OBYEK WISATA. TravelNusa (Traveler Nusantara). Tanah Lot merupakan bagian dari pura Dang Kahyangan, Pura laut tempat pemujaan dewa-dewa penjaga laut. Terletak pada titik koordinat 8°37'16" S 115°5'12" E, tepatnya di Desa Beraban Kecamatan Kediri Kabupaten Tabanan, sekitar 13 km barat Tabanan. Di komplek Tanah Lot ini terdapat banyak Pura. Ada sebuah Pura yang terletak di atas tebing yang menjorok ke laut. Tebing ini menghubungkan Pura dengan daratan dan berbentuk seperti jembatan (melengkung) sering disebut Pura Batu Bolong. Ada pura yang terletak di atas batu besar. Satu terletak di atas bongkahan batu dan satunya terletak di atas tebing mirip dengan Pura Uluwatu yang disebut Pura Enjung Galuh.
LEGENDA
LEGENDA
Pura Tengah Lot (Tanah Lot) |
Menurut legenda, pura ini dibangun oleh seorang brahmana yang mengembara dari Tanah Jawa. Beliau adalah Sanghyang Nirantha yang berhasil menguatkan kepercayaan penduduk Bali akan ajaran Hindu dan membangun Sad Kahyangan tersebut pada abad ke-16. Pada saat itu penguasa Tanah Lot, Bendesa Beraben, iri terhadap beliau karena para pengikutnya mulai meninggalkannya dan mengikuti ajaran Sanghyang Nirantha.
Bendesa Beraben menyuruh Sanghyang Nirantha untuk meninggalkan Tanah Lot. Beliau menyanggupi dan sebelum meninggalkan Tanah Lot beliau dengan kekuatannya memindahkan Bongkahan Batu ke tengah lot (= pantai, bahasa lokal, bukan ke tengah laut) dan membangun pura disana.
Sanghyang Nirantha juga mengubah selendangnya menjadi ular penjaga pura. Dan pada saat Odalan atau hari raya di Pura ini yang diperingati setiap 210 hari sekali atau perayaan Galungan dan Kuningan yang tepatnya pada Hari Suci Buda Cemeng Langkir, ular-ular ini akan ada lebih banyak dari pada hari biasa di saat ramai orang yang bersembahyang di Pura ini. Ular ini masih ada sampai sekarang dan secara ilmiah ular ini termasuk jenis ular laut yang mempunyai ciri-ciri berekor pipih seperti ikan, warna hitam berbelang kuning dan mempunyai racun 3 kali lebih kuat dari ular cobra. Akhir dari legenda menyebutkan bahwa Bendesa Beraben akhirnya menjadi pengikut ajaran Sanghyang Nirantha.
------------------------------------------
Sumber : Bli Agung Adi Tour Guide Wisata kami dan dari Wikipedia
Bendesa Beraben menyuruh Sanghyang Nirantha untuk meninggalkan Tanah Lot. Beliau menyanggupi dan sebelum meninggalkan Tanah Lot beliau dengan kekuatannya memindahkan Bongkahan Batu ke tengah lot (= pantai, bahasa lokal, bukan ke tengah laut) dan membangun pura disana.
Sanghyang Nirantha juga mengubah selendangnya menjadi ular penjaga pura. Dan pada saat Odalan atau hari raya di Pura ini yang diperingati setiap 210 hari sekali atau perayaan Galungan dan Kuningan yang tepatnya pada Hari Suci Buda Cemeng Langkir, ular-ular ini akan ada lebih banyak dari pada hari biasa di saat ramai orang yang bersembahyang di Pura ini. Ular ini masih ada sampai sekarang dan secara ilmiah ular ini termasuk jenis ular laut yang mempunyai ciri-ciri berekor pipih seperti ikan, warna hitam berbelang kuning dan mempunyai racun 3 kali lebih kuat dari ular cobra. Akhir dari legenda menyebutkan bahwa Bendesa Beraben akhirnya menjadi pengikut ajaran Sanghyang Nirantha.
------------------------------------------
Sumber : Bli Agung Adi Tour Guide Wisata kami dan dari Wikipedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar