WISATA LOKASI. TravelNusa (Traveler Nusantara). Kawasan Kota Lama Semarang menyajikan citra visual kemegahan arsitektur Eropa di masa lalu. Banyak berdiri Bangunan-bangunan kuno peninggalan Kolonial Belanda nan eksotis dan megah, seolah-olah menyampaikan segudang cerita yang tak kan pernah habis dituturkan. Kanal air di sekitar Kota Lama yang keberadaanya masih bisa disaksikan hingga kini, menggambarkan suasana Belanda sehingga mendapat julukan sebagai Little Netherland.
Gereja Blenduk Kota Lama Semarang |
Kawasan kota lama ini dikelilingi oleh Jalan Merak dibagian utara, Jalan Ronggowarsito di bagian barat, Jalan Letjend Suprapto di bagian selatan dan Jalan Mpu Tantular di bagian barat. Dalam kelola administrasi kota, kawasan kota lama berada pada 3 wilayah kecamatan, Kecamatan Semarang Utara (Stasiun Tawang, Pabrik Rokok Praoe Lajar, Gereja Blenduk dan lain-lain), Kecamatan Semarang Timur (Gereja Katolik St. Yusuf atau lebih dikenal dengan nama Gereja Gedangan yang berciri Arsitektur Renaissance yang dibangun antara tahun 1870 - 1875) dan Kecamatan Semarang Tengah (Gedung Marba, Gedung Asuransi dan lain-lain).
Polder dan Stasiun Tawang Semarang |
Satu bangunan yang paling populer dan identik dengan Kota Lama Semarang yaitu Gereja Blenduk yang sudah berusia lebih dari dua setengah abad. Gereja yang memiliki nama asli Nederlandsch Indische Kerk dan masih digunakan sebagai tempat ibadah hingga kini menjadi Landmark Kawasan Kota Lama Semarang.
Karena masyarakat pribumi yang kesulitan mengucapkan nama dalam bahasa Belanda pun akhirnya menyebutnya blenduk karena memiliki atap mblenduk (berbentuk kubah) berwarna merah bata yang terbuat dari perunggu serta dua menara kembar di depannya. Gereja Blenduk sendiri dibangun pertama kali kurang lebih tahun 1753 dan direnovasi kembali tahun 1894 oleh duo arsitek W. Westmaas dan H.P.A. de Wilde. Perubahan nama juga terjadi pada Jembatan Berok yang dulu menjadi pintu gerbang menuju Kota Lama. Kata burg yang berarti jembatan dilafalkan menjadi berok dan nama itu terus dipakai hingga kini.
Karena masyarakat pribumi yang kesulitan mengucapkan nama dalam bahasa Belanda pun akhirnya menyebutnya blenduk karena memiliki atap mblenduk (berbentuk kubah) berwarna merah bata yang terbuat dari perunggu serta dua menara kembar di depannya. Gereja Blenduk sendiri dibangun pertama kali kurang lebih tahun 1753 dan direnovasi kembali tahun 1894 oleh duo arsitek W. Westmaas dan H.P.A. de Wilde. Perubahan nama juga terjadi pada Jembatan Berok yang dulu menjadi pintu gerbang menuju Kota Lama. Kata burg yang berarti jembatan dilafalkan menjadi berok dan nama itu terus dipakai hingga kini.
Pabrik Rokok Praoe Lajar Semarang |
Di seberang Gereja Blenduk terdapat Gedung Kuno yang menjadi kantor Asuransi yang biasa disebut sebagai Gedung Jiwasraya, di sebelah baratnya untuk penggemar Wisata Kuliner terdapat Restoran Ikan Bakar Cianjur.
Tak kalah menarik dan menyimpan segudang cerita adalah Gedung Marabunta dengan ornamen semut raksasa di atapnya. Terdapat pabrik rokok indi yang bangunannya sangat terawat dengan nuansa merah putih, Pabrik Rokok Praoe Lajar. Ada juga Stasiun Tawang dengan gaya arsitektur indisch yang masih dioperasikan hingga sekarang. Di depannya terdapat Polder Air Tawang yang berfungsi sebagai pusat pengendali banjir dan penampungan air sebelum dialirkan ke laut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar