"Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji". (QS. al-Buruj (85) : 8)

Kamis, 30 Juni 2016

Hukum Sa'i

Di dalam al-Qur'an surat al-Baqarah (2) : 158, Allah ta'ala berfirman :

إِنَّ الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ مِن شَعَآئِرِ اللَّـهِ ۖ فَمَنْ حَجَّ الْبَيْتَ أَوِ اعْتَمَرَ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِ أَن يَطَّوَّفَ بِهِمَا ۚ وَمَن تَطَوَّعَ خَيْرًا فَإِنَّ اللَّـهَ شَاكِرٌ عَلِيمٌ
Sesungguhnya Shafa dan Marwah adalah sebagian daripada syiar-syiar Allah. Maka barangsiapa yang haji ke Baitullah atau 'Umroh, maka tidak salah baginya mengerjakan sa'i antara keduanya. Dan barangsiapa dengan sukarela berbuat kebaikan maka sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri lagi Maha Mengetahui. (158).

Asbabun Nuzul
Dalam suatu riwayat yang bersumber dari 'Aisyah ummul mukminin dikemukakan bahwa 'Urwah bertanya kepada beliau : "Bagaimana pendapatmu tentang firman Allah, "Innash shafaa wal marwata min sya'aairillaahi fa man hajjal baita awi' famara fa laa junaaha 'alaihi ayyaththawwafa bihimaa wa man tathawwa'a khairan fa innallaaha syaakirun 'aliim" (QS 2 : 158). Menurut pendapatku ayat ini menegaskan bahwa orang yang tidak thawaf di kedua tempat itu tidak berdosa". 'Aisyah menjawab : "Sebenarnya ta'wilmu (interpretasimu) itu, hai anak saudariku tidaklah benar. Akan tetapi ayat ini (QS 2 : 158) turun mengenai kaum Anshar. Mereka yang sebelum masuk Islam mengadakan upacara keagamaan kepada Manat (tuhan mereka) yang jahat, menolak berthawaf antara shofa dan Marwah. Mereka bertanya kepada Rasulullah ﷺ : "Wahai Rasulullah, di zaman jahiliyyah kami berkeberatan untuk thawaf di Shafa dan Marwah". (HR. asy-Syaikhani).
Di dalam riwayat lain yang bersumber dari "Ashim bin Sulaiman dikemukakan bahwa ia bertanya kepada Anas tentang Shafa dan Marwah, Anas berkata : "Kami berpendapat bahwa thawaf dari Shafa dan Marwah adalah upacara di zaman Jahiliyyah, dan ketika Islam datang, kami tidak melakukannya lagi". Maka turunlah ayat tersebut diatas (QS 2 : 158) yang menegaskan hukum sa'i dalam Islam. (HR. al-Bukhari).
Di dalam riwayat lain dikemukakan 'Ashim bin Sulaiman bahwa syaithan-syaithan di zaman Jahiliyyah berkeliaran pada malam hari antara Shafa dan Marwah, dan diantara kedua tempat itu terletak berhala-berhala mereka. Ketika Islam datang, berkatalah kaum Muslimin kepada Rasulullah ﷺ : "Ya Rasulullah kami tidak akan berthawaf antara Shafa dan Marwah, karena upacara itu biasa kami lakukan di zaman Jahiliyyah". Maka turunlah ayat tersebut diatas (QS 2 : 158). (HR. al-Hakim).

Tafsir Ayat
QS. 2 : 158. "Sesungguhnya Shafa dan Marwah adalah sebagian daripada syiar-syiar Allah. ...". Syiar adalah tanda. Kata jama'-nya ialah sya'air. Sya'airallah artinya tanda-tanda peribadatan kepada Allah. Ketika berhaji banyaklah terdapat syiar itu. Menyembelih hewan qurban selepas berhaji adalah tanda. Sholat di maqom Ibrahim adalah syiar ibadat. Thawaf, wuquf di Arafah, sa'i antara shafa dan marwah, melempar jumroh di Mina adalah tanda. ".... Maka barangsiapa yang haji ke Baitullah atau 'Umroh, maka tidak salah baginya mengerjakan sa'i antara keduanya. ...". Berhaji adalah waktu tertentu. Umroh adalah kewajiban di lain waktu, yang tidak wuquf dan berhenti di Muzdalifah dan di Mina. Tetapi haji dan 'Umroh sama-sama berihrom, sama-sama thawaf dan sama-sama sa'i. ".... Dan barangsiapa dengan sukarela berbuat kebaikan maka sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri lagi Maha Mengetahui". Mengerjakan haji dan 'Umroh yang wajib hanya sekali seumur hidup. Tetapi jika orang ingin menambah lagi dengan tathawwu', menambah haji lagi dan menambah 'umroh lagi, maka Allah mensyukuri amalannya itu dan membalas budinya itu dengan baik. Dan semua ikhlas amalnya diketahui oleh Allah.
---------------
Bibliography :
Asbabun Nuzul, KH Qomaruddin, Penerbit CV. Diponegoro Bandung, Cetakan ke-5, 1985, halaman 48 - 49.
Tafsir Al-Azhar Juzu' 2, Prof Dr. Haji Abdulmalik Abdulkarim Amrullah (Hamka), Penerbit PT. Pustaka Panjimas Jakarta, cetakan September 1987, halaman 27 - 30.
Al Qur'an Terjemahan Indonesia, Tim DISBINTALAD (Drs. H.A. Nazri Adlany, Drs. H. Hanafie Tamam dan Drs. H.A. Faruq Nasution); Penerbit P.T. Sari Agung Jakarta, cetakan ke tujuh 1994, halaman 43.

Efek Maksiat

Ibnul Qayyim berkata, “Hinanya maksiat pasti akan melekat di hati dan mewariskan perasaan takut kepada selain Allah” (Madarijus Salikin 1/327)

Syaikh Dr. Abdul ‘Aziz bin Muhammad As-Sadhan (Twittter : @Dr_Alsadhan) - Twit Ulama

Anjuran Berhati-Hati dalam Semua yang Dikatakan (3)

Asma' r.a. berkata : Seorang perempuan datang bertanya : Ya Rasulullah, saya bermadu, apakah dosa kalau saya berlagak menunjukkan kepuasan dengan apa yang tidak diberi oleh suamiku? Jawab Nabi : Orang yang berlagak puas dengan apa yang tidak diberi oleh suaminya, bagaikan orang yang memakai pakaian palsu atau tipuan. (HR. Buchary dan Muslim).

Berlagak semata-mata untuk menjengkelkan madunya.
----------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN II, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1979, halaman 428.

Yang Penting Allah Terima

Jangan bangga ketika manusia tahu perjuangan Anda. Tahu tidaknya mereka tidak manfaat tidak mudharat. Yang penting Allah terima!

Prof. Dr. Afnan Tilmisani (Twittter : @AfnanTilmisani) - Twit Ulama

Ingin Doa Terkabul?

“Wahai manusia, selagi engkau berdoa dan berharap kepada-Ku, aku mengampuni dosamu dan tidak aku pedulikan lagi dosamu”. (HR. At Tirmidzi, ia berkata: ‘Hadits hasan shahih’)

Apakah memiliki keinginan yang belum terwujud? Sudahkah berdoa dan memohon pada Allah ta'ala dengan merendahkan hati?
Sesungguhnya ada waktu-waktu tertentu yang mustajab, artinya ketika memohon pada Allah ta'ala dalam doa di waktu tersebut, insyaa Allah akan dikabulkan oleh-Nya.
Berdoalah di 14 waktu berikut ini ;
  1. Saat adzan berkumandang. Dari Sahl bin Saad bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, ”Ada dua yang tidak tertolak atau jarang tertolak : Doa pada saat adzan dan doa tatkala perang berkecamuk.” (HR. Abu Daud, Baihaqi, dan Hakim).
  2. Doa di antara Adzan dan iqamah. Dari Anas bin Malik berkata bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, “Doa antara adzan dan iqamah tidak ditolak, maka berdoalah kamu” (HR. Ahmad).
  3. Sebelum Salam pada saat Shalat Wajib. “Ada yang bertanya : Wahai Rasulullah, kapan doa kita didengar oleh Allah? Beliau ﷺ bersabda : “Diakhir malam dan diakhir shalat wajib” (HR. Tirmidzi, 3499). Ibnu Qayyim Al Jauziyyah dalam Zaadul Ma’ad (1/305) menjelaskan bahwa yang dimaksud ‘akhir shalat wajib’ adalah sebelum salam. Dan tidak terdapat riwayat bahwa Nabi ﷺ dan para sahabat merutinkan berdoa meminta sesuatu setelah salam.
  4. Di hari Rabu, antara Dzuhur dan Ashar. Sunnah ini belum diketahui oleh kebanyakan kaum muslimin, yaitu dikabulkannya doa di antara shalat Zhuhur dan Ashar dihari Rabu. Ini diceritakan oleh Jabir bin Abdillah radhiallahu’anhu : “Nabi ﷺ berdoa di Masjid Al-Fath 3 kali, yaitu hari Senin, Selasa dan Rabu. Pada hari Rabu-lah doanya dikabulkan, yaitu diantara dua shalat. Ini diketahui dari kegembiraan di wajah beliau ﷺ. Berkata Jabir : ‘Tidaklah suatu perkara penting yang berat pada saya kecuali saya memilih waktu ini untuk berdoa,dan saya mendapati dikabulkannya doa saya‘”. “Pada hari Rabu-lah doanya dikabulkan, yaitu di antara shalat Zhuhur dan Ashar” (HR. Ahmad, no. 14603, Al Haitsami dalam Majma Az Zawaid, 4/15, berkata : “Semua perawinya tsiqah”, juga dishahihkan Al Albani di Shahih At Targhib, 1185)
  5. Saat bangun tidur pada malam hari bagi orang yang sebelum tidur dalam keadaan suci. Dari Amr bin Abasah bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, “Tidaklah seorang hamba tidur dalam keadaan suci lalu terbangun pada malam hari kemudian memohon sesuatu tentang urusan dunia atau akhirat melainkan Allah akan mengabulkannya.” (HR. Ibnu Majah).
  6. Saat berbuka puasa bagi orang yang berpuasa. Dari Abdullah bin Amr Ash bahwa dia mendengar Rasulullah ﷺ bersabda, ”Sesungguhnya bagi orang yang berpuasa pada saat berbuka ada doa yang tidak ditolak” (HR.Ibnu Majah dan Hakim).
  7. Doa pada waktu sujud dalam shalat. Doa di kala sujud yaitu sujud dalam shalat atau sujud-sujud lain yang diajarkan Islam seperti sujud syukur, sujud tilawah, dan sujud sahwi. Dari Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, ”Saat yang paling dekat dengan Tuhannya adalah ketika ia sujud, maka perbanyaklah doa.” (HR. Muslim).
  8. Saat sedang kehujanan. Dari Sahl bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, “Dua doa yang tidak pernah ditolak, doa pada waktu adzan dan doa pada waktu kehujanan.” (HR. Hakim).
  9. Saat Melihat Sakratul Maut. Dari Ummu Salamah bahwa Rasulullah ﷺ mendatangi rumah Abu Salamah pada hari wafatnya, dan beliau mendapatkan kedua mata Abu Salamah terbuka lalu beliau memejamkannya, kemudian berkata, ”Sesungguhnya tatkala ruh dicabut, maka pandangan mata akan mengikutinya.” Semua keluarga histeris. Beliau ﷺ lalu bersabda, ”Janganlah kamu berdoa untuk diri kalian kecuali kebaikan, sebab para malaikat mengamini apa yang kamu ucapkan.” (HR. Muslim).
  10. Sesaat di Hari Jumat. “Rasulullah ﷺ menyebutkan tentang hari Jumat kemudian beliau ﷺ bersabda: ‘Di dalamnya terdapat waktu. Jika seorang muslim berdoa ketika itu, pasti diberikan apa yang ia minta’. Lalu beliau mengisyaratkan dengan tangannya tentang sebentarnya waktu tersebut” (HR. Bukhari 935 dan Muslim 852, dari sahabat Abu Hurairah radhiallahu’anhu).
  11. Pada malam Lailatul Qadar. Allah SWT berfirman, “Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu penuh kesejahteraan sampai terbit fajar.” (Q.S Al-Qadr : 3-5)
  12. Doa pada hari ‘Arafah. Dari Amr bin Syu’aib dari bapaknya dari kakeknya bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, ”sebaik-baik doa adalah pada hari ‘Arafah” (HR. At-Tirmidzi).
  13. Sepertiga akhir malam. Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah ﷺ bersabda,  “Tuhan kita yang Maha Berkah dan Maha Tinggi turun ke langit dunia setiap malam pada sepertiga malam terakhir dan berfirman,“Barangsiapa berdoa kepada-Ku pasti Aku kabulkan, barangsiapa meminta kepada-Ku pasti Aku beri, dan barangsiapa yang memohon ampunan-Ku pasti Aku ampuni’” (HR.Bukhari). Amr bin Abasah mendengar Rasulullah ﷺ bersabda, “Saat yang paling mendekatkan seorang hamba dengan Tuhannya adalah saat ia dalam sujudnya dan jika ia bangun melaksanakan shalat pada sepertiga malam yang terakhir. Karena itu, jika kamau mempu menjadi orang yang berzikir kepada Allah pada saat itu maka jadilah.” (HR. Tirmidzi dan Ahmad).
  14. Saat Minum Air Zamzam. “Khasiat Air Zam-zam itu sesuai niat peminumnya” (HR. Ibnu Majah, 2/1018. Dishahihkan Al Albani dalam Shahih Ibni Majah, 2502).

Rabu, 29 Juni 2016

Isi Kehidupan Dengan Amal Yang Benar

(Kehidupan) di dunia, tidak hanya diisi dengan niat-niat yang baik saja. Maka cermatilah! Bahkan (kehidupan di dunia) harus diisi dengan amal-amal yang benar (sesuai tuntunan Rasul -pent).

Dr. Khalid Al-Mushlih (Twittter : @Dr_almosleh) - Twit Ulama 

Awas Kecanduan Belanja

Tanda kecanduan belanja:
- Boros dan berlebihan,
- Tidak membedakan antara kebutuhan dan keinginan.
- Terus belanja walau harganya mahal.

Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajjid, pengasuh web IslamQA. 21/06/2015 (Twittter : @almonajjid) - Twit Ulama

Antara Shalahuddin Al-Ayyubi dan Imam Al-Ghazali

Inpasonline.com: Film Kingdom of Heaven arahan Ridley Scott cukup berhasil menampilkan sosok pahlawan Islam Shalahuddin al-Ayyubi secara lebih obyektif. Wajar, jika film yang menampilkan sisi-sisi hitam sejarah Kristen itu memeranjatkan banyak orang di Barat. Sebab, selama ini sosok Shalahuddin memang dipersepsikan sebagai “momok”, yang dibenci. Jenderal Geraud, saat berhasil menaklukkan Damaskus, pada abad ke-20, menginjakkan kakinya di makam Shalahuddin, sambil berteriak: “Saladin, wake up. We are back!”
Karen Armstrong, dalam bukunya, Holy War: The Crusades and Their Impact on Today’s World, menguraikan   dampak Perang Salib dalam membentuk persepsi masyarakat Barat terhadap Muslim. Film Kingdom of Heaven mengungkap fakta yang sangat kontras antara sikap pasukan Kristen dan pasukan Islam saat merebut Jerusalem. Tahun 1099, saat menduduki Jerusalem, pasukan Salib membantai hampir semua kaum Muslim dan Yahudi. Sekitar 30 ribu orang dibantai di Jerusalem, sehingga di Masjid al-Aqsha terjadi genangan darah setinggi mata kaki. Tapi, saat Shalahuddin merebut kembali Jerusalem, ia membebaskan kaum Kristen untuk meninggalkan Jerusalem dengan aman.
Sosok Shalahuddin, telah berabad-abad melegenda dalam tradisi masyarakat Barat. Jo Ann Hoeppner Moran Cruz, dalam tulisanya “Popular Attitudes towards Islam in Medieval Europe” (Lihat, David R. Blanks and Michael Frassetto (ed), Western Views of Islam in Medieval and Early Modern Europe, 1999), memaparkan cerita-cerita menarik seputar legenda-legenda yang hidup di kalangan masyarakat Barat pada Zaman Pertengahan terhadap Islam.
Misal, legenda tentang Eleanor of Aquitaine yang diisukan memiliki affair dengan Shalahuddin al-Ayyubi, saat ia menemani suaminya, Louis VII, dalam Perang Salib II. Ada pula legenda tentang Shalahuddin yang dikabarkan merupakan keturunan dari anak perempuan Count of Ponthieu di Utara Perancis. Juga, legenda bahwa Shalahuddin telah dibaptis pada akhir hayatnya.
Apa pun persepsi Barat tentang Shalahuddin, bagi kaum Muslim, Shalahuddin al- Ayyubi dipandang sebagai pahlawan. Hingga kini, banyak orang Muslim bangga memberi nama anaknya “Shalahuddin”. Kisah-kisah kepahlawanan Shalahuddin, Muhammad al-Fatih, dan penguasa-penguasa (umara) Muslim lainnya, telah memberikan inspirasi kepada banyak generasi Muslim, bahwa jalan kebangkitan umat Islam adalah dengan menunggu dan berusaha menghadirkan seorang pemimpin politik kenegaraan. Bahkan, terkadang, harapan itu begitu besar, saat Negara dan masyarakat dalam kondisi terpuruk, banyak yang berharap hadirnya pemimpin baru akan memberikan perubahan besar dalam kehidupan mereka. Harapan itu sering kali berakhir sia-sia. Pemimpin baru yang tampil tak mampu berbuat banyak, atau bahkan seringkali menunjukkan kualitas jauh lebih rendah dari pada citra yang dimunculkan saat kampanye pemilihan kepemimpinan negara.

Peran Ulama
Kisah kebangkitan umat Islam dalam Perang Salib – setelah terpuruk dan dibantai Pasukan Salib dari Eropa – bisa menjadi pelajaran penting bagi umat Islam saat ini. Kebangkitan umat Islam ketika itu terjadi bukan melalui hadirnya seorang pemimpin hebat seperti Shalahuddin al-Ayyubi, tetapi justru terjadi melalui kerja keras para ulama – melalui madrasah-madrasah – yang berhasil melahirkan satu generasi yang hebat, yaitu “Generasi Shalahuddin” (Jiilu Shalahuddin). Kisah kebangkitan itu dipotret dan dianalisis dengan baik oleh Dr. Majid Irsan al-Kilani dalam bukunya, Hakadza Dhahara Jiilu Shalahuddin wa-Hakadza ‘Aadat al-Quds. Buku ini memaparkan peran ulama- ulama seperti Imam al-Ghazali, Syekh Abdul Qadir al-Jilani, dan sebagainya, dalam mendidik dan melahirkan generasi Shalahuddin tersebut.
Peran Imam al-Ghazali dalam kebangkitan umat Islam saat itu juga digambarkan dalam Kitab al-Jihad yang ditulis ‘Ali b. Thahir al-Sulami an-Nahwi (1039-1106), seorang imam bermazhab Shafi‘i dari Damaskus. Ia adalah seorang yang aktif menggalang jihad melawan pasukan Salib melalui pertemuan-pertemuan umum pada 1105 (498 H), enam tahun setelah penaklukan Jerusalem oleh pasukan Salib. Adalah sangat mungkin al-Sulami bertemu dengan al-Ghazali di Masjid Ummayad, sebab Ali al- Sulami adalah imam di Masjid tersebut dan al-Ghazali juga sempat tinggal di tempat yang sama pada awal-awal periode Perang Salib.
Dalam Kitabnya itu, Ali al-Sulami mencatat, bahwa satu-satunya solusi yang dapat menyelamatkan wilayah-wilayah Muslim, adalah menyeru kaum Muslim kepada jihad. Ada dua kondisi yang harus disiapkan sebelumnya. Pertama, “reformasi moral” untuk mengakhiri “degradasi spiritual” kaum Muslim ketika itu. Invasi pasukan Salib harus dilihat sebagai hukuman Allah, sebagai peringatan agar kaum Muslim bersatu. Kekalahan Muslim, menurut al-Sulami, adalah sebagai hukuman Allah atas kealpaan menjalankan kewajiban agama, dan di atas semua itu, adalah kealpaan menjalankan jihad. Tahap kedua, penggalangan kekuatan Islam untuk mengakhiri kelemahan kaum Muslim yang telah memungkinkan pasukan Salib menguasai negeri-negeri Islam. Dalam kitabnya, al-Sulami menyebutkan dengan jelas tentang situasi saat itu dan stretagi untuk mengalahkan pasukan Salib.
Konsep al-Sulami dalam melawan pasukan Salib berupa “reformasi moral” dari al-Ghazali’s memainkan peran penting. Sebab, menurut al-Sulami, melakukan jihad melawan pasukan Salib akan hampa jika tidak didahului dengan the greater jihad (al- jihad al-akbar). Ia juga mengimbau agar pemimpin-pemimpin Muslim memimpin jalan ini. Dengan demikian, perjuangan melawan hawa nafsu, adalah prasyarat mutlak sebelum melakukan perang melawan pasukan Salib (Franks).
Peran al-Ghazali dalam membangun moral kaum Muslim disebutkan oleh Elisseef. Bahwa, kelemahan spiritual di kalangan Muslim pada awal Perang Salib ditekankan oleh al-Ghazali, yang ketika itu mengajar di Damascus. Al-Ghazali menekankan jihad melawan hawa nafsu, melawan kejahatan, di atas jihad melawan musuh. Tujuannya adalah untuk membantu kaum Muslim mereformasi jiwa mereka.
(The spiritual laxness existing in Islam on the eve of the Crusades was underlined by al- Ghazali, in 1096. The illustrious philosopher who, at the time, was teaching in Damascus, emphasized the priority of jihad of the soul, the jihad al-akbar (the major jihad) – struggle against evil – over the jihad al-aÎghar   (the minor jihad), i.e. the struggle against infidel. His aim was to help the Muslim rediscover his soul. At this time, it was necessary to effect the reform of morals and beliefs and to create ways of combating the various heterodoxies existing in the very bosom of Islam).
Faktanya, sekitar 50 tahun kemudian, di masa Nur ad-Din Zengi, kaum Muslim mampu melaksanakan jihad efektif. Elisseef mencatat: “The person who would realize the ideal of the jihad which as-Sulami, Ghazali, and the ‘ulama of Damascus had advocated, was Nur ad-Din.”
Titik balik Perang Salib terjadi dengan kejatuhan Edessa di tangan Muslim pada 539/1144, di bawah komandan Imam al-Din Zengi, ayah Nur al-Din. Dua tahun sesudah itu, Zengi wafat, tahun 1146. Ia telah meratakan jalan buat anaknya, Nur al-Din, untuk memimpin perjuangan melawan Pasukan Salib. Pada 544/1149, Nur al-Din meraih kemenangan melawan pasukan Salib dan pada 549/1154 ia sukses menyatukan Syria di bawah kekuasaan Muslim. Nur al-Din digambarkan sebagai sosok yang sangat religius, pahlawan jihad, dan model penguasa sunni. Setelah meninggalnya Nur al-Din pada 569/1174, Shalahuddin al-Ayyubi, keponakan Nur al-Din, memegang kendali kepemimpinan Muslim dalam melawan pasukan Salib. Ia kemudian dikenal sebagai pahlawan Islam yang berhasil membebaskan Jerusalem pada tahun 1187.
Istilah jihad, secara yuridis Islam, kemudian berkembang menjadi makna khusus, dan telah dipahami oleh para sarjana Muslim dalam pengertian “perang” (qital). Dalam makna khusus dalam bidang fiqih inilah, istilah jihad memiliki makna syariat. Semisal, ada ketentuan-ketentuan hukum dimana orang yang mati dalam jihad – dengan makna qital – diperlakukan jenazahnya sebagai syahid. Namun, memang terdapat berbagai hadith Nabi ﷺ yang menunjukkan berbagai jenis jihad dalam makna yang umum, seperti jihad dengan mengeluarkan kata-kata yang benar di depan penguasa yang zalim. Begitu juga dengan jihad melawan hawa nafsu, dengan lisan, dan harta.
Secara ringkas dapat dipahami, bahwa di masa Perang Salib, kaum Muslim berhasil menggabungkan konsep jihad al-nafs dan jihad melawan musuh dengan baik.
Karya-karya al-Ghazali dalam soal jihad menekankan pentingnya mensimultankan berbagai jenis potensi dalam perjuangan umat, baik potensi jiwa, harta, dan juga keilmuan. Adalah menarik, bagaimana dalam situasi perang seperti itu, Imam Ghazali mampu melihat masalah umat secara komprehensif; secara mendasar. Dan melalui Ihya Ulumuddin, al-Ghazali juga menakankan pentingnya masalah ilmu. Ia membuka kitabnya itu dengan “Kitabul Ilmi”. Aktivitas al-Ghazali yang aktif dalam memberikan kritik-kritik keras terhadap berbagai pemikiran yang dinilainya menyesatkan umat, juga menunjukkan kepeduliannya yang tinggi terhadap masalah ilmu dan ulama.
Al-Ghazali seperti berpesan kepada umat, ketika itu, bahwa problema umat Islam saat itu tidak begitu saja bisa diselesaikan dari faktor-faktor permukaan saja, seperti masalah politik atau ekonomi. Tetapi, masalah umat perlu diselesaikan dari masalahnya yang sangat mendasar, yang dikatakan oleh Ali al-Sulami sebagai tahap “reformasi moral”. Tentu, tahap kebangkitan dan reformasi jiwa ini tidak dapat dilakukan tanpa melalui pemahaman keilmuan yang benar. Ilmu adalah asas dari pemahaman dan keimanan. Ilmu yang benar akan menuntun kepada keimanan yang benar dan juga amal yang benar. Ilmu yang salah akan menuntun pada pehamaman yang salah. Jika pemahaman sudah salah, bagaimana mungkin amal akan benar?
Jadi, dalam perjuangan umat, diperlukan pemahaman secara komprehensif terhadap problematika yang dihadapi oleh umat Islam. Ketika itu, umat Islam menghadapi berbagai masalah: politik, keilmuan, moral, sosial, dan sebagainya. Problema itu perlu dianalisis dan didudukkan secara proporsional dan adil. Yang penting ditempatkan pada posisinya, begitu juga yang kurang penting. Di situlah, al-Ghazali menulis kitab Ihya Ulumuddin, dengan makna “Menghidupkan kembali ilmu-ilmu agama”. Ketika itu, dia seperti melihat, seolah-olah ilmu-ilmu agama sudah mati, sehingga perlu dihidupkan. Dalam Kitabnya, ia sangat menekankan pada aspek niat dan pembagian keilmuan serta penempatannya sesuai dengan proporsinya.
Problema politik umat ketika itu merupakan masalah yang sangat serius. Tetapi, problematika keilmuan dan akhlak merupakan masalah yang lebih mendasar, sehingga solusi dalam bidang politik, tidak dapat dicapai jika kerusakan dalam bidang yang lebih mendasar itu tidak diselesaikan terlebih dahulu. Al-Ghazali dan para ulama ketika itu berusaha keras membenahi cara berpikir ulama dan umat Islam serta menekankan pada pentingnya aspek amal dari ilmu, sehingga jangan menjadi ulama-ulama yang jahat. Sebab, ilmu yang rusak, dan ulama yang jahat, adalah sumber kerusakan bagi Islam dan umatnya.
Nabi Muhammad ﷺ memberi amanah kepada para ulama untuk menjaga agama ini. Tentu saja, itu harus mereka lakukan dengan cara menjaga keilmuan Islam dengan baik. Bahkan, Rasulullah ﷺ mengingatkan akan datangnya satu zaman yang penuh dengan fitnah dan banyaknya orang-orang jahil yang memberi fatwa. Sabda Rasulullah ﷺ: Bahwasanya Allah SWT tidak akan mencabut ilmu dengan sekaligus dari manusia. Tetapi Allah menghilangkan ilmu agama dengan mematikan para ulama. Apabila sudah ditiadakan para ulama, orang banyak akan memilih orang-orang bodoh sebagai pemimpinnya. Apabila pemimpin yang bodoh itu ditanya, mereka akan berfatwa tanpa ilmu pengetahuan. Mereka sesat dan menyesatkan. (HR Muslim)
Sepanjang sejarah Islam, para ulama sejati sangat aktif dalam mempertahankan konsep-konsep dasar Islam, mengembangkan ilmu-ilmu Islam, dan menjaganya dari perusakan yang dilakukan oleh ulama-ulama su’, atau ulama jahat. Penyimpangan dalam bidang keilmuan tidak ditolerir sama sekali, dan senantiasa mendapatkan perlawanan yang kuat, secara ilmiah.
Banyak kaum Muslimin yang berpikir bahwa jika aspek politik direbut oleh gerakan Islam tertentu, maka akan selesailah masalah umat. Pendapat ini sebagian benar. Tapi kurang sempurna. Kekuasaan politik adalah bagian dari masalah penting umat Islam. Sebab, ad-daulah adalah penyokong penting perkembangan agama. Bukan hanya Islam. Tetapi, juga agama-agama lain. Agama Kristen berkembang pesat di Eropa atas jasa besar Kaisar Konstantin yang mengeluarkan Dekrit ‘Edict of Milan’ (tahun 313) dan Kaisar Theodosius yang menjadikan Kristen sebagai agama resmi negara Romawi (Edict of Theodosius, tahun 392). Perkembangan agama Budha juga tidak lepas dari peran Raja Asoka.
Begitu juga eksistensi dan perkembangan agama-agama lain, sulit dipisahkan dari kekuatan politik. Sama halnya, dengan ideologi-ideologi modern yang berkembang saat ini. Eksistensi dan perkembangan mereka juga sangat ditopang oleh kekuasaan politik. Komunisme menjadi kehilangan pamornya setelah Uni Soviet runtuh. Sulit membayangkan Kapitalisme akan diminati oleh umat manusia jika suatu ketika nanti Amerika Serikat mengalami kebangkrutan sebagaimana Uni Soviet.
Tetapi, perlu dicatat, bahwa kekuasaan politik bukanlah segala-galanya. Banyak peristiwa membuktikan, bahwa pemikiran, keyakinan, dan sikap masyarakat, tidak selalu sejalan dengan penguasa. Di masa Khalifah al-Makmun, yang Muktazily, umat Islam lebih mengikuti para ulama Ahlu Sunnah, ketimbang paham Muktazilah. Di masa penjajahan Belanda, umat Islam tidak mengikuti agama penjajah, dan lebih mengikuti kepemimpinan ulama. Banyak lagi contoh lain.
Karena itu, ulama dan umara memang dua tiang penyangga umat yang penting. Kedua aspek itu harus mendapatkan perhatian yang penting. Para aktivis politik umat harus memiliki pemahaman yang benar tentang Islam. Jika tidak, para pemimpin politik justru bisa menjadi perusak Islam yang signifikan. Karena ketidaktahuannya, bisa saja melakukan tindakan yang keliru.
Sebagai contoh, mereka mati-matian merebut kursi kepemimpinan di daerah atau departemen tertentu, sedangkan kemunkaran di bidang aqidah Islamiyah dianggap sepele. Ribuan orang dikerahkan untuk berdemonstrasi karena faktor kursi kekuasaan, tetapi tidak demonstrasi apa-apa ketika ada penyimpangan dalam aqidah Islam, semisal kasus Ahmadiyah, penyebaran paham Pluralisme Agama, atau kezaliman yang sangat mencolok, semisal pembangunan patung yang memakan dana rakyat milyaran rupiah, di saat rakyat sedang dililit kesulitan hidup dan berbagai penyakit yang mematikan.
Jadi, tidaklah benar jika dalam perjuangan mengabaikan salah satu aspek kehidupan. Tetapi, semuanya harus ditempatkan dalam proporsi dan tempatnya. Itulah yang namanya adil. Nabi Muhammad saw memulai dakwah Islam dengan aspek ilmu, memberikan pemahaman yang benar kepada masyarakat tentang konsep-konsep dasar dalam Islam, seperti konsep tentang Tuhan, Nabi, wahyu, adil, agama, dan sebagainya. Pondasi pemikiran (afkar), pemahaman (mafahim), standar-standar nilai (maqayis), dan ketundukan (qana’at), yang Islamiy ditanamkan secara kokoh oleh Nabi Muhammad saw kepada para sahabat ketika itu. Mereka tampil sebagai sosok-sosok ulama dan cendekiawan serta pejuang yang tangguh dalam berbagai bidang kehidupan. Bisa dilihat, bagaimana hebatnya argumentasi Ja’far bin Abi Thalib ketika berdebat dengan Raja Najasyi dan orang-orang kafir Quraisy Mekkah di Habsyah. Ja’far dan kaum Muslimin yang sedang dalam kondisi terjepit meminta perlindungan kepada Najasyi, mampu memberikan argumen-argumen yang canggih seputar masalah Isa a.s. yang menjadi titik sentral kontroversi Islam dengan Kristen.
Ringkasnya, perjuangan Islam dalam menghadapi problematika yang dihadapi umat ini, perlu memadukan dan mensinergikan berbagai aspek, yakni aspek keilmuan, kejiwaan, harta benda, dan sebagainya. Jihad melawan hawa nafsu atau berjuang dalam bidang keilmuan, tidak perlu dipertentangkan dengan jihad melawan musuh. Semua perlu dipadukan, sebagaimana telah dilakukan di zaman Rasulullah saw, Perang Salib, dan sebagainya, sehingga kaum Muslim berhasil mengukir kemenangan yang gemilang dalam berbagai arena perjuangan.
Rasulullah ﷺ bersabda: “Jahid al-mushrikina bi amwalikum wa anfusikum wa alsinatikum”. (Berjihadlah melawan orang-orang musyrik dengan hartamu, jiwamu, dan lisan-lisanmu). Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Dawud, al-Nasa’i, Ahmad, al-Darimi, dengan sanad yang sangat kuat. Ibn Hibban, al-Hakim, dan an-Nawawiy menyatakan, bahwa hadits ini sahih.
Melalui hadits tersebut, Rasulullah ﷺ menekankan pentingnya kaum Muslimin melakukan jihad secara komprehensif, dengan menggunakan berbagai potensi yang dimiliki, baik harta, jiwa, maupun lisan. Dalam arena perjuangan, atau arena jihad, sebenarnya tiga aspek: harta, jiwa, dan lisan, saling terkait satu dengan yang lain. Peperangan fisik adalah salah satu bagian dari sebuah perjuangan yang luas dan panjang antara al-haq dan al-bathil.
Bahkan, dalam hadits lainnya, Rasulullah ﷺ juga menekankan pentingnya jihad melawan hawa nafsu. Rasulullah ﷺ bersabda: “Al-Mujahid man jahada nafsahu fi- Allah ‘Azza wa-Jalla”. (Mujahid adalah seseorang yang melakukan jihad melawan hawa nafsunya di jalan Allah). Al-Iraqiy menyatakan, bahwa hadits ini sahih, dan diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi.
Jadi, dalam arena perjuangan atau arena jihad, kaum Muslim sebenarnya diminta untuk menggabungkan seluruh kemampuan atau potensi – baik potensi jiwa, harta, maupun lisan (intelektual) dan menempatkan masing-masing pada proporsi yang sebenarnya. Kapan kekuatan fisik digunakan, kapan kemampuan intelektual, dan kapan potensi harta benda diperlukan. Semua itu harus dilandasi dengan niat yang ikhlas karena Allah SWT.
Semua potensi jihad itu tidak bisa digunakan jika manusia dikuasai oleh hawa nafsunya. Maka, perang melawan hawa nafsu secara otomatis menjadi faktor penting dalam bentuk-bentuk    perjuangan lainnya. Jika kaum Muslim mampu menggabungkan semua potensi tersebut, maka dalam sejarahnya, kaum Muslim mampu tampil sebagai umat yang hebat, gemilang dan terbilang. Jika potensi itu terpecah belah dan tidak teratur dengan baik, maka kekalahan menimpa kaum Muslimin.

Peran ilmu dan ulama
Sepeninggal Rasulullah ﷺ, umat Islam ditinggali dua perkara, yang jika keduanya dipegang teguh, maka umat Islam tidak akan tersesat selamanya. Keduanya, yakni, al-Quran dan Sunnah Rasululullah. Tapi, di samping itu, Rasulullah ﷺ juga mewariskan para ulama kepada umat Islam. Ulama adalah pewaris nabi. Ulama-ulamalah yang diamanahkan untuk menjabarkan, mengaktualkan, membimbing, menerangi, dan memimpin umat dalam bidang kehidupan. Banyak ulama yang mensyaratkan ‘kemampuan berijtihad’ bagi kepala negara (khalifah).
Adalah ideal jika ulama dan umara sama-sama baik. Dalam sejarahnya, Islam akan cepat berkembang jika ulama dan umaranya baik. Tapi, ada fase-fase dalam sejarah, dimana salah satu dari dua pilar umat itu bobrok atau rusak. Ketika itu, keberadaan ulama yang baik lebih diperlukan. Ketika Khalifah al-Makmun memaksakan paham Muktazilah, para ulama Ahlu Sunnah melakukan perlawanan yang gigih. Umat selamat, dan lebih mengikuti ulama ketimbang umara. Di zaman penjajahan Belanda, umaranya jelas rusak. Tetapi, ulama-ulama Islam ketika itu gigih mempertahankan ad-Dinul Islam. Alhamdulillah, meskipun Belanda berusaha sekuat tenaga menghancurkan Islam, umat Islam lebih mengikuti ulamanya.
Maka, yang perlu diperhatikan dan dicermati, –di samping kerusakan umara– adalah kerusakan ulama. Lahirnya ulama-ulama yang jahil, yang tidak kapabel keilmuannya, yang korupsi ilmu agama, yang berfatwa tanpa ilmu yang memadai, yang akhlaknya rusak, yang cinta dunia, dan sebagainya, adalah bencana terbesar yang dihadapi oleh umat Islam. Jika kondisi seperti ini sudah terjadi, maka umat Islam harus bersiap-siap mengalami kebangkrutan. Lebih rusak lagi jika para ulama sudah mencintai dunia, menjual agama dengan harta benda dunia, dan yang merusak ilmu-ilmu agama dengan dalih menyesuaikan Islam dengan tuntutan zaman.
Adalah musibah dan fitnah besar, misalnya, jika dari Perguruan Tinggi Islam justru lahir orang-orang yang berpaham atheis atau yang gila dunia. Jika ilmu agama sudah dirusak, maka akan lahir ulama yang rusak (ulama as-su’); yakni ulama, yang harusnya menjadi penjaga agama, justru menjadi penghancur agama. Ketika ilmu-ilmu Islam dirusak, maka tidak ada jalan kembali bagi peradaban Islam untuk bangkit lagi. Karena itu sangat diprihatinkan, jika umat Islam membiarkan terjadinya serangan pemikiran yang akan merusak ilmu-ilmu agama.
Abu Harits al-Hasbi al-Atsari dalam kata pengantarnya untuk tulisan Ibnul Qayyim al-Jauziyah yang berjudul Al-Ilmu menjelaskan, bahwa Allah telah menurunkan “Kitab” dan “Besi” sebagai sarana untuk tegaknya agama Allah. “Sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al-Kitab dan neraca (Keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. Dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia (supaya mereka mempergukan besi) dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)-Nya dan rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Mahakuat lagi Mahaperkasa.” (QS al-Hadid: 25)

