"Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji". (QS. al-Buruj (85) : 8)

Minggu, 30 Juni 2013

Jadi Kortim 3374030 di ST 2013

Pada tanggal 3 April 2013 sampai dengan 15 Juni 2013, aku mendapatkan kesempatan menjadi Koordinator Tim (Kortim) di kegiatan Sensus Pertanian 2013 (ST2013) dari BPS Kota Semarang dengan wilayah penugasan di 33.74.030 (baca : Jawa Tengah.Kota Semarang.Kecamatan Banyumanik) tepatnya untuk Kelurahan Sumurboto, Kelurahan Pedalangan dan 2 Blok di Kelurahan Jabungan.
Tujuan dari ST2013 ini adalah untuk Mendapatkan data statistik pertanian yang lengkap dan akurat supaya diperoleh gambaran yang jelas tentang struktur pertanian di Indonesia. Hasil Pencacahan ST2013 juga akan digunakan sebagai angka patokan (benchmarks) untuk survei-survei di sektor pertanian. Data yang dihasilkan oleh ST2013 ini juga dapat dijadikan rujukan oleh para pengguna data dalam melakukan penelitian dan menentukan suatu kebijakan.

MENYONGSONG RAMADHAN

SEMOGA Allah memberikan umur kepada kita untuk bisa menikmati jamuan Allah bulan Ramadhan yang sangat spektakuler, yang membuat orang-orang putus harapan bisa berharap, dan yang putus asa bisa bangkit. Kalau Saudara begitu banyak mengalami kesulitan, seakan tidak ada lagi harapan, maka Ramadhan adalah saat di mana Allah tidak akan mengecewakan hamba-hamba-Nya. Karena itu, seharusnys kita bersimbah air mata karna kerinduan yang mendalam ingin mendapatkan jaminan Allah SWT.
Ketika seorang dermawan yang mulia akhlaknya akan menjamu seseorang, kita akan sangat bahagia karena dijamu oleh orang yang kita segani. Apalagi ini jamuan dan pencipta alam semesta yang Mahatahu lumuran dosa kita, yang Mahatahu segala derita dan harapan kita. Amatlah rugi andai kata kita tidak termasuk orang yang merasa sangat ingin memasuki Ramadhan ini dalam keadaan siap.

BULAN AMPUNAN
Kita tidak akan pernah berjumpa dengan kemudahan ampunan kecuali di bulan Ramadhan. Semelimpah apa-pun dosa kita, sungguh! Allah menjanjikan ampunan di bulan Ramadhan.
Kalau kita merasa berat hidup karena lumuran dosa, ketahuilah ampunan Allah di bulan Ramadhan lebih dahsyst daripada dahsyatnya dosa-dosa kita. Kalau kita merasa jauh dari rahmat Allah, hidup gersang dan kering, maka Ramadhan adalah sarana yang paling cepat untuk mendapat rahmat dari Allah SWT.
Kalau kita dililit utang-piutang, maka Allah Yang Mahakaya yang menjanjikan terkabulnya doa dan dilunasinya apa yang kita butuhkan. Karena itu, sungguh sangat rugi andai kata kita tidak bengembira dan tidak bersemangat menghadapi bulan yang penuh berkah ini.

PERSIAPAN
APA yang harus kita persiapkan menjelang bulan Ramadhan? Tampaknya, mulai saat ini kita harus menjagai diri dari apa pun yang Allah haramkan. Rasanya, tidak perlu kita menonton TV sampai larut malam. Lebih baik kita isi dengan membaca Al-Qur’an atau berzikir. Bagaimana mungkin kita membiarkan malam-malam kita diisi dengan tidur pulas sedangkan. Allah menyiapkan sepertiga malam terakhir menjadi saat yang disukai Allah.
Usahakanlah untuk mulai saum dari apa pun yang tidak disukai Allah. Allah Maha Melihat perjuangan kita. Kita harus berupaya agar Allah Yang Maha Menyaksikan benar-benar melihat diri kita menjadi orang yang bersiap-siap menyambut jamuan Allah. Kita akan senang jikalau orang yang akan kita jamu datang dalam keadaan siap.
Mulai saat ini, hindari telinga kita dari sesuatu yang tidak layak kita dengar. Usahakan untuk sehemat mungkin berkata-kata yang tidak perlu. Untuk apa menambah-nambah kekotoran diri dengan kata-kata yang tidak berguna. Berkatalah benar atau diam, sehingga tiada terucap dari lisan ini kecuali kata-kata yang disukai Allah.
Di samping itu, siapkan rumah kita menjadi rumah yang penuh berkah di bulan Ramadhan. Kita harus mulai melihat, tidak ada yang haram di rumah kita. Bukalah lemari kita, kalau ada yang diragukan segera keluarkan. Lihatlah dapur kita, kalau ada barang yang kita ragukan segera keluarkan. Jangan pernah kita dijamu Allah ketika pada diri kita melekat pakaian yang haram.
Menjelang Ramadhan, dekatkanlah segala sesuatu yang akan membuat kita akrab dengan Allah. Selalu siapkan Al-Quran di tas, di meja kerja, dan di kamar tidur agar kita bisa dengan mudah membacanya. Begitu juga dengan buku-buku tentang keutamaan bulan Ramadhan. Sediakan juga anggaran khusus untuk sedekah dan anggaran untuk berbuka bagi orang lain. Satu butir kurma yang kita berikan untuk berbuka, pahalanya sama dengan satu hari saum.
Buat juga daftar orang yang harus kita kunjungi, seperti kakek, nenek, bibi, dan keluarga kita yang lainnya. Terutama keluarga kita yang sedang berada di rumah sakit. Tiap detik harus jadi kebaikan. Tiada hari tanpa silaturahmi. Termasuk silaturahmi kepada ulama. Kunjungi juga orang-orang duafa yang sengsara dan dililit utang. Mudah-mudahan, Ramadhan kita menjadi penebar rahmat kepada orang-orang yang duafa.
--------------------------------
Buletin Jum'at "SAKINAH", Kiat MQ : K.H. Abdullah Gymnastiar, Edisi 364/ Th IV/ Juli 2012 M/ Sya'ban 1433 H

KEUTAMAAN ZUHUD (33)

Usamah bin Zaid r.a. berkata : Bersabda Nabi s.a.w. : Saya berdiri di ambang pintu sorga tiba-tiba saya lihat kebanyakan yang masuk ke dalam sorga orang-orang miskin, sedang orang-orang kaya masih tertahan, hanyalah orang-orang ahli neraka telah dimasukkan ke dalam neraka. (HR. Buchary dan Muslim).
--------------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN I, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1978, halaman 415.

AL-‘ADLU

AL-’ADLU (الْعَدْلُ) artinya, Yang Maha Adil dan sangat sempurna dalam keadilan-Nya itu.
Di dunia ini keadilan susah dicari, dan masing-masing orang merasakan keadilan itu, apabila menguntungkan bagi dirinya sendiri, walaupun orang lain dirugikan. Baginya dirinya yang penting, orang lain masa bodoh. Allah سبحانه وتعالى mempunyai sifat adil, tidak memandang bulu, bilamana yang bersalah, itulah yang dihukum-Nya.
Nabi Ibrahim عليه السلام yang digelari Khalilullah (teman) artinya orang yang sangat dekat kepada Allah, tapi ayahnya Nabi Ibrahim عليه السلام bernama Azar, tukang membuat patung-patung dan berhala, maka walaupun dia ayah kandung Nabi Ibrahim عليه السلام dan karena dia seorang yang kufur, maka tempatnya nanti di dalam neraka.
Begitu pula Nabi Nuh عليه السلام tidak dapat menolong anaknya sendiri yang durhaka kepada Allah, Nabi Muhammad ﷺ yang bergelar “Habibullah” kesayangan Allah, tidak dapat pula menolong pamannya Abu Thalib yang memelihara Nabi dari kecil. Demikianlah keadilan Allah. Firman Allah الله سبحانه وتعالى dalam Al-Qur’an surat An-Nahl ayat 90 yang artinya :
“Sesungguhnya Allah menyuruh berbuat adil dan kebajikan, memberi karib-kerabat, serta melarang dari berbuat yang keji, pekerjaan yang munkar dan kejahatan, Dia memberi kamu pengajaran, mudah-mudahan kamu mendapat peringatan.

Firman الله سبحانه وتعالى dalam Al-Qur’an surat An-Nisa’ ayat 135 yang artinya :
“Hai orang-orang yang beriman! Hendaklah kamu berdiri di atas keadilan, serta menjadi saksi atas kebenaran karena Allah, meskipun atas dirimu sendiri, atau buat ibu-bapa dan karib kerabatmu. Kamu dirikanlah kesaksianmu itu, dengan tiada memandang kaya-miskin, karena Allah Yang Maha mengetahui tentang muslihat (kebaikan) keduanya. Oleh sebab itu janganlah kamu turut hawa nafsu, supaya kamu berlaku adil. Jika kamu berputar atau berpaling tentang pendirian saksimu maka sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan itu.
--------------------------------
URAIAN ASMA'UL HUSNA, H. Hadiyah Salim, PT. Alma'arif, Cetakan Pertama 1983, halaman 41-43.
DO’A ASMAULLAH AL HUSNA DAN URAIAN MAKNANYA, Staf Redaksi C.V. Peladjar, C.V. Peladjar Bandung, halaman 25.

Sabtu, 29 Juni 2013

URUSAN KEPUTUSAN (13)

Dari Abdullah bin Zubair r.a. ia berkata; “Rasulullah s.a.w. menjatuhkan putusan bahwa dua orang yang berlawanan itu dihadapkan di miuka hakim”. Diriwayatkan oleh Abu Daud dan disahkan oleh Hakim.
---------------------------------------
Tarjamah BULUGHUL MARAM, Ibnu Hajar Asqalany, Penerbit : PT. Alma’arif Bandung, Cetakan ke tujuh, 1984, Bab Kitabul-Qadla, halaman 514-515.

UTUSAN MUHAMMAD KEPADA RAJA-RAJA DAN PARA PENGUASA

Akan tetapi kenyataannya Muhammad tidak ragu-ragu mengajak semua raja-raja itu menganut agama yang benar. Bahkan pada suatu hari ia pergi menemui sahabat-sahabatnya dan berkata :
“Saudara-saudara, Tuhan mengutus saya sebagai rahmat kepada seluruh umat manusia. Janganlah saudara-saudara berselisih pendapat tentang saya, seperti kaum Hawariyun (pengikut-pengikut Almasih) tentang Isa anak Mariam.”
“Rasulullah”, kata sahabat-sahabatnya. “Bagaimana pengikut-pengikut Isa itu berselisih pendapat?”
“Ia mengajak mereka kepada apa yang seperti saya ajak saudara-saudara. Orang yang diutusnya ke tempat yang dekat, orang itu menerima dan dengan senang hati. Tetapi orang yang diutusnya ke tempat yang jauh, muka orang itu terpaksa dan segan-segan.”
Kemudian dikatakannya kepada mereka bahwa ia akan mengutus orang-orang kepada Heraklius, kepada Kisra, Muqauqis, Harith al-Ghassani raja Hira, Harith al-Himyari raja Yaman dan kepada Najasyi di Abisinia. Akan diajaknya mereka itu masuk Islam. Sahabat-sahabatnya menyatakan mereka bersedia melakukan itu. Lalu dibuatnya sebentuk cincin dari perak tertuliskan: “Muhammad Rasulullah”.
Isi surat-surat yang dikirimkan itu seperti contoh yang kita kemukakan kepada pembaca, yaitu suratnya kepada Heraklius yang berbunyi :
Dengan nama Allah, Pengasih dan Penyayang.
Dari Muhammad hamba Allah kepada Heraklius pembesar Rumawi. Salam sejahtera kepada orang yang sudi mengikut petunjuk yang benar.
Kemudian daripada itu. Dengan ini saya mengajak tuan menuruti ajaran Islam. Terimalah ajaran Islam, tuan akan selamat. Tuhan akan memberi pahala dua kali kepada tuan. Kalau tuan mengelak, maka dosa orang-orang arisiyin menjadi tanggung jawab tuan. Wahai orang-orang Ahli Kitab. Marilah sama-sama kita berpegang pada kata yang sama antara kami dan kamu yakni bahwa tak ada yang kita sembah selain Allah dan kita tidak akan mempersekutukan-Nya dengan apa pun, bahwa yang satu takkan mengambil yang lain menjadi tuhan selain Allah. Tetapi kalau mereka mengelak juga, katakanlah kepada mereka, saksikanlah bahwa kami ini orang-orang Islam.”
Surat kepada Heraklius itu kemudian dibawa oleh Dihya bin Khalifa, surat kepada Kisra dibawa oleh Abdullah bim Hudhafa, surat kepada Najasyi oleh Amr bin Umayya, surat kepada Muqauqis oleh Hatib bin Abi Balta’a, surat kepada penguasa Oman oleh ‘Amr bin’l-’Ash, surat kepada penguasa Yamama oleh Salit bin ‘Amr, surat kepada raja Bahrain oleh Al‘Ala bin’l-Hadzrami, surat kepada Harith al-Ghassani, raja perbatasan Syam, oleh Syuja’ bin Wahb, surat kepada Harith al-Himyari, raja Yaman, oleh Muhajir bin Umayya.
Mereka semua berangkat masing-masing menuju ke tempat yang telah ditugaskan oleh Nabi. Mereka berangkat dalam waktu yang bersamaan menurut pendapat sebagian besar penulis-penulis sejarah, sebagian lagi berpendapat mereka berangkat dalam waktu berlain-lainan.
-------
Tentang arti dan paradigma “arisiyin” ini pendapat orang bermacam-macam. Di antara arti kata arisiyin (jamak arisi) ialah kata arisiyin pelayan-pelayan dan dayang-dayang. Maksud kalimat ialah dia bertanggung jawab atas dosa rakyatnya karena dia merintangi mereka dari agama. [Lihat Nihayanya Ibn’l-Athir dan kamus-kamus bahasa, sub verbo “r ‘ s”.] [bandingkan juga Arius dan Arianism) (A).
----------------------------
SEJARAH HIDUP MUHAMMAD, Muhammad Husain Haekal, diterbitkan oleh Litera Antar Nusa, Cetakan Kesebelas, Januari 1990, halaman 415-417.

KEUTAMAAN ZUHUD (32)

Ibn Abbas dan Imron bin Hushain r.a. berkata : Rasulullah s.a.w. telah bersabda : Saya melihat di sorga, maka saya melihat kebanyakan penghuninya orang-orang miskin, dan melihat neraka mendadak isinya kebanyakan kaum wanita (perempuan). (HR. Buchary dan Muslim).
--------------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN I, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1978, halaman 415.

Sakinah

Sakinah, ketenangan jiwa dan ketentraman hati.
Tidak gugup menghadapi suasana apapun jua, tidak gamang dalam suasana yang bagaimanapun juga. Dengan tenang dan tentram diatasinya segala maha kesulitan yang bagaimanapun besar dan beratnya. Tidak cepat melompat, teliti, cermat dalam perhitungan, seksama dalam mempertimbangkan sesuatu.
Walaupun tengah menghadapi bahaya dan bencana, tetap ia tenang, tidak gugup dan tidak gamang.
Tidak lekas mengambil kesimpulan sebelum dibuatnya analisa yang tajam dan mendalam. Pandai menghitung dan mempertalikan antara sebab dan akibat. Itulah jua sifat yang dimiliki Nabi dan para sahabat yang setia, Abu Bakar Ash-Shiddiq khususnya, tatkala keduanya berada dalam sebuah gua karena kejaran dari rezim Quraisy. Sifat itu pulalah yang dimiliki Nabi tatkala menghadapi delegasi rezim Quraisy dalam perundingan Hudaibiyah.
“Ia-(Allah)-lah yang telah menurunkan sakinah (ketentraman) pada hati kaum Mukminin supaya bertambah iman mereka dari pada iman yang sudah mereka miliki; dan bagi Allah tentara langit dan bumi, dan Allah itu Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana”. (QS. Al-Fath : 4)
“Ingatlah tatkala kaum kafir itu bersikap sombong dalam hatinya – kesombongan jahiliyah, lalu Allah turunkan ketentraman-Nya pada Rasul-Nya dan atas Mukminin, dan Ia wajibkan mereka (mengucapkan) perkataan untuk menjaga keselamatan, karena mereka lebih berhak dengan itu dan memang mereka ahlinya dan adalah Allah lebih mengetahui tiap-tiap sesuatu”. (QS. Al-Fath : 26)
#570

Jumat, 28 Juni 2013

URUSAN KEPUTUSAN (12)

Dari Abu Hurairah ia berkata; “Allah melaknat (mengutuk) orang yang menyuap dan orang yang diminta disuap di tentang hukum”. Diriwayatkan oleh Ahmad dan Imam yang Empat (Abu Daud, Ibnu Majah, Tirmidzi dan Nasa’i), dan dihasankan oleh Tirmidzy dan disahkan oleh Ibnu Hibban, dan mempunyai syahid dari hadits Abdullah bin Umar dalam riwayat Imam yang Empat kecuali Nasa’i.
-------------------------------------
Tarjamah BULUGHUL MARAM, Ibnu Hajar Asqalany, Penerbit : PT. Alma’arif Bandung, Cetakan ke tujuh, 1984, Bab Kitabul-Qadla, halaman 514.

KEUTAMAAN ZUHUD (31)

Abu Hurairah r.a. berkata : Bersabda Rasulullah s.a.w. : Orang-orang miskin akan masuk sorga sebelum orang-orang kaya, kira-kira lima ratus tahun. (HR. Attirmidzy).

Sebab orang miskin tidak menghadapi hisab perhitungan kekayaan. Sebab kekayaan yang halal harus dihisab dan kekayaan yang haram harus disiksa.
--------------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN I, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1978, halaman 414-415.

AL-HAKAMU

AL-HAKAMU (الْحَكَمُ) artinya, Yang Maha Menetapkan Hukum, sebagai hakim yang memutuskan, dan tidak seorangpun yang dapat menolak keputusannya sebagaimana, tidak seorangpun yang kuasa merintangi kelangsungan hukum-Nya itu.
Tuhan adalah Hakim yang sangat adil yang telah menetapkan kepada hamba-Nya hukum-hukum yang harus dita’ati dan dipatuhi, dan hukum Allah itu adalah hukum yang tertinggi dalam segala hukum, karena itu apabila pemimpin atau orang-orang cerdik-pandai dan sebagainya, jika akan membuat peraturan-peraturan hendaklah berpedoman kepada hukum Tuhan yang termaktub dalam Al-Qur’an. Barangsiapa yang berani melanggar dan melampauinya, niscaya dirinya sendiri nantimya akan mendapat hukum Allah yang sangat pedih. Manusia tidak bisa lari dari hukum Tuhan dan tak dapat pula untuk merintanginya, manusia harus mentaati dan mematuhi-Nya, tetapi sayang kebanyakan manusia ada juga yang tak mau mengerti.
Firman الله سبحانه وتعالى dalam Al-Qur’an surat A1-Hajji ayat 69 yang artinya :
“Allah menghukum diantaramu pada hari kiamat dari hal apa yang kamu perselisihkan.”

Firman الله سبحانه وتعالى dalam Al-Qur’an surat Ath-Thur ayat 48 yang artinya :
“Sabarlah engkau hai Muhammad menerima hukum Tuhanmu, maka sesungguhnya engkau berada dalam penglihatan Kami, dan bertasbihlah, seraya memuji Tuhanmu, ketika engkau bangun (dari tidur, meninggalkan majlis atau ketika hendak berdiri shalat).”

Dengan dalil-dalil yang tersebut ini, maka hendaklah kita bersabar atas apa yang telah ditentukan Allah pada diri kita, yang pokoknya manusia ini harus menta’ati segala perintah Allah dan menghentikan segala larangan-Nya, serta bertawakkal kepada-Nya, sebab usaha baik akan dibalasi dengan baik dan usaha (amal) buruk akan dibalasi dengan yang buruk pula.
--------------------------------
URAIAN ASMA'UL HUSNA, H. Hadiyah Salim, PT. Alma'arif, Cetakan Pertama 1983, halaman 40-41.
DO’A ASMAULLAH AL HUSNA DAN URAIAN MAKNANYA, Staf Redaksi C.V. Peladjar, C.V. Peladjar Bandung, halaman 24-25.

Kamis, 27 Juni 2013

URUSAN KEPUTUSAN (11)

Dari Abu Maryam Al-Azdy r.a. dari Nabi s.a.w. beliau bersabda; ”Barangsiapa yang dikuasakan oleh Allah untuk mengurus sesuatu dari urusan-urusan orang Islam, lalu ia menutup akan hajat mereka dan hajatnya orang-orang fakir, maka Allah akan menutup akan hajatnya pemimpin itu”. Dikeluarkan oleh Abu Daud dan Tirmidzy.
--------------------------------------
Tarjamah BULUGHUL MARAM, Ibnu Hajar Asqalany, Penerbit : PT. Alma’arif Bandung, Cetakan ke tujuh, 1984, Bab Kitabul-Qadla, halaman 514.

KERAJAAN RUMAWI DAN PERSIA

Pada waktu itu Heraklius dan Kisra masing-masing sebagai kepala kerajaan Rumawi dan Persia, dua buah kerajaan yang terkuat pada zamannya — merupakan dua orang yang telah menentukan jalannya politik dunia serta nasib seluruh penduduknya. Perang antara dua kerajaan ini berkecamuk dengan kemenangan yang selalu silih berganti seperti yang sudah kita lihat. Pada mulanya Persia adalah pihak yang menang. Ia menguasai Palestina dan Mesir, menaklukkan Bait’l-Maqdis (Yerusalem) dan berhasil membawa Salib Besar (The True Cross). Kemudian giliran Persia mengalami kekalahan lagi. Panji-panji Bizantium kembali berkibar lagi di Mesir, di Suria dan di Palestina, dan Heraklius berhasil mengembalikan salib itu — setelah ia bernazar — bahwa kalau ia telah mencapai kemenangan, ia akan berziarah ke Yerusalem dengan berjalan kaki dan mengembalikan salib ke tempatnya.
Kalau saja orang ingat akan kedudukan kedua kerajaan itu, orang akan dapat mengira-ngirakan betapa besarnya dua nama itu telah dapat menimbulkan kegentaran dan ketakutan dalam hati. Tiada sebuah kerajaan pun yang pernah berpikir hendak melawannya. Yang terlintas dalam pikiran orang ialah hendak membina persahabatan dengan kedua kerajaan itu. Kalau kerajaan-kerajaan dunia yang terkenal pada waktu itu sudah begitu semua keadaannya, maka tidak aneh bila negeri-negeri Arab itu pun akan demikian pula. Yaman dan Irak waktu itu di bawah pengaruh Persia, sedang Mesir sampai ke Syam di bawah pengaruh Heraklius. Pada waktu itu Hijaz dan seluruh semenanjung jazirah terkurung dalam lingkaran pengaruh kedua kemaharajaan itu. Kehidupan orang Arab pada masa itu hanya tergantung pada soal perdagangan dengan Yaman dan Syam. Dalam hal ini perlu sekali mereka mengambil hati Kisra dan Heraklius supaya kekuasaan kedua kerajaan itu jangan sampai merusak perdagangan mereka. Di samping itu kehidupan orang-orang Arab itu tidak lebih daripada kabilah-kabilah, yang dalam bermusuhan, kadang keras, kadang lunak. Tak ada sesuatu ikatan di antara mereka yang akan merupakan suatu kesatuan politik, yang akan dapat mereka pikirkan dalam menghadapi pengaruh kedua kerajaan raksasa itu.
Oleh karena itu mengherankan sekali jika pada waktu itu Muhammad berpikir hendak mengirimkan utusan-utusannya kepada kedua penguasa besar itu — juga kepada Ghassan. Yaman, Mesir dan Abisinia. Diajaknya mereka itu menganut agamanva, tanpa ia merasa kuatir akan segala akibat yang mungkin timbul karena tindakannya itu, dan yang mungkin juga akan dapat membawa seluruh negeri Arab itu tunduk di bawah cengkraman Persia dan Bizantium.
----------------------------
SEJARAH HIDUP MUHAMMAD, Muhammad Husain Haekal, diterbitkan oleh Litera Antar Nusa, Cetakan Kesebelas, Januari 1990, halaman 414-415.

KEUTAMAAN ZUHUD (30)

Abdullah bin Mas’ud r.a. berkata : Rasulullah tidur di atas tikar, dan ketika bangun berbekaslah tikar itu di pinggangnya. Lalu kami berkata : Ya Rasulullah, bagaimanakah kalau kami membuatkan untukmu kasur yang lunak? Jawab Nabi : Untuk apakah dunia bagiku, aku di dunia ini bagaikan seorang yang bepergian berhenti sebentar bernaung di bawah pohon, kemudian pergi meninggalkannya. (HR. Attirmidzy).
--------------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN I, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1978, halaman 414.

Rabu, 26 Juni 2013

URUSAN KEPUTUSAN (10)

Dari Abu Bakrah r.a. dan Nabi s.a.w. beliau bersabda; “Tidak akan berbahagia suatu kaum yang menyerahkan pimpinannya (menguasakan perkara mereka) kepada wanita”. Diriwayatkan oleh Bukhary.
-------------------------------------
Tarjamah BULUGHUL MARAM, Ibnu Hajar Asqalany, Penerbit : PT. Alma’arif Bandung, Cetakan ke tujuh, 1984, Bab Kitabul-Qadla, halaman 513-514.

KEUTAMAAN ZUHUD (29)

Ka’ab bin Malik r.a. berkata : Bersabda Rasulullah s.a.w. : Tiadalah pengrusakan dua serigala yang lapar yang dilepas dalam rombongan kambing, melebihi dari pengrusakan sifat tamak rakus kepada harta dan kedudukan terhadap agama seseorang itu. (HR. Attirmidzy).

Sifat tamak rakus kepada harta dan kedudukan pangkat itu jauh lebih membahayakan agama seorang melebihi dari gangguan dua serigala yang lapar pada rombongan kambing.
--------------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN I, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1978, halaman 413-414.

AL-BAASHIIRU

AL-BAASHIIRU (الْبَصِيْرُ) artinya Yang Maha Melihat. Allah سبحانه وتعالى melihat segala perbuatan hamba-Nya, baik yang tersembunyi maupun yang lahir, atau di malam yang sangat gelap gulita. Semuanya itu tak ada yang tersembunyi dalam ilmunya Allah.
Bilamana manusia merasa takut kepada selain Allah, ia dapat berbuat jahat dengan jalan sembunyi-sembunyi dari apa yang ditakutinya itu, tetapi jika takutnya itu hanya kepada Allah, niscaya selamatlah orang itu dari bahaya dan malapetaka, karena dia selalu mawas diri dari segala kejahatan, dan dia mengerti bahwa semua perbuatan yang baik dan yang buruk itu senantiasa dilihat dan mendapat balasan dari Allah, hendaknya kita sebagai hamba harus selalu waspada jangan lerlihat mengerjakan hal-hal yang dilarang-Nya dan berusaha selalu menjalankan perintah-Nya dengan patuh dan ta’at. Oleh karena Al-Bashir itu termasuk Asmaul Husna, maka serulah Allah dengan nama-nama-Nya yang utama itu.
Firman الله سبحانه وتعالى dalam Al-Qur’an surat Al-baqarah ayat 96 yang artinya :
“Sesungguhnya engkau dapati mereka itu amat loba kepada kehidupan di dunia bahkan (lebih loba lagi) daripada orang-orang musyrik. Mereka menghendaki supaya berumur seribu tahun lamanya padahal umur panjang itu tiadalah menjauhkannya dari azab. Allah Maha melihat segala apa yang mereka kerjakan.”

Firman الله سبحانه وتعالى dalam Al-Qur’an surat Al-Isra’ ayat 17 yang artinya :
“Berapa banyaknya bangsa yang telah Kami binasakan sesudah Nabi Nuh. Cukuplah Tuhan engkau mengetahui dan melihat dosa hamba-Nya.

Dengan keterangan الله سبحانه وتعالى yang tersebut dalam ayat itu, mengertilah kita bahwa orang-orang kafir itu menginginkan umur panjang karena takut segala dosa yang telah mereka perbuat. Disangkanya panjang umur itu akan dapat mengelakkan dirinya dari perbuatan jahatnya sebagaimana ia menyangka الله سبحانه وتعالى tidak melihat semua gerak-geriknya. Bagi orang yang beriman telah menyerahkan dirinya kepada Allah, apakah umurnya akan panjang atau pendek, itu bagaimana kehendak Allah, tapi ia berusaha dan berdo’a sebagaimana do’a yang diajarkan Nabi ﷺ yang berbunyi :
“Ya Allah, lanjutkanlah usiaku, sekiranya lanjut usia itu lebih baik bagiku, dan wafatkanlah aku sekiranya Wafat itu lebih baik bagiku.”
--------------------------------
URAIAN ASMA'UL HUSNA, H. Hadiyah Salim, PT. Alma'arif, Cetakan Pertama 1983, halaman 39-40.
DO’A ASMAULLAH AL HUSNA DAN URAIAN MAKNANYA, Staf Redaksi C.V. Peladjar, C.V. Peladjar Bandung, halaman 24.

Selasa, 25 Juni 2013

URUSAN KEPUTUSAN (9)

Dari Aisyah ra. ia berkata : Saya mendengar Rasulullah s.a w. bersabda: “Qodli yang adil itu dipanggil di hari kiamat, dan ia akan mendapatkan dari hebatnya hisab apa-apa yang ia harapkan bahwa ia lebih baik sekiranya tidak menjatuhkan keputusan suatupun antara dua orang seumur hidupnya”. Diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dan dikeluarkan oleh Baihaqy, dan lafadhnya “Tentang sebutir kurma.”
--------------------------------------
Tarjamah BULUGHUL MARAM, Ibnu Hajar Asqalany, Penerbit : PT. Alma’arif Bandung, Cetakan ke tujuh, 1984, Bab Kitabul-Qadla, halaman 513.

LARANGAN KHAMR (MINUMAN KERAS)

Penulis-penulis riwayat hidup Nabi berbeda pendapat mengenai kapan diturunkannya larangan khamr (minuman keras). Ada yang mengatakan dalam tahun keempat Hijrah. Tetapi sebagian besar mengatakan dalam masa Hudaibiya. Idea larangan khamr ini sosial sifatnya. yang tak ada hubungannya dengan tauhid dari segi tauhid an sich. Bukti yang lebih jelas dalam hal ini ialah, bahwa larangan itu disebutkan dalam Quran baru sekitar dua puluh tahun kemudian setelah kerasulan Nabi, dan selama itu pula Muslimin tetap minum khamr sampai datangnya larangan. Dan bukti yang lebih jelas lagi dalam hal ini ialah, bahwa larangan itu tidak sekaligus turunnya, melainkan berangsur-angsur sehingga kaum Muslimin dapat mengurangi kebiasaan itu sedikit demi sedikit. Bilamana larangan itu kemudian datang, maka mereka pun berhenti minum. Dalam suatu sumber tentang Umar bin’l-Khattab disebutkan, bahwa ketika ia bertanya tentang khamr itu ia berkata : “Ya Allah, berikanlah penjelasannva kepada kami.” Lalu turun ayat ini :
“Mereka bertanya kepadamu tentang khamr dan judi. Katakalah, dalam keduanya itu terdapat dosa besar dan juga banyak manfaatnya bagi manusia, tetapi dosanya lebih besar dari manfaatnya.” (QS. 2 : 219)
Oleh karena sesudah turunnya ayat ini kaum Muslimin belum juga mau berhenti, bahkan dari mereka ada yang sepanjang malam minum sampai berlimpah-limpah, sehingga bila mereka pergi sholat sudah tidak tahu lagi apa yang mereka baca, kembali lagi Umar berkata : “Ya Allah, jelaskanlah kepada kami hukum khamr itu, sebab ini menyesatkan pikiran dan harta”, maka turun ayat ini :
“Orang-orang yang beriman. Janganlah kamu melakukan sholat sementara kamu dalam keadaan mabuk supaya kamu ketahui apa yang kamu baca.” (QS. 4 : 43)
Pada waktu itu muazzin Rasul pada waktu sholat berseru :
“Orang yang mabuk jangan ikut sholat!”
Sekalipun yang demikian ini membawa akibat berkurangnya minuman itu dan dari segi ini pula pengaruhnya cukup besar, sehingga sudah banyak dari mereka itu yang mengurangi minuman khamr sedapat mungkin, namun beberapa waktu kemudian kembali Umar berkata lagi :
“Ya Allah, jelaskanlah kepada kami hukum khamr itu, jelaskan dengan tegas, sebab ini menyesatkan pikiran dan harta.” Sebenarnya tepat sekali Umar berkata begitu, mengingat orang-orang Arab — termasuk juga kaum Musliminnya — dengan minuman demikian itu mereka jadi kacau, saling bertengkar, saling menarik janggut dan saling memukul kepala satu sama lain.
Pernah ada orang dari kalangan mereka itu mengadakan pesta makan minum. Setelah mereka dalam keadaan mabuk, pihak Muhajirin dan Anshar mulai saling adu mulut. Yang satu menunjukkan sikap fanatiknya kepada Muhajirin sedang yang fanatik kepada Anshar mengambil sebatang tulang kepala unta yang mereka makan lalu dipukulkan ke hidung salah seorang Muhajirin. Ada lagi dua kelompok suku sedang mabuk-mabuk. Mereka saling bertengkar lalu saling bertikaman. Di antara mereka timbul rasa benci-membenci, sedang sebelum itu hubungan mereka hidup rukun dan saling cinta-mencintai. Ketika itulah firman Tuhan ini turun :
“Orang-orang yang beriman! Bahwasanya khamr, perjudian, berhala, mengadu nasib dengan panah, adalah perbuatan keji yang termasuk perbuatan setan. Hindarilah itu supaya kamu beruntung. Tentu setan bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di kalangan kamu dengan jalan khamr dan perjudian itu, merintangi kamu dari mengingat Allah dan dari sholat. Maka maukah kamu menghentikan itu?” (QS. 5 : 90-91)
Ketika ada pelarangan khamr, waktu itu Anas yang bertugas sebagai pelayan. Setelah didengarnya ada orang yang menyerukan bahwa minuman itu dilarang. cepat-cepat cairan itu dibuangnya. Tetapi ada orang-orang yang bagi mereka soal larangan ini belum jelas, mereka berkata : mungkinkah khamr itu keji padahal sudah di perut si anu dan si pulan. yang sudah terbunuh dalam perang Uhud, juga dalam perut si anu dan si anu yang terbunuh dalam perang Badr’? Maka firman Tuhan ini turun :
“Tiada berdosa orang-orang yang beriman dan yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang baik, karena makanan yang telah mereka makan dahulu, asal saja mereka tetap memelihara diri dari kejahatan, tetap beriman dan mengerjakan perbuatan-perbuatan yang baik. Kemudian mereka tetap bertakwa dan beriman kemudian bertakwa dan berbuat kebaikan. Tuhan menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan.” (QS. 5 : 93)
Segala perbuatan baik dan kasih-sayang yang dianjurkan Islam, mengajak orang selalu melakukan amal kebaikan, latihan jiwa dan watak yang terdapat dalam ibadat, fungsi ruku’ dan sujud dalam sholat yang telah menghapuskan kecongkakan hati, semua itu  merupakan pelengkapan yang wajar terhadap agama-agama yang sebelumnya dan yang menyebabkan ajaran itu tertuju kepada semua umat manusia.
----------------------------
SEJARAH HIDUP MUHAMMAD, Muhammad Husain Haekal, diterbitkan oleh Litera Antar Nusa, Cetakan Kesebelas, Januari 1990, halaman 412-414.

KEUTAMAAN ZUHUD (28)

Abdullah bin Mughoffal r.a. berkata : Seorang datang kepada Nabi dan berkata : Demi Allah, saya kasih kepadamu ya Rasulullah. Jawab Nabi : Perhatikan, benar-benar perkataanmu itu. Berkata pula : Demi Allah, saya cinta kepadamu, ya Rasulullah. Diulangi kata-kata itu tiga kali. Maka sabda Nabi : Kalau benar kau cinta-kasih kepadaku, maka bersiap-siaplah menghadapi kemiskinan, dengan baju kokoh kuat (dapat mengatasi segala kemungkinan). Karena kemiskinan itu lebih cepat datangnya kepada orang yang cinta kepadaku melebihi kecepatan banjir ke dalam jurang. (HR. Attirmidzy)
--------------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN I, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1978, halaman 413.

Senin, 24 Juni 2013

URUSAN KEPUTUSAN (8)

Dari Jabir r.a. ia berkata; Saya mendengar Rasulullah bersabda : “Bagaimana akan suci suatu ummat yang tidak diambil haknya dari yang kuat untuk yang lemah”. Diriwayatkan oleh Ibnu Hibban, dan hadits ini mempunyai syahid dari hadits Buraidah dalam riwayat Albazzar, dan yang lainnya dari hadits Abu Sa’id dalam riwayat Ibnu Majah.
---------------------------------------
Tarjamah BULUGHUL MARAM, Ibnu Hajar Asqalany, Penerbit : PT. Alma’arif Bandung, Cetakan ke tujuh, 1984, Bab Kitabul-Qadla, halaman 513.

KEUTAMAAN ZUHUD (27)

Abdullah bin Assyikhkhir r.a. berkata : Saya datang kepada Nabi bertepatan ia membaca : ALHAAKUMUT TAKATSUR. Kemudian Nabi bersabda : Putra Adam berkata : Hartaku, hartaku, milikku. Apakah bagianmu dari hartamu, selain yang kau makan hingga habis atau kaupakai hingga rusak, atau kau sedekahkan dan tetap menjadi tabunganmu, atau tersimpan untukmu. (HR. Muslim).
--------------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN I, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1978, halaman 412-413.

AS-SAMII-’U

AS-SAMII-’U (السَّمِيْعُ) artinya Yang Maha Mendengar, yaitu mendengar segala sesuatu yang tak terbatas. Sebaliknya daripada maujud (yang ada ini) seperti manusia, mereka mendengar memakai alat pendengar (telinga) dan pendengarannya pun sangat terbatas pula.
Oleh karena itu apabila kita berdo’a kepada Allah, berdo’alah dengan suara yang sayup-sayup sampai, jangan berteriak, karena Allah itu tidak tuli dan pekak. Maha suci Allah daripada sifat kekurangan.
Firman الله سبحانه وتعالى dalam Al-Quran surat Ali ‘Imran ayat 181 yang artinya :
“Allah telah mendengar perkataan orang-orang, yang berkata “Bahwasanya Allah itu miskin, dan kami orang-orang kaya.” Nanti Kami tuliskan perkataan mereka itu dan pembunuhan mereka akan nabi-nabi, dengan cara yang tidak benar. Berkata Kami : “Rasailah olehmu siksa yang membakarmu!”

Firman الله سبحانه وتعالى dalam Al-Qur’an surat Al-baqarah ayat 244 yang artinya :
“Berperanglah kamu di dalam jalan Allah dan ketahuilah, bahwasanya Allah mendengar lagi mengetahui.

Dengan ayat-ayat Allah yang tersebut ini, jelaslah bahwa Allah Maha Mendengar segala sesuatu dan akan membalasi segala perkataan orang-orang kafir yang menghina dan mendurhakai Allah. Bagi Allah segala sesuatu tidak ada yang tersembunyi.
--------------------------------
URAIAN ASMA'UL HUSNA, H. Hadiyah Salim, PT. Alma'arif, Cetakan Pertama 1983, halaman 38-39.
DO’A ASMAULLAH AL HUSNA DAN URAIAN MAKNANYA, Staf Redaksi C.V. Peladjar, C.V. Peladjar Bandung, halaman 23.

Minggu, 23 Juni 2013

URUSAN KEPUTUSAN (7)

Dari Ummu Salamah r.a. ia berkata Rasulullah s.a.w. bersabda : “Sesungguhnya kalian berselisih kepadaku, lalu barangkali sebagian kamu lebih lancar (lebih tangkas) hujahnya daripada yang lain, kemudian aku memberi keputusan kepadanya berdasarkan apa yang aku dengar dari padanya, barangsiapa yang aku beri sepotong dari hak saudaranya, maka aku memotong baginya sepotong api neraka untuknya”. Muttafaq ‘alaih.
--------------------------------------
Tarjamah BULUGHUL MARAM, Ibnu Hajar Asqalany, Penerbit : PT. Alma’arif Bandung, Cetakan ke tujuh, 1984, Bab Kitabul-Qadla, halaman 512-513.

KEMATANGAN AJARAN ISLAM

Pada waktu itu ajaran Islam sebenarnya sudah mencapai kematangannya, sehingga ía menjadi suatu agama untuk seluruh umat manusia, yang tidak lagi terbatas hanya pada masalah tauhid serta segala konsekwensinya seperti dalam masalah-masalah ibadat, tetapi juga sudah meluas dan meliputi segala macam kehidupan sosial. Hal ini sesuai dengan kebesaran konsep tauhid itu dan membuat pembawanya dapat mencapai kematangan hidup insani serta terlaksananya cita-cita hidup yang lebih tinggi. Oleh karena itu turunlah peraturan-peraturan yang berhuhungan dengan masalah-masalah kemasyarakatan.
----------------------------
SEJARAH HIDUP MUHAMMAD, Muhammad Husain Haekal, diterbitkan oleh Litera Antar Nusa, Cetakan Kesebelas, Januari 1990, halaman 412.

KEUTAMAAN ZUHUD (26)

Abu Amru (Usman) bin Affan r.a. berkata : Bersabda Nabi s.a.w. : Tiada hak bagi seorang anak Adam dalam semua hal ini selain dari, rumah tempat tinggal, dan baju yang menutup auratnya, dan roti kering serta air. (HR. Attirmidzy)
--------------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN I, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1978, halaman 412.

Sabtu, 22 Juni 2013

URUSAN KEPUTUSAN (6)

Dari Ali r.a. ia berkata Rasulullah s.a.w. bersabda : “Apabila ada dua Orang minta dihakimi kepadamu janganlah kamu menjatuhkan putusan untuk yang pertama kalau kamu belum mendengar omongan yang lainnya : nanti kamu akan mengerti bagaimana caranya engkau memberi putusan”. Kata ‘Ali : “Sesudah itu saya tetap menjadi Qadli”. Diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Daud, Tirmidzy dan dihasankannya. Dikuatkan oleh Ibnulmadiny dan disahkan oleh Ibnu Hibban. Dan Hadits ini mempunyai syahid dalam riwayat Hakim dari hadits Ibnu ‘Abbas.
--------------------------------------
Tarjamah BULUGHUL MARAM, Ibnu Hajar Asqalany, Penerbit : PT. Alma’arif Bandung, Cetakan ke tujuh, 1984, Bab Kitabul-Qadla, halaman 512.

KEUTAMAAN ZUHUD (25)

Ka’ab bin Iyadh r.a. berkata : Saya telah mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda : Tiap ummat mempunyai cobaan, dan ujian sendiri-sendiri, dan fitnah cobaan ummatku yalah kekayaan harta. (HR. Attirmidzy).
--------------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN I, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1978, halaman 412.

AL-MUDZILLU

AL-MUDZILLU (الْمُذِلُّ) artinya, Yang Maha Pemberi Kehinaan, yakni kepada musuh-musuh Islam (yang melanggar perintah Allah dan Rasul-Nya) Sifat Allah ini dipakai juga untuk nama Allah karena orang yang mendapat kehinaan itu adalah orang yang dimurkai Allah. Sebaliknya dari sifat Allah ini adalah Allah Maha Pemberi Kemuliaan. Mulia dan hina itu, tergantung kepada amal seseorang, apabila amalnya baik, maka kemuliaanlah yang dianugerahi Allah atasnya, dan bilamana orang itu mengerjakan perbuatan yang tercela (amal buruk), maka keburukan dan kehinaan pula yang akan ditimpakan Allah kepadanya. Oleh karena itu ta’atilah perintah Allah dan Rasul-Nya, agar menjadi orang yang mulia dan berbahagia, dan jagalah diri daripada menjadi orang yang hina-dina.
Firman الله سبحانه وتعالى yang tersebut dalam Al-Qur’an surat Asy-Syura ayat 45 yang artinya :
“Bakal engkau lihat mereka itu dihadapkan ke dalam neraka, seraya berhati takut, karena ditimpa kehinaan; mereka melihat ke dalamnya dengan sudut matanya. Berkata orang-orang yang beriman : “Sesungguhnya orang-orang yang merugi, ialah orang-orang yang mencelakakan dirinya dan familinya pada hari kiamat.” Ketahuilah bahwasanya orang-orang yang aniaya itu dalam siksa yang tetap.”

Dengan ayat Tuhan yang tersebut di atas ini, jelaslah bahwa orang yang dihinakan Allah, adalah orang-orang yang kafir kepada Allah dan Rasul-Nya dan dengan sendirinya mereka akan dimasukkan kepada tempat yang hina-dina pula (neraka).
--------------------------------
URAIAN ASMA'UL HUSNA, H. Hadiyah Salim, PT. Alma'arif, Cetakan Pertama 1983, halaman 37.
DO’A ASMAULLAH AL HUSNA DAN URAIAN MAKNANYA, Staf Redaksi C.V. Peladjar, C.V. Peladjar Bandung, halaman 22-23.

Jumat, 21 Juni 2013

Buku Tarikh 4 Khalifah

Setelah mendapatkan buku Usman bin 'Affan karya Muhammad Husain Haekal beberapa bulan lalu di Toko Pandora (dulu Togamas) di Jl. Tirto Agung No. 54 Pedalangan Semarang. Aku sangat bersemangat untuk melengkapi buku tarikh-ku tentang masa ke-khalifah-an. Hingga pada hari Sabtu Legi, 01 Juni 2013 M atau 22 Rajab 1434 H lalu aku mendapatkan buku Ali bin Abi Talib karya Ali Audah di Toko Buku Pandora (dulu Togamas) di Jl. Singosari Raya No. 25 Semarang.
Dan aku terus mencoba mencari sisa buku ke-khalifah-an tentang Abu Bakr as-Siddiq dan Umar bin Khattab sampai ke toko Buku Gramedia JavaMall, dan Pandanaran, tetapi tak kunjung aku temukan.
Akhirnya pada hari Jum'at Pahing pagi 07 Juni 2013 M atau 28 Rajab 1434 H aku mencoba berburu ke Pasar Johar bagian buku dan majalah. Setelah mengitari blok buku dan majalah selama 15 menit, ku temukan juga buku Abu Bakr as-Siddiq dan Umar bin Khattab karya Muhammad Husain Haekal di Toko Buku UD Aneka Ilmu Pasar Johar Atas No. 2 - 3 Semarang dengan mendapatkan diskon 20 % dari total yang harus ku bayarkan.

URUSAN KEPUTUSAN (5)

Dari Abu Bakrah r.a. ia berkata : Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda : “Seseorang tidak boleh menghakimi antara dua manusia kalau ia sedang marah.” Muttafaq ‘alaih.
-------------------------------------
Tarjamah BULUGHUL MARAM, Ibnu Hajar Asqalany, Penerbit : PT. Alma’arif Bandung, Cetakan ke tujuh, 1984, Bab Kitabul-Qadla, halaman 512.

UTUSAN KEPADA RAJA-RAJA

MUHAMMAD dan kaum Muslimin kembali lagi dari Hudaibiya menuju Medinah, setelah tiga minggu persetujuan antara mereka dengan Quraisy itu selesai —yaitu persetujuan yang menyatakan bahwa untuk tahun ini mereka tidak akan masuk Mekah, dan baru tahun berikutnya mereka boleh masuk. Mereka kembali dengan membawa suatu perasaan dalam hati. Ada sebagian mereka yang masih beranggapan bahwa isi persetujuan itu tidak sesuai dengan harga diri kaum Muslimin, sampai akhirnya datang Surah al-Fath sementara mereka sedang dalam perjalanan itu dan Nabi pun telah pula membacakannya kepada mereka. Sekarang yang menjadi pikiran Muhammad selama tinggal di Hudaibiya dan setelah kembali pulang, ialah apa yang harus dilakukannya dalam menambah ketabahan hati sahabat-sahabatnya di samping memperluas penyebaran dakwah. Akhirnya ia berpendapat akan mengutus orang-orang kepada Heraklius, Kisra, Muqauqis (Muqauqis konon bukan nama pribadi. melainkan gelar penguasa-penguasa Mesir pada saat-saat terakhir kekuasaan Rumawi, dari bahasa Kopti, Pkauchios), Najasyi (Negus) di Abisinia, kepada Harith al-Ghassani dan kepada penguasa Kisra di Yaman. Bersamaan dengan itu dianggap perlu sekali menumpas samasekali kekuasaan Yahudi dari seluruh jazirah Arab.
----------------------------
SEJARAH HIDUP MUHAMMAD, Muhammad Husain Haekal, diterbitkan oleh Litera Antar Nusa, Cetakan Kesebelas, Januari 1990, halaman 411.

KEUTAMAAN ZUHUD (24)

Abdullah bin Amru bin Al-Ash r.a. berkata : Pada suatu hari ketika kami sedang memperbaiki gubuk (rumah dari kayu) kami, mendadak Nabi berjalan dan bertanya : Apakah yang kamu kerjakan? Gubuk ini telah tua dan kami memperbaiki, Ya Rasulullah. Bersabda Nabi : Saya kira ajal kita akan lebih cepat dari itu. (HR. Abu Dawud dan Attirmidzy).
--------------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN I, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1978, halaman 411-412.

Kamis, 20 Juni 2013

URUSAN KEPUTUSAN (4)

Dari ‘Amr bin ‘Ash r,a., bahwasanya ia mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda : “Apabila hakim menjatuhkan hukum dengan berijtihad dan ijtihadnya itu benar, maka ia mempunyai dua ganjaran dan kalau ia menjatuhkan hukum dengan ijtihad, kemudian ijtihadnva itu salah, maka ia mendapat satu ganjaran”. Muttafaq ‘alaih.

“Berijtihad” = ialah mengerahkan fikiran untuk menetapkan suatu hukum dengan cara menarik kesimpulan dari ayat Quran dan Hadits.
Kalau hasil ijtihad itu benar, maka hakim mendapat dua ganjaran : satu untuk ganjaran ijtthad dan satu lagi untuk ganjaran benarnya menjatuhkan vonis. Kesalahan dalam berijtthad tidak menjadi dosa. Sebaliknya dari ijtihad ialah “taqlid” (mengekor tanpa menggunakan fikiran).
-------------------------------------
Tarjamah BULUGHUL MARAM, Ibnu Hajar Asqalany, Penerbit : PT. Alma’arif Bandung, Cetakan ke tujuh, 1984, Bab Kitabul-Qadla, halaman 511-512.

BALI TRIP 2012

Peta Wisata Bali
Masih jelas memori perjalanan ke Bali setengah tahun yang lalu 21 – 25  Desember 2012 yang sangat menyenangkan. Perjalanan wisata ke Bali sudah direncanakan jauh-jauh hari, tepatnya setelah kita mengadakan perjalanan One Day Tour Bolosemar (Boyolali (Tlatar) – Solo (Belanja-belanja) – Semarang) tanggal 1 Januari 2012 dengan pengelolaan wisata oleh Setiabudi Tour salah satu unit kegiatan Karang Taruna di kampung kami.
Ibu-ibu warga kampung kami yang diprakarsai dan dimanajeri oleh ibu Jaetun mengelola pengumpulan dana ke Bali dari warga dengan cara sehari mesti nabung Rp. 2.000,- tapi bagi keluarga yang income-nya perbulan bisa ditotal setoran perbulan.

SEKILAS BALI
Bali adalah nama salah satu provinsi di Indonesia dan juga merupakan nama pulau terbesar yang menjadi bagian dari provinsi tersebut. Selain terdiri dari Pulau Bali, wilayah Provinsi Bali juga terdiri dari pulau-pulau yang lebih kecil di sekitarnya, yaitu Pulau Nusa Penida, Pulau Nusa Lembongan, Pulau Nusa Ceningan dan Pulau Serangan. Batas wilayah Bali di sebelah Utara adalah Laut Bali, di sebelah Selatan adalah Samudera Indonesia, di sebelah Barat adalah Provinsi Jawa Timur dan di sebelah Timur adalah Provinsi Nusa Tenggara Barat
Bali terletak di antara Pulau Jawa dan Pulau Lombok. Ibukota provinsinya ialah Denpasar yang terletak di bagian selatan pulau ini. Mayoritas penduduk Bali adalah pemeluk agama Hindu. Di dunia, Bali terkenal sebagai tujuan pariwisata dengan keunikan berbagai hasil seni-budayanya, khususnya bagi para wisatawan Jepang dan Australia. Bali juga dikenal dengan sebutan Pulau Dewata dan Pulau Seribu Pura.
Pulau Bali adalah bagian dari Kepulauan Sunda Kecil sepanjang 153 km dan selebar 112 km sekitar 3,2 km dari Pulau Jawa. Secara astronomis, Bali terletak di 8°25’23” Lintang Selatan dan 115°14’55” Bujur Timur yang membuatnya beriklim tropis seperti bagian Indonesia yang lain.
Ibu kota Bali adalah Denpasar. Tempat-tempat penting lainnya adalah Ubud sebagai pusat seni dan peristirahatan terletak di Kabupaten Gianyar, sedangkan Kuta, Sanur, Seminyak, Jimbaran dan Nusa Dua adalah beberapa tempat yang menjadi tujuan pariwisata, baik wisata pantai maupun tempat peristirahatan, spa dan lain-lain.
Luas wilayah Provinsi Bali adalah 5.636,66 km2 atau 0,29% luas wilayah Republik Indonesia. Secara administratif Provinsi Bali terbagi atas 9 kabupaten/kota, 55 kecamatan dan 701 desa/kelurahan.

PERJALANAN PUN DI MULAI
Seminggu sebelum keberangkatan ke Bali Kaos sebagai tanda pengenal peserta khusus warga dan Biro Wisata dan Jadwal (Rundown) Kegiatan sudah dibagikan.
HARI PERTAMA. : Kumpul untuk berangkat ke Bali setelah Sholat Jum’at dengan menggunakan 2 Bus Senja Furindo dengan nopol K 1416 DC dan K 1418 DC perjalanan berhenti di RM Wahyu Utomo Tuban Jawa Timur 18.00 WIB untuk makan malam dan menjamak Sholat Maghrib dan ‘Isya di Musholla rumah makan. Perjalanan dilanjutkan kurang lebih 45 menit kemudian.
HARI KEDUA : Jam 04.00 WIB sampai di sebuah SPBU di Situbondo untuk sholat Subuh dan keperluan ke kamar kecil. Perjalanan dilanjutkan kurang lebih 30 menit kemudian. Mendekati Pelabuhan Ketapang kurang lebih 3 – 5 kilometer jalur sudah terasa macetnya, terjadi penumpukan antrian di pelabuhan, karena berdasarkan informasi dua dermaga di tutup sedang dalam perbaikan. Kurang lebih jam 09.30 WIB kita masuk antrian di Pelabuhan Ketapang kabupaten Banyuwangi tanpa kejelasan kapan masuk Ferry atau kapal Roro. Tetap di bawa senang. Kita pun menjamak sholat Dhuhur dan ‘Ashar di Masjid Jami Abnais-Sabil Jl. Gatot Subroto 156 Ketapang Banyuwangi. Pukul 16.00 WIB akhirnya kita mendapat bagian untuk menyeberang. Kurang lebih perjalanan 30 menit menuju Pelabuhan Gilimanuk dengan kapal Ferry. Setelah melewati prosedur pemeriksaan Kartu Tanda Pengenal kita keluar dari pelabuhan melewati Tabanan menuju Denpasar dan berhenti sejenak di RM Sokka Tabanan untuk mengambil Nasi Kotak. Kurang lebih 22.00 WITA kita sampai di Pop Harris Hotel yang berada di jalan Teuku Umar No. 74 Denpasar Bali 801113 dan di kamar kita pun dapat jadwal makan malam Ayam Tulang Lunak olahan dari Hayam Wuruk Denpasar.
Catatan : Jadwal perjalanan kita ke Bali berubah, karena berdasarkan rencana yang sudah disusun tanpa macet antrian di Pelabuhan Ketapang, hari pertama di Bali mestinya sudah bisa mengunjungi Tanah Lot, Tanjung Benoa dan Pantai Kuta
HARI KETIGA : Pagi hari setelah sholat Subuhan di Musholla Basement Hotel bintang dua ini, kita diwajibkan kumpul jam 06.30 WITA untuk mengadakan persiapan perjalanan wisata sambil menikmati layanan sarapan Nasi Jinggo (Free quick bite Nasi Jinggo) dari Hotel. Dan perjalanan wisata kita hari kedua di Bali di dalam bis kita ditemani Bli Agung Adi yang akan setia menjelaskan obyek-obyek yang kita kunjungi. Tujuan pertama Pura Uluwatu Kabupaten Badung kurang lebih jam 09.00 WITA, di Pasar Seni Guwang jalan Raya Guwang Sukawati Kabupaten Gianyar kurang lebih jam 11.00 WITA sebagian warga ada yang menjamak Sholat Dhuhur dan ‘Ashar di Musholla lantai 2 pasar ini, di Cening Bagus jalan Raya Batubulan 100X Sukawati Kabupaten Gianyar kurang lebih 13.00 WITA dan sebagian warga ada yang menjamak Sholat Dhuhur dan ‘Ashar di Musholla lantai 2 swalayan ini, kurang lebih 45 menit kemudian kita menuju parkir area Krisna yang di Kuta untuk berganti angkutan menuju Pantai Kuta Kabupaten Badung dan kembali lagi ke Krisna Oleh-oleh Khas Bali jam 17.00 WITA untuk belanja-belanja tanpa harus tawar-menawar, yang menarik disini adalah tas-tas plastik pembungkus belanjaan akan mudah hancur dengan sendirinya. Makan malam di Krisna jam 18.00 WITA. Dan akhirnya jam 20.00 WITA kita sampai di Hotel dengan penuh kelelahan.
HARI KE-EMPAT : Pagi hari setelah persiapan keluar hotel dan memasukkan koper serta bawaan lainnya ke bagasi bis, kita sarapan pagi dengan Nasi Jinggo dari Hotel. Dan perjalanan hari itu menuju ke Pura Tanah Lot Kabupaten Tabanan sekitar jam 10.00 WITA, jam 11.30 WITA sampai di Joger Pabrik Kata-kata beberapa warga menjamak sholat Dhuhur dan Ashar di Musholla yang dikelola warga dekat Joger (kurang lebih 25 meter arah utara Joger) dan perjalanan dilanjutkan sambil makan siang dengan Nasi Kotak dengan lauk sate lilit menuju Pura Ulun Danu Bratan Bedugul Kabupaten Tabanan dan jam 14.00 WITA sampai juga di Baturiti dan beberapa warga melaksanakan sholat di Masjid Besar Al-Hidayah Candikuning Bedugul Baturiti Kabupaten Tabanan tak jauh dari Danau ini sebelum menikmati keindahan Pura dan Danau. Jam 16.00 WITA kita start cabut dari Bedugul menuju Pelabuhan Gilimanuk. Makan Malam dan menjamak sholat Maghrib dan ‘Isya di RM Grafika Watudodol, Ketapang, Banyuwangi kurang lebih jam 20.00 WIB.
HARI KELIMA Pagi hari perjalanan balik Semarang bis kita berhenti di Masjid Jami Mabadiul Muttaqin dusun Dalemrejo desa Ambeng-ambeng Watangrejo Kecamatan Sampeyan Gresik 61162 untuk sholat subuh dan bersih-bersih dan perjalanan dilanjutkan untuk berhenti sarapan pagi kurang lebih jam 09.00 WIB di RM Wahyu Utomo Tuban Jawa Timur. Sekitar 30 menit kemudian dilanjutkan perjalanan pulang menuju Semarang, jam 12.15 WIB sampai juga ditempat dengan sambutan gerimis kecil.

KEUTAMAAN ZUHUD (23)

Abdullah bin Mas’ud r.a. berkata : Bersabda Rasulullah s.a.w. : Jangan membuat tempat timbunan kekayaan, yang akan menyebabkan kamu cinta pada dunia. (HR. Attirmidzy).
--------------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN I, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1978, halaman 411.

AL-MU’IZZU

AL-MU’IZZU (الْمُعِزُّ) artinya, Yang Maha Pemberi Kemuliaan yakni bagi orang yang berpegang teguh pada ajaran-Nya dengan memberikan pertolongan dan kemenangan. Jadi kemuliaan itu datangnya dari Allah, maka bersyukurlah kepada Allah apabila anda memperolehnya, niscaya Allah akan menambah-nambah anugerah-Nya kepada anda. Akan tetapi apabila kufur ni’mat, awaslah, azab-Ku itu sangat berat.
Demikianlah peringatan Allah dalam Al-Qur’an. Firman الله سبحانه وتعالى dalam Al-Qur’an surat Al-Fathir ayat 10 yang artinya :
“Barangsiapa yang hendak memperoleh kemuliaan, maka kemuliaan itu semuanya bagi Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Kepada Allah naik perkataan yang baik dan amal yang baik (saleh) lalu diterima-Nya dan ditinggikan-Nya (dibalas-Nya). Orang-orang yang menipu dengan tipuan yang jahat, bakal mendapat siksaan yang keras, sedangkan tipuannya itu bakal binasa.”

Firman الله سبحانه وتعالى dalam Al.Qur’an surat Ali ‘Imran ayat 26 yang artinya :
“Katakanlah! Ya Allah, yang mempunyai kerajaan. Engkau berikan kerajaan kepada siapa yang Engkau kehendaki, Engkau tanggalkan (hilangkan) kerajaan itu dari siapa yang Engkau kehendaki, Engkau muliakan siapa yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan siapa yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkau segala kebaikan, sesungguhnya Engkau berkuasa pada segala sesuatu.”

Banyak lagi ayat-ayat Allah yang menyebutkan sifat-sifat-Nya yang mulia ini, yang tidak usah disebutkan satu persatunya di sini.
Allah Maha Mulia lagi Maha Sempurna.
--------------------------------
URAIAN ASMA'UL HUSNA, H. Hadiyah Salim, PT. Alma'arif, Cetakan Pertama 1983, halaman 35-36.
DO’A ASMAULLAH AL HUSNA DAN URAIAN MAKNANYA, Staf Redaksi C.V. Peladjar, C.V. Peladjar Bandung, halaman 22-23.

MASJID RAUDLOTUL MUNAWAROH Karanganyar Tugu Semarang

Masjd Raudlotul Munawaroh Karanganyar Tugu Semarang
MASJID RAUDLOTUL MUNAWAROH
Kelurahan Karanganyar Kecamatan Tugu
Kotamadia Semarang

Masjid berlantai dua ini berada disamping perlintasan jalur kereta api. Masjid yang cukup untuk menampung ratusan jamaah. Ruang wudlu’ laki-laki dan perempuan berada di sebelah selatan-barat. Menjadi sensasi tersendiri dengan suara raungan kereta api yang lewat tidak lebih dari 3 meter dari batas pagar Masjid.

Rabu, 19 Juni 2013

URUSAN KEPUTUSAN (3)

Dari padanya r.a. ia berkata; Rasulullah s.a.w. bersabda; “Sesungguhnya kalian akan tamak kepada pemerintahan dan pemerintahan itu akan menjadi sesalan di hari kiamat; pemerintah itu sebaik-baiknya pemberi susu di dunia dan seburuk-buruknya yang melepaskan (tidak memberi susu lagi) setelah keluar dari dunia (di akhirat)”. Diriwayatkan oleh Bukhary.

Memegang pemerintahan itu kalau tanpa keadilan sangat mudah sekali, untuk mencari kesenangan sendiri tapi di akherat akan menjadi sebab kehausan dalam menderita adzab.
--------------------------------------
Tarjamah BULUGHUL MARAM, Ibnu Hajar Asqalany, Penerbit : PT. Alma’arif Bandung, Cetakan ke tujuh, 1984, Bab Kitabul-Qadla, halaman 511.

APA YANG DILAKUKAN MUHAMMAD

Dengan adanya Perjanjian Hudaibiya ini segala hubungan antara Quraisy dengan Muhammad telah menjadi tenang sekali. Masing-masing pihak sudah merasa aman pula. Sekarang Quraisy semua mencurahkan perhatiannya pada perluasan perdagangannya, dengan harapan kalau-kalau semua kerugian yang dialaminya selama perang antara Muslimin dengan Quraisy itu dapat ditarik kembali; demikian juga ketika jalan ke Syam itu tertutup perdagangannya terancam akan mengalami kehancuran.
Sebaliknya Muhammad, ia mencurahkan perhatiannya pada soal kelanjutan menyampaikan ajarannya kepada seluruh umat manusia di segenap pelosok dunia. Pandangannya diarahkan dalam langkah mencapai sukses untuk ketenteraman umat Muslimin di seluruh jazirah. Bidang itulah yang dilakukannya dengan mengirimkan utusan-utusan kepada raja-raja pada beberapa negara, di samping mengosongkan orang-orang Yahudi dari seluruh jazirah Arab, yang semuanya itu selesai samasekali sesudah perang Khaibar.
----------------------------
SEJARAH HIDUP MUHAMMAD, Muhammad Husain Haekal, diterbitkan oleh Litera Antar Nusa, Cetakan Kesebelas, Januari 1990, halaman 409-410.

KEUTAMAAN ZUHUD (22)

Abu Hurairah r.a. berkata : Saya telah mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda : Ingatlah, bahwa dunia terkutuk, dan semua yang ada di dalamnya juga terkutuk kecuali dzikrullah dan segala yang serupa atau sederajat dengan itu, dan orang alim yang mengerti dan orang yang mempelajari. (HR. Attirmidzy).

Segala sesuatu didunia ini selain dari dzikrullah, memang merupakan ma’siyat yang sangat berbahaya, bahkan dapat membawa akibat terkutuk, karena itu yang tidak terkutuk dan dapat membawa selamat, hanya dzikrullah dan ibadat kelakukan baik yang terpimpin oleh tuntunan Allah dan orang alim atau yang belajar.
--------------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN I, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1978, halaman 411.

Selasa, 18 Juni 2013

URUSAN KEPUTUSAN (2)

Dari Abu Hurairah r.a. ia berkata Rasulullah s.a.w. bersabda ; “Barangsiapa yang dikuasakan menjadi Qadli (Hakim), sungguh ia telah disembelih tanpa pisau.” Diriwayatkan oleh Ahmad dan Imam yang Empat (Abu Daud, Ibnu Majah, Tirmidzi dan Nasa’i), dan disahkan oleh Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban.

Hadits ini menunjukkan bahwa jadi Qadli itu adalah suatu jabatan yang memerlukan ketelitian; sebab salah-salah menjatuhkan keputusan, dapat mendatangkan kebinasaan baginya di hari kiyamat.
-------------------------------------
Tarjamah BULUGHUL MARAM, Ibnu Hajar Asqalany, Penerbit : PT. Alma’arif Bandung, Cetakan ke tujuh, 1984, Bab Kitabul-Qadla, halaman 510-511.

KEUTAMAAN ZUHUD (21)

Sahel bin Sa’ad Assa’idy r.a. berkata : Rasulullah telah bersabda : Andaikan dunia ini bernilai di sisi Allah sebesar sayap nyamuk, maka tidak akan diberikannya kepada orang kafir walau seteguk air. (HR. Attirmidzy).
--------------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN I, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1978, halaman 410-411.

AR-RAAFI-’U

AR-RAAFI-’U (الرَّافِعُ) artinya, Yang Maha Mengangkat, yakni terhadap orang yang selayaknya diangkat kedudukannya karena usahanya yang giat dalam amal baik yaitu yang termasuk orang yang bertaqwa.
Yang semulia-mulia manusia di sisi Allah ialah orang yang bertaqwa kepada-Nya, maka orang yang bertakwa itu adalah orang yang beriman dan orang yang beriman itu diangkat oleh Allah derajatnya menjadi orang mulia, dan ditempatkan di dalam Surga jannatunna’im di kemudian hari. Mereka di dalam surga bersenang-senang untuk selama-lamanya, dan apa saja yang dia kehendaki dan ingini, semua akan bertemu di dalam surga. Oleh karena itu carilah kemuliaan di sisi Allah, itulah kemuliaan yang hakiki, dan kemuliaan di sisi manusia adalah kemuliaan sementara, atau barang permainan, yang sewaktu-waktu akan hilang dari dirinya. Seumpama seseorang yang sedang dimanja, dipuji dan disanjung, segala perkataanya dibenarkan, diikuti dan diiakan, dan sebagainya, tapi selang kemudian berubah menjadi yang dibenci, dimusuhi, dihinakan dan sebagainya. Begitulah rupanya ketinggian di sisi manusia, tetapi ketinggian di sisi Allah adalah kekal abadi.
Firman الله سبحانه وتعالى dalam Al-Qur’an surat Al-Mujadalah ayat 11 yang artinya :
“Allah meninggikan derajat orang-orang yang beriman di antaramu, dan orang-orang yang berilmu pengetahuan, Allah mengetahui apa-apa yang kamu kerjakan.”

Firman الله سبحانه وتعالى dalam Al-Qur’an surat Al-An’am ayat 83 yang artinya :
“Inilah keterangan Kami yang Kami berikan kepada Nabi Ibrahim buat kaumnya. Kami tinggikan derajatnya orang-orang yang Kami kehendaki. Sesungguhnya Tuhan engkau itu Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.”
--------------------------------
URAIAN ASMA'UL HUSNA, H. Hadiyah Salim, PT. Alma'arif, Cetakan Pertama 1983, halaman 34-35.
DO’A ASMAULLAH AL HUSNA DAN URAIAN MAKNANYA, Staf Redaksi C.V. Peladjar, C.V. Peladjar Bandung, halaman 22.

Senin, 17 Juni 2013

URUSAN KEPUTUSAN (1)

Dari Buraidah ra. ia berkata; Rasululluh s.aw. bersabda : “Qodli (orang yang memberi keputusan) itu ada tiga golongan : Dua di dalam neraka, dan satu di dalam surga. Orang yang mengetahui kebenaran, lalu ia menjatuhkan keputusan dengan kebenaran itu, maka Ia pasti di dalam surga. Dan orang yang mengetahui kebenaran, tapi ia tidak menjatuhkan keputusan dengan kebenaran itu dan melakukan kedhaliman dalam hukum, maka pasti orang itu dalam neraka. Dan orang itu tidak tahu kebenaran, lalu ia menjatuhkan keputusan dengan kebodohan, maka orang itu dalam neraka”. Diriwayatkan oleh Imam yang Empat (Abu Daud, Ibnu Majah, Tirmidzi dan Nasa’i) dan disahkan oleh Hakim.
-------------------------------------
Tarjamah BULUGHUL MARAM, Ibnu Hajar Asqalany, Penerbit : PT. Alma’arif Bandung, Cetakan ke tujuh, 1984, Bab Kitabul-Qadla, halaman 510.

WANITA-WANITA MUSLIMAT YANG HIJRAH

Selanjutnya Muhammad telah menampung sahabat-sahabatnya itu dari jalan ke Syam itu pun kembali jadi aman.
Terhadap wanita-wanita Quraisy yang turut hijrah ke Medinah. Muhammad mempunyai pendapat lain lagi.
Setelah ada persetujuan gencatan senjata itu Umm Kulthum binti ‘Uqba bin Mu’ait keluar dari Mekah. Saudaranya, Umara dan Walid, yang kemudian menyusul, menuntut kepada Rasulullah supaya wanita itu dikembalikan kepada mereka sesuai dengan isi Perjanjian Hudaibiya. Akan tetapi Nabi menolak. Ia berpendapat, bahwa menurut hukum, kaum wanita tidak termasuk dalam persetujuan itu. Apabila ada wanita yang minta perlindungan, maka harus dilindungi. Di samping itu, bilamana wanita itu sudah masuk Islam, maka suaminya yang masih musyrik sudah tidak sah lagi. Mereka harus berpisah. Dalam hal inilah firman Tuhan datang :
“Orang-orang yang beriman. Apabila wanita-wanita yang beriman itu datang hijrah kepada kamu hendaklah mereka itu kamu uji. Allah lebih mengetahui tentang keimanan mereka. Bila kamu juga sudah mengetahui, bahwa mereka memang wanita-wanita yang beriman, jangan hendaknya mereka dikembalikan kepada orang-orang yang kafir. Mereka tidak halal buat (menjadi istri) orang-orang kafir, dan orang-orang kafir itu pun tidak halal buat (menjadi suami) mereka. Dan bayarkanlah kepada (suami-suami) mereka apa yang sudah mereka nafkahkan. Tiada salahnya kamu menikah dengan mereka itu kalau sudah kamu bayarkan maharnya. Dan janganlah kamu bertahan pada perkawinan wanita-wanita kafir, dan mintalah apa yang telah kamu nafkahkan, begitu pun biarlah mereka juga minta apa yang telah mereka nafkahkan. Demikian itulah Dia memberikan keputusan antara sesama kamu. Allah Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana.” (QS. 60 : 10)
Sekali lagi peristiwa-penistiwa yang telah terjadi itu membuktikan kebenaran kebijaksanaan Muhammad. Membenarkan pandangannya yang jauh serta politiknya yang tepat sekali. Selanjutnya membuktikan pula, bahwa ketika ia membuat Penjanjian Hudaibiya itu ia telah meletakkan dasar yang kukuh sekali dalam kebijaksanaan politik dan penyebaran Islam. Dan inilah kemenangan yang nyata itu.
---------------------------------
SEJARAH HIDUP MUHAMMAD, Muhammad Husain Haekal, diterbitkan oleh Litera Antar Nusa, Cetakan Kesebelas, Januari 1990, halaman 408-409.

Maghfirah

Maghfirah, ampunan dan kebebasan dari segala dosa yang pernah dikerjakannya, disengajanya atau tidak, nyata atau sembunyi. Jiwa juga sudah kembali, taubat menyesali langkah salah dan keliru selama ini, dan tidak akan kembali berbuat, akan diberi karunia ampunan dan maghfirah.
Ampunan Tuhan lebih besar dari dosa dan kesalahan insane. Mukmin yang sudah kembali itu menemukan lagi jalan kesucian, jalan lurus yang benar.
Ghafururrahim-Nya Allah s.w.t. selalu membukakan pintu taubat untuk hamba-Nya yang hendak masuk dan kembali.
Marilah kita masuk kedalamnya pasti diterima !!!
“Berlomba-lombalah ke jalan keampunan Tuhan kamu …………”. (QS. Al-Hadiid : 21)
“Allah menjanjikan kepada ummat-Nya (Mukmin) yang melakukan amal shaleh, bahwa mereka akan mendapat ampunan dan ganjaran yang besar”. (QS. Al-Maaidah : 9)
“Dan tidak ada ucapan mereka melainkan perkataan; Wahai Tuhan kami ! Ampunkanlah dosa dan pelanggaran batas yang kami lakukan dalam urusan kami, dan tetapkanlah pendirian kami kami dan tolonglah  kami dalam mengalahkan kaum yang ingkar itu”. (QS Al-Imran : 147)
“Balasan buat mereka adalah keampunan dari Tuhan mereka, dan sorga yang mengalir padanya sungai-sungai dan mereka akan kekal di dalamnya. Alangkah baiknya balasan orang-orang yang beramal !” (QS Al-Imran : 136
#570

KEUTAMAAN ZUHUD (20)

Khobbab bin Al-Aratt r.a. berkata : Kita berhijrah bersama Rasulullah s.a.w. semata-mata mengharap keridlo’an Allah, maka tetap pahala kami terjamin oleh Allah. Maka di antara kami ada yang mati dan belum merasakan hasil perjuangannya di dunia, di antara mereka Mush’ab bin Umair yang mati syahid dalam perang Uhud, dan hanya meninggalkan sebuah kain shuf (berbulu) yang kalau kami bungkuskan kepalanya, maka terbuka kakinya dan jika dibungkuskan kaki terbuka kepalanya, hingga Rasulullah menyuruh kami membungkuskan kepalanya, sedang kakinya cukup ruben bunga idzkhir. Demikianlah, di antara kami yang sampai menemukan buah perjuanganaya masak, maka dapat merasakannya. (HR. Buchary dan Muslim)
--------------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN I, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1978, halaman 410.

Minggu, 16 Juni 2013

MARHABAN YA ROMADHON SUDAH SIAPKAH KITA?

Dari Salman al-Farisi r.a. beliau berkata “Rasulullah s.a.w. berkhutbah di depan kita di hari akhir bulan Sya’ban : “Wahai manusia, telah datang kepadamu bulan yang diberkati, di dalamnya ada malam lebih baik dari seribu bulan. Allah mewajibkan puasa, menjadikan sholat malam sebagai ibadah sunnah, barang siapa melakukan kebajikan dalam satu perkara baik, maka ia seperti telah menjalankan kewajiban pada perkara lainnya, barangsiapa melakukan satu kewajiban maka (pahalanya) seperti menjalankan 70 kewajiban”.
Itu merupakan bulan kesabaran, orang sabar berpahala surga, itu bulan tuntunan, pada bulan itu rizqi seorang mukmin ditambahkan, barangsiapa memberi makan orang puasa, maka pahalanya sama dengan memerdekakan seorang budak dan menghapuskan dosa-dosanya.
Rasulullah s.a.w ditanya : “Wahai Rasulullah, tidak semua kita mempunyai sesuatu untuk memberi makan orang puasa” Beliau menjawab : “Allah memberi pahala ini kepada orang yang memberi buka puasa walaupun hanya seteguk susu, atau sebutir kurma atau seteguk air, barangsiapa memberi makan hingga kenyang kepada orang yang berpuasa maka ia berhak mendapatkan ampunan atas dosa-dosanya, dan Allah akan memberinya minuman dari telagaku dengan minuman yang olehnya ia tidak akan merasa haus hingga memasuki surga, dan ia mendapatkan pahala seperti orang puasa tadi tanpa kurang sedikitpun.
Itu bulan yang awalnya rahmat, tengahnya maghfirah (ampunan), dan akhirnya diselamatkan dari neraka. Barangsiapa meringankan beban budaknya pada bulan ini, maka Allah akan menyelamatkannya dari neraka.”
Hadist tersebut diriwayatkan oleh Harist bin Usamah dan Ibnu Huzaimah dalam kitab Sahihnya. Ibnu Huzaimah berkata, sekiranya hadist ini sahih, dari jalurnya diriwayatkan oleh Baihaqi dan Ibnu Hayyan.

KEUTAMAAN BULAN RAMADHAN
Dari Abu Hurairah : “Rasulullah s.a.w biasanya memberi kabar gembira kepada para sahabatnya dengan bersabda : “Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan yang diberkahi. Allah mewajibkan kepadamu puasa di dalamnya; pada bulan ini pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan para setan diikat; juga terdapat pada bulan ini malam yang lebih baik dari seribu bulan, barangsiapa tidak memperoleh kebaikannya maka dia tidak memperoleh apa-apa.” (H.R. Ahmad dan An-Nasa’i)

Dari Ubadah bin Ash-Shamit, bahwa Rasulullah s.a.w bersabda : “Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan keberkahan, Allah mengunjungimu pada bulan ini dengan menurunkan rahmat, menghapus dosa-dosa dan mengabulkan do’a. Allah melihat berlomba-lombanya kamu pada bulan ini dan Dia membangga-banggakanmu kepada malaikat-Nya, maka tunjukkanlah kepada Allah hal-hal yang baik dari dirimu. Karena orang-orang yang sengsara ialah yang tidak mendapatkan rahmat Allah di bulan ini.” (H.R. Ath Thabrani, dan periwayatnya tsiqah).

Dari Abu Hurairah r.a, bahwa Rasulullah s.aw bersabda : “Umatku pada bulan Ramadhan diberi lima keutamaan yang tidak diberikan kepada umat sebelumnya, yaitu : bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada aroma kasturi, para malaikat memohonkan ampunan bagi mereka sampai mereka berbuka, Allah Azza Wajalla setiap hari menghiasai surganya lalu berfirman (kepada surga) : “Hampir tiba saatnya para hambaku yang shalih dibebaskan dari beban dan derita serta mereka menuju kepadamu.” Pada bulan ini para jin yang jahat diikat sehingga mereka tidak bebas bergerak seperti pada bulan lainnya, dan diberikan kepada umatku ampunan pada akhir malam.” Beliau ditanya : “Wahai Rasulullah apakah malam itu Lailatul Qadar? Jawab beliau : “Tidak. Namun orang yang beramal tentu diberi balasannya jika menyelesaikan amalnya. (HR. Ahmad)

KEKHUSUSAN DAN KEISTIMEWAAN BULAN RAMADHAN
1. Puasa bulan Ramadhan adalah rukun keempat dalam Islam.
Firman Allah ta’ala yang artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (Al Baqarah : 183).

Sabda Rasulullah Muhammad s.a.w. yang artinya : “Islam didirikan di atas lima sendi, yaitu : syahadat tiada sembahan yang haq selain Allah dan Muhammad adalah rasul Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan pergi haji ke Baitul haram.” (Hadits Muttafaq ‘alaih).

Ibadah puasa merupakan salah satu sarana penting untuk mencapai takwa, dan salah satu sebab untuk mendapatkan ampunan dosa-dosa, pelipatgandaan kebaikan, dan pengangkatan derajat. Allah telah menjadikan ibadah puasa khusus untuk diri-Nya dan antara amal-amal ibadah lainnya. Firman Allah dalam hadits yang disampaikan oleh Nabi s.a.w : “Puasa itu untuk-Ku dan Aku langsung membalasnya. Orang yang berpuasa mendapatkan dua kesenangan, yaitu kesenangan ketika berbuka puasa dan kesenangan ketika berjumpa dengan Tuhannya. Sungguh, bau mulut orang berpuasa lebih harum daripada aroma kasturi.” (Hadits Muttafaq ‘alaih).

Dan sabda Nabi s.a.w : “Barangsiapa berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dan Allah, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (Hadits Muttafaq ‘alaih).

Maka untuk memperoleh ampunan dengan puasa Ramadhan, harus ada dua syarat berikut ini :
a. Mengimani dengan benar akan kewajiban ini.
b. Mengharap pahala karenanya di sisi Allah ta’ala.

2. Pada bulan Ramadhan diturunkan Al-Qur’an
Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi umat manusia dan berisi keterangan-keterangan tentang petunjuk dan pembeda antara yang haq dan yang bathil.

3. Pada bulan ini disunnahkan shalat tarawih
Yakni shalat malam pada bulan Ramadhan, untuk mengikuti jejak Nabi s.a.w, para sahabat dan khulafa’ur-rasyidin. Sabda Nabi s.a.w. : “Barangsiapa mendirikan shalat malam di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (Hadits Muttafaq ‘alaih).

4. Terdapat pada bulan ini Lailatul Qadar (malam mulia)
Yaitu malam yang lebih baik daripada seribu bulan, atau sama dengan 83 tahun 4 bulan. Malam di mana pintu-pintu langit dibukakan, doa dikabulkan, dan segala takdir yang terjadi pada tahun itu ditentukan. Sabda Nabi s.a.w artinya : “Barangsiapa mendirikan shalat pada malam lailatul qadar karena iman dan mengharap pahala dari Allah, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (Hadits Muttafaq ‘alaih).

Malam ini terdapat pada sepuluh malam terakhir, dan diharapkan pada malam-malam ganjil lebih kuat daripada malam-malam lainnya. Karena itu, seyogyanya seorang muslim yang senantiasa mengharap rahmat Allah dan takut dari siksa-Nya. Memanfaatkan kesempatan pada malam-malam itu dengan bersungguh-sungguh pada setiap malam dari kesepuluh malam tersebut dengan; shalat, membaca Al-Qur’anul karim, dzikir, doa, istighfar dan taubat yang sebenar-benarnya. Semoga Allah menerima amal ibadah kita, mengampuni, merahmati dan mengabulkan doa kita.

5. Pada bulan ini terjadi peristiwa besar yaitu perang Badar

Yang pada keesokan harinya Allah membedakan antara yang haq dan yang bathil, sehingga menanglah Islam dan kaum muslimin serta hancurlah syirik dan kaum musyrikin.

6. Pada bulan suci ini terjadi pembebasan kota Makkah Al-Mukarramah
Dan Allah memenangkan Rasul-Nya. Sehingga masuklah manusia ke dalam agama Allah dengan berbondong-bondong dan Rasulullah menghancurkan syirik dan paganisme yang terdapat di kota Makkah, dan Makkah pun menjadi negeri Islam.

7. Pada bulan ini pintu-pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup dan para setan diikat.
Betapa banyak berkah dan kebaikan yang terdapat dalam bulan Ramadhan. Maka kita wajib memanfaatkan kesempatan ini untuk bertaubat kepada Allah dengan sebenar-benarnya dan beramal shalih. Semoga kita termasuk orang-orang yang diterima amalnya dan beruntung.

Perlu diingat bahwa ada sebagian orang —semoga Allah memberinya petunjuk— mungkin berpuasa tapi tidak shalat, atau hanya shalat pada bulan Ramadhan saja. Orang seperti ini tidak berguna baginya; puasa, haji, maupun zakat. Karena shalat adalah sendi agama Islam yang ia tidak dapat tegak kecuali dengannya. Sabda Nabi s,a.w. : ”Jibril datang kepadaku dan berkata : “Wahai Muhammad, siapa yang menjumpai bulan Ramadhan, namun setelah bulan itu habis dan ia tidak mendapat ampunan, maka jika ia mati ia masuk neraka. Semoga Allah menjauhkannya. Katakanlah : amin, aku mengatakan : amin.” (HR. Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban dalam shahihnya)
Maka seyogyanya waktu-waktu pada bulan Ramadhan dipergunakan untuk berbagai amal kebaikan, seperti: shalat, sedekah, membaca Al-Qur’an, zikir, doa dan istighfar. Ramadhan adalah kesempatan untuk menanam bagi para hamba Allah, untuk membersihkan hati mereka dari kerusakan.
Juga wajib menjaga anggota badan dari segala dosa, seperti : berkata yang haram, melihat yang haram, mendengar yang haram, minum dan makan yang haram; agar puasanya menjadi bersih dan diterima dan orang yang berpuasa memperoleh ampunan dan pembebasan dari api neraka.

Tentang keutamaan Ramadhan, Nabi s.a.w bersabda : “Shalat lima waktu, shalat Jum’at ke shalat jum’at lainnya dan Ramadhan ke Ramadhan berikutnya menghapuskan dosa-dosa yang dilakukan di antaranya jika dosa-dosa besar ditinggalkan.” (HR. Muslim).

Jadi hal-hal yang fardhu ini dapat menghapuskan dosa-dosa kecil, dengan syarat dosa-dosa besar ditinggalkan. Dosa-dosa besar yaitu : perbuatan yang diancam dengan hukuman di dunia dan siksaan di akhirat. Misalnya : zina, mencuri, minum arak, mencaci kedua orang tua, memutuskan hubungan kekeluargaan, transaksi dengan riba, mengambil risywah (uang suap), bersaksi palsu, memutuskan perkara dengan selain hukum Allah.
Seandainya tidak terdapat dalam bulan Ramadhan keutamaan-keutamaan selain keberadaannya sebagai salah satu fardhu dalam Islam, dan waktu diturunkannya Al- Qur’anul Karim, serta adanya Lailatul Qadar —yang merupakan malam yang lebih baik dari seribu bulan— di dalamnya, niscaya itu sudah cukup. Semoga Allah melimpahkan taufik-Nya.
-----------------------------------------
Buletin Jum'at "AL-HUSNA", Edisi 77/ Th. XII/ 23  Sya'ban 1433 H/ 13 Juli 2012 M

Mwolchajgo gyesimnika

Dan siapalah aku,
yang masih gemar mencari siapa penyebab segala bencana diri,
lebih daripada mengukur jauhnya laku diri dari kesempurnaan dan keta’atan pada Ilahi.

KEUTAMAAN ZUHUD (19)

Amru bin Alharits r.a. berkata : Rasulullah s.a.w. ketika wafat tiada meninggalkan dinar, dirham dan tidak pula hamba sahaya lelaki atau perempuan, dan tiada meninggalkan suatu apapun kecuali keledai yang putih yang biasa dikendarainya, dan sebidang tanah yang disedekahkan untuk orang rantau. (HR. Buchary)
--------------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN I, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1978, halaman 409-410.

AL-KHAAFIDHU

AL-KHAAFIDHU artinya Yang Maha Merendahkan, Yang Maha Menjatuhkan (kehinaan) yakni terhadap orang yang selayaknya dijatuhkan akibat amal perbuatannya sendiri yang bertentangan dengan ajaran Allah dan ini adalah satu siksaan kehinaan yang didatangkan untuk orang-orang yang dimurkai Allah.
Firman Allah s.w.t. dalam Al-Qur’an surat Al-waqi’ah ayat 1-3 yang artinya :
“Apabila datang hari kiamat. Maka tidak seorang juga yang dapat mendustakan. Ketika itu ada yang dihinakan (orang-orang kafir) dan ada pula yang dimuliakan (orang-orang mu ‘min).”

Manusia janganlah berbuat sekehendak hatinya saja, sekalipun ia berkuasa dan kaya raya, karena Allah tidak suka kepada orang yang menganiaya. Do’a orang yang teraniaya dikabulkan Allah.
Berapa banyaknya orang-orang yang telah dijatuhkan Allah menjadi umat yang hina-dina akibat perbuatannya yang melampaui batas, baik di zaman dahulu maupun di zaman sekarang, tapi sayang kebanyakan manusia tak insaf atau sadar, sehingga ia lupa sejarah-sejarah yang berlalu itu, dan ia pun membuat sejarah baru pula yaitu sejarah kehinaan. Dan bilamana ia telah berada di ambang pintu kehinaan dan kejatuhan, barulah ia merasa sangat menyesal, tapi apa hendak dikata, nasi telah menjadi bubur, dan bubur takkan dapat menjadi nasi kembali.
Apabila manusia telah mendapat kehinaan di sisi Allah di dunia dan di akhirat, tak seorangpun yang dapat memberikan pertolongan dan inilah yang seburuk-buruk nasib manusia.
--------------------------------
URAIAN ASMA'UL HUSNA, H. Hadiyah Salim, PT. Alma'arif, Cetakan Pertama 1983, halaman 33-34.
DO’A ASMAULLAH AL HUSNA DAN URAIAN MAKNANYA, Staf Redaksi C.V. Peladjar, C.V. Peladjar Bandung, halaman 22.

Sabtu, 15 Juni 2013

CERITA ABU BASHIR

Peristiwa-peristiwa yang terjadi sesudah itu memang membuktikan kebenaran pendapat Muhammad bahkan lebih cepat dari yang diduga sahabat-sahabatnya. Juga ini menunjukkan, bahwa dengan persetujuan Hudaibiya itu Islam telah memperoleh keuntungan besar yang luar biasa, dan dua bulan kemudian sesudah itu telah pula membukakan jalan buat Muhammad memulai mengirimkan surat-surat kepada raja-raja dan kepala-kepala negara asing mengajak mereka masuk Islam.
Peristiwa-peristiwa yang terjadi itu memang membuktikan kebenaran pendapat Muhammad lebih cepat dari yang diduga sahabat-sahabatnya. Abu Bashir (Nama lengkapnya Abu Bashir ‘Utba bin Usaid (atau bin Asid seperti dalam As-Sirat’n-Nabawiya oleh Ibn Hisyam, jilid tiga. p. 337) dari Thaqif, karena keyakinan agamanya telah dipenjarakan oleh Quraisy di Mekah. Kemudian ia melarikan diri menyusul Nabi ke Medinah) telah datang dari Mekah ke Medinah sebagai seorang Muslim. Sesuai dengan isi persetujuan Ia mesti dikembalikan kepada Quraisy sebab ia pergi tidak seizin tuannya. Untuk itu maka Azhar bin Auf dan Akhnas bin Syariq berkirim surat kepada Nabi supaya orang itu dikembalikan. Surat-surat itu dibawa oleh seorang laki-laki dari Banu ‘Amir yang datang bersama seorang budak.
“Abu Bashir”, kata Nabi. “Kita telah membuat perjanjian dengan pihak mereka. seperti sudah kauketahui. Suatu pengkhianatan menurut agama kita tidak dibenarkan. Semoga Allah membuat engkau dan orang-orang Islam yang ditindas bersama kau merupakan suatu kelapangan dan jalan ke luar. Berangkat sajalah engkau kembali ke dalam lingkungan masyarakatmu.”
“Rasulullah”, kata Ahu Bashir. “Saya akan dikembalikan kepada orang-orang musyrik yang akan menyiksa saya karena agama saya ini.”
Lalu Nabi mengulangi kata-kata tadi. Dan kedua orang itu pun berangkat.
Sesampainya di Dhu’l-Hulaifa dimintanya kepada kawan seperjalanannya dari Banu Amir itu supaya memperlihatkan pedangnya. Setelah digenggamnya erat-erat pedang itu di tangannya, diayunkannya kepada orang dari Banu ‘Amir itu dan dibunuhnya orang itu. Sekarang sang budak lari ke jurusan Medinah, langsung menemui Nabi.
“Orang ini tampaknya dalam ketakutan”, kata Nabi setelah melihat orang itu. Lalu katanya kepada orang tersebut. “He! Ada apa?”
“Teman tuan membunuh teman saya”, kata orang itu.
Tidak lama kemudian Abu Bashir muncul dengan membawa pedang terhunus dan berkata dengan menujukan kata-katanya kepada Muhammad.
“Rasulullah’’, katanya. “Jaminan tuan sudah terpenuhi, dan Tuhan sudah melaksanakan buat tuan. Tuan menyerahkan saya ke tangan mereka dan dengan agama saya itu saya tetap bertahan, supaya jangan saya dianiaya atau dipermainkan karena keyakinan agama saya itu.”


Sebenarnya Rasul tidak dapat menyembunyikan kekagumannnya dan harapannya sekiranya dia punya anak buah.
Sesudah itu Abu Bashir berangkat juga. Ia berhenti di Al-Ish, di pantai laut sepanjang jalur Quraisy ke Syam. Dalam perjanjian Muhammad dengan Quraisy ialah membiarkan jalan ini sebagai lalu lintas perdagangan, yang tidak boleh diganggu olehnya atau oleh Quraisy. Tetapi setelah Abu Bashir pergi ke daerah itu dan hal ini didengar umat Muslimin yang tinggal di Mekah serta tentang kekaguman Rasul kepadanya, sebanyak kira-kira tujuh puluh laki-laki dari mereka ini lari pula menemuinya dan menggabungkan diri di tempat tersebut, lalu dijadikannya dia sebagai pemimpin mereka. Sekarang mereka bersama-sama mencegat Quraisy dalam perjalanan itu. Setiap orang yang berhasil mereka tangkap, mereka bunuh dan setiap ada kafilah dagang tentu mereka rampas. Ketika itulah Quraisy menyadari bahwa hal ini merupakan suatu kerugian besar buat mereka, apabila kaum Muslimin itu masih tetap tinggal di Mekah. Mereka memperhitungkan, bahwa usaha mengurung orang yang benar-benar teguh imannya, lebih berbahaya daripada membebaskannya. Tentu ia akan mencari kesempatan lari. Ia akan melancarkan perang yang tak berkesudahan terhadap mereka yang mengurungnya, dan mereka juga yang akan rugi. Seolah teringat oleh Quraisy ketika Muhammad hijrah ke Medinah. Ia mencegat perjalanan kafilah mereka. Perbuatan semacam itu mereka kuatirkan akan diikuti oleh Abu Bashir.
Sehubungan dengan inilah mereka lalu mengutus orang kepada Nabi. Dimintanya supaya ia mau menampung orang-orang Islam itu, dan supaya membiarkan jalan lalu-lintas itu kembali aman. Dengan demikian Ouraisy telah mundur setapak dari apa yang secara gigih disyaratkan oleh Suhail bin ‘Amr bahwa Muslimin Quraisy yang pergi menyeberang kepada Muhammad tidak seizin walinya harus dikembalikan ke Mekah. Dengan sendirinya syarat itu jadi gugur, yang dulu pernah membuat Umar bin’l Khattab jadi gusar karenanya dan yang telah menyebabkan dia jadi marah-marah kepada Abu Bakr.
----------------------------
SEJARAH HIDUP MUHAMMAD, Muhammad Husain Haekal, diterbitkan oleh Litera Antar Nusa, Cetakan Kesebelas, Januari 1990, halaman 406-408.

VISIT JAWA TENGAH 2013

Visit Jawa Tengah 2013 (VJT 2013) adalah sebuah upaya mendorong akselerasi pembangunan budaya dan pariwisata Provinsi Jawa Tengah yang melibatkan seluruh stakeholder di provinsi ini. VJT 2013 dirancang sebagai upaya untuk menjadi titik kebangkitan budaya dan pariwisata Jawa Tengah di mata Indonesia maupun dunia.
Tahun 2013 dijadikan momen untuk kegiatan ini dengan beberapa pertimbangan, khususnya terkait dengan kesiapan infrastruktur, sarana dan prasarana pendukung, produk dan paket-paket wisata serta kesiapan SDM dan masyarakat. VJT 2013 difokuskan pada 4 destinasi utama di Jawa Tengah (sesuai RIPPARNAS), meliputi destinasi Semarang-Karimunjawa ; Nusakambangan-Pangandaran ; Solo-Sangiran, dan Borobudur-Yogyakarta dan sekitarnya.
VJT 2013 diselenggarakan demi tercapainya visi mewujudkan Jateng sebagai pusat budaya dan destinasi unggulan pariwisata, baik bagi wisatawan nusantara maupun mancanegara.
Memasuki Tahun Kunjungan Wisata 2013 atau Visit Jawa Tengah 2013, Dinbudpar telah menyusun Calendar of Events 2013 yang terdiri dari event tradisional dan modern baik berskala lokal, nasional, hingga internasional. Jawa Tengah Calendar of Events ini merupakan referensi rencana wisatawan untuk mengunjungi dan menjelajahi Jawa Tengah. 

KEUTAMAAN ZUHUD (18)

‘Aisyah r.a. berkata : Ketika Rasulullah s.a.w. wafat, tiadalah sesuatu makanan di rumahku kecuali sedikit dan gandum di atas rak, lalu saya memakannya, sehingga lama kemudian saya timbang, maka habis. (HR. Buchary dan Muslim).
--------------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN I, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1978, halaman 409.

SIFAT SHOLAT (44)

Dari Jabir r.a., bahwasanya Nabi s.a w. bersabda kepada seorang yang sakit, ia sholat di atas bantal, maka beliau melemparkan bantal itu dan bersabda : ”Sholatlah di atas tanah kalau engkau kuasa, kalau lidak berisyaratlah, buatlah sujudmu lebih rendah daripada rukumu”. Diriwayatkan oleh Baihaqy dengan sanad yang kuat, tapi Abu Hatim mengesahkan mauqufnya.
---------------------------------------
Tarjamah BULUGHUL MARAM, Ibnu Hajar Asqalany, Penerbit : PT. Alma’arif Bandung, Cetakan ke tujuh, 1984, Bab Kitabush Sholat, halaman 124.

Jumat, 14 Juni 2013

KEUTAMAAN ZUHUD (17)

Annu’man bin Basyir r.a. berkata : Ketika Umar bin Alkhotthob melihat apa yang telah dicapai oleh orang-orang dari kekayaan dunia, ia berkata. Saya telah melihat Rasulullah s.a.w. adakalanya sehari penuh lapar dan tidak menemukan walaupun buah kurma yang paling buruk untuk mengisi perutnya. (HR. Muslim).
--------------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN I, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1978, halaman 409.

SIFAT SHOLAT (43)

Dari Imran bin Husain r.a., bahwasanya Nabi saw. bersabda : “Sholatlah kamu sambil berdiri, kalau tidak mampu sambil duduklah, dan kalau Tidak mampu, sambil berbaringlah.” Diriwayatkan oleh Bukhary.
--------------------------------------
Tarjamah BULUGHUL MARAM, Ibnu Hajar Asqalany, Penerbit : PT. Alma’arif Bandung, Cetakan ke tujuh, 1984, Bab Kitabush Sholat, halaman 124.

AL-BAASITHU

AL-BAASITHU (الْبَاسِطُ) artinya, Yang Maha Luas, memudahkan terkumpulnya rezki bagi orang yang dikehendaki-Nya.
Sifat ini sebaliknya dari sifat Al-Qabidh, yaitu menyempitkan rezki, yakni miskin dan kayanya seseorang itu tergantung dengan izin Allah.
Manusia disuruh berusaha dan bertawakkal kepada Allah, semoga usahanya itu diridhai Allah. Adapun berhasil atau tidaknya, adalah urusan Allah.
Karena itu manusia tidak boleh mencari kekayaan dan kebahagiaan itu dengan jalan meminta-minta kepada selain Allah, sebab yang selain Allah tidak akan mampu memberikan pertolongan yang dikehendaki, karena mereka tidak memiliki satupun juga dan merekapun memerlukan pula pertolongan seperti yang anda cari itu. Kebahagiaan dan kekayaan yang anda cari itu adanya dalam tangan Allah (kekuasaan Allah), maka bermohonlah kepada Allah.
Firman Allah s.w.t. dalam Al-Qur’an surat Asy-Syura’ ayat 27 yang artinya :
“Jika Allah melapangkan rezki bagi hamba-hamba-NYa, niscaya mereka akan aniaya di muka bumi, sebab itu Dia menurunkan apa yang dikehendaki-Nya dalam qadar yang tertentu menurut kehendak-Nya. Ia mengetahui lagi melihat segala hamba-Nya.”
Firman Allah s.w.t. dalam Al-Qur’an surat Saba’ ayat 39 yang artinya :
“Katakanlah! Tuhanku melapangkan rezki dan menyempitkannya bagi siapa yang dikehendaki-Nya diantara hamba-hamba-Nya. Apa-apa yang kamu belanjakan, maka Allah akan menggantinya Dia yang sebaik-baik memberi.”
Dalam ayat-ayat Allah ini mengertilah kita bahwa Allah berbuat sekehendak-Nya, bukan menurut kehendak manusia, andaikata manusia ada yang kaya itu, adalah kehendak Allah dan miskinnya seseorang pun adalah kehendak Allah. Bagi manusia yang beriman, ketentuan Allah itu diterimanya dengan baik, dan tiap-tiap sesuatu itu ada hikmahnya dari Allah.
--------------------------------
URAIAN ASMA'UL HUSNA, H. Hadiyah Salim, PT. Alma'arif, Cetakan Pertama 1983, halaman 32-33.
DO’A ASMAULLAH AL HUSNA DAN URAIAN MAKNANYA, Staf Redaksi C.V. Peladjar, C.V. Peladjar Bandung, halaman 21-22.

Kamis, 13 Juni 2013

HUDAIBIYA : SUATU KEMENANGAN YANG NYATA

Tidak sangsi lagi kalau begitu bahwa Perjanjian Hudaibiya ini adalah suatu kemenangan yang nyata sekali. Dan memang demikianlah adanya. Sejarah pun mencatat, bahwa isi perjanjian ini adalah suatu hasil politik yang bijaksana dan pandangan yang jauh, yang besar sekali pengaruhnya terhadap masa depan Islam dan masa depan orang-orang Arab itu semua. Ini adalah yang pertama kali pihak Ouraisy mengakui Muhammad, bukan sebagai pemberontak terhadap mereka, melainkan sebagai orang yang tegak sama tinggi duduk sama rendah. Dan sekaligus mengakui pula berdirinya dan adanya kedaulatan Islam itu. Kemudian juga suatu pengakuan bahwa Muslimin pun berhak berziarah ke Ka’bah serta melakukan upacara-upacara ibadah haji; suatu pengakuan pula dari mereka, bahwa Islam adalah agama yang sah diakui salah satu agama di jazirah itu. Selanjutnya gencatan senjata yang selama dua tahun atau sepuluh tahun membuat pihak Muslimin merasa lebih aman dari jurusan selatan tidak kuatir akan mendapat serangan Quraisy, yang juga berarti jalan buat Islam untuk lebih tersebar lagi. Bukankah orang-orang Quraisy yang merupakan musuh Islam paling gigih dan lawan berperang yang paling keras itu sekarang sudah tunduk, sedang sebelum itu mereka samasekali tidak pernah akan mau tunduk?
Kenyataannya setelah persetujuan perletakan senjata itu Islam memang tersebar luas, berlipat ganda lebih cepat daripada sebelumnya. Jumlah mereka yang datang ke Hudaibiya ketika itu sebanyak 1400 orang. Tetapi dua tahun kemudian, tatkala Muhammad hendak membuka Mekah jumlah mereka yang datang sudah sepuluh ribu orang. Mereka yang masih menyangsikan hikmah penjanjian Hudaibiya ini, yang sangat keberatan ialah adanya sebuah klausul dalam perjanjian itu yang menyebutkan, bahwa barangsiapa dari golongan Quraisy menyeberang kepada Muhammad tanpa seizin walinya, harus dikembalikan kepada mereka, dan barangsiapa dari pengikut Muhammad menyeberang kepada Quraisy tidak akan dikembalikan kepada Muhammad. Tanggapan Muhammad dalam hal ini ialah apabila ada orang yang murtad dari Islam dan minta perlindungan Quraisy, orang semacam ini tidak perlu lagi kembali kepada jamaah Muslimin. dan siapa-siapa yang masuk Islam dan berusaha menggabungkan diri dengan Muhammad mudah-mudahan Tuhan akan membukakan jalan ke luar.
----------------------------
SEJARAH HIDUP MUHAMMAD, Muhammad Husain Haekal, diterbitkan oleh Litera Antar Nusa, Cetakan Kesebelas, Januari 1990, halaman 405.