"Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji". (QS. al-Buruj (85) : 8)

Minggu, 30 September 2018

Yang Banyak Tidak Menjadi Jaminan

Banyak dan sedikitnya pengikut tidaklah menjadi jaminan benar tidaknya sesuatu. Adanya pengikut murni berada di tangan Allah (diatur oleh-Nya). Agama yang dibawa Nuh ialah agama yang juga dibawa Muhammad, namun Nuh berdakwah 950 tahun lamanya sedang pengikutnya hanya sedikit, adapun Muhammad berdakwah selama 23 tahun dan diikuti oleh ummat ini sampai sekarang.

Dr. Abdul Aziz Tharifi, ulama yang mengampu berbagai majelis di Riyadh Saudi Arabia, Kepala Bidang Riset dan Penelitian Kementerian Urusan Islam, KSA. (Twitter : @AbdulazizTarifi) - Twit Ulama 

Sabtu, 29 September 2018

Disebabkan Karena Orang Yang Muslih

Rasa aman dari azab dan musibah yang Allah berikan kepada sebuah umat adalah karena keberadaan al Mushlih, orang-orang yang memperbaiki situasi. “Dan Tuhanmu sekali-kali tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zalim, sedangkan penduduknya orang-orang yang berbuat kebaikan.” (QS. Huud 117). Al Ishlah (perbaikan) adalah kedudukan di atas Ash Shilaah (berbuat baik).

Dr. Abdul Aziz Tharifi, ulama yang mengampu berbagai majelis di Riyadh Saudi Arabia, Kepala Bidang Riset dan Penelitian Kementerian Urusan Islam, KSA. (Twitter : @AbdulazizTarifi) - Twit Ulama 

Amal yang Manfaat

قال الإمام ابن القيّم رحمه الله تعالى
  
العمل بغير إخلاص ولا اقتداء، كالمسافر يملأ جرابه رملاً يثقله ولا ينفعه

الفوائد(٥٢) 📚

Al-Imam Ibnul Qayyim رحمه الله تعالى berkata; "Amal tanpa keikhlasan (karena Allah) dan contoh (ittiba') kepada Rasulullah صلى الله عليه وسلم, seperti musafir yang memenuhi tempat airnya dengan PASIR yang hanya akan memberatkannya dan tidak bermanfaat untuknya."

(Al-Fawaid : 52)

Jumat, 28 September 2018

Antara Mukmin dan Munafik

“Dan apabila kamu melihat mereka, tubuh-tubuh mereka menjadikan kamu kagum” (QS. Al-Munaafiqun : 4). Sebagian salaf berkata: kekuatan seorang mukmin ada pada hatinya dan kelemahannya ada pada fisiknya, sebaliknya kekuatan orang munafik ada pada fisiknya dan kelemahannya ada pada hatinya.

Asy-Syaikh Khalid bin Utsman As-Sabt, doktor dalam bidang ‘Ulumul Qur’an, dosen di Universitas Damam Jurusan Pendidikan Fakultas Studi Islam, Saudi Arabia. (Twitter : @khaled_alsabt) - Twit Ulama  

Kamis, 27 September 2018

Sedikit Namun Dengan Ketaqwaan

Untaian kata yang kukagumi: “Amal yang sedikit namun diiringi ketaqwaan kepada Allah itu nilainya lebih besar daripada amal yang banyak namun tidak diiringi ketaqwaan kepada Allah”.

Syaikh Abdul ‘Aziz bin Muhammad As-Sadhan, salah seorang murid Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz, Doktor dalam ilmu Ushuluddin Universitas Al Imam. (Twitter : @Dr_Alsadhan) - Twit Ulama  

Rabu, 26 September 2018

Menyikapi Kekurangan Diri Sendiri

Kekurangan adalah keniscayaan pada setiap orang, dan merupakan taufik dari Allah apabila seorang hamba menyibukkan diri untuk memperbaiki kekurangannya sendiri dan terus menuju kesempurnaan. Sebaliknya, amatlah celaka bagi orang yang menyibukkan diri dengan kekurangan orang lain.

Dr. Yusuf Al-Syubailiy, Riyadh, pengajar fiqh di Ma’had ‘Ali (perguruan tinggi) Hukum, anggota Asosiasi Ahli Fiqh Syari’ah Amerika. (Twitter : @yalshubaily) - Twit Ulama 

Selasa, 25 September 2018

Metode Pendidikan Rasul

Salah satu metode pendidikan ala Nabi adalah memberi wejangan kepada anak, misalnya : “Nak, sebelum makan sebutlah nama Allah (membaca basmalah/tasmih), makanlah dengan tangan kanan dan makanlah makanan yang terdekat denganmu”, “Nak, jagalah (syariat) Allah, Allah akan menjagamu”.

Syaikh Abdul ‘Aziz bin Muhammad As-Sadhan, salah seorang murid Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz, Doktor dalam ilmu Ushuluddin Universitas Al-Imam. (Twitter : @Dr_Alsadhan) - Twit Ulama 

Senin, 24 September 2018

Jangan Engkau Mengkafirkan

Tergesa-gesa menghukumi “kafir” bagi seseorang, tidak akan berani dilakukan (seseorang muslim) kecuali satu dari 3 alasan berikut :
1. Dia adalah orang yang sedikit ilmunya.
2. Orang yang lemah akalnya (Bodoh. pent)., atau
3. orang yang mengambil manfaat dari perbuatan tersebut untuk kepentingannya sendiri.

Dr. Khalid Al-Mushlih, dosen fiqh pada Universitas Al-Qashim, Saudi Arabia), salah satu murid senior sekaligus menantu Syaikh Muhammad bin Shalih Al-’Utsaimin. (Twitter : @Dr_almosleh) - Twit Ulama 

Minggu, 23 September 2018

Jalan Kebenaran

“Tunjukilah kami jalan yang lurus”, yaitu jalan yang dicari, jalan hidayah, dan jadikan kami berjalan di atas jalan tesebut di bawah naungan petunjuk. Makna “jalan” di sini adalah jalan secara makna maupun fisik, dalam akidah maupun amal, jalan kebenaran di dunia dan jembatan shirathal mustaqim di akhirat, yang ujungnya adalah surga.

Dr. Muhammad Hisyaam Thaahiri, mendapatkan gelar Doktor dari Fakultas Akidah Universitas Islam Madinah, Imam dan Khotib di Kementrian Wakaf Kerajaan Arab Saudi. (Twitter : @dr_abusalah) - Twit Ulama   

Sabtu, 22 September 2018

Menfaatkan Kekuatan Yang Ada

Kekuatan dapat digunakan untuk tujuan yang bermanfaat atau tujuan yang menghancurkan, semuanya mungkin digunakan untuk menolong agama-Nya. “Dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)Nya dan rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya” (QS. Al-Hadiid : 25).

Dr. Abdullah As-Sulmi, pengajar fiqh di Perguruan Tinggi Kehakiman, Riyadh, pakar dalam fiqh jual beli kontemporer, salah seorang murid Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin رحمه الله. (Twitter : @DrAbdullahsulmi) - Twit Ulama   

Jumat, 21 September 2018

Bidah Dalam Islam

Barang siapa yang berbuat bid’ah dalam Islam dan dianggap sebagai kebaikan, maka dia telah menuduh Nabi Muhammad pengkhianat risalah karena Allah berfirman, “Pada hari ini telah kusempurnakan bagi kalian agama kalian” (QS. Al-Maaidah : 3) (Majmu’ Al Fatawaa 1/132 dan Asy-Syifaa karya Al-Qadhi ‘Iyadh 2/27).

Syaikh Salim Al-Thawil, salah seorang murid Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsamin. (Twitter : @saltaweel) - Twit Ulama  

Kamis, 20 September 2018

Akan Mencela Diri Sendiri

“Dan janganlah kalian mencela diri kalian sendiri” (QS. Al-Hujurat : 11)

Allah berfirman, “Diri kalian sendiri” dan bukan mengatakan, “Dan janganlah kalian cela orang lain”, karena orang-orang beriman itu ibarat jasad yang satu, siapa yang mencela saudaranya sesama muslim, maka seakan-akan dia telah mencela dirinya sendiri.

Dr. Abdul Wahhab bin Nashir ath-Thariri Dosen dan pernah menjabat sebagai tim kurikulum Universitas Muhammad bin Su’ud, murid Syaikh Ibnu Jibrin. (Twitter : @altriri) - Twit Ulama  

Rabu, 19 September 2018

Pahala Disisimu Dan Yang Disegerakan

Salah seorang salaf berkata: “Kalau sampai kepadamu perkataan dari saudaramu (berupa celaan –pent) yang menyakitimu, maka janganlah engkau risau. Seandainya perkataan saudaramu itu benar, maka itu adalah hukuman bagimu yang disegerakan (daripada mendapatkan hukuman di akhirat –pent). Seandainya perkataan saudaramu tidak benar, maka itu menjadi pahala kebaikan untukmu tanpa engkau harus berbuat baik".

Prof. Dr. Sa’ad Al-Khathlan, dosen di King Saud University (KSU) Riyadh, Saudi Arabia.(Twitter : @saad_alkhathlan) - Twit Ulama  

Selasa, 18 September 2018

Akan Selamat Dari Kerusakan

Dengan tauhid, ibadah, ketaatan, amar ma’ruf, nahi munkar dan meninggalkan maksiat, kita akan ditolong –dengan izin Allah- dan tidak akan memberi mudharat kepada kita, tipu daya orang yang rusak dan para penjahat.

Dr. Ahmad Al-Kous, Khatib di Masjid Al-‘Ajeery, Cordoba. Konsultan Bidang Kerumahtanggaan di Kantor Urusan Agama Kuwait, kolumnis di Harian Al-Wathan Kuwait. (Twitter : @Ahmad_Alkous) - Twit Ulama  

Senin, 17 September 2018

Mengharap Kebaikan Dari Tulisan

Setiap kita akan berpindah ke kehidupan lain (mati –pent) yang tersisa tinggal apa yang kita tulis. Maka beruntunglah bagi siapa yang tulisannya menghasilkan kebaikan dan memperpanjang kebaikannya walaupun amalnya sudah terputus. Dan celakalah mereka yang tulisannya justru menjadi laknat baginya di alam kuburnya.

Dr. Yusuf Al-Syubailiy, Riyadh, pengajar fiqh di Ma’had ‘Ali (perguruan tinggi) Hukum, anggota Asosiasi Ahli Fiqh Syari’ah Amerika. (Twitter : @yalshubaily) - Twit Ulama  

Minggu, 16 September 2018

Yang Tidak Bisa Bersatu

Orang yang menamakan “Islam Liberal” boleh jadi belum paham Islam atau boleh jadi belum paham makna “Liberal” atau bahkan belum paham keduanya, namun kemudian berusaha untuk menyatukan dua hal yang saling kontradiktif dan tidak mungkin bersatu.

Dr. Abdul Aziz-Tharifi, ulama yang mengampu berbagai majelis di Riyadh Saudi Arabia, Kepala Bidang Riset dan Penelitian Kementerian Urusan Islam, KSA. (Twitter : @AbdulazizTarifi) - Twit Ulama  

Sabtu, 15 September 2018

Riba versus Shadaqah

كما أن الربا يمحق، فالصدقة تزيد المال وتنميه، لأن الربا ظلم، والصدقة إحسان

شيخ ابن تيمية

"Sebagaimana riba menghilangkan (keberkahan harta), maka shadaqah menambah harta dan mengembangkannya, karena riba merupakan kezhaliman, sedangkan shadaqah merupakan perbuatan baik."
Syaikh Ibn Taimiyah

Jumat, 14 September 2018

Disampaikan Kepada Manusia

“Adapun atas nikmat Rabbmu, maka sampaikanlah” (QS. Adh-Dhuha : 11), termasuk di dalamnya ialah atas nikmat ilmu, disampaikan dengan cara mendakwahkannya kepada manusia.

Syaikh Abdul ‘Aziz bin Muhammad As-Sadhan, salah seorang murid Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz, Doktor dalam ilmu Ushuluddin Universitas Al-Imam. (Twitter : @Dr_Alsadhan) - Twit Ulama 

Kamis, 13 September 2018

Ketika Dalam Majlis

Al-Maududi berkata, “Aku tak pernah temukan dalam buku-buku sejarah, tidak juga dalam buku-buku hadits sebuah contoh yang menunjukkan bahwa Nabi atau salah seorang Khulafaurrasyidin memasukkan wanita dalam majlis syura”.

Dr. Muhammad Al-Habdan, anggota Rabithah Ulama’ Al-Muslimin (Ikatan Ulama Muslimin). (Twitter : @dr_alhabdan) - Twit Ulama 

Rabu, 12 September 2018

Kadar Ketaqwaan Dan Rasa Takut

Pada Firman Allah, “Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Musa dan Harun Kitab Taurat dan penerangan serta pengajaran bagi orang-orang yang bertakwa yaitu orang-orang yang takut akan (azab) Tuhan mereka, sedang mereka tidak melihat-Nya” (QS. Al-Anbiya’ : 49).

Maka seorang hamba akan mendapatkan sifat-sifat yang disebutkan pada ayat ini (penerangan dan pengajaran –pent) sesuai dengan kadar ketakwaan dan rasa takutnya kepada Allah.

Asy-Syaikh Khalid bin Utsman As-Sabt, doktor dalam bidang ‘Ulumul Qur’an, dosen di Universitas Damam Jurusan Pendidikan Fakultas Studi Islam, Saudi Arabia. (Twitter : @khaled_alsabt) - Twit Ulama   

Selasa, 11 September 2018

Menghindari Perdebatan

Imam Malik رحمه الله berkata, “Perdebatan itu akan menumbuhkan saling berbantah-bantahan, dan akan membuat cahaya ilmu lenyap dari hati”.
Imam Syafi’i رحمه الله berkata, “Berbantah-bantahan dalam agama akan mengeraskan hati dan mewariskan dendam”.

Syaikh Khalid al-Musaithir, Imam dan Khotib di Masjid Walidah Khalid al-Bulthan, Riyadh. Pengajar di bidang Teknik, Pimpinan Umum Rumah Tahfizh Qur'an Muslimah di Riyadh. (Twitter : @musaiteer) - Twit Ulama 

Senin, 10 September 2018

Letak Keberkahan Dalam Keseharian

Keberkahan bukan hanya pada gaji yang besar saja! Keberkahan itu juga pada kesehatan, keluarga, anak, harga yang stabil, perekonomian yang baik yang semua itu menyebabkan seseorang istiqomah di atas syariat Allah dan meninggalkan maksiat.

Dr. Ahmad Al-Kous, Khatib di Masjid Al-‘Ajeery, Cordoba. Konsultan Bidang Kerumahtanggaan di Kantor Urusan Agama Kuwait, kolumnis di Harian Al-Wathan Kuwait. (Twitter : @Ahmad_Alkous) - Twit Ulama   

Minggu, 09 September 2018

Karena Keutamaaan Yang Diberikan

Apabila kita perhatikan hadits Nabawi, “Tidak ada yang bisa menghalangi apa yang Engkau berikan, dan tidak ada pula yang mampu memberi apa yang Engkau halangi”. Maka kita akan mencintai Allah Ta’ala semata dan tidak akan hasad dengan salah satu di antara kita karena keutamaan yang Allah Ta’ala berikan kepadanya.

Dr. Umar Al-Muqbil, dosen hadits di Fakultas Syari’ah Universitas Al-Qashim, Wakil Ketua di Lembaga Ilmiah untuk Studi Al-Qur’an, Saudi Arabia. (Twitter : @dr_almuqbil) - Twit Ulama 

Sabtu, 08 September 2018

Memenuhi Hati Dengan Kebaikan

Penuhilah hatimu dengan kebaikan dan kasih sayang. Karena setiap wadah yang terisi (penuh) dapat mengairi sekitarnya. Dan ada yang mengatakan, Jika hati terisi penuh (dengan kebaikan) maka lisan akan senantiasa berbicara hal-hal yang baik pula.

Dr. Khalid Al-Mushlih, dosen fiqh pada Universitas Al-Qashim, Saudi Arabia, salah satu murid senior sekaligus menantu Syaikh Muhammad bin Shalih Al-’Utsaimin. (Twitter : @Dr_almosleh) - Twit Ulama  

Beramal Karena Dunia

Allah Ta’ala berfirman :

مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لَا يُبْخَسُونَ أُولَٰئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الْآخِرَةِ إِلَّا النَّارُ ۖ وَحَبِطَ مَا صَنَعُوا فِيهَا وَبَاطِلٌ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

“Barangsiapa menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali Neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan.” [QS. Huud : 15-16]

Ayat ini menunjukkan tercelanya orang yang beramal karena berharap dunia. Namun orang yang berharap dunia dari amalnya ada beberapa macam :
Pertama : Orang yang beramal shalih berupa sedekah, puasa, sholat dan sebagainya dengan niat agar rezekinya dilancarkan dan ditambah hartanya. Ia tak mengaharapkan pahala dari Allah dan keridloanNya. Maka yang seperti ini hanya akan diberikan di dunia saja jika Allah berkehendak. Adapun di akherat ia tidak mendapat pahala, yang akan ia dapatkan adalah siksa api Neraka.
Abul Abbas al-Qurthubi berkata, “Jika pendorong untuk beramalnya adalah dunia maka tidak menjadi ibadah, tetapi ia adalah maksiat. Bahkan bisa menjadi kufur yaitu syirik besar atau riya yaitu syirik kecil. Ini bila pendorongnya hanya dunia semata, bila tidak mendapat dunia tentu ia tidak akan beramal.” (al-Mufhim 12/50)

Kedua : Orang yang beramal shalih mengharapkan pahala dari Allah dan keridloan-Nya, tetapi iapun mengharapkan dunia dari amalannya.
Maka yang seperti dilihat mana yang lebih dominan. Jika yang lebih dominan adalah niat akheratnya, maka ia mendapat pahala. Jika yang lebih dominan adalah harapan dunia, maka ia mendapatkan dosa, dan amalnya tidak diterima. Dan jika sama sama kuat maka saling berguguran dan tidak mendapat pahala dan tidak juga dosa. Sebagaimana yang dikatakan oleh Syaikh Utsaimin dalam majmu fatawa beliau (1/99).

Badru Salam, حفظه الله تعالى - BBG al-Ilmu

Jumat, 07 September 2018

Kembali Kepada Yang Merencanakan

“Rencana jahat itu tidak akan menimpa selain kepada orang yang merencanakannya.” (QS. al-Faathir : 43)

Ibnu ‘Abbas رضي الله عنهما berkata, “Akibat dari kesyirikan tidaklah menimpa selain kepada orang yang berbuat syirik.” Kita berlindung kepada Allah dari kesyirikan, yang besar maupun yang kecil, yang nampak maupun yang tersembunyi.

Syaikh Misyari Rasyid Al-Afasy, qari’ yang masyhur di Timur Tengah dan Indonesia, Imam Masjid besar Kuwait dan alumnus Universitas Islam Madinah Fakultas Studi Islam dan Al-Qur’an. (Twitter : @mishari_alafasy) - Twit Ulama  

Kamis, 06 September 2018

Dengan Ujian, Tampak Dua Golongan

Kebenaran, akan ditolong dan juga akan diuji, jangan heran, inilah ketentuan ar-Rahmaan. Dengan ujian akan tampak golongan-Nya, dan manusia akan terpecah menjadi 2 bagian (golongan Allah dan golongan Syaitan –pent). (Imam Ibnul Qoyyim رحمه الله)

Dr. Muhammad al-Hamuud an-Najdi, Doktor dalam bidang akidah, Imam dan Khotib di Masjid Shobaah An-Naashir. (Twitter : @alnajdi1) - Twit Ulama  

Rabu, 05 September 2018

Kebaikan Itu...

Kebenaran itu bagaikan matahari, sinarnya membara membakar segala kebathilan.

Dr. Khalid Al-Mushlih, dosen fiqh pada Universitas Al-Qashim, Saudi Arabia, salah satu murid senior sekaligus menantu Syaikh Utsaimin رحمه الله. (Twitter : @Dr_almosleh) - Twit Ulama 

Selasa, 04 September 2018

Yang Memberi Pekerjaan

“Allah beri kerajaan bagi siapa yang Ia kehendaki, dan Ia ambil kerajaan bagi siapa yang Ia kehendaki” Dari raja dan penguasa seumur hidup, menjadi tahanan seumur hidup (terkait vonis hukuman seumur hidup bagi Husni Mubarak -pent)

Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajjid, pengasuh web IslamQA. (Twitter : @almonajjid) - Twit Ulama 

Senin, 03 September 2018

Pahala Disisimu Dan Yang Disegerakan

Salah seorang salaf berkata: “Kalau sampai kepadamu perkataan dari saudaramu (berupa celaan –pent) yang menyakitimu, maka janganlah engkau risau. Seandainya perkataan saudaramu itu benar, maka itu adalah hukuman bagimu yang disegerakan (daripada mendapatkan hukuman di akhirat –pent). Seandainya perkataan saudaramu tidak benar, maka itu menjadi pahala kebaikan untukmu tanpa engkau harus berbuat baik".

Prof. Dr. Sa’ad Al-Khathlan, dosen di King Saud University (KSU) Riyadh, Saudi Arabia. (Twitter : @saad_alkhathlan) - Twit Ulama 

Minggu, 02 September 2018

Dengan Mentadabburi Tafsirnya

Cobalah engkau membaca Qur'an 5 ayat - 5 ayat dengan tadabbur menggunakan Al-Qur'an yang ada tafsirnya, agar engkau bisa memahami makna ayat secara umum, dan juga membaca asbabun nuzul-nya. 5 ayat - 5 ayat maksudnya sesuai dengan kebanyakan jumlah ayat yang diturunkan oleh Jibril kepada Nabi kita Muhammad ﷺ.

Dr. Ibrahim ad-Duwaisy, Dosen Sunnah Nabawiyyah di Universitas Qashim, Kepala Pusat Studi Kemasyarakatan. (Twitter : @ibrahim_aldwish) - Twit Ulama 

Sabtu, 01 September 2018

Kelebihan Para Sahabat Rasul

Allah membersihkan jiwa para sahabat Nabi dengan sesuatu yang tidak dilakukan kepada yang lainnya, “Dia mengetahui apa yang ada di hati mereka, kemudian Dia menurunkan ketenangan kepada mereka.” (QS. al-Fath : 18).

Dr. Abdul Wahhab bin Nashir ath-Thariri Dosen dan pernah menjabat sebagai tim kurikulum Universitas Muhammad bin Su’ud, murid Syaikh Ibnu Jibrin. (Twitter : @altriri) - Twit Ulama 

Tangis Generasi Salaf

Generasi salaf adalah generasi yang memiliki hati yang amat lembut. Sehingga hati mereka mudah tergugah dan menangis karena takut kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Terlebih tatkala membaca ayat-ayat suci Al-Qur'an.

Ketika membaca firman Allah:
وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ

“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu” [Al-Ahzab : 33]

‘Aisyah Radhiyallahu 'anha menangis tersedu-sedu hingga basahlah pakaiannya.

Demikian pula Ibnu Umar رضي الله عنهما, ketika membaca ayat.
أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ آمَنُوا أَن تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ لِذِكْرِ اللَّهِ
“Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka).” [Al-Hadid : 16]

Beliau menangis hingga tiada kuasa menahan tangisnya.

Ketika beliau membaca surat Al-Muthaffifin setelah sampai pada ayat
لِيَوْمٍ عَظِيمٍ يَوْمَ يَقُومُ النَّاسُ لِرَبِّ الْعَالَمِينَ
“Pada suatu hari yang besar, (yaitu) hari (ketika) manusia berdiri menghadap Rabb semesta alam.” [Al-Muthaffifiin : 5-6]

Beliau menangis dan bertambah keras tangis beliau sehingga tidak mampu meneruskan bacaannya.

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 04/Tahun VI/1423H/2002M Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km. 8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 08121533647, 08157579296]

Baca selengkapnya di almanhaj.or.id