"Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji". (QS. al-Buruj (85) : 8)

Senin, 18 Maret 2013

SYARAT-SYARAT SHOLAT (2)

Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata ; Rasulullah s.a.w. bersabda : “Antara masyriq dan Maghrib itu adalah qiblat”. Diriwayatkan oleh Tirmidzi dan dikuatkan oleh Bukhari. Tirmidzi berkata : “Hadits ini hasan shahih”.

Dari Amir bin Rabi’ah r.a., ia berkata : Saya melihat Rasulullah s.a.w. sedang sholat diatas kendaraannya, (beliau menghadap) ke mana kendaraan itu menghadap. Muttafaq ‘alaih, dan beliau tidak melakukan demikian dalam sholat fardlu.

Dan dalam riwayat Abu Daud dari hadits Anas ; Adalah Rasulullah apabila dalam perjalanan dan hendak sholat sunnat, beliau menghadapkan kendaraannya ke arah qiblat, lalu beliau takbir dan sholat sambil menghadap ke mana saja kendaraannya itu menghadap. Dan sanadnya hasan.

Menurut Nasa’i : “Rasulullah s.a.w. beserta shahabatnya tiba di Mudlayyiq, di atas tidak ada perlindungan, sedangkan tanah basah; dan waktu sholat sudah tiba, lalu beliau menyuruh adzan, kemudian qamat; lalu Rasulullah s.a.w. tampil ke muka di atas kendaraannya, kemudian beliau sholat bersama shahabat-shahabat dengan berisyarat di atas kendaraannya, dan beliau membuat isyarat sujudnya lebih rendah dari pada ruku’nya”. Hal ini dikuatkan oleh Anas, dan disahkan oleh Abdulhaq Al-Asybiliyyi, dan dihasankan oleh Tsauri. Demikian pula halnya kita sekarang, umpamanya dalam kereta api, atau kendaraan lainnya, lakukanlah sholat, dan apabila tidak mungkin melakukan ruku, sujud, hendaklah dengan isyarat. Demikian pula hendaklah menghadap qiblat, tapi kalau tidak mungkin, lakukanlah menghadap ke mana saja yang mungkin.
---------------------------------------
Tarjamah BULUGHUL MARAM, Ibnu Hajar Asqalany, Penerbit : PT. Alma’arif Bandung, Cetakan ke tujuh, 1984, Bab Kitabush Sholat, halaman 79-80.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar