Sia-sia saja rupanya pihak Yahudi itu menunggu adanya bantuan dari Abdullah bin Ubayy atau pertolongan yang mungkin datang dari salah satu golongan Arab. Sekarang mereka yakin, bahwa mereka hanya akan beroleh nasib buruk saja apabila terus bersitegang hendak berperang. Setelah ternyata mereka dalam putus asa dan ketakutan, mereka meminta damai kepada Muhammad, meminta jaminan keamanan atas harta-benda, darah serta anak-anak keturunan mereka; sampai mereka keluar dari Medinah. Muhammad pun mengabulkan permintaan mereka; asal mereka, keluar dari kota itu: Setiap tiga orang diberi seekor unta dengan muat, harta-benda; persediaan makanan dan minuman sesuka hati mereka. Di luar itu tidak ada. Pihak Yahudi menerima. Mereka dipimpin oleh Huyayy bin Akhtab.
Dalam perjalanan itu mereka ada yang berhenti di Khaibar, yang meneruskan perjalanan sampai ke Adhriat di bilangan Syam. Harta benda yang mereka tinggalkan menjadi barang rampasan Muslimin yang terdiri dari hasil bumi, senjata berupa 50 buah baju besi, 340 bilah pedang di samping tanah milik orang-orang Yahudi itu. Tetapi tanah ini tidak dapat dianggap sebagai rampasan perang; oleh karenanya tak dapat dibagi-bagikan kepada kaum Muslimin. melainkan khusus di tangan Rasulullah yang nantinya akan ditentukan sendiri menurut kebijaksananya. Dan tanah itu kemudian dibagi-bagikan kepada golongan Muhajin yang pertama di luar golongan Anshar, setelah dikeluarkan bagian khusus yang hasilnya akan menjadi hak fakir miskin. Dengan demikian kau Muhajirin itu tidak perlu lagi harus menerima bantuan kaum Anshar dan ini pun sudah menjadi harta kekayaan mereka. Dari pihak Anshar yam turut mendapat bagian hanya Abu Dujana dan Sahl bin Hunaif, yang sudah terdaftar sebagai orang miskin.
Muhammad memberikan bagian kepada mereka ini seperti kepada kaum Muhajirin.
Dan golongan Yahudi Banu Nadzir sendiri tak ada yang masuk Islam kecuali dua orang. Mereka masuk Islam karena harta mereka, yan kemudian mereka peroleh kembali.
Tidak begitu sulit orang akan menilai arti kemenangan Muslimin serta pengosongan Banu Nadzir dari Medinah itu, setelah kita kemukakam betapa Rasul a.s. memperhitungkan, bahwa adanya mereka di tempat itu akan memberikan semangat dalam menimbulkan bibit-bibit fitnah, akan mengajak orang-orang munafik itu mengangkat kepala setiap mereka melihat pihak Muslimin mendapat bencana dan mengancam timbulnya perang saudara bila saja ada musuh menyerang kaum Muslimin.
Tentang perginya Banu Nadzir itu Surah Hasyr (59) ini turun :
“Tidakkah engkau perhatikan orang-orang yang bersikap munafik, yang berkata kepada saudara-saudaranya yang tak beriman dan kalangan Ahli Kitab : Kalau kamu diusir ke luar, niscaya kami pun akan keluar bersama kamu, dan tidak sekali-kali kami akan dipengaruhi oleh siapa pun menghadapi persoalanmu ini: dan kalau kamu dipengaruhi niscaya kami pun akan membelamu. Tetapi Tuhan mengetahui, bahwa mereka adalah pendusta belaka. Kalaupun mereka ini diusir ke luar, mereka pun tidak akan ikut bersama-sama keluar, juga kalau mereka ini diperangi, mereka pun tidak akan turut membantu, dan kalaupun mereka sampai membantu, niscaya mereka akan lari mengundurkan diri, lalu mereka ini tidak mendapat pertolongan. Sungguh dalam hati mereka kamu sangat ditakuti lebih dari Allah. Demikian itulah, sebab mereka adalah golongan yang tidak mengerti.” (QS 59 : 11 – 13)
Kemudian Surah itu dilanjutkan dengan memberi keterangan tentang iman dan kekuasaannya. Iman hanya kepada Allah semata-mata. Bagi jiwa manusia, yang tahu harga diri dan kehormatan. dirinya, yang dikenalnya hanyalah kekuasaan Tuhan.
“Dialah Allah. Tiada tuhan selain Dia. Maha mengetahui segala yang gaib dan yang nyata. Dia Pengasih dan Penyayang. Dialah Allah. Tiada Tuhan selain Dia. Maha Raja, Maha Kudus, Pembawa Keselamatan, Keamanan, Penjaga segalanya, Maha Kuasa, Maha Perkasa, Maha Agung. Maha Suci Allah dan segala yang mereka persekutuan. Dialah Allah. Pencipta, Pengatur, Pembentuk rupa, Pada-Nyalah ada Asma Yang Indah. Segala yang ada di langit dan di bumi berbakti kepada-Nya. Dan Dia Mahakuasa, Mahabijaksana." (QS 59 : 22 - 24)
--------------------------------------------------------------------------
SEJARAH HIDUP MUHAMMAD, Muhammad Husain Haekal, diterbitkan oleh Litera Antar Nusa, Cetakan Kesebelas, Januari 1990, halaman 319-321.
Dalam perjalanan itu mereka ada yang berhenti di Khaibar, yang meneruskan perjalanan sampai ke Adhriat di bilangan Syam. Harta benda yang mereka tinggalkan menjadi barang rampasan Muslimin yang terdiri dari hasil bumi, senjata berupa 50 buah baju besi, 340 bilah pedang di samping tanah milik orang-orang Yahudi itu. Tetapi tanah ini tidak dapat dianggap sebagai rampasan perang; oleh karenanya tak dapat dibagi-bagikan kepada kaum Muslimin. melainkan khusus di tangan Rasulullah yang nantinya akan ditentukan sendiri menurut kebijaksananya. Dan tanah itu kemudian dibagi-bagikan kepada golongan Muhajin yang pertama di luar golongan Anshar, setelah dikeluarkan bagian khusus yang hasilnya akan menjadi hak fakir miskin. Dengan demikian kau Muhajirin itu tidak perlu lagi harus menerima bantuan kaum Anshar dan ini pun sudah menjadi harta kekayaan mereka. Dari pihak Anshar yam turut mendapat bagian hanya Abu Dujana dan Sahl bin Hunaif, yang sudah terdaftar sebagai orang miskin.
Muhammad memberikan bagian kepada mereka ini seperti kepada kaum Muhajirin.
Dan golongan Yahudi Banu Nadzir sendiri tak ada yang masuk Islam kecuali dua orang. Mereka masuk Islam karena harta mereka, yan kemudian mereka peroleh kembali.
Tidak begitu sulit orang akan menilai arti kemenangan Muslimin serta pengosongan Banu Nadzir dari Medinah itu, setelah kita kemukakam betapa Rasul a.s. memperhitungkan, bahwa adanya mereka di tempat itu akan memberikan semangat dalam menimbulkan bibit-bibit fitnah, akan mengajak orang-orang munafik itu mengangkat kepala setiap mereka melihat pihak Muslimin mendapat bencana dan mengancam timbulnya perang saudara bila saja ada musuh menyerang kaum Muslimin.
Tentang perginya Banu Nadzir itu Surah Hasyr (59) ini turun :
“Tidakkah engkau perhatikan orang-orang yang bersikap munafik, yang berkata kepada saudara-saudaranya yang tak beriman dan kalangan Ahli Kitab : Kalau kamu diusir ke luar, niscaya kami pun akan keluar bersama kamu, dan tidak sekali-kali kami akan dipengaruhi oleh siapa pun menghadapi persoalanmu ini: dan kalau kamu dipengaruhi niscaya kami pun akan membelamu. Tetapi Tuhan mengetahui, bahwa mereka adalah pendusta belaka. Kalaupun mereka ini diusir ke luar, mereka pun tidak akan ikut bersama-sama keluar, juga kalau mereka ini diperangi, mereka pun tidak akan turut membantu, dan kalaupun mereka sampai membantu, niscaya mereka akan lari mengundurkan diri, lalu mereka ini tidak mendapat pertolongan. Sungguh dalam hati mereka kamu sangat ditakuti lebih dari Allah. Demikian itulah, sebab mereka adalah golongan yang tidak mengerti.” (QS 59 : 11 – 13)
Kemudian Surah itu dilanjutkan dengan memberi keterangan tentang iman dan kekuasaannya. Iman hanya kepada Allah semata-mata. Bagi jiwa manusia, yang tahu harga diri dan kehormatan. dirinya, yang dikenalnya hanyalah kekuasaan Tuhan.
“Dialah Allah. Tiada tuhan selain Dia. Maha mengetahui segala yang gaib dan yang nyata. Dia Pengasih dan Penyayang. Dialah Allah. Tiada Tuhan selain Dia. Maha Raja, Maha Kudus, Pembawa Keselamatan, Keamanan, Penjaga segalanya, Maha Kuasa, Maha Perkasa, Maha Agung. Maha Suci Allah dan segala yang mereka persekutuan. Dialah Allah. Pencipta, Pengatur, Pembentuk rupa, Pada-Nyalah ada Asma Yang Indah. Segala yang ada di langit dan di bumi berbakti kepada-Nya. Dan Dia Mahakuasa, Mahabijaksana." (QS 59 : 22 - 24)
--------------------------------------------------------------------------
SEJARAH HIDUP MUHAMMAD, Muhammad Husain Haekal, diterbitkan oleh Litera Antar Nusa, Cetakan Kesebelas, Januari 1990, halaman 319-321.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar