"Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji". (QS. al-Buruj (85) : 8)

Kamis, 22 November 2007

Desain Kaligrafi

Dari buku "KUMPULAN KALIGRAFI ARAB" karangan H.M. Khalid Anwari dan M. Abi Tofani ada bermacam-macam khat dalam kaligrafi, yaitu :
  1. Khat Naskhi
  2. Khat Diwani Jali
  3. Khat Tsuluts
  4. Khat Farisi
  5. Khat Diwani
  6. Khat Riq'ah
  7. Khat Raihani
  8. Khat Khaoufi
Aku berharap banyak dengan ilmu baruku ini untuk bisa memahaminya, menggali keanekaragamannya dan menangkap misterinya bagi kekayaan khasanah jiwaku. Proyek desain kaligrafiku dengan pak Priyambodo terhenti, karena proposal yang diajukan kepada pemilik modal dan Bank masih mandeq belum ada jawaban positif. Aku jadi semakin tertarik untuk mempelajari aliran-aliran (Khat) dalam ilmu kaligrafi. Aku juga lagi ngatur penggunaan uangku buat beli light-pen (alat gambar berupa pensil yang dicolokin ke komputer) agar aku lebih bisa berkreasi lagi.

Sabtu, 10 November 2007

RIWAYAT HIDUP ABDUL QADIR AUDAH

Al-Ustadz Abdul Qadir Audah (almarhum) adalah seorang putera Mesir yang hidupnya sangat sederhana tidak suka hidup mewah dan hatinya sangat bersih. Semasa mudanya hatinya sudah bergejolak anti terhadap segala kemungkaran dan kemaksiatan. Begitulah sejak ia masih di bangku sekolah.
Pada tahun 1930 ia keluar dari Kuliyatul Huquq (Fakultas Hukum) dan beliaulah satu-satunya lulusan fakultas tersebut yang langsung diangkat sebagai anggauta parlemen dan merangkap sebagai hakim.
Perhatiannya kepada bidang hukum lebih besar, oleh karena itu walaupun ia sebagai anggauta parlemen namun waktunya selalu dipergunakan untuk mendamaikan segala persengketaan yang terjadi..
Di parlemen beliau bertemu dengan Ustadz Hasan Albanna anggauta parlemen dari propinsi Ismailiyah. Fikirannya selalu ada persamaan, yaitu daulah Islamiyah sebagai cita-citanya. Kemudian ada usaha-usaha dari pemerintahan Sa’ad Zaghlul yang dibantu oleh Inggeris untuk menjatuhkan Hasan Albanna, bahkan usaha jangan sampai ia terpilih lagi sebagai anggauta parlemen. Maka dengan diam-diam Abdul Qadir Audah pergi sendirian ke Ismailiyah. Di sana ia berpidato dengan berapi-api membangkitkan semangat rakyat, supaya mereka dapat memberikan suaranya dalam pemilihan umum dengan bebas, dan ia bersedia memberikan pembelaan dan perlindungan dari segala pihak yang mengganggunya, sekalipun datangnya dari pihak pemerintah sendiri.
Sebagai hakim, Abdul Qadir Audah terkenal sebagai orang yang berani dalam kebenaran dan selalu konsekwen terhadap segala perkataan dan perbuatan. Maka pada Suatu ketika pernah diajukan padanya perkara Ikhwanul Muslimun dengan pihak pemerintah. dengan tegas ia menyatakan, memutuskan, bahwa pelarangan terhadap Ikhwanul Muslimun adalah salah, tidak berdasar hukum. Oleh karena itu Ikhwanul Muslimun berhak hidup.
Tahun 1951 ia diminta oleh warga Ikhwanul Muslimun supaya memusatkan perhatiannya kepada Dekwah Islam dan membantu Hasan Albanna dalam pergerakan al-Ikhwan. Permintaan itu diluluskannya, seluruh jabatan dalam pemerintahan dilepaskan. Kemudian dimulainya dengan mendirikan perpustakaan yang berorientasi pada bidang hukum.
Maka tidak lama kemudian bintangnya naik sehingga mengalahkan sarjana-sarjana hukum lainnya.
Di masa pemerintahan Jendral Najib Ia dingkat sebagai anggaota perancang undang-undang nasional Mesir. Maka dengan penuh ketekunan ia berusaha untuk menjadikan Al-Quran sebagai undang-undang negara.
Tahun 1953 oleh pemerintah Libia dipercayakan kepadanya untuk menyusun undang-undang negara Libia berdasar nas-nas Al-Quran.
Tahun 1954 oleh pemerintah Gamal Abdul Nasser ia dihukum gantung. karena gerakannya yang tidak mengenal menyerah dalam memperjuangkan hukum Allah, hukum Al-Quran sebagai satu-satunya hukum yang kekal dan abadi. Vonis pemerintah Gamal Abdul Nasser diterimanya dengan penuh gembira dan tawakkal, maka sewaktu keluar dari penjara untuk naik ke tiang gantungan nampak dalam wajahnya berseri-seri tanda keikhlasannya. Sebelum naik ke tiang gantungan. Ia masih sempat berdialog dengan para hadirin yang menyaksikan peristiwa terkutuk dan membangkitkan bulu roma itu. Dalam untaian kata-katanya yang terakhir itu ia menyatakan : “Darahku akan melaknat tuan-tuan! Sedikitpun aku tidak ragu dan tidak bimbang, apakah aku mati di tempat tidur ataukah aku mati di medan perang, aku mati di tahanan ataukah aku mati dalam kebebasan, sebab aku akan bertemu dengan Tuhanku”.
Buku buku karangannya banyak berkisar pada masalah-masalah Negara, hukum dan politik antara lain : (1). Islam dan perundang-undangan; (2). Hukum Pidana dalam Islam; (3). Islam dan politik; (4). Islam di antara kebodohan ummat dan kelemahan ulama.
Mudah-mudahan arwah beliau ditempatkan di tempat yang layak, amalnya diterima Allah, darah dan atsarnya dapat membangkitkan para mujahidin lii’lai kalimatilah “di antara orang-orang mukmin ada sekelompok manusia yang benar-benar telah berjanji kepada Allah untuk berjihad, di antaranya ada yang sudah meninggal dan sebahagian lagi masih menanti”. (QS. Al-Ahzab : 23).
----------------------
ISLAM di antara kebodohan Ummat dan kelemahan Ulama, A. Qadir Audah, Penerbit : Media Da'wah Jakarta Pusat, Cetakan keempat 1406 H/1985 M, halaman 3-5.

Senin, 05 November 2007

Shanaou Yoshitsune

Shanaou Yoshitsune, menceritakan seorang anak bernama Hyota bersama teman-temannya (Kajika, Akana, Daibutsu dan Rien) kelompok penghibur jalanan Nokishita Ichiza. Cerita dimulai pada awal tahun Eiman (1165), Hyota dan teman-temannya diundang ke rumah bangsawan Fujiwara Naganari, disana ia bertemu dengan Ushiwakamaru yang mirip dengannya. Ushiwakamaru adalah tahanan rumah penguasa saat itu, Kiyomori Taira dari klan Heike.
Shanaou (depan), Mori (tengah)dan Benkei (belakang)
Kehadiran Hyota adalah sebagai pengganti posisi Ushiwaka dan mengeluarkannya dari rumah tersebut, Ushiwakamaru adalah keturunan bangsawan klan Genji yang terakhir. Hyota yang telah berganti posisi dengan Ushiwaka adalah ancaman bagi Kiyomori, lalu ia menjebak Tokiwa (ibunya Ushiwaka) dan memerintahkannya agar dibuang ke kuil gunung.
Meski telah dibuang ke kuil tidak berarti yang mengincar nyawanya berkurang. Beberapa kali utusan Kiyomori yang menyamar berusaha membunuhnya tetapi semuanya gagal, karena Hyota telah mendapatkan bekal beladiri dari Tengu setan pelindung gunung kurama.
Sementara itu Ushiwaka yang asli bersama Nokishita Ichiza, suatu hari mereka diundang ke pesta bangsawan yang ternyata adalah Kiyomori, agar tidak ketahuan Ushiwaka mencat wajahnya. Namun karena sakit mendadak, dalam masa perawatan Kiyomori mulai curiga dan mengutus mata-mata untuk mengikutinya. Setelah Ushiwaka mengenyahkan mata-mata Kiyomori, ia pulang ke rumahnya dan mengurung diri seumur hidup di gudang belakang rumah untuk belajar taktik perang. Lalu ia menuliskan taktik Sun Tzu “Kinzoku Kinnou” (Kalau mau mengalahkan musuh, tangkap dulu pemimpinnya, dapatkan milik musuh yang paling berharga, maka kita bisa menguasainya) untuk dipelajarinya di Kuil Kurama.
Pada suatu hari, Yorimasa Minamoto seorang klan Genji yang bekerja untuk Kiyomori mengunjungi kuil Kurama, melihat kejeniusan Hyota tumbuh harapannya pada masa depan klan Genji.Sementara itu Ushiwaka yang keluar dari gudang, terpergok oleh anak buah Heike dan akhirnya lari ke Kurama untuk memberitahukan Hyota meski dalam keadaan sakit. Ushiwaka yang dikejar oleh anak buah Heike diselamatkan seorang pedagang, Kichiji.
Ushiwaka akhirnya bertemu dengan Hyota dan memohon agar mengalahkan Heike jika ia meninggal dan menggantikan posisinya sebagai Ushiwaka. Dan menjelang akhir hayatnya Ushiwaka meninggalkan ajaran Rikuto kepada Hyota, untuk menjadi seorang pemimpin harus memiliki pribadi dan pengikut yang memiliki Yuu (Keberanian), Chi (Kebijaksanaan), Jin (Kebajikan), Shin (Kepercayaan) dan Chuu (Kesetiaan).
Fujiwara Naganari meminta Kichiji untuk menjemput Hyota dari kuil Kurama untuk diantar ke Oshu Hiraizumi agar bisa dilindungi Hidehira Fujiwara. Hyota yang sedng menyiapkan keberangkatannya ke Oshu mendengar tentang seorang Biksu seram bernama Mushashibo Benkei mengamuk di jembatan Gojo dan teringat akan ciri-ciri sahabatnya, Oniwaka. Hyota mengajaknya ke Oshu sebagai “Orang yang Setia”.
Sementara itu Kiyomori terus merencanakan pengejaran dan penetapan hadiah untuk kepala Ushiwaka bagi para pengikutnya yang berhasil membunuhnya.Mengetahui rencana tersebut Ushiwaka dan Benkei meninggalkan rombongan Kichiji. Ushiwaka melakukan upacara Genpaku (upacara kedewasaan) dan mengganti namanya menjadi Yoshitsune Minamoto. Untuk menghindai pengejaran Kiyomori, Ushiwaka menyusup ke kelompok perampok Yashato pimpinan Mori-san (Isesaburo Yoshimori) yang pada akhirnya menjadi pengikut Ushiwaka sebagai “Orang Pemberani”.Sebelum bertemu Kichiji di gerbang Shirakawa, rombongan Yoshitsune berkunjung ke tempat kakak Ushiwaka bernama Yoritomo Minamoto, yang berpura-pura bodoh. Yoritomo pun memperlihatkan baju zirah dan pedang warisan keluarga Genji serta menyatakan kesiapannya mengalahkan Heike. Yoshitsune pun berangkat ke Oshu untuk menghimpun kekuatan.
Ketika Yoshitsune bertemu Hidehira Fujiwara dan menginginkan membantunya mengalahkan Heike, Hidehira menanggapi dingin.Lebih seru lagi baca komiknya aja ya ………….