Dari Abdullah bin Zaid bin ‘Abdi Rabbih r.a., ia berkata : “Tatkala saya sedang tidur, (saya mimpi) ada seorang laki-laki mengelilingi saya, lalu ia berkata, katakanlah : Allahu Akbar-Allahu Akbar”, lalu ia (Abdullah bin Zaid) menyerukan adzan dengan empat kali takbir dan tidak diulang; dan ia (Abdullah bin Zaid) menyerukan qomat dengan satu-satu kali kecuali “Qad qamatis shalah”. Katanya : “Setelah saya bangun pagi saya menghadap kepada Rasulullali s.a.w,, dan beliau bersabda : “Sesungguhnya mimpi itu adalah mimpi yang benar”. Alhadits. Dikeluarkan oleh Ahmad dan Abu Daud dan disahkan oleh Tirmidzi dan Ibnu Khuzaimah.
Tatkala Nabi s.a.w. hijrah ke Madinah, beliau bermusyawarat dengan shahabat-shahabatnya untuk menentukan sesuatu yang dapat memberitahukan datangnya waktu sholat; dan di antara mereka ada yang mengusulkan, membuat lonceng, terompet, menyalakan api; tapi itu semua ditolak karena menyerupai Nasrani, Yahudi dan Majusi. Lalu mereka kembali ke rumahnya masing-masing dan mereka sibuk memikirkan masalah tersebut. Kemudian Abdullah bin Zaid mimpi melihat seseorang membawa lonceng. Abdullah bertanya : “Apa yang kamu perbuat dengannya?” Jawabnya : “Memanggil orang-orang untuk sholat”. Kata Abdullah lagi : “Tidaklah kau mau aku unjukkan yang lebih bagus dari itu?” Katanya : “Tentu!”. Kemudian Abdullah berkata : “Katakanlah : Allahu Akbar — Allahu Akbar sampai akhir”.
Dan Ahmad menambah di akhirnya, qisahnya Bilal diadzankan Shubuh : “Ash-shalatu khairum minan naum”.
Dan bagi Ibnu Khuzaimah dari Anas r.a., katanya Menurut Sunnah jika muadzin berkata pada adzan Shubuh “Hayya ‘alalfalah” hendaklah ia berkata “Ashshalatu khairun minan naum”.
---------------------------------
Tarjamah BULUGHUL MARAM, Ibnu Hajar Asqalany, Penerbit : PT. Alma’arif Bandung, Cetakan ke tujuh, 1984, Bab Kitabush Sholat, halaman 68-69.
Tatkala Nabi s.a.w. hijrah ke Madinah, beliau bermusyawarat dengan shahabat-shahabatnya untuk menentukan sesuatu yang dapat memberitahukan datangnya waktu sholat; dan di antara mereka ada yang mengusulkan, membuat lonceng, terompet, menyalakan api; tapi itu semua ditolak karena menyerupai Nasrani, Yahudi dan Majusi. Lalu mereka kembali ke rumahnya masing-masing dan mereka sibuk memikirkan masalah tersebut. Kemudian Abdullah bin Zaid mimpi melihat seseorang membawa lonceng. Abdullah bertanya : “Apa yang kamu perbuat dengannya?” Jawabnya : “Memanggil orang-orang untuk sholat”. Kata Abdullah lagi : “Tidaklah kau mau aku unjukkan yang lebih bagus dari itu?” Katanya : “Tentu!”. Kemudian Abdullah berkata : “Katakanlah : Allahu Akbar — Allahu Akbar sampai akhir”.
Dan Ahmad menambah di akhirnya, qisahnya Bilal diadzankan Shubuh : “Ash-shalatu khairum minan naum”.
Dan bagi Ibnu Khuzaimah dari Anas r.a., katanya Menurut Sunnah jika muadzin berkata pada adzan Shubuh “Hayya ‘alalfalah” hendaklah ia berkata “Ashshalatu khairun minan naum”.
---------------------------------
Tarjamah BULUGHUL MARAM, Ibnu Hajar Asqalany, Penerbit : PT. Alma’arif Bandung, Cetakan ke tujuh, 1984, Bab Kitabush Sholat, halaman 68-69.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar