"Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji". (QS. al-Buruj (85) : 8)

Kamis, 30 Juni 2011

BIJAKLAH MENANAM

Panas hujan adalah anugrah. Bijaklah memilih tanaman sesuai musimnya, tak usah menunggu musim yang kau cintai untuk memetik buah dari tanaman yang kau usahakan.
 
Buah Perenungan :
Carilah kebahagiaan akhirat dengan mempergunakan karunia yang dilimpakkan kepadamu, tetapi jangan lupa urusan penghidupan di dunia ini. Dan berbuat baiklah seperti Allah telah berbuat baik padamu. Dan janganlah sengaja berbuat kerusakan di bumi. Sungguh Allah tidak senang pada orang-orang yang berbuat kerusakan. (QS. 28 : 77)

Kamu sekalian akan KAMI uji dengan keadaan serba ketakutan, lapar dan serba kekurangan, baik mengenai harta, baik jiwa maupun mengenai buah-buahan (hasil bumi). Maka gembiralah orang-orang yang sabar. (QS. 2 : 155)

Bila telah mengambil suatu keputusan, maka bertawakallah pada Allah (untuk melaksanakannya). Sungguh, Allah senang pada orang-orang yang bertawakal. (QS. 3 : 159)

BESARAN PERALATAN GAMELAN JAWA

Terkadang dalam mendesain besaran ruang untuk bangunan pertunjukkan tradisional tidak kita ketemukan di DATA ARSITEK (Architect's Data) karya Ernast dan Peter Neufert.
Dalam buku Sari-sari Basa Jawi Pepak tulisan M. Abi Tofani gamelan ada banyak macamnya, yaitu :
1. Bonang
2. Demung
3. Gambang
4. Gender
5. Gong
6. Kempul
7. Kendang
8. Kenong
9. Kethuk
10. Peking
11. Rebab
12. Saron
13. Siter / Kentrung
14. Suwuk
15. Thimplung, dan lain-lain.

Penghitungan besaran ruang yang berdasarkan dimensi yang tepat untuk peruntukkannya sangat diperlukan. Berikut ini coba saya sajikan besaran peralatan gamelan jawa yang biasa digunakan dalam pertunjukan tradisional wayang kulit, wayang orang dan kethoprak.
Cara membaca ukuran, misalnya tertulis 1.20 berarti 1,2 meter dan misalnya tertulis .40 berarti 0,4 meter atau 40 centimeter.
Suling

Gambang

Gender Baron

Gender Penembung

Gender Penerus

Gong dan Kempul

Kendang

Kethuk Kenong

Rebab

Saron Demung

Saron Peking

Saron Ricik

Siter atau Kentrung

MASJID MIFTAHUL FALAH

Masjid Miftahul Falah Tanjung Pinang
MASJID MIFTAHUL FALAH, Perum Bintan Permai, Jl.Ganet Km 11 Tanjung Pinang
(Km ada sebutan lain batu)

Tinggalkan Riba

يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا۟ اتَّقُوا۟ اللَّـهَ وَذَرُوا۟ مَا بَقِىَ مِنَ الرِّبَوٰٓا۟ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ
Hai orang-orang yang beriman! bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. (QS. 2 : 278).

Tafsir Ayat
"Hai orang-orang yang beriman! bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman". Orang beriman adalah orang yang diliputi oleh rasa kasih-sayang kepada manusia. Yang kaya kalau hendak memberi piutang, tidaklah bermaksud hendak memeras keringat dan tenaga sesama manusia. Yang miskin mengelak jauh-jauh daripada memberi kesempatan orang kaya memeras dirinya.
Kalau telah mengaku orang beriman, tinggalkan pekerjaan riba itu sama sekali. Itulah tanda beriman, sebab cinta kepada harta telah kamu ganti dengan cerita kepada Islam.
  

Latar Belakang Turunnya Ayat
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa turunnya ayat tersebut di atas berkenaan dengan pengaduan Banil Mughirah kepada Gubernur Mekah setelah Fathu Makkah, yaitu ‘Attab bin As-yad tentang hutang-hutangnya yang ber-riba sebelum ada hukum penghapusan riba, kepada Banu ‘Amr bin ‘Auf dari suku Tsaqif. Bani Mughirah berkata kepada ‘Attab bin Asyad: “Kami adalah manusia yang paling menderita akibat dihapusnya riba. Kami ditagih membayar riba oleh orang lain, sedang kami tidak mau menerima riba karena mentaati hukum penghapusan riba”. Maka berkata Banu ‘Amr: “Kami minta penyelesaian atas tagihan riba kami”. Maka Gubernur ‘Attab menulis surat kepada Rasulullah saw. yang dijawab oleh Nabi saw. sesuai dengan ayat di atas. Diriwayatkan oleh Abu Ya'la di dalam musnadnya dan Ibnu Mandah dari al-Kalbi dari Abi Shaleh, yang bersumber dari Ibnu Abbas رضي الله عنهما.
-----------------
Bibliography :
Al-Quraan dan Terjemahannya, Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur'an, Dept. Agama, Pelita II/1978/1979, Juz 3 halaman 69.
Asbabun Nuzul, KH Qomaruddin, Penerbit CV. Diponegoro Bandung, Cetakan ke-5, 1985, halaman 88 - 89.
Tafsir Al-Azhar Juzu' 3, Prof Dr. Haji Abdulmalik Abdulkarim Amrullah (Hamka), Penerbit PT. Pustaka Panjimas Jakarta, cetakan April 2001, halaman 71 - 73.
Tulisan Arab Al-Qur'an.

RENOVASI RUMAH KALIWUNGU INDAH

Rencana Tampak Depan setelah di Renovasi
Rumah yang direnovasi ini tipe 45 M2 dengan luas lahan 117 M2 berada di Perumahan Kaliwungu Indah. Perubahan dari sisi tampak diupayakan tak jauh dari konsep yang telah pengembang jalankan agar tetap serasi dengan desain yang sudah ada.
 
Denah Pengembangan
Spesifikasi untuk ruang tambahan adalah sebagai berikut :
Pondasi
Lajur batu kali dengan sloof.
Dinding
Pasangan batu bata dengan penguat beton bertulang, finishing cat tembok.
Lantai
Lantai utama keramik 30x30 motip sesuai eksisting yang ada, lantai garasi teraso 30x30 exADS.
Atap
Rangka atap kayu kalimantan diawetkan penutup atap genteng beton berwarna
Plafond
Ruang tambahan : dapur dan garasi memakai triplex 4mm dengan list kayu keliling, dinding finishing cat.
Kosen
Kayu jati 6/12, finishing melamic, daun pintu dobel teakwood dengan rangka kayu jati. Jendela seluruh rumah kaca rayben 5mm.
Dapur
Dapur dilengkapi dengan meja beton berlapis keramik dengan kitchenzink  stainless steel satu lubang.
Lain-Lain
Pintu garasi folding gate, pagar depan kombinasi antara dinding dan teralis besi dengan pintu dorong. Jalan masuk dari jalan ke garasi memakai paving.

BANGSA YANG MENYEMBAH BERHALA DI TENGAH BIMBINGAN NABI-NYA

Allah berfirman:
“Dan ingatlah ketika Kami berjanji kepada Musa empat puluh malam, lalu kamu menjadikan anak sapi sebagai sembahan sepeninggalnya dan kamu adalah orang-orang yang dzalim” (Al Baqarah: 51)

Ketika Nabi Musa diperintahkan oleh Allah selama 40 malam berada di bukit Tursina, maka bangsa Yahudi ditinggalkannya di bawah pimpinan Nabi Harun. Nabi Musa menanti di bukit Tursina ini adalah untuk memenuhi permintaan Kaum Yahudi kepadanya, agar Allah memberikan sebuah Kitab Suci sebagai bukti kebenaran kenabiannya. Lalu Tuhan berjanji kepada Musa akan memberikan Taurat dan memberi tempo kepadanya untuk menunggu. Menurut mereka saat-saat menunggu itu selama bulan Dzulqaidah dan sepuluh hari Dzulhijjah, tetapi mereka menganggapnya lama, lalu membuat anak sapi dari emas untuk disembah. Mereka berbuat dzalim kepada diri sendiri lantaran perbuatan syiriknya ini dan menempatkan sesuatu tidak pada tempatnya, yakni menyembah anak sapi yang dibuatnya dan emas sebagai ganti menyembah kepada Pencipta mereka dan Penciptanya.
Peristiwa Bangsa Yahudi di zaman Nabi Musa ini dikisahkan kembali oleh Al-Qur’an kepada Bangsa Yahudi yang hidup pada zaman Nabi Muhammad saw. dimaksudkan untuk menyatakan tingkah laku dan karakter Bangsa Yahudi yang begitu rusak. Sebab mereka tadinya minta kepada Nabi Musa agar Allah menurunkan Kitab Suci kepada mereka, tetapi sebelum Kitab Suci tersebut turun mereka telah menyambutnya dengan perbuatan-perbuatan jahil dan sikap menantang.
Akan tetapi perbuatan jahil mereka ini kemudian dihapuskan oleh Allah setelah mereka lebih dahulu bertobat. Allah tidak cepat-cepat membinasakan kaum Yahudi yang mengingkari ajaran Nabi Musa ini, bahkan menunda sampai Nabi Musa turun dari bukit Tursina adalah merupakan nikmat pula bagi mereka. Dalam sejarah ummat manusia hanya Bangsa Yahudilah yang menukar penyembahan kepada Allah dengan penyembahan kepada berhala yang berupa patung anak sapi dari emas. Demikianlah kehinaan dan rendahnya jiwa bangsa Yahudi yang tak mau menjadi baik walaupun dipimpin oleh seorang Nabi.
----------
76 Karakter Yahudi dalam Al-Qur’an karya Syaikh Mustafa Al-Maraghi, penyusun Drs. M. Thalib, Penerbit CV. Pustaka Mantiq Solo, cetakan pertama April 1989, halaman 23 - 25

Senin, 27 Juni 2011

Sedekah dari yang Terbaik

يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَنفِقُوا۟ مِن طَيِّبٰتِ مَا كَسَبْتُمْ وَمِمَّآ أَخْرَجْنَا لَكُم مِّنَ الْأَرْضِ ۖ وَلَا تَيَمَّمُوا۟ الْخَبِيثَ مِنْهُ تُنفِقُونَ وَلَسْتُم بِـَٔاخِذِيهِ إِلَّآ أَن تُغْمِضُوا۟ فِيهِ ۚ وَاعْلَمُوٓا۟ أَنَّ اللَّـهَ غَنِىٌّ حَمِيدٌ

Hai orang-orang yang beriman! nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang bunuk-buruk lalu kamu nafkahkan dari padanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji. (QS. 2 : 267).

Tafsir Ayat
"Hai orang-orang yang beriman! nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu....". Pengetahuan pertama yang kita dapat dari ayat ini adalah orang yang beriman itu suka berusaha. Orang yang beriman tidak mau menganggur, buang-buang waktu. Segala macam usaha yang halal diupayakan, termasuk bercocok tanam. Maka hasil yang baik-baik dari usaha-usaha itu hendaklah belanjakan atau nafkahkan.
"... Dan janganlah kamu memilih yang bunuk-buruk lalu kamu nafkahkan dari padanya,...". Untuk menimbang apa yang baik-baik itu dan apa pemberian buruk yang tercela itu disuruh mengukur dengan diri sendiri kalau kita diberi orang lain.
"..., padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya". Artinya ketika memberi barang kepada orang lain , taksirlah dan ukurlah kepada diri sendiri, bagaimana perasaan kita jika misalnya diberi orang barang seperti itu? Adalah suka menerima atau terima hantaran terpaksa.
"... Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji". Allah Maha Kaya! Allah Maha Terpuji! Sebab Dia selalu membantu dengan memberikan rezki yang baik-baik untuk menyempurnakan pujian kepada Allah, pilihkan yang baik-baik pula dan berikanlah kepada yang berhak menerimanya.
 

Latar Belakang Turunnya Ayat
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa turunnya ayat tersebut di atas berkenaan dengan kaum Anshar yang mempunyai kebun kurma. Ada yang mengeluarkan zakatnya Sesesuai dengan penghasilannya, tetapi ada juga yang tidak suka berbuat baik. Mereka menyerahkan kurma yang berkwalitas rendah dan busuk. Ayat tersebut di atas sebagai teguran atas perbuatan mereka. Diriwayatkan oleh al-Hakim, Tirmidzi, Ibnu Majah dan lain-lainnya yang bersumber dari al-Barra.

Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa ada orang-orang yang memilih kurma yang jelek untuk dizakatkan. Maka turunlah ayat tersebut di atas sebagai teguran atas perbuatan mereka. Diriwayatkan oleh Abu Daud, Nasa-i dan al-Hakim yang bersumber dari Sahl bin Hanif.

Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa Nabi memerintahkan berzakat fithrah dengan satu sha’ kurma. Pada waktu itu datanglah seorang laki-laki membawa kurma yang sangat rendah kwalitasnya. Maka turunlah ayat tersebut di atas sebagai petunjuk supaya mengeluarkan yang baik dari hasil kasabnya. Diriwayatkan oleh al-Hakim yang bersumber dari Jabir.

Dalam riwayat lainnya lagi dikemukakan bahwa para shahabat Nabi ada yang membeli makanan yang murah untuk disedekahkan. Maka turunlah ayat tersebut di atas sebagai petunjuk kepada mereka. Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Ibnu Abbas رضي الله عنهما.
-----------------
Bibliography :
Al-Quraan dan Terjemahannya, Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur'an, Dept. Agama, Pelita II/1978/1979, Juz 3 halaman 67.
Asbabun Nuzul, KH Qomaruddin, Penerbit CV. Diponegoro Bandung, Cetakan ke-5, 1985, halaman 86.
Tafsir Al-Azhar Juzu' 3, Prof Dr. Haji Abdulmalik Abdulkarim Amrullah (Hamka), Penerbit PT. Pustaka Panjimas Jakarta, cetakan April 2001, halaman 50 - 53.
Tulisan Arab Al-Qur'an.

GENKAN

Ditulis oleh Furui Asako, Foto-foto oleh Omori Hiroyuki

Ruang di depan yang berada setelah pintu masuk utama rumah Jepang disebut genkan. Rumah-rumah yang dibangun dalam gaya tradisional mempunyai semacam genkan yang resmi, dan anda diharapkan mengikuti tata krama tertentu ketika memasukinya. Pertama-tama anda berdiri di luar dan menyapa dengan resmi untuk memberitahukan kedatangan anda, lalu anda buka pintu luar dengan cara menggesernya, dan berjalan di atas lantai beton (tataki) yang berada di tingkat dasar. Seseorang yang tinggal di dalam rumah akan datang menuju ruang terbuka kecil yang menghadap tataki untuk menyambut anda. Kalau orang tersebut mengundang anda ke dalam, lepaskan sepatu anda. kemudian naiki anak tangga kayu (shikidai). Kini anda dapat masuk ke dalam rumah menuju ruang yang disiapkan untuk para tamu.
Genkan terletak di batas psikologis antara bagian dalam rumah dan dunia luar. Ruang ini juga merupakan bagian penting dari setiap rumah Jepang, karena orang Jepang tidak memakai sepatu di dalam rumah dan karena itu perlu ruangan untuk melepaskan sepatu. Apartemen dan condominium harus mempunyai sebuah genkan, biasanya dengan desain yang lebih sederhana.
Kata genkan semula digunakan bagi pintu masuk ke kuil Zen. Kata ini ditulis dengan dua huruf gambar, yang berarti “pintu gerhang menuju pengetahuan yang dalam” Hal ini menyatakan secara tidak langsung bahwa seseorang yang melewati pintu gerbang sedang memulai kehidupan latihan Zen yang berat. Genkan kuil mempunyai banyak arti bagi para pengikut latihan itu merupakan langkah pertama mereka memasuki kehidupan Zen.
Sekitar abad ke 17, samurai mulai membangun ruang depan pada jalan masuk rumah mereka, lengkap dengan anak tangga shikidai. Mereka sebut ruang depan mereka genkan . seperti pintu gerbang kuil Zen. Tidak lama kemudian, para pedagang kaya juga mulai membangunnya, dan kebiasaan ini kemudian menyebar pada rakyat umum.
Sekarangpun genkan dapat dikatakan sebagai bagian paling bergengsi dari rumah, sebuah tempat di luar kehidupan sehari-hari yang membosankan. Genkan merupakan batas antara bagian dalam rumah dan dunia luar. Ruang ini menunjukkan citra rumah terhadap para pengunjung. Itulah sebabnya anda akan sering melihat beberapa dekorasi di sana, misalnya bunga atau ornamen.
Genkan merupakan sebuah tempat tradisi. Orang-orang yang pulang ke rumah dan pemakaman tidak akan memasukinya sebelum mereka menaburkan garam pada tubuh mereka sendiri di luar rumah dalam suatu upacara penyucian kuno.
Ada tata-krama tertentu yang harus diikuti sewaktu menggunakan tempat yang penting ini. Misalnya. sebelum memasuki genkan seseorang, anda diminta menanggalkan mantel dan topi, dan memastikan bahwa pakaian anda rapi. Begitu di dalam genkan anda harus melepaskan sepatu. Sepatu paling baik diletakkan dengan ujung menghadap pintu. dan menempatkannya pada tingkat dasar dekat anak tangga. sedikit ke pinggir (jangan di tengah). Dengan melakukan ini akan menunjukkan rasa hormat terhadap tata-krama genkan.
------------------------------------------------------------------------

Para tamu akan berdiri di atas lantai beton (tataki (1)) dan menunggu sampai seseorang yang tinggal di dalam rumah menjawab panggilan mereka. Mereka kemudian akan disapa dari bagian dalam ruang depan (yoritsuki, (4)), dan diundang masuk Mereka akan melepaskan sepatu dan meninggalkannya pada anak tangga batu (2). Kemudian, mereka menaiki anak tangga kayu (shikidai, (3)), lalu menuju yoritsuki. Yoritsuki biasanya mempunyai layar dekoratif.

Majalah Triwulan NIPPONIA, No. 20, 15 Maret 2002, Penerbit Heibonsha Ltd, Tokyo, Japan, halaman 20.

ABDURRAHMAN BIN AUF

Nama lengkapnya Abu Muhammad Abdurahman bin Auf Bin Abdi Lu’ay. Namanya pada masa jahiliyah Abdu Amru. Ada pula yang menyebutnya Abdul Harits dan Abdul Ka’bah. Setelah masuk Islam Rasulullah SAW memanggilnya Abdurrahman ibunya adalah Syifa binti Auf, termasuk yang masuk Islam dan mengikuti hijrah.
Abdurrahman bin Auf Radhiallahu Anhu telah masuk Islam sebelum Rasulullah SAW membina para sahabatnya di Darul Arqam. Beliau dua kali hijrah ke Habasyah dan mengikuti seluruh peristiwa (pertempuran) pada masa Rasulullah SAW dan termasuk yang tegar bersama Rasulullah SAW pada peristiwa Uhud.
Salah satu keistimewaan Abdurrahman bin Auf adalah ia pernah mengimami Rasulullah SAW dalam shalat. Yaitu pada peristiwa perang Tabuk. Rasulullah SAW pergi untuk bersuci. Setelah kembali, beliau mendapati orang-orang sudah pada shalat satu raka’at bersama Abdurrahman bin Auf. Segera saja Rasulullah menyusul. Setelah selesai, Rasulullah SAW bersabda, ”Tidak akan diwafatkan seorang Nabi kecuali Ia telah sholat di belakang orang shaleh dan ummatnya.”
Abdurrahman bin Auf berhidung mancung, tinggi ramping dan agak bungkuk. Ibnu Ishak berkomentar: ”Dua giginya tanggal, kakinya pincang karena terluka pada peristiwa Uhud dan di sekujur badannya ada lebih 20 bekas luka akibat berbagai pertempuran yang diikuti olehnya.”
Sahabat Anas bin Malik bercerita, ketika Aisyah radhiallahu Anha berada di rumah, ia mendengar suara gaduh di Madinah. Beliau berkata: ”Ada apa ini? Mereka menjawab: Rombongan onta milik Abdurrahman bin Auf tiba di Syam. Jumlahnya 500 onta sarat dengan muatan. Aisyah radhiallahu ‘Anha berkata:  “Aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda: ”Aku melihat Abdurrahman bin Auf masuk syurga dengan merangkak”.
Maka orang-orang yang mendengar apa yang dituturkan Aisyah radhiallahu Anha itu menyampaikan kepada Abdurrahman bin Auf. Lalu beliau mendatangi dan menanyakan kepada Aisyah ra tentang perkara itu. Kemudian beliau bersumpah : “Sungguh aku bersaksi di hadapanmu (Aisyah radhiallahu ‘Anha) bahwa onta dengan seluruh muatannya aku infakkan di jalan Allah Taala.
Az Zuhry berkata:”Abdurrahman bin Auf menginfakkan separuh hartanya pada masa Rasulullah SAW sejumlah 4000, kemudian berinfak sejumlah 40.000. lalu 40.000 lagi. a juga menginfakkan 500 kuda dan 1500 onta untuk keperluan perang di jalan Allah. Seluruh hartanya tersebut dihasilkan dari perdagangan”.
Saad bin Ibrahim radhiallahu Anhu berkisah: (dari ayahnya) bahwa Abdurrahman bin Auf suatu Ketika disuguhi makanan sedang ia dalam keadaan puasa maka ia berkata “Mushab bin Umar padahal lebih baik (dariku) dikafani dengan kain yang bila ditarik untuk menutup kepalanya kakinya terbuka dan jika ditarik untuk menutup kakinya kepala yang terbuka. Beliau juga berkata : “Ketika Hamzah terbunuh (sedangkan Ia lebih baik dariku) hanya tertutup selembar kain untuk mengkafaninya sedangkan dunia dihamparkan selebar-lebarnya untukku, Aku takut, ini adalah kebaikan yang Allah Ta‘ala dahulukan bagiku (di dunia) sementara di akherat tidak mendapat apa-apa”. Kemudia beliau menangis dan meninggalkan makanan tersebut (Shahih Bukhori, bab Perang Uhud, V/30)
--------

SEBAB-SEBAB DOA TIDAK DIPERKENANKAN

Dalam buku Ibadah dan Kekuatan Do’a tulisan M. Yunan Nasution diterangkan bahwa Ibrahim bin Adham, seorang Ulama yang terkemuka pada abad ke-VII merincikan 10 sebab-sebab doa-doa tidak diperkenankan, yaitu
  1. Kamu mengaku mengenal Tuhan, tapi tidak kamu penuhi hak-hakNya. Artinya, tidak kamu sembah Dia sebagaimana mestinya.
  2. Kamu membaca Al-Quran, tapi tidak kamu amalkan isi-isinya. Jadi, hanya disimpan menjadi ‘azimat, atau kalau dibaca, hanya dilagu-lagukan, tanpa berusaha memahamkan isinya.
  3. Kamu berdo’a cinta kepada Rasulullah, tapi tidak kamu jalankan sunnahnya. Artinya, kamu beramal tanpa ilmu, hanya menurut tradisi dan lain-lain.
  4. Kamu berdo’a menjadi musuh syaithan, tapi kamu patuh kepadanya. Maksudnya, kamu hanya dikuasai oleh syaithan dan hawa nafsü kamu, bukan kamu yang menguasainya.
  5. Kamu berdo’a untuk melepaskan diri dari neraka, tapi kamu lemparkan sendiri dirimu kedalamnya. Artinya, tidak mau mengerjakan yang ma’ruf, tapi selalu bergelimang dengan perbuatan dosa dan maksiat.
  6. Kamu berdo’a untuk masuk sorga, tapi tidak beramal. Maksudnya, tidak mengatur persiapan-persiapan yang merupakan bakal untuk masuk sorga.
  7. Kamu katakan bahwa kematian itu pasti datang. tapi kamu tidak mempersiapkan diri menghadapinya.
  8. Kamu sibuk mengurus aib saudaramu, tapi kamu tidak melihat aib sendiri. Artinya, hanya bisa menunjuk-nunjuk kekurangan orang lain, tapi tidak melakukan mawasdiri (introspeksi).
  9. Kamu makan nikmat Tuhan-mu, tapi kamu tidak bersyukur kepada-Nya. Maksudnya, tidak tahu berterimakasih, hanya mau menerima saja.
  10. Kamu kuburkan orang yang meninggal dunia, tapi tidak kamu tarik ibarat (pelajaran) dari peristiwa itu. Artinya, tatkala mengiringkan dan memakamkan jenazah, haruslah semakin ingat kepada kematian dan mempersiapkan diri menghadapinya.

Menurut saya perlu ditambahkan pula, kita mesti menjaga apa-apa yang kita makan. Di jaman yang sulit bagi kaum Muslimin sekarang ini, sulit dalam hal pengawasan atau pengawalan proses dan pemilihan bahan produk-produk olahan jadi dari negara-negara non Muslim ataupun dari pengusaha-pengusaha non Muslim, kita mesti berpegang teguh kepada QS Al-Maidah ayat 3, yaitu :
"Diharamkan atas kamu (makan) bangkai, dan darah, dan daging babi, dan apa-apa yang disembelih karena yang lain dari Allah; dan yang (mati) dicekek, dan yang (mati) dipukul, dan yang (mati) jatuh dari atas, dan yang (mati) ditanduk dan yang (mati) ditokak binatang buas, kecuali barang yang kamu (sempat) sembelih, dan (binatang) yang disembelih di atas nushub (yaitu di tempat sembelihan yang tertentu buat berhala), …………….., maka sesungguhnya Allah itu Pengampun, Penyayang".

dan hendaknya kita menjaga makanan sembelihan yang tidak disebut "Bismillah", karena nabi mencontohkan ".... dan diwaktu menyembelih binatang. Nabi perintahkan "menyebut nama Allah" (HR. Bukhari dan Muslim)

Dengan tetap berpegang pada ayat Al-Qur'an dan Sunnah diatas pastinya kita tidak akan mengkonsumsi yang telah Allah haramkan, dengan harapan semoga do'a-do'a kita DIIJABAH ALLAH. Adakah yang lenih membahagiakan selain dari itu?

----------
PUSTAKA ACUAN
Tafsir Qur'an "AL FURQAN", A. Hassan, Penerbit Al-Ikhwan Surabaya, Cetakan Kedua 1986
Dalam buku Ibadah dan Kekuatan Do’a, M. Yunan Nasution, Penerbit Ramadhani Sala, halaman 48-51
Soal-Jawab Tentang Berbagai Masalah Agama jilid III, A. Hassan, Penerbit CV. Diponegoro Bandung, 1977, bab 9 Makanan-Minuman dan Sembelihan halaman 1107-1110

RUMAH KLASIK

Pengembangan rumah type 68 / 140 m2 di Jangli Permai ini, memperbaiki tampak bangunan agar terasa klasik dengan penempatan "Fokus of Interest" berupa dinding batu alam yang menambah keasriannya.
Pengembangan denah hanya menambah dapur dan ruang makan agar terasa lebih luas. Dan penataan taman dan tempat cuci jemur agar lebih nyaman. Karena penghuninya (suami-istri) bekerja maka ditempatkan pintu samping regol selasar, sehingga jendela-jendela kamar masih "akrab" dengan sinar matahari. Garis merah pada denah adalah bentuk rumah sebelum pengembangan.

MUSHOLLA AL-HIDAYAH

Musholla Al-Hidayah, belakang Pasar Karangjati Ungaran
Musholla Al Hidayah Karangjati Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang

BANGSA YANG PERNAH DIUJI DALAM PERBUDAKAN RAJA-RAJA MESIR

Allah berfirman:
“Dan ingatlah ketika Kami menyelamatkan kamu dan pengikut-pengikut Fir’aun, mereka menimpakan siksa yang kejam, menyembelih anak-anak laki-lakimu dan membiarkan hidup anak-anak perempuanmu. Dan dalam hal itu terdapat ujian besar dari Tuhan kamu!’ (Al Baqarah 49)

Kepada orang-orang Yahudi yang hidup di masa turunnya A1-Qur’an, Allah menyebut-nyebut tentang nikmat-nikmat-Nya yang pernah dialami oleh nenek moyang mereka. Karena pemberian nikmat kepada suatu ummat merupakan pemberian kepada segenap perorangannya baik yang mengalami nikmat itu ataupun yang tidak, sebab peninggalan yang ada di kalangan ummat itu akan diwarisi oleh generasi berikutnya.
Berbagai macam bencana yang diingatkan kepada kaum Yahudi dalam Al-Qur’an adalah bencana yang telah menimpa bangsa ini akibat perbuatan yang dikerjakan oleh segenap orang Yahudi.
Para ahli sejarah menceritakan bahwa orang pertama dari kalangan Bani Israil yang masuk ke Mesir ialah Nabi Yusuf as., kemudian datang saudara-saudaranya bergabung kepadanya. Lalu mereka berkembang biak dan dalam masa empat ratus tahun mencapai jumlah enam ratus ribu orang, yaitu ketika mereka keluar dari Mesir karena penindasan Fir’aun dan kaumnya. Karena ketika itu Firaun melihat bertambah banyaknya kaum Yahudi di negerinya mendesak Mesir, maka ia mulai membudakkan mereka, dan memaksa kerja berat dalam pelbagai bidang pekerjaan dan perusahaan. Akan tetapi sekalipun bogitu, jumlah mereka semakin bertambah di samping tetap berpegang kepada kebiasaan dan tradisi mereka, tanpa mau berbaur sedikit pun dengan masyarakat Mesir dan tidak berpartisipasi dalam perjuangan mereka, sampai kepada sikap egoisme, enggan dan perasaan lebih tinggi dan bangsa lain, karena keyakinan bahwa mereka bangsa pilihan Tuhan dan manusia yang paling mulia. Kenyataan ini mencemaskan bangsa Mesir dan khawatir kalau kaum Yahudi semakin bertambah besar akan mengalahkan dan merampas negeri mereka. Karena itu bangsa Mesir yang giat, aktif, suka kerja dan berpikiran tajam menjadi susah, lalu berusaha membinasakan mereka dengan jalan membunuh anak lakilaki mereka dan membiarkan hidup anak-anak perempuan mereka. Kemudian Fir’aun memerintahkan kepada semua kabilah supaya membunuh setiap bayi laki-laki bangsa Israil.
Para ahli sejarah meriwayatkan bahwa ketika Allah mengutus Musa kepada Fir’aun dan kaumnya, Ia mengajak mereka supaya mereka beriman kepada-Nya dan Musa minta kepada mereka agar membebaskan Bani Israil, tidak menganiaya dan menindas. Tetapi justru Fir’aun menyiksa mereka lebih hebat lagi dan menganiaya mereka dengan lebih kejam.
Hal ini dikuatkan oleh keterangan yang terdapat dalam Kitab Keluaran pada Kitab Taurat, bahwa Allah memberitahukan kepada Musa yang menyatakan bahwa Ia akan menjadikan hati Fir’aun keras terhadap Bani Israil, akan lebih menganiaya dan tidak akan melepaskan pergi bersama Musa, sampai Allah perlihatkan ayat-ayat-Nya. Sesudah Musa mengajak Fir’aun supaya iman, ia bertambah zalim dan durhaka. Lalu menyuruh kepada orang-orang yang mengerja-paksakan Bani Israil supaya bersikap lebih keras lagi terhadap mereka, tidak memberi upah yang dulu biasanya diberikan sebagai upah kerja bangunan, memaksakan mengumpulkan batu dan mengerjakan semua bangunan yang dibangun tanpa keringanan sedikit pun.
-------
76 Karakter Yahudi dalam Al-Qur’an karya Syaikh Mustafa Al-Maraghi, penyusun Drs. M. Thalib, Penerbit CV. Pustaka Mantiq Solo, cetakan pertama April 1989, halaman 23 - 25

Jumat, 24 Juni 2011

RUMAH BAPAK DEDI KUSMAYADI

Facade Tropis di Tampak Rumah
 Tampak rumah sangat tropis, Rumah Tinggal dengan 2 Lantai 140/ 320 m2 milik Dedi Kusmayadi di Suak Sidomulyo Lampung Selatan, memiliki dimensi ruang yang cukup luas dengan kolam renang pribadi dan sisa lahan yang masih cukup luas untuk berkebun. Rumah ini memiliki 2 teras, satu teras sebagai main entrance dan satu teras dari ruang keluarga yang mengarah ke "taman" samping yang luas.

Zoning Lantai Dasar sangat kekeluargaan, dimana kamar Utama dengan kamar tidur anak disatukan dengan ruang keluarga. Ruang makan yang tidak jauh dari dapur dan ruang service lain (Kamar Mandi dan Garasi).
Sementara untuk lantai 1 (lantai atas) digunakan untuk ruang tidur tamu, musholla, kamar mandi dan ruang cuci jemur. Kesatuan lantai dasar dan lantai diatasnya dihubungkan dengan lubang void yang diharapkan menyatukan suasana rumah.

TIDAK ADA PAKSAAN BAGI WANITA

Dalam Islam tidak ada paksaan bagi wanita untuk menanggung hidup sengsara bersama sama laki-laki yang tidak mampu memberikan nafkah walau dalam batas minimal. Namun kalau ia menenimanya, itu merupakan suatu kebajikan dan keluhuran akhlak dari padanya. Dan kalau ia menolak, suaminya tidak punya hak sedikit pun untuk memaksanya. Karena kaidah Al Quran sudah menetapkan bahwa Allah tidak memaksa kepada manusia lebih dari sekedar kekuatannya. Kalau hal ini diabaikan, umat Islam akan terkena fitnah.
Allah Ta’ala pun memerintahkan kepada Rasulullah s.a.w. untuk memberikan kebebasan memilih kepada para isterinya antara bergelimang dalam kehidupan mewah tetapi diceraikan Rasulullah dengan baik, atau menerima dengan ikhlas kehidupan sederhana cara hidup Rasulullah s.a.w., suatu kehidupan yang bagi kita lebih tepat dikatakan sebagai ”persekot” dari kenikmatan hidup akherat. Ternyata mereka - sesuai dengan kedudukannya sebagai ummahatul mukminin dan isteri-isteri makhluk terbaik Allah - menerima baik hidup sederhana.
Hai Nabi! Katakanlah kepada isteri-isterimu: “Jika kamu sekalian menginginkan kehidupan dunia dan perhiasannya , maka marilah supaya kuberikan kepadamu kesenangan dunia dan menceraikan kamu dengan cara yang baik. Dan jika kamu menghendaki (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya serta kesenangan diakherat, maka Allah menyediakan bagi siapa yang berbuat baik di antara kamu pahala yang besar”. (QS 33 : 28-29).

----------------
PUSTAKA ACUAN :
Surat Terbuka untuk Para Wanita, Sayid Qutb dan Umar Tilmasani, Penerbit Gema Insani Press, cetakan keenam 1990 halaman 47-48.
Soal-Jawab Tentang Berbagai Masalah Agama jilid III, A. Hassan, Penerbit CV. Diponegoro Bandung, 1977, bab 8 tentang Istri yang meninggalkan rumah halaman 1068

MASJID PANGERAN DIPONEGORO (MPD)

Masjid P. Diponegoro (MPD) Tembalang
Masjid Pangeran Diponegoro Jl Prof. Soedarto Tembalang Banyumanik Semarang. Bentuk dan arsitekturnya tetap sama ketika didirikan, yang menjadikan berbeda adalah sekarang bertingkat dan ada peng-gaya-an ka'bah pada mighrabnya.

Peng-gaya-an Ka'bah pada Mighrabnya.

Jangan Mengungkit Sedekah

يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تُبْطِلُوا۟ صَدَقٰتِكُم بِالْمَنِّ وَالْأَذَىٰ كَالَّذِى يُنفِقُ مَالَهُۥ رِئَآءَ النَّاسِ وَلَا يُؤْمِنُ بِاللَّـهِ وَالْيَوْمِ الْءَاخِرِ ۖ فَمَثَلُهُۥ كَمَثَلِ صَفْوَانٍ عَلَيْهِ تُرَابٌ فَأَصَابَهُۥ وَابِلٌ فَتَرَكَهُۥ صَلْدًا ۖ لَّا يَقْدِرُونَ عَلَىٰ شَىْءٍ مِّمَّا كَسَبُوا۟ ۗ وَاللَّـهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الْكٰفِرِينَ

Hai orang-orang yang beriman! janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan sipenerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang orang yang kafir. (QS. 2 : 264).

Tafsir Ayat
"Hai orang-orang yang beriman! janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan sipenerima),...". Seruan  Allah ta'ala untuk orang-orang yang beriman, bahwa menyebut-nyebut dan menyakiti yang diberi sedekah adalah merusakkan sedekah itu sendiri. Shadaqah (sedekah) baik kepada orang yang perlu dibantu, atau pada jalur lain, yakni keperluan umum untuk pembangunan masyarakat Islam. Maka kalau dimulai menyebut-nyebut atau menyakiti niscaya habislah arti sedekah itu. Lebih baik tidak memberi tetapi dengan budi yang baik daripada memberi tetapi mencerca.
"..., seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian... ". Menyebut-nyebut dan menyakiti orang yang diberi bukanlah sedekah orang beriman, melainkan sedakah orany yang riya, orang yang beramal karena mengharap pujian dan sanjungan manusia.
"... Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah)....". Suatu perumpamaan yang jitu dari Allah; hati seorang yang seperti ini diumpamakan dengan sebuah batu besar yang tandus, yang walaupun ada tanah diatas datarannya, hanyalah tanah debu dibawa angin, sebab itu maka tumbuh-tumbuhan yang tumbuh diatas tanah singgah itu, tidaklah tumbuh-tumbuhan yang bisa berakar ke bawah, sebab yang menanti dibawahnya hanya  batu belaka. Kemudian datang hujan yang lebat. Maka tanah yang tertumpuk diatas batu tandus itupun disapu habis oleh air turut mengalir dengan air hujan itu kebawah, sehingga batu itu menjadi licin kembali.

"... Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan;...". Jangan mengharapkan hasil baik dari batu licin, tandus dan gersang. Maksudnya ialah penderma-penderma yang mencerca sedekah, menyebut-nyebut dan menyakiti, walaupun berulang-ulang dia memberi sedekah, sama saja dengan berulang-ulang tumbuh rumput di atas tanah yang disinggahi angin diatasnya. Hartanya keluar, tetapi nilainya disisi Allah tidak ada.
 "... dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang orang yang kafir". Inilah keputusan Allah yang amat berbahaya kepada orang yang bersedekah karena riya. Walaupun  mengaku Islam, keadaaanya sama saja dengan orang yang kafir.
-----------------------------
Bibliography :
Al-Quraan dan Terjemahannya, Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur'an, Dept. Agama, Pelita II/1978/1979, Juz 3 halaman 66.
Tafsir Al-Azhar Juzu' 3, Prof Dr. Haji Abdulmalik Abdulkarim Amrullah (Hamka), Penerbit PT. Pustaka Panjimas Jakarta, cetakan April 2001, halaman 44 - 47.
Tulisan Arab Al-Qur'an.

BANGSA YANG DIPERINGATKAN ALLAH KARENA KEINGKARANNYA TERHADAP NIKMAT ALLAH

Allah berfirman:
“Hai, Bani Israil Ingatlah nikmat-Ku yang telah Aku anugerahkan kepadamu dan ingatlah bahwa Aku telah melebihkan kamu atas segala ummat di alam ini. Dan takutlah kamu kepada satu hari yang seseorang tidak akan dapat membela orang lain sedikit pun dan Tidak akan diterima syafaat darinya dan tidak diambilnya tebusan daripadanya dan mereka tidak akan mendapat pertolongan.” (Al Baqarah :  47-48)

Ayat ini mengingatkan Bani Israil akan nikmat Allah yang pernah mereka terima, tetapi selalu mereka lupakan. Di dalam ayat ini dijelaskan rupa nikmat yang diterima oleh Bangsa Yahudi ini, yaitu berupa karunia kelebihan dari bangsa lain.
Bangsa Yahudi memperoleh kelebihan dari bangsa-bangsa lain sekalipun dibandingkan dengan mereka yang telah maju kebudayaan dan peradabannya, seperti bangsa Mesir dan Bangsa Palestina.
Mereka dipanggil dengan nama bapak mereka, karena bapak mereka inilah yang menjadi sumber kebanggaan dan kemuliaan mereka. Nikmat dan kelebihan itu semua disandarkan kepada mereka, karena kedua hal tersebut memang telah mencakup. Kelebihan ini hanyalah mereka peroleh karena mereka berpegang kepada perbuatan-perbuatan hina, karena orang yang menganggap dirinya terhormat, tentulah ia akan menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan yang hina.
Allah mengingatkan mereka akan kelebihan ini untuk menyadarkan mereka bahwa Dzat yang memberikan kelebihan mereka ketimbang ummat lain, dapat pula memberikan kelebihan itu kepada orang lain seperti Muhammad saw. dan ummatnya. Juga untuk menyadarkan bahwa merekalah yang lebih patut dibandingkan dengan sémua bangsa lain untuk memperlihatkan ayat-ayat yang dibawa oleh Muhammad. Karena orang yang diberi kelebihan lebih patut baginya mendahului melakukan yang baik daripada orang lain yang di bawahnya. Dan kelebihan ini jika berupa banyaknya para Nabi pada mereka, maka tak ada satu pun ummat menandingi mereka. Tetapi dengan kelebihan ini tak berarti bahwa tiap-tiap pribadi dari mereka ini lebih mulia dari pribadi-pribadi ummat lainnya. Di samping itu tidak menghalangi kemungkinan diunggulinya mereka oleh bangsa-bangsa yang paling remeh sekalipun, jika mereka menyimpang dari jalan kebenaran, meninggalkan tuntutan para Nabi mereka, sedangkan bangsa lain justru mengambil petunjuk para Nabi itu.
Adapun jika kelebihan ini berupa dekatnya mereka kepada Allah lantaran mengikuti syari’at-Nya, maka kelebihan itu hanya terbukti pada para Nabi dan orang-orang yang mendapatkan petunjuk dari kalangan manusia di zamannya serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik sepanjang mereka masih berketetapan hati melaksanakan syari’at itu dan menempuh jalan yang membawa mereka berhak untuk mendapatkan keutamaan.
Di samping Bani Israil ini diperingatkan atas nikmat yang mereka terima, juga disusul dengan ancaman, agar mereka takut kepada siksa Allah yang pasti akan datang. Ancaman yang menyertai peringatan ini seolah-olah dapat dikatakan sebagai satu pernyataan marah yang tak tertahan karena kerusakan moral yang sangat berat pada Bani Israil ini. Dengan kata lain seolah-olah Allah berfirman:
“Jika kamu wahai Bani Israil, tidak mau ta’at kepada-Ku sesudah menerima nikmat-Ku, maka sekarang takutlah kamu menghadapi siksa berat dari Aku pada suatu saat di masa datang.”
Bangsa Yahudi mempunyai suatu anggapan yang sangat sesat terhadap hukum pembebasan Allah di akhirat kelak. Walaupun mereka menjadi bangsa yang menerirna kitab-kitab suci dari Allah, tetapi aqidah mereka tetap sesat seperti halnya kaum penyembah berhala, yang mengkiaskan pengadilan akhirat dengan pengadilan yang berlaku di dunia. Mereka menyangka, adalah mungkin untuk membebaskan orang-orang berdosa dari siksa dengan jalan membayar tebusan, atau pertolongan orang-orang yang dekat dengan hakim, sehingga hakim mengubah pendapatnya dan membatalkan apa yang telah diniatkannya.
Keingkaran Bangsa Yahudi terhadap pembalasan akhirat yang serba adil dan anggapan mereka bahwa pengadilan di akhirat dapat dipengaruhi oleh suap dan pembelaan orang-orang tertentu adalah bukti nyata keingkaran mereka képada nikmat Allah.
-------
76 Karakter Yahudi dalam Al-Qur’an karya Syaikh Mustafa Al-Maraghi, penyusun Drs. M. Thalib, Penerbit CV. Pustaka Mantiq Solo, cetakan pertama April 1989, halaman 20 - 23

Jembatan Barelang

Jembatan Barelang, Batam, Kepulauan Riau
TravelNusa (Traveler Nusantara). Kurang afdol berkunjung ke Batam jika tidak menengok jembatan Barelang ini, dari pusat kota kurang lebih 50 kilometer. Jembatan ini terdiri dari 6 rangkaian jembatan, yaitu jembatan Tengku Fisabilillah [jembatan pulau Tonton], jembatan Raja Ali haji [jembatan pulau Nipah], jembatan Nara Singa II [jembatan pulau Setoko], jembatan Raja Kecil [jembatan pulau Galang] serta jembatan Tuanku Tambusi [jembatan pulau Galang Baru]. Jembatan-jembatan inilah yang menghubungkan pulau-pulau kecil disekitarnya. Jembatan yang dibangun pada masa pemerintahan presiden Habibie ini merupakan jembatan yang luar biasa dari sisi konstruksi masa itu. 
Wisata Kuliner pun ada disini
Seperti layaknya tempat keramaian dikota-kota pulau Jawa pada umumnya. Wisata jembatan Barelang menawarkan kuliner kaki lima seperti jagung bakar, bakso, minuman ringan dan lain-lain. Tempat ini menawarkan malam minggu yang panjang, karena jika malam minggu tiba tempat ini ramai dikunjungi muda-mudi yang menghabiskan malam. Dan warung-warung sekitar pulau menjadikan kita betah berlama-lama di tempat ini, cukup romantis.

Selasa, 21 Juni 2011

MASJID KAMPUS UNDIP

Masjid Kampus UNDIP
Masjid Kampus UNDIP Jl Prof Soedarto Tembalang Semarang, masjid ini berada di kompleks kampus Universitas Diponegoro Semarang Jawa Tengah. Kurang lebih mampu menampung 500 orang jamaah. Masjid yang diresmikan pada hari Jum'at 17 Dzulhijjah 1430 H atau bertepatan dengan tanggal 4 Desember 2009 M oleh rektor Undip, Prof. Dr. dr.  Susilo Wibowo MS. Med, Sp. And.

Arsitek masjid (2004) ini adalah Prof. Ir. Totok Roesmanto M.Eng, pria kelahiran Magelang, 5 Mei 1952. Dengan riwayat pendidikan lulusan S1 Jurusan Arsitektur Universitas Diponegoro Semarang tahun 1979 dan S2 Jurusan Sejarah dan Teori  Arsitektur Toyohashi University of Technology Jepang.

RUMAH SEDERHANA

Rumah Tinggal gaya 70-an
Seorang teman meminta didesainkan rumah sederhana dengan facade seperti tahun 1970 - 1980.
Rumah ini dia hadiahkan untuk bapaknya yang menjelang masa pensiun rumah dengan ukuran 99m2 yang tak sebanding dengan tanah masih bersisa cukup luas, karena rumah ini bernuansa rumah desa dengan sekeliling pelataran pohon-pohon tinggi berbuah.
Permainan atap limasan dan finishing dinding batu diharapkan mengembalikan kenangan tahun 1970 - 1980.

PERBEDAAN HADITS NABAWI BIASA DENGAN HADITS QUDSI

Para ulama "Ahli Hadits" menggunakan dua cara istilah didalam meriwayatkan suatu hadits untuk membikin perbedaan antara Hadits Nabawi Biasa dengan Hadits Qudsi :
  1. Untuk meriwayatkan sebuah Hadits Nabawi Biasa, mereka menggunakan istilah : "Bersabda Rasulullah s.a.w. ...... dan seterusnya.
  2. Untuk meriwayatkan Hadits Qudsi, mereka menggunakan istilah : "Bersabda Rasulullah s.a.w. meriwayatkan dari Tuhannya" .......dan seterusnya atau "Allah berfirman sebagaimana diriwayatkan oleh Rasulullah" ....dan seterusnya.
--------
272 Hadits Qudsi, Muhammad Tajuddin bin Almanawi Alhaddadi, Penerbit PT. Bina Ilmu Surabaya, cetakan kedua 1979.

Belanjakan Separuh Karunia

يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَنفِقُوا۟ مِمَّا رَزَقْنٰكُم مِّن قَبْلِ أَن يَأْتِىَ يَوْمٌ لَّا بَيْعٌ فِيهِ وَلَا خُلَّةٌ وَلَا شَفٰعَةٌ ۗ وَالْكٰفِرُونَ هُمُ الظّٰلِمُونَ
Hai orang-orang yang beriman! belanjakanlah sebagian daripada apa yang Kami telah karuniakan kepada kamu, sebelum datang satu hari yang tidak ada perdagangan padanya, dan tidak ada persahabatan, dan tidak ada syafa'at; dan kafir-kafir itulah orang-orang yang zhalim. (QS. 2 : 254).

Tafsir Ayat
"Hai orang-orang yang beriman! belanjakanlah sebagian daripada apa yang Kami telah karuniakan kepada kamu, sebelum datang satu hari yang tidak ada perdagangan padanya, ...". Terhadap kebenaran manusia tidak sama, ada yang beriman ada yang kafir. Selisih-paham akan hilang dari dunia ini, demikian telah ditentukan oleh Tuhan. Maka kita yang mengaku beriman, apakah kewajiban kita? Cukupkah kalau hanya mengaku beriman tetapi tidak mau membelanjakan harta benda yang telah dianugerahkan Allah buat menegakkan jalan Allah? Kalau demikian sikap dalam mengaku iman, pastikanlah kita akan kalah di dalam perlombaan hidup dan dalam perlombaan menegakkan keyakinan. Kalau cahaya agama kita menjadi muram dan guram oleh kebakhilan kita apakah yang akan terjadi? Betapa pun sucinya cita kita, pastilah kita akan kalah. Kalau kehendak agama kita tak berjalan, maka yang bertanggung-jawab adalah kita sendiri. Dihadapan Tuhan di hari kiamat pertanggung-jawaban itu mesti dijalankan.
"... dan tidak ada persahabatan, dan tidak ada syafa'at;...". Meskipun kita bersahabat karib dengan orang yang alim dan agung dalam hal agama, tidak akan dapat menolong kita, dan syafa'at pun tidak bisa diharapkan dari seseorang di sisi Tuhan. Untuk menghindarkan bahaya di akhirat hanyalah keinsafan sekarang. Harta-benda yang telah dikaruniakan Allah kepada kita, janganlah disangka kepunyaan sendiri. Sewaktu-waktu bisa dicabut Tuhan. Mengapa tidak dipergunakan untuk membangun kebajikan di dunia?
Di ayat ini Allah tidak sedang berfirman meminjam, tetapi razaqnakum (kami kurniakan kepada kamu). Ayat ini tidak targhib (rayuan, ajakan halus) lagi, melainkan sudah tarhib (ancaman).
"... dan kafir-kafir itulah orang-orang yang zhalim". Perintah ini bagi orang beriman yang kafir. Kafir karena ingkar kepada Tuhan, kafir kepada akhirat dan kafir dalam pengakuan iman. Dia sholat, puasa, tetapi menolak ajakan membelanjakan harta pada jalan Allah, dia bakhil. Akhirnya agamanya mundur, sabilillah tidak berdiri, hakikat agama tidak tegak lagi. Si bakhil menganiaya dirinya sendiri dengan menolak ketentuan kebenaran.
-----------------------
Bibliography :
Tafsir Qur'an Al-Furqan, A. Hassan, Penerbit Al Ikhwan Surabaya, cetakan kedua 1986.
Tafsir Al-Azhar Juzu' 3, Prof Dr. Haji Abdulmalik Abdulkarim Amrullah (Hamka), Penerbit PT. Pustaka Panjimas Jakarta, cetakan April 2001, halaman 14 - 15.
Tulisan Arab Al-Qur'an.

Jumat, 17 Juni 2011

MASJID AGUNG BATAM

Masjid Raya Batam
Masjid ini di desain oleh Ir Achmad Noe'man. Luas Lahan : ± 75.000 m2 ( Ruang salat dan mezanin 2515,00 m2, Ruang wudhu pria 506,70 m2, Ruang wudhu wanita 178,10 m2, Ruang simpan sepatu 39,96 m2, Ruang kegiatan (lantai dasar) 2.190,24 m2, Menara tinggi 66 m dengan luas 9,00 m2, Selasar penghubung 1.270,00 m2. Kapasitas jamaah di dalam masjid ± 3.500 jamaah dan luar masjid ± 15.000 jamaah. (More info : http://masjidrayabatam.net )

Raja Ali Haji dan Gurindam

Masih dari cerita melancong di Pulau Penyengat Kepulauan Riau, dalam buku-buku Belanda, pulau kecil ini disebut Mars. Menurut masyarakat setempat, nama pujian-pujian dari pulau ini adalah Indera Sakti. Aku tertarik dengan gurindam karya Raja Ali Haji, beliau merupakan tokoh penting di dunia Melayu. Pengaruh pemikirannya terhadap perkembangan dunia Melayu sangat kentara melalui berbagai karya sastranya. Ia juga dikenal sebagai ulama yang banyak berpengaruh terhadap wacana dan tradisi pemikiran di dunia Melayu. Beliau diangkat menjadi Pahlawan Nasional Bidang Bahasa Indonesia, Bapak bahasa Melayu – Indonesia dan Budayawan di gerbang abad XX. Salah satu karya sastranya adalah “Gurindam Dua Belas”. Makam ini biasanya sangat ramai dikunjungi untuk berziarah, dan gurindamnya penuh nasihat.
Untaian-untaian nasihatnya diabadikan di sepanjang dinding bangunan makamnya dan di Balai Adat sebelum pintu masuk ruangan. Sehingga, setiap pengunjung yang datang dapat membaca serta mencatat karya maha agung tersebut.

Gurindam Dari Pasal Pertama hingga Pasal Ke-Enam



GURINDAM PASAL YANG PERTAMA
Barang siapa tiada memegang agama
Segala-gala tiada boleh dibilang nama
Barang siapa mengenal yang empat
Maka yaitulah orang yang ma’rifat
Barang siapa mengenal Allah
Suruh dan tegaknya tiada ia menyalah
Barang siapa mengenal diri
Maka telah mengenal akan Tuhan yang bahri
Barang siapa mengenal dunia
Tahulah ia barang yang terpedaya
Barang siapa mengenal akhirat
Tahulah ia dunia mudharat

GURINDAM PASAL YANG KEDUA
Barang siapa mengenal yang tersebut
Tahulah ia makna takut
Barang siapa meninggalkan sembahyang
Seperti rumah tiada bertiang
Barang siapa meninggalkan puasa
Tidaklah mendapat dua termasa
Barang siapa meninggalkan zakat
Tiadalah hartanya beroleh berkat
Barang siapa meninggalkan haji
Tiadalah ia menyempurnakan janji

GURINDAM PASAL YANG KETIGA
Apabila terpelihara mata
Sedikitlah cita-cita
Apabila terpelihara kuping
Khabar yang jahat tiadalah damping
Apabila terpelihara lidah
Niscaya dapat daripadanya faedah
Bersungguh-sungguh engkau memeliharakan tangan
Daripada segala berat dan ringan
Apabila perut terlalu penuh
Keluarlah fi’il yang tidak senonoh
Anggota tengah hendaklah ingat
Di situlah banyak orang yang hilang semangat
Hendaklah peliharakan kaki
Daripada berjalan yang membawa rugi

GURINDAM PASAL YANG KEEMPAT
Hati itu kerajaan di dalam tubuh
Jikalau zalim segala anggota tubuh pun rubuh
Apabila dengki sudah bertanah
Datanglah daripadanya beberapa anak panah
Mengumpat dam memuji hendaklah pikir
Di situlah banyak orang yang tergelincir
Pekerjaan marah jangan dibela
Nanti hilang akal di kepala
Jika sedikitpun berbuat bohong
Boleh diumpamakan mulutnya itu pekung
Tanda orang yang amat celaka
Aib dirinya tiada ia sangka
Bakhil jangan diberi singgah
Itulah perompak yang amat gagah
Barang siapa yang sudah besar
Janganlah kelakuannya membuat kasar
Barang siapa perkataan kotor
Mulutnya itu umpama ketor
Di manakah salah diri
Jika tidak orang lain yang berperi
Pekerjaan takbur jangan direpih
Sebelum mati didapat juga sepih

GURINDAM PASAL YANG KELIMA
Jika hendak mengenal orang berbangsa
Lihat kepada budi dan bahasa
Jika hendak mengenal orang yang berbahagia
Sangat memeliharakan yang sia-sia
Jika hendak mengenal orang mulia
Lihatlah kepada kelakuan dia
Jika hendak mengenal orang yang berilmu
Bertanya dan belajar tiadalah jemu
Jika hendak mengenal orang yang berakal
Di dalam dunia mengambil bekal
Jika hendak mengenal orang yang baik perangai
Lihat pada ketika bercampur dengan orang ramai

GURINDAM PASAL YANG KEENAM
Cahari olehmu akan sahabat
Yang boleh dijadikan obat
Cahari olehmu akan guru
Yang boleh tahukan tiap seteru
Cahari olehmu akan isteri
Yang boleh menyerahkan diri
Cahari olehmu akan kawan
Pilih segala orang yang setiawan
Cahari olehmu akan abdi
Yang ada baik sedikit budi


Gurindam dari Pasal Ke-Tujuh hingga Pasal Ke-Duabelas

GURINDAM PASAL YANG KETUJUH
Apabila banyak berkata-kata
Di situlah jalan masuk dusta
Apabila banyak berlebih-lebihan suka
Itu tanda hampirkan duka
Apabila kita kurang siasat
Itulah tanda pekerjaan hendak sesat
Apabila anak tidak dilatih
Jika besar bapanya letih
Apabila banyak mencat orang
Itulah tanda dirinya kurang
Apabila orang yang banyak tidur
Sia-sia sajalah umur
Apabila mendengar akan kabar
Menerimanya itu hendaklah sabar
Apabila mendengar akan aduan
Membicarakannya itu hendaklah cemburuan
Apabila perkataan yang lemah lembut
Lekaslah segala orang mengikut
Apabila perkataan yang amat kasar
Lekaslah orang sekalian gusar
Apabila pekerjaan yang amat benar
Tidak boleh orang berbuat onar

GURINDAM PASAL YANG KEDELAPAN
Barang siapa khianat akan dirinya
Apalagi kepada lainnya
Kepada dirinya ia aniaya
Orang itu jangan engkau percaya
Lidah suka membenarkan dirinya
Daripada yang lain dapat kesalahannya
Daripada memuji diri hendaklah sabar
Biar daripada orang datangnya kabar
Orang yang suka menampakkan jasa
Setengah daripadanya syirik mengaku kuasa
Kejahatan diri disembunyikan
Kebajikan diri diamkan
Ke’aiban orang jangan dibuka
Ke’aiban diri hendaklah sangka

GURINDAM PASAL YANG KESEMBILAN
Tahu pekerjaan tak baik tetapi dikerjakan
Bukannya manusia yaitulah syaitan
Kejahatan seorang perempuan tua
Itulah iblis punya penggawa
Kepada segala hamba-hamba raja
Di situlah syaitan tempatnya manja
Kebanyakan orang yang muda-muda
Di situlah syaitan tempat bergoda
Perkumpulan laki-laki dengan perempuan
Di situlah syaitan punya jamuan
Adapun orang tuah yang hemat
Syaitan tak suka membuat sahabat
Jika orang muda kuat berguru
Dengan syaitan jadi berseteru

GURINDAM PASAL YANG KESEPULUH
Dengan bapa jangan derhaka
Supaya Allah tidak murka
Dengan ibu hendaklah hormat
Supaya badan dapat selamat
Dengan anak janganlah lalai
Supaya boleh naik ke tengah balai
Dengan kawan hendaklah adil
Supaya tangannya jadi kapil

GURINDAM PASAL YANG KESEBELAS
Hendaklah berjasa
Kepada yang sebangsa
Hendak jadi kepala
Buang perangai yang cela
Hendaklah memegang amanat
Buanglah khianat
Hendak marah
Dahulukan hujjah
Hendak dimalui
Jangan memalui
Hendak ramai
Murahkan perangai

GURINDAM PASAL YANG KEDUABELAS
Raja mufakat dengan menteri
Seperti kebun berpagarkan duri
Betul hati kepada raja
Tanda jadi sebarang kerja
Hukum adil atas rakyat
Tanda raja beroleh inayat
Kasihkan orang yang berilmu
Tanda rahmat atas dirimu
Hormat akan orang yang pandai
Tanda mengenal kasa dan cindai
Ingatkan dirinya mati
Itulah asal berbuat bakti
Akhirat itu terlalu nyata
Kepada hati yang tidak buta