulullah ﷺ untuk memberi nafaqah selama setahun kepada isteri yang ditinggalkan mati oleh suaminya. (HR. Ishaq bin Rahawaih).

Catatan :
Ayat ini (QS. 2 : 240) turun sebelum turun ayat hukum waris.

Tafsir Ayat
QS. 2 : 240. "Dan orang-orang yang (akan) meninggal dunia diantara kamu padahal ada meninggalkan isteri, hendaklah berwasiat untuk isteri mereka (yaitu) diberi nafkah hingga setahun lamanya dengan tidak menyuruh (mereka) pindah. Tetapi jika mereka pindah (sendiri) maka tidak ada dosa bagimu (wali atau waris dari yang meninggal) membiarkan mereka berbuat yang patut pada diri mereka. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana".

Allah menganjurkan kepada para suami apabila ia merasa telah dekat ajalnya supaya berwasiat untuk istrinya yaitu dengan memberikan sebagian hartanya untuk belanja selama 1 tahun, dengan tetap tinggal di rumahnya. Jika istrinya itu meninggalkan rumah setelah setahun, maka tidaklah menjadi halangan bagi keluarga suami tentang tindakan istri tersebut dengan jalan sesuai dengan ajaran agama. Umpamanya untuk muncul di tengah masyarakat dan menunjukkan kesediaannya untuk bersuami lagi. Karena mereka itu telah bebas, tidak sebagaimana adat jahiliah di mana perempuan merupakan harta warisan. Allah adalah Maha Kuasa tidak segan-segan untuk menghukum orang yang menyalahi petunjuk-Nya. Allah Maha Bijaksana dalam menetapkan hukum-hukum untuk kemaslahatan hamba-Nya.
---------------
Bibliography :
Asbabun Nuzul, KH Qomaruddin, Penerbit CV. Diponegoro Bandung, Cetakan ke-5, 1985, halaman 83.
Tafsir Al-Azhar Juzu' 2, Prof Dr. Haji Abdulmalik Abdulkarim Amrullah (Hamka), Penerbit PT. Pustaka Panjimas Jakarta, cetakan September 1987, halaman 156 - 157.
Al Qur'an Terjemahan Indonesia, Tim DISBINTALAD (Drs. H.A. Nazri Adlany, Drs. H. Hanafie Tamam dan Drs. H.A. Faruq Nasution); Penerbit P.T. Sari Agung Jakarta, cetakan ke tujuh 1994, halaman 70 - 71.
Tafsir Al-Quran Kemenag Online 

Kamis, 16 Maret 2017

Dustakah?

Barangsiapa yang mendustakan agama seperti orang yang menyimpang dan orang munafik yang menampakkan (kesalehan) agama, mereka itu tidak memiliki tatanan kemanusiaan. Bahkan mereka memusuhi kemanusiaan meskipun kepada anak- anak yatim.

“Tahukah kamu orang yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim” (QS. al-Maun : 1,2)

Dr. Sa’ad bin Mathar al-Utaibi, Doktor dalam bidang Politik Islam, dosen politik Islam di Universitas al-Qadha. (Twitter : @otsaad) - Twit Ulama  

Rabu, 15 Maret 2017

Bersiaplah!

Allah Ta’ala berfirman :
 
وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ

“Dan tidak ada seorangpun yang tahu di belahan bumi mana ia akan mati” (QS. Luqman : 34)

Jangan merasa aman di dunia walaupun sejenak, dan bersiaplah!!
Maka seandainya ajalku tiba suatu hari dan itu suatu hal yang pasti
Janganlah lupakan aku dalam doa-doa untuk kebaikan dari kalian

Dr. Ahmad Isa al-Mu'sharawi, ketua lajnah tashih al-Qur'an di al-Azhar, Doktor ilmu hadits Universitas al-Azhar. (Twitter : @elmasrw) - Twit Ulama

Dima’afkan Sumpah Yang Tidak Sengaja

Allah tidak akan menuntut dalam sumpahmu yang tidak disengaja, tetapi Allah akan menuntut kamu dalam sumpah yang kamu niatkan (kamu ikatkan). Maka tebusan sampah yang sungguh-sungguh itu ialah memberi makan kepada sepuluh orang miskin, makan yang biasa kamu makan dengan keluargamu, atau memberi pakaian terhadap sepuluh orang miskin itu, atau memerdekakan budak dan siapa yang tidak dapat melaksanakan semua tuntutan denda itu, maka harus berpuasa tiga hari. Demikian itulah cara menebus dosa karena terlanjur sumpah, karena itu jagalah dirimu daripada sumpah-sumpah bohong. (QS Al-Maidah : 89).

‘Aisyah r.a. berkata : Ayat di atas ini diturunkan mengenai perkataan orang : La Wallahi, Bala Wallahi. (HR. Buchary)

Kebiasaan yang dikatakan dalam pergaulan bukan bermaksud sumpah yang sesungguhnya.
----------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN II, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1979, halaman 533.

Selasa, 14 Maret 2017

Dengan 4 Hal

Dengan ridha, terasa manis kehidupan.
Dengan senyum, ringan permasalahan.
Dengan istighfar, tercapai keinginan.
Dengan doa, terwujud angan-angan.

Dr. Ibrahim al-Faaris Dosen jurusan Tarbiyah di Universitas Malik Su'ud KSA, spesialis bidang madzhab kontemporer. (Twitter : @ibrahim_alfares) - Twit Ulama

Senin, 13 Maret 2017

Pesan Amirul Mukminin

Abu Bakar menulis pesan kepada Ikrimah bin Abu Jahal yang beliau utus sebagai pemimpin pasukan ke Oman, “Berhati-hatilah engkau dari memberikan ancaman hukuman untuk suatu maksiat namun melebihi hukuman yang sebenarnya. Sesungguhnya jika engkau melakukannya, engkau berdosa. Namun jika engkau membiarkannya, engkau berdusta.

Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajjid, pengasuh web IslamQA. 9/2/2015. (Twitter : @almonajjid) - Twit Ulama

Siapa Yang Terlanjur Sumpah Kemudian Bila Ia Merasa Membatalkan Sumpahnya Niscaya Lebih Baik Maka Hendaknya Menebus Sumpahnya

Abdurrahman bin Samurah رَضِيَ اللََّهُ عَنْه  berkata : Rasulullah bersabda kepadaku : Jika kau telah bersumpah atas sesuatu, tiba-tiba kau melihat yang lebih baik daripada meneruskan sumpahmu itu, maka kerjakan apa yang lebih baik itu, dan tebuslah sumpahmu itu. (HR. Buchary dan Muslim).

Abu Hurairah رَضِيَ اللََّهُ عَنْه berkata : Bersabda Rasulullah : Siapa yang telah bersumpah atas sesuatu, kemudian mengetahui sebaliknya dan itu lebih baik, maka harus menebus sumpahnya dan mengerjakan yang lebih baik. (HR. Muslim).

Abu Musa رَضِيَ اللََّهُ عَنْه. berkata : Bersabda Rasulullah : Demi Allah dan insya Allah bila saya telah bersumpah untuk sesuatu, kemudian saya melihat yang lebih baik daripada meneruskan sumpahku itu, melainkan pasti saya akan menebus sumpahku itu dan mengerjakan apa yang baik itu. (HR. Buchary dan Muslim).

Abu Hurairah رَضِيَ اللََّهُ عَنْه berkata : Bersabda Rasulullah : Bila melanjutkan salah satu kamu sumpahnya terhadap keluarganya, maka yang demikian itu akan lebih besar dosanya di sisi Allah, daripada bila ia menebus (membayar) denda sumpah yang telah diwajibkan oleh Allah. (HR. Buchary dan Muslim).

Apabila terlanjur bersumpah, hingga terhalang untuk melakukan amal kebaikan, maka harus menebus (membayar denda sumpahnya itu, dan mengerjakan amal yang baik. Dan tetap membandel dalam sumpah hingga tidak melakukan amal kebaikan, bahkan itu yang lebih dosa di sisi Allah.
----------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN II, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1979, halaman 531-532.

Minggu, 12 Maret 2017

Fitnah Bagaikan Asap

قال ابن مسعود رضي الله عنه: أخاف عليكم فتناً كأنها الدخان، يموت فيها قلب الرجل كما يموت بدنه . الفتن لنعيم بن حماد 1/65

"Aku takutkan atas kalian fitnah bagaikan asap, akan mati karenanya hati manusia sebagaimana matinya jasad" (Ibn Mas'ud  رَضِيَ اللََّهُ عَنْه)

فايز الفايز العريني (Twitter : @FAYEZ_AL3REENE) - Twit Ulama

Sabtu, 11 Maret 2017

Beginilah Kondisi Surga

وَيَطُوفُ عَلَيْهِمْ وِلْدَانٌ مُّخَلَّدُونَ إِذَا رَأَيْتَهُمْ حَسِبْتَهُمْ لُؤْلُؤًا مَّنثُورًا

“Dan mereka dilayani oleh anak-anak muda lelaki yang tetap kekal (dalam keadaan mudanya), yang senantiasa beredar di sekitar mereka; apabila engkau melihat anak-anak muda itu, nescaya engkau menyangkanya mutiara yang bertaburan” (QS 'Al-Insan : 19)

Ayat ini mensifati kondisi pelayan, maka bayangkan bagaimana kondisi yang dilayani, seperti apa??

Dr. Abdul Muhsin Al-Muthiri, Doktor dalam bidang tafsir, Fakultas Syari’ah Universitas Kuwait. (Twitter : @q8azm) - Twit Ulama

Beratnya Dosa Sumpah Palsu dengan Sengaja

Ibn Mas’ud r.a. berkata : Bersabdalah Nabi : Siapa yang bersumpah atas harta seorang Muslim yang tiada berhak, maka ia akan menghadap kepada Allah, sedang Allah murka padanya. Kemudian membaca ayat : Sesungguhnya mereka yang menukar janji Allah dan sumpah mereka dengan harta yang murah. (HR. Buchary dan Muslim).

Abu Umamah (Iyas) bin Tsa’labah Alharitsy r.a. berkata : Rasulullah bersabda : Siapa yang mengambil hak seorang muslim dengan sumpahnya, maka Allah telah mewajibkan baginya api neraka, dan mengharamkan padanya sorga. Seorang bertanya : Walaupun barang kecil ya Rasulullah? Jawab Nabi : Walaupun sepotong kayu siwak (arak). (HR. Muslim).

Abdullah bin Amru bin Al-’Ash r.a. berkata : Bersabda Nabi : Dosa-dosa besar itu, ialah Mempersekutukan Allah, dan durhaka terhadap kedua ayah bunda, dan membunuh jiwa (orang) dengan tiada hak, dan sumpah palsu. (HR. Buchary).

Dalam lain riwayat : Seorang badwi datang kepada Nabi ﷺ untuk bertanya : Ya Rasulullah apakah dosa-dosa besar itu? Jawab Nabi ﷺ : Menyekutukan Allah. Kemudian apakah? Jawab Nabi : Sumpah yang menjerumuskan ke dalam neraka. Apakah sumpah yang menjerumuskan dalam neraka itu? Jawab Nabi : Sumpah untuk mengambil hak seorang muslim. (ya’ni sumpah palsu).
----------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN II, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1979, halaman 529-530.

Jumat, 10 Maret 2017

Beraqidah Lurus

Rasulullah ﷺ tumbuh dewasa dalam keadaan berakidah yang lurus, tanpa sedikitpun terpengaruh perkara-perkara jahiliyah. Sehingga tidak didapatkan keterangan bahwa Rasulullah ﷺ menyembah berhala-berhala, atau mencari berkah dengannya atau pergi kepada tukang ramal/tukang sihir.

Syaikh Musa al-‘Azmi, Ulama Kuwait, penulis Kitab “Al Lu’lu Al Maknun fis Sirati An Nabiyyi Al Ma-mun”, murid Syaikh Dr. Utsman Al-Khamis. (Twitter : @Musa_al3azmi) - Twit Ulama

Mohon Diberi Kawan

Di surat al-Anbiyaa (21) ayat 89 ;
“Robbi laa tadzarnii fardaa wa anta koirul waaritsiin”

Artinya :
Ya Tuhanku, janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri dan Engkaulah waris yang paling baik.

Keterangan :
Do’a ini semula dibaca oleh Nabi Zakariya a.s. Beliau nabi Zakariya a.s. khawatir kalau hidup sendirian tidak ada kawan atau keturunan sebagai pewaris yang meneruskan perjuangannya untuk agama Allah. Dan sekiranya Allah tidak menganugerahkan kawan atau keturunan maka Nabi Zakariya a.s. menyerahkan urusannya kepada Allah sebagai pewaris yang paling baik.
Nabi Zakariya a.s. bersyukur karena dianugerahkan kepadanya seorang kawan / keturunan yang kemudian diberi nama Yahya (Nabi) sebagai pewaris yang meneruskan perjuangannya.
------------------------
Al-Quraan dan Terjemahannya, Departeman Agama RI, Pelita II/1978/1979, halaman 506.

Musuh Keikhlasan

Berkata Ibnul Qoyyim rahimahullah :
عدو الإخلاص وهاذمه الرغبة في مدح الناس والطمع فيما عندهم. فمن نقى قلبه من هذين سهل عليه تحقيق باب الإخلاص

"Musuh ikhlas dan penghancurnya adalah (1) berharap memperoleh pujian orang-orang dan (2) berharap pemberian dari mereka. Barangsiapa yang membersihkan hatinya dari dua perkara ini maka mudah baginya untuk mewujudkan keikhlasan."
----------
FP : Ma'had 'Umar bin Khattab Yogyakarta

Yuk, Pelihara Sholat Kita !

Di dalam al-Qur'an surat al-Baqarah (2) : 238, الله سبحانه وتعالى menasehati orang beriman untuk menjaga sholat mereka dalam firman-Nya :

حٰفِظُوا۟ عَلَى الصَّلَوٰتِ وَالصَّلَوٰةِ الْوُسْطَىٰ وَقُومُوا۟ لِلَّـهِ قٰنِتِينَ
Peliharalah segala-(sholat)-mu dan sholat wustha (sholat 'Ashar) dan hendaklah kamu berdiri karena Allah dengan khusyu'. (238).

Asbabun Nuzul
Dalam suatu riwayat yang bersumber dari Zaid bin Tsabit رضي الله عنهما dikemukakan bahwa Nabi ﷺ sholat dhuhur di waktu hari sangat panas. Sholat seperti ini sangat berat dirasakan oleh sahabat-sahabatnya. Maka turunlah ayat tersebut diatas (QS. 2 : 238) yang menyuruh melaksanakannya walau bagaimanapun beratnya. (HR. Abu Dawud, Baihaqi dan Ibnu Jarir).
Dalam riwayat lain yang bersumber dari Zaid bin Tsabit رضي الله عنهما dikemukakan bahwa Nabi ﷺ, sholat dhuhur di waktu hari sangat panas. Di belakang Rasulullah ﷺ, tidak lebih dari satu atau dua shaf saja yang mengikutinya, dan kebanyakan di antara mereka sedang tidur siang ada pula yang karena sibuk berdagang. Maka turunlah ayat tersebut diatas (QS. 2 : 238). (HR. Ahmad, an-Nasa'i dan Ibnu Jarir).
Dalam riwayat lain yang bersumber dari Zaid bin Arqam رَضِيَ اللََّهُ عَنْه dikemukakan bahwa di zaman Rasulullah ﷺ orang-orang bercakap-cakap dengan kawan yang ada di sampingnya saat mereka sholat, maka turunlah ayat "waqumu lillahi qanitin" yang memerintahkan supaya diam di waktu sholat dan melarang bercakap-cakap. (HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Abu Dawud, Nasa'i dan Ibnu Majah).
Dalam suatu riwayat yang bersumber dari Mujahid dikemukakan bahwa ada orang-orang yang bercakap-cakap diwaktu sholat, dan ada yang menyuruh teman-temannya menyelesaikan keperluannya. Maka turunlah ayat "waqumu lillahi qanitin", yang memerintahkan supaya khusyu' di waktu sholat. (HR. Ibnu Jarir).

Tafsir Ayat
QS. 2 : 238. Untuk kepentingan jiwamu sendiri, dan untuk ktetentraman rumah tanggamu, supaya kamu merasakan benar-benar bagaimana hubungan diri dengan Tuhan, peliharalah sholat-sholat itu baik-baik. الله سبحانه وتعالى telah menentukan sholat-sholat yang mesti kamu pelihara itu, yaitu sholat lima waktu dengan segala ketentuannya.
Adapun sholat yang paling tengah (sholat wustha) diantara sholat yang lima lima waktu itu, menurut pendapat Imam asy-Sayaukani di dalam kitab Nailul Authar, ialah sholat Ashar.
Dari Ali رَضِيَ اللََّهُ عَنْه berkata : "Dahulunya kami sangka sholat tengah itu ialah sholat fajar (subuh), sampai aku dengar Rasulullah ﷺ bersabda : "Pada hari (peperangan) Ahzab mereka itu (kaum musyrikin) telah menganggu kita dari "sholat pertengahan (sholat wustha)", yaitu sholat Ashar. Biarlah الله سبحانه وتعالى memenuhi kuburan mereka dan perut mereka dengan api neraka".". (HR. Bukhari dan Muslim).
Karena hebatnya pengepungan dan percobaan kaum musyrikin mengepung kota Madinah dalam peperangan Ahzab, sehingga Rasulullah ﷺ dan kaum Muslimin yang tengah mempertahankan khandak (parit) di Madinah terganggu buat mengerjakan sholat Ashar. Dan memang kejadian itu pada waktu Ashar.
Mungkin juga kita dapat memahami bahwa "waktu tengah" itu memang sholat Ashar, jika kita ingat bahwa dua waktu itu (subuh dan dhuhur) kita kerjakan di siang hari. Subuh di permulaan siang (waktu fajar telah terbit) dan dhuhur di pertengahan siang. Dan dua waktu pula yang kita kerjakan malam hari (Maghrib (sesudah matahari terbenam) dan Isya'). Dengan demikian terletaklah Ashar di petang hari.
Setelah diperingatkan agar sholat lima waktu dipelihara sungguh-sungguh tepat pada waktunya dan menjaga sholat wustha, maka diujung  ayat diperintahkan lagi supaya dikerjakan dengan khusyu'. Berdiri di hadapan الله سبحانه وتعالى dengan  muka tunduk dan hati yang patuh, tidak bercabang kepada yang lain.
Tanda bukti iman yang paling tinggi ialah memelihara sholat lima waktu itu. Betapapun seorang mengakui dirinya sebagai orang Islam, kalau sholat lima waktunya tidak terpelihara baik, belumlah dapat dikatakan bahwa orang itu beriman. Sebab iman kepada Tuhan membawa akibat yang wajar bagi khusyu'-nya hati. Kalau seruan sholat tidak diperhatikan dan tidak diperdulikan, tanda hati tidak khusyu', tanda iman tidak ada.
Dari Jabir رَضِيَ اللََّهُ عَنْه berkata : Dengan tegas Rasulullah ﷺ bersabda : "Di antara seorang laki-laki dengan kekafiran ialah meninggalkan sholat". (HR. Muslim, Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Apabila seorang yang mengakui dirinya Islam, tapi tidak memelihara sholatnya, tegaslah dia diantara Islam dengan kafir.
---------------
Bibliography :
Asbabun Nuzul, KH Qomaruddin, Penerbit CV. Diponegoro Bandung, Cetakan ke-5, 1985, halaman 82 - 83.
Tafsir Al-Azhar Juzu' 2, Prof Dr. Haji Abdulmalik Abdulkarim Amrullah (Hamka), Penerbit PT. Pustaka Panjimas Jakarta, cetakan September 1987, halaman 246 - 251.
Al Qur'an Terjemahan Indonesia, Tim DISBINTALAD (Drs. H.A. Nazri Adlany, Drs. H. Hanafie Tamam dan Drs. H.A. Faruq Nasution); Penerbit P.T. Sari Agung Jakarta, cetakan ke tujuh 1994, halaman 30.

Kamis, 09 Maret 2017

Berkumpulnya Keutamaan

Hari jum'at adalah hari berkumpulnya keutamaan-keutamaan, dan sebesar-besar keutamaan pada hari itu adalah sholat jum'at.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا نُودِيَ لِلصَّلَاةِ مِن يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا إِلَىٰ ذِكْرِ اللَّـهِ وَذَرُوا الْبَيْعَ

Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum'at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli.
(QS. al-Jumu’ah: 9)

Dr. Khalid Al-Mushlih, dosen fiqh pada Universitas Al-Qashim, sekaligus menantu Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin. (Twitter : @Dr_almosleh) - Twit Ulama

Larangan Bersumpah dengan Ka’bah

Ibn Umar r.a. mendengar orang bersumpah : Tidak, demi ka’bah. Ibn Umar memperingatkannya : Jangan bersumpah dengan nama selain nama Allah, karena saya mendengar Rasulullah bersabda : Siapa yang bersumpah dengan nama selain Allah, maka telah kafir atau musyrik. (HR. Attirmidzy).

Ancaman yang keras dalam hadits ini supaya jangan sampai diringankan.
----------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN II, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1979, halaman 528.

Rabu, 08 Maret 2017

Ayah Hebat

Ayah Bunda, tahukah Ayah Hebat itu yang membahagiakan istri saat hamil agar anak merasa nyaman di dalam rahim.
Ayah Hebat itu yang membatalkan acara pentingnya guna mendampingi istri saat melahirkan sebab momen kelahiran takkan berulang.
Ayah Hebat itu yang memiliki anggaran khusus untuk membeli mainan dan alat edukasi anaknya sedari dini.
Ayah Hebat itu yang mencatat dan mendokumentasikan proses kehamilan istrinya guna menjadi pembelajaran sejarah untuk buah hatinya nanti.
Ayah Hebat itu yang menyiapkan diri untuk mendengarkan curhatan istrinya agar istri memiliki emosi yang nyaman saat mengasuh buah hati.
Ayah Hebat itu yang membangunkan anak tiap pagi dan mengajaknya bermain sejenak sebelum berangkat kerja.
Ayah Hebat itu yang lebih sering menanyakan kabar perasaan anak dibandingkan bertanya tentang PR atau makan.
Ayah Hebat itu yang mau baca Timeline pengasuhan dari sumber mana saja supaya menambah pengetahuan tentang anak.
Belum syah jadi Ayah Hebat kalau belum pernah memandikan anak.
Belum syah jadi Ayah Hebat kalau belum pernah membangunkan anak di pagi hari.
Belum syah jadi Ayah Hebat kalau belum pernah cebokin anak.
Belum syah jadi Ayah Hebat kalau belum nyuapin makan anak.
Belum syah jadi Ayah Hebat kalau belum ketawa bareng sama anak.
Belum syah jadi Ayah Hebat kalau belum pernah ngelitikin badan anak.
Belum syah jadi Ayah Hebat kalau belum cium anak.
Belum syah jadi Ayah Hebat kalau belum pernah bercerita dan mendongeng di depan anak.
Belum syah jadi Ayah Hebat kalau belum pernah nyanyi di depan anak.
Belum syah jadi Ayah Hebat kalau belum pernah lomba makan bareng sama anak.
Belum syah jadi Ayah Hebat kalau belum pernah ngasih tebak-tebakan ke anak.
Belum syah jadi Ayah Hebat kalau belum pernah menunjukkan muka jelek di depan anak.
Belum syah jadi Ayah Hebat kalau belum pernah menemani tidur anak di malam hari.
Semoga menjadi calon Ayah Hebat dan Ayah Hebat panutan bagi anak dan Istri. (Aliansi Cinta Keluarga <AILA>)

Agar Kita Diingat Allah

Sekiranya dzikir (mengingat) Allah hanya memiliki manfaat bahwa Allah akan mengingat kita tatkala kita mengingat-Nya, maka keutamaan ini sudah cukup.
فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ
“ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu” (QS. al-Baqarah : 152).

Barangsiapa yang diingat oleh Allah, maka Dia akan membuatnya bahagia, menolongnya, merahmatinya, dan mengampuni kesalahannya.

Dr. Khalid Al Mushlih (Twitter : @Dr_almosleh) - Twit Ulama

Selasa, 07 Maret 2017

Teguran

Hasan Al-Bashri mengatakan, “Sesungguhnya Allah menegur bagi para Ulama akan 3 hal;
  1. Agar tidak menjual agama Allah dengan harga yang rendah
  2. Agar tidak mengikuti hawa nafsu
  3. Agar tidak takut terhadap seorang pun (dalam mendakwahkan ilmu)
Kitab Akhbarul Qudhat Hal. 200

Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajjid, pengasuh website islamqa.info. (Twitter : @almonajjid) - Twit Ulama

Larangan Bersumpah Tetapi Berdusta

Buraidah r.a. berkata : Rasulullah bersabda : Siapa yang berkata dalam sumpahnya : Saya keluar dari Islam, padahal ia berdusta dalam sumpahnya itu, maka ia keluar dengan sesungguhnya, dan jika benar maka tidak akan kembali ke dalam Islam dengan selamat. (HR. Abu Dawud).
----------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN II, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1979, halaman 528.

Senin, 06 Maret 2017

Teladan Rasul

Dahulu, ketika ada seorang yang masuk ke dalam Islam, Rasulullah ﷺ mengajarkannya untuk melaksanakan Shalat lalu memerintahkannya untuk berdo’a : “Allahummagh firlii, warhamnii. wahdinii, wa’afinii, warzuqnii” maka akan terkumpul urusan dunia dan akhirat untuknya. (HR. Muslim)

Syaikh Misyari Rasyid Al-Afasy, qari’ yang masyhur di Timur Tengah. (Twitter : @mishari_alafasy) - Twit Ulama

Minggu, 05 Maret 2017

Kelezatan Dunia

 من أعظم الملذات في هذه الحياة خدمة الآخرين، وإيثارهم بالوقت والجهد والمال وغير ذلك

Kelezatan di dunia yang amat besar : menolong sesama, berkhidmat dengan waktu, tenaga, dan harta bagi mereka yang membutuhkan.

البشير عصام المراكشي  (Twitter : @aissambachir) - Twit Ulama

Larangan Bersumpah dengan Makhluk atau Amanah

Ibn Umar رضي الله عنهما berkata : Bersabdalah Nabi : Sesungguhnya Allah melarang kamu bersumpah dengan ayah-ayah kamu, maka siapa yang akan bersumpah hendaknya bersumpah dengan nama Allah atau diam. (HR. Buchary dan Muslim).

Dalam lain riwayat : Maka siapa yang sumpah, janganlah bersumpah melainkan dengan nama Allah atau diam.

Abdurrahman bin Samuroh رَضِيَ اللََّهُ عَنْه berkata : Rasulullah bersabda : Jangan kamu bersumpah dengan nama berhala, dan jangan pula dengan ayah-ayah kamu. (HR. Muslim).

Buraidah رَضِيَ اللََّهُ عَنْه
berkata : Rasulullah bersabda : Siapa yang sumpah dengan ”wal-amanah” atau ”Bil-amanah” maka bukan dari golongan kami. (HR. Abu Dawud).
----------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN II, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1979, halaman 527-528.

Sabtu, 04 Maret 2017

Betapa Agungnya syariat Islam

إذا طال الهجربين الناس وبالأخص بين الزوجين استغنى أحدهماعن الآخر!! ماأعظم هذه الشريعةحينماحرمت الهجرأكثرمن ثلاث ليال

Kalau hajr (saling mendiamkan) antara manusia sudah berlangsung dalam waktu yang lama, khususnya antara pasangan suami istri, itu artinya, salah satu pihak sudah tidak membutuhkan pihak yang lain. Betapa agungnya syariat Islam ini ketika mengharamkan Hajr lebih dari 3 hari.

Dr. Ali asy-Syubaili, dosen di Universitas Imam Muhammad bin Su’ud. (Twitter : @Ali_alshobaili) - Twit Ulama

Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa

Note Trip. 5 Jumadil Akhir 1438 H. Cara-cara paham perusak NKRI itu selalu putar balik logika, dan mereka sabar hembuskan paham-paham aneh itu sudah lama sejak era reformasi dimulai. Sekira tahun 1998 aku mulai berkeliling Jawa karena keperluan. Mulai dari pinggir jalanan pernah kudengar kalimat pembelaan soal saran memilih kepemimpinan seagama dalam bernegara. Kalimat dari para perusak NKRI itu; "Kalau begitu kenapa di NKRI yang menganut paham kesetaraan? rasa toleransi anda serendah ini mohon agar anda pindah ke negara Islam". Ada satu jawaban yang jelas dari sekian banyak jawaban yang ku dengar sepanjang perjalanan hingga sekarang. Sang pecinta NKRI; "NKRI berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Yang rendah toleransi itu yang menista Al-Qur'an".
Ini Clear.

Jumat, 03 Maret 2017

Berdoalah dengan Suara Lirih!

Dalam kitab “Bada-i’ul Fawa'id”, Ibnul Qayyim menyebutkan beberapa keutamaan jika kita berdoa dengan lirih yaitu :
  1. Lebih menunjukkan keimanan, karena yang berdoa lirih mengetahui bahwa Allah Maha Mendengar doanya
  2. Lebih menunjukkan sopan santun dan pengagungan, karena seorang hamba atau budak tidaklah berbicara dan meminta kepada tuannya dengan suara yang keras
  3. Dengan suara yang lirih lebih memungkinkan seorang untuk merasakan ketundukan dan kekhusyuan yang merupakan ruh, intisari, dan maksud doa dipanjatkan itu sendiri
  4. Dengan suara lirih lebih memudahkan untuk ikhlas
  5. Dengan suara lirih lebih memudahkan hati untuk berkonsentrasi dalam doa
  6. Doa dengan lirih menunjukkan bahwa orang yang berdoa merasa lebih dekat dengan Allah, renungkan “Ketika Zakariya berdoa kepada Tuhannya dengan doa yang lemah lembut” (QS. Maryam: 3)
  7. Doa dengan lirih menyebabkan seseorang konsisten berdoa dan meminta kepadaNya
  8. Doa dengan lirih, lebih menjauhkan orang yang berdoa dari hal-hal yang memutuskan dan melemahkan doanya
  9. Bahwa kenikmatan yang paling nikmat adalah kita menghadap Allah, menyembah-Nya dan senantiasa berhubungan dengan-Nya, namun sembari menjaga kerahasiaan hubungan dan ibadah kita tersebut (dan itu lebih mudah didapatkan dengan doa yang lirih -pent)
  10. Bahwa hakikat doa adalah berzikir kepadaNya sembari meminta dari-Nya dan memuji-Nya dengan nama-nama dan sifat-sifat-Nya, maka doa adalah zikir plus tambahan.

Diringkas dari Bada-i’ul Fawa-id hal 842-848 Syaikh Dr. Muhammad Al-Qahthani - Twit Ulama

Makruh Memotong Rambut atau Kuku Jika Masuk Bulan Dzulhijjah Hingga Menyembelih Udlhiyahnya

Umm Salamah r.a. berkata ; Rasulullah bersabda : Siapa yang mempunyai ternak akan disembelihnya, maka apabila telah menjelang hilal bulan Dzulhijjah, maka jangan memotong rambut atau kukunya sedikitpun hingga menyembelih udlhiyahnya. (HR. Muslim).
----------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN II, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1979, halaman 526.

Menikmati Setiap Episode Hidup

“Demi masa”. (1)
“Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian”, (2)
“kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat-menasehati supaya mena’ati kebenaran dan nasehat-menasehati supaya menetapi kesabaran”. (3)
(QS. Al-‘Ashr (103) : 1 – 3)

Langkah awal agar kita mampu menikmati setiap detik hidup ini, adalah dengan menumbuhkan sikap ridho (rela menerima kenyataan). Kebahagian dan kesedihan, keuntungan dan kerugian akan terasa nikmat dengan sikap ridho. Mengapa demikian ?
Kesengsaraan hidup walaupun dihadapi dengan sikap dongkol uring-uringan, keluh kesah, tetap saja kenyataan sudah terjadi. Pendek kata, disesali ataupun tidak, ridho maupun terpaksa, tetap saja kenyataan itu sudah terjadi dan dialami. Jadi, lebih baik hati kita ridho menerimanya.
Tentu saja ridho terhadap kenyataan yang dialami, bukan berarti pasrah total, sehingga tidak bertindak apapun. Itu keliru, ridho itu amalan hati, sedangkan pikiran dan tubuh kita wajib ikhtiar untuk memperbaiki kenyataan dengan cara yang diridhoi Allah. Kondisi hati yang ridho sangat membantu menjadikan proses ikhtiar menjadi positif, optimal dan bermutu.
Orang yang stress adalah orang yang tidak memiliki kesiapan mental menerima kenyataan yang ada. Pikirannya tidak realistis, tidak menerima kenyataan dan tidak berpijak kepadanya. Sibuk menyesali sesuatu yang sudah terjadi. Sungguh, suatu kesengsaraan hidup yang dibuat sendiri.
Oleh karena itu, sadarilah hidup kita ini terdiri dari berbagai episode yang tidak monoton. Kenangilah perjalanan hidup anda, ambillah kearifan dari setiap episode yang anda telah lalui. Kenanglah dengan kelapangan dada, dinginnya emosi dan keikhlasan. Tidak ada gunanya menyelimuti kenyataan hidup ini dengan keluh kesah. Itupun tidak menyelesaikan masalah, bahkan menambah luka yang anda alami. Tetapi atasi dengan hati yang ridho, sehingga kita menikmati setiap episode hidup kita sambil berikhtiar memperbaiki kenyataan pada jalan yang Allah ridhoi.
----------------------------------
Abdullah Gymnastiar (Aa Gym), Buletin Jum’at Sakinah, Edisi 482/ th VII/ Februari 2015 M/ Jumadil Awal 1436 H.

Mulia Karena Ta'at

Ibnul Qoyyim رحمه الله berkata ;
وكان من دعاء بعض السلف : اللَهُمَّ أَعِزَّنِي بِطَاعَتِكَ ، وَلاَ تُذِلَّنِي بِمَعْصِيَتِكَ

"Diantara doa sebagian generasi pendahulu yang shalih : "Ya Allah, muliakanlah aku dengan ketaatan kepadaMu, dan janganlah Engkau hinakan diriku dengan bermaksiat kepadaMu."
(Ad-Daa' wa ad-Dawaa' 94)
----------
FP : Ma'had 'Umar bin Khattab Yogyakarta

Wanita Yang Di Cerai Boleh Nikah Lagi

Di dalam al-Qur'an surat al-Baqarah (2) : 232, الله سبحانه وتعالى menasehati orang beriman perihal menceraikan isteri dalam firman-Nya :

وَإِذَا طَلَّقْتُمُ النِّسَآءَ فَبَلَغْنَ أَجَلَهُنَّ فَلَا تَعْضُلُوهُنَّ أَن يَنكِحْنَ أَزْوٰجَهُنَّ إِذَا تَرٰضَوْا۟ بَيْنَهُم بِالْمَعْرُوفِ ۗ ذٰلِكَ يُوعَظُ بِهِۦ مَن كَانَ مِنكُمْ يُؤْمِنُ بِاللَّـهِ وَالْيَوْمِ الْءَاخِرِ ۗ ذٰلِكُمْ أَزْكَىٰ لَكُمْ وَأَطْهَرُ ۗ وَاللَّـهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
Dan apabila kamu menceraikan isteri, lalu habis masa 'iddahnya, maka janganlah kamu halangi mereka kawin lagi dengan (calon) suaminya apabila telah ada kerelaan diantara mereka dengan cara yang pantas. Itulah yang dinasehatkan kepada orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian diantara kamu. Itu lebih suci bagi kamu dan lebih bersih. Dan Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui. (232).

Asbabun Nuzul
Dalam suatu riwayat yang bersumber dari Ma'qil bin Yasar dikemukakan bahwa ia mengawinkan saudarinya kepada seorang laki-laki Muslim. Beberapa lama kemudian, diceraikannya dengan satu thalaq. Setelah habis masa 'iddahnya, mereka berdua ingin kembali lagi. Maka datanglah laki-laki tadi bersama-sama Umar bin Khattab رَضِيَ اللََّهُ عَنْه untuk meminangnya . Ma'qil menjawab : "Hai orang celaka! Aku memuliakan kau dan aku kawinkan kau dengan saudaraku, tapi kau ceraikan dia. Demi Allah, ia tidak akan kukembalikan kepadamu". Maka turunlah ayat tersebut diatas (QS. 2 : 232) yang melarang wali menghalangi hasrat kawin kedua orang itu.
Ketika Ma'qil mendengar ayat itu, ia berkata : "Aku dengar dan kuta'ati Tuhanku". Ia memanggil orang itu dan berkata : "Aku kawinkan kau kepadanya dan aku memuliakan kau". (HR. Bukhari, Abu Dawud, Tirmidzi dan Ibnu Marduwaih).
Dalam riwayat lain yang bersumber dari as-Suddi رَضِيَ اللََّهُ عَنْه dikemukakan bahwa turunnya ayat ini (QS. 2 : 232) berkenaan dengan Jabir bin Abdillah al-Anshari yang mempunyai saudari misan yang telah dicerai oleh suaminya satu thalaq. Setelah habis masa 'iddahnya, bekas suaminya datang kembali, akan tetapi Jabir tidak mau meluluskan pinangannya, padahal si wanita itu ingin kembali kepada bekas suaminya. Ayat ini melarang wali menghalangi hasrat perkawinan kedua orang itu. (HR. Bukhari, Abu Dawud dan Tirmidzi).

Tafsir Ayat
QS. 2 : 232. "Dan apabila kamu menceraikan isteri, lalu habis masa 'iddahnya, maka janganlah kamu halangi mereka kawin lagi dengan (calon) suaminya apabila telah ada kerelaan diantara mereka dengan cara yang pantas. Itulah yang dinasehatkan kepada orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian diantara kamu. Itu lebih suci bagi kamu dan lebih bersih. Dan Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui".

Ayat diatas menjelaskan tentang wanita yang diceraikan oleh suaminya dan kemungkinan akan kawin lagi, baik dia akan kawin dengan bekas suaminya maupun dengan laki-laki lain.
Dalam menanggapi ayat ini, para ulama fikih berselisih tentang siapa yang dimaksud oleh ayat tersebut, khususnya dalam kalimat "janganlah kamu menghalang-halangi."
Imam Syafii رحمه الله berpendapat bahwa larangan itu ditujukan kepada wali, berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari tentang Qasim Ma'qil bin Yasir. Ma'qil mempunyai seorang saudara perempuan yang dinikahi oleh Abibaddah. Kemudian ia dicerai oleh suaminya itu. Setelah selesai iddahnya, Abibaddah merasa menyesal dan ingin kembali kepada bekas istrinya itu. Akan tetapi Ma'qil, sebagai wali, tidak menyetujuinya lagi sehingga peristiwa ini diketahui oleh Rasulullah ﷺ dan kemudian turunlah ayat di atas dan Ma'qil memperkenankan Abibaddah kembali kepada saudaranya.
Dari riwayat yang merupakan sebab turunnya ayat ini, jelaslah bahwa larangan itu ditujukan kepada wali. Seandainya larangan dalam ayat itu tidak ditujukan kepada wali, niscaya perempuan itu dapat menikah sendiri dan tidak perlu tertunda oleh sikap Ma'qil tersebut sebagai walinya.
Maka jelaslah bahwa akad nikah tetap dilangsungkan oleh wali. Imam Hanafi رحمه الله berpendapat sebaliknya larangan itu ditujukan bukan kepada wali akan tetapi kepada suami. Hal ini dapat terjadi bila bekas suami menghalangi bekas istrinya untuk kawin dengan orang lain. Jadi dengan demikian ayat tersebut menurut Hanafi رحمه الله tidak menunjukkan bahwa wali menjadi syarat syah akad pernikahan. Sebagai diketahui, Imam Hanafi رحمه الله berpendapat bahwa wanita sendiri dapat melakukan akad nikah tanpa melalui wali dengan berpegang kepada firman Allah ta'ala :

وَإِذَا طَلَّقْتُمُ النِّسَاءَ فَبَلَغْنَ أَجَلَهُنَّ فَأَمْسِكُوهُنَّ بِمَعْرُوفٍ

Apabila kamu mentalak istri-istrimu, lalu telah dekat akhir masa iddahnya, maka rujukilah mereka dengan cara yang makruf atau cerailah ia dengan cara yang makruf pula. (Q.S Al Baqarah : 231)

Baik walinya ataupun bekas suaminya tidak boleh menghalang-halanginya sebagaimana adat yang berlaku pada zaman jahiliah di mana para wali terlalu mencampuri dengan cara sewenang-wenang soal perkawinan sehingga wanita tidak mempunyai kebebasan dalam memilih calon suaminya, bahkan mereka dipaksa menikahi dengan laki-laki yang tidak disukainya. Demikianlah ajaran Alquran mengenai hukum perkawinan ini, ajaran yang hanya dapat diterima oleh orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian karena hanya seorang yang berimanlah yang dapat menerima ajaran Allah dengan menyingkirkan keinginan hawa nafsu dalam mengekang kaum wanita.
Kembali kepada ajaran Allah ini adalah suatu perbuatan yang suci dan terpuji, Allah Maha Mengetahui dan kamu tidak mengetahui.
 ---------------
Bibliography :
Asbabun Nuzul, KH Qomaruddin, Penerbit CV. Diponegoro Bandung, Cetakan ke-5, 1985, halaman 81 - 82.

Al Qur'an Terjemahan Indonesia, Tim DISBINTALAD (Drs. H.A. Nazri Adlany, Drs. H. Hanafie Tamam dan Drs. H.A. Faruq Nasution); Penerbit P.T. Sari Agung Jakarta, cetakan ke tujuh 1994, halaman 67.
Tafsir Al-Quran Kemenag Online  

Kamis, 02 Maret 2017

Kekhususan Shalat Malam

Di antara kekhususan shalat malam (1) Shalat yang paling utama setelah shalat wajib (2)Kemuliaan bagi seorang mukmi (3)Kebiasaan orang-orang shalih (4)Dilakukan di waktu turunnya Allah ke langit dunia (5)Di antara wasiat pertama Rasulullah kepada para penduduk Madinah

Syaikh Abdul ‘Aziz bin Muhammad As-Sadhan, salah seorang murid Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz, Doktor dalam ilmu Ushuluddin Universitas Al-Imam. (Twitter : @Dr_Alsadhan) - Twit Ulama

Rabu, 01 Maret 2017

Maka Segeralah Bertaubat

Sungguh betapa lembutnya Allah terhadap hamba-Nya yang berdosa, Ia tutupi sang hamba ketika bermaksiat namun Ia janjikan baginya ampunan apabila hamba tersebut meminta ampunan.
 
وَمَن يَعْمَلْ سُوءًا أَوْ يَظْلِمْ نَفْسَهُ ثُمَّ يَسْتَغْفِرِ اللَّـهَ يَجِدِ اللَّـهَ غَفُورًا رَّحِيمًا

Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang
. (QS. An-Nisaa : 110)

Dr. Abdullah al-Ju'aitsin Dosen ilmu hadits di Universitas Ibnu Su'ud, da'i di kementrian agama Saudi Arabia. 3/4/2016. (Twitter : @aboali1406) - Twit Ulama

Makruh Duduk Mendekap Lutut Ketika Mendengar Khutbah Jum'ah

Mu’adz bin Anas Al-Juhany رَضِيَ اللََّهُ عَنْه berkata : Nabi telah melarang orang duduk mendekap lutut ke perut pada hari Jum’at, sedang imam berkhutbah. (HR. Abu Dawud dan Attirmidzy).
----------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN II, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1979, halaman 525.

Perubahan Rute BRT Trans Semarang

Berdasarkan keterangan Kasatlantas Polrestabes Semarang AKBP Catur Gatot Effendi yang menyatakan bahwa kapasitas jalan di Semarang saat ini tak mungkin untuk dilebarkan secara optimal. Maka diupayakan rekayasa lalu lintas, satu diantaranya mengubah jalur dua arah menjadi searah.
BRT Trans Semarang koridor I, bis baru
Pada bulan Januari 2017, yang pertama adalah Jalan MT. Haryono, dari depan SMA Sedes Sapientiae satu arah ke utara sampai perempatan Bangkong dan seputaran Taman Menteri Supeno dari Jalan Menteri Supeno akan dibuat memutar.
"Jadi kendaraan dari arah Jalan Menteri Supeno tak diperbolehkan langsung lurus ke jalan Pahlawan. Harus memutar dulu ke arah SMA 1 terus belok kanan. Demikian pula dari arah Pandanaran atau Mugas tak boleh langsung berbelok ke kanan menuju SMA 1, harus memutari dulu Taman Menteri Supeno," jelas Kasatlantas Polrestabes Semarang.
Pada Februari 2017, jalan yang diberlakukan satu arah adalah Jalan Imam Bonjol. Dari arah Tugu Muda akan dibuat searah ke selatan. Kemudian Jalan Pemuda setelah depan Mal Paragon dibuat searah ke arah Tugu Muda. Begitu pula Jalan Thamrin searah menuju pertigaan jalan Pandanaran dan Jalan Gajah Mada searah menuju arah jalan Pemuda. (Tribun Jateng).

BRT Trans Semarang
Rekayasa lalu lintas ini berdampak pada perubahan rute BRT Trans Semarang. Sebagai pengguna moda angkutan umum ini TravelNusa sejenak jalan-jalan kembali berkelililing Semarang menggunakan BRT Trans Semarang. Koridor yang terpengaruh rekayasa lalu lintas ini antara lain ;

Koridor I (Mangkang - Penggaron)
Trans Semarang koridor I diresmikan pada tanggal 18 September 2009. Koridor I ini menggunakan Bus Ukuran besar untuk melayani penumpang dari Terminal Mangkang sampai Terminal Penggaron.
Dari Mangkang : Terminal Mangkang - Pasar Mangkang – Sango - Kawasan Industri - Karanganyar (SMA 8) - Karpet - KTI - Taman Lele - Lapangan Tugu - PLN - RSUD Tugu – Pengadilan – Muradi – Cakrawala – Karangayu - ADA Pasar Bulu - Pasar Bulu - Imam Bonjol - via Jl. Kapten Piere Tendean - Balai kota – Pandanaran - Gramedia - Simpang Lima - RRI Stasiun (Ahmad Yani I) - Mullo (Milo) - Beruang - ADA Majapahit - BLK - Pedurungan/Samsat - Zebra - Manunggal Jati - Pucang Gading - Terminal Penggaron.
Dari Penggaron : Terminal Penggaron – Bitratex - Pucang Gading - Manunggal Jati - Zebra – BLK - ADA Majapahit - Pasar Gayamsari - Kelinci - Mullo (Milo) – RRI - SPBU (Ahmad Yani II) - Simpang Lima - Gramedia - Pandanaran - Imam Bonjol - via Jl. Kapten Piere Tendean - Balaikota - Pasar Bulu - ADA Pasar Bulu - Karangayu - Cakrawala - Muradi - Pengadilan - RSUD Tugu - PLN - Lapangan Tugu - Taman Lele - KTI - Karpet - Karanganyar (SMA 8) - Kawasan Industri - Sango - Pasar Mangkang - Terminal Mangkang.

BRT Trans Semarang koridor IV - PTA mbak Sarwendah
Koridor II (Terboyo - Sisemut/Ungaran)
Trans Semarang Koridor II diresmikan pada Senin tanggal 1 Oktober 2012. Koridor II ini menggunakan Bus Ukuran Medium untuk melayani penumpang dari Ungaran sampai dengan Terminal Terboyo Semarang.
Dari Terboyo : Terboyo - RSI Sultan Agung - LIK - Kampoeng Semarang - Sawah Besar Kaligawe - Pasar Kobong - Raden Patah - Kota Lama - STIE BPD Jateng - Johar - Balai Kota - Katedral - RSUP Kariadi - Ngaglik - SPBU Gajahmungkur - Elizabeth - Kagok - Akpol - Don Bosko - Kesatrian - Pasar Jatingaleh - Bukitsari - Ngesrep/Tembalang - Ruko Setiabudi - SPBU Sukun - Banyumanik - Mega Rubber - Gedawang - BPK Jawa Tengah - Alun-alun Ungaran - Sisemut (Terminal Ungaran).
Dari Sisemut : Sisemut - Taman Unyil - BPK Jawa Tengah - Pudakpayung– KODAM - Terminal Banyumanik - ADA Setiabudi - TK Srondol - Ngesrep - Pasar Jatingaleh - Kesatrian - Don Bosco - Akpol - Kagok - Elizabeth - Taman Gajahmungkur - Ngaglik - RSUP Kariadi - RS Wira Bhakti Tama - Imam Bonjol - via Jl. Kapten Piere Tendean - Suzuki Pemuda - Johar - Layur – Stasiun Tawang - Pengampon - Penjaringan - Pasar Kaligawe - Kampoeng Semarang - SMP 4 - RSI Sultan Agung – Terboyo.

Koridor III (Pelabuhan - Pelabuhan)
TransSemarang Koridor 3 Mulai beroperasi semenjak 1 November 2014. Menggunakan Bus ukuran Medium seperti Koridor 2 dan 4.
Jalur A : Pelabuhan Tanjung Emas – Jl Ronggowarsito – Jl Pengapon – Jl R Patah – Sayangan – Bubakan – Jl Pattimura – Jl Dr Cipto – Jl MT Haryono – Jl Dr Wahidin – Jl Sultan Agung – Taman Diponegoro – Jl Diponegoro – Jl Pahlawan – Jl. Taman Menteri Supeno (SMA1/Taman KB) - Simpang Lima – Jl Gajahmada – Jl Pemuda – Tugu Muda – Jl Imam Bonjol – Jl Dr Jawa – Jl Tawang – Jl Ronggowarsito – Pelabuhan Tanjung Emas
Jalur B : Pelabuhan Tanjung Emas – Jl Ronggowarsito – Jl Pengapon – Jl R Patah – Jl Dr Jawa – Jl Imam Bonjol - via Jl. Kapten Piere Tendean - Jl Thamrin – Jl Pandanaran –Simpang Lima – Jl Pahlawan – Jl Diponegoro – Taman Diponegoro – Jl Sultan Agung – Jl Dr Wahidin – Jl MT Haryono – Bubakan – Jl Cenderawasih – Jl Letjen Suprapto – Jl Dr Jawa – Jl Tawang – Jl Ronggowarsito – Pelabuhan Tanjung Emas