Penutup
Sekelumit kisah kebangkitan umat Islam di era Perang Salib tersebut bisa menjadi pelajaran berharga bagi kita, betapa pentingnya peran ulama dalam proses kebangkitan umat Islam. Ulama adalah pewaris Nabi. Maknanya, Nabi mewariskan perjuangannya pada kepemimpinan ulama. Jatuh bangunnya umat terletak pada baik atau tidaknya kualitas ulamanya. Jika ulamanya jahat atau jahil maka bencana besar menimpa umat.
Jadi, sepanjang zaman, ulama harus senantiasa ada dalam jumlah yang memadai.
Sebab, perjuangan Nabi tidak boleh berhenti. Ulama tidak dilahirkan dan tidak turun dari langit. Tapi, ulama lahir dari proses pendidikan. Ironis, jika di masa penjajahan, lembaga pendidikan Islam bisa melahirkan ulama-ulama hebat, tapi di masa kemerdekaan, justru tidak mampu melahirkan ulama-ulama hebat pewaris Nabi. Semoga musibah itu tidak menimpa lembaga pendidikan kita. Amin. (Oleh: Dr Adian Husaini; Artikel ini diterbitkan kembali oleh Sahabat Al-Aqsha dengan izin InPAS Online dan penulisnya)

Islam Itu Semuanya Indah

Islam semuanya indah
Aqidahnya, paling shahih dan manfaat
Akhlaknya, paling terpuji dan indah
Hukumnya, paling baik dan adil
(Ibnu Sa’di)

Nuuroh Bin Abdurrahman As-Sa’di (Twittter : @Mama_Noura1) - Twit Ulama

Selasa, 28 Juni 2016

Kehinaan Dan Kemurkaan Akan Menimpa Mereka

“Sesungguhnya orang-orang yang menjadikan anak lembu (sebagai sembahannya), kelak akan menimpa mereka kemurkaan dari Tuhan mereka dan kehinaan dalam kehidupan di dunia. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang membuat-buat kebohongan” (QS. Al A’raaf : 152).

Siapapun yang berbuat kebohongan atas nama Allah dan berdusta atas nama syariat-Nya akan mendapatkan bagian kemarahan dan kehinaan dari Allah.
Dan termasuk dalam ayat ini ialah para pengusung bid’ah dan kesyirikan dengan berbagai macam bentuknya yang telah menyandarkan kepada agama Allah apa yang bukan bagian dari agama Allah. Maka kehinaan dan kemurkaan dari Allah akan menimpa mereka, mau atau tidak mau, sampai mereka meninggalkan kesyirikan dan kebid’ahan mereka.

Dr. Muhammad al-Hamuud an-Najdi (Twittter : @alnajdi1) - Twit Ulama 

Kebahagiaan Ahlul Qur'an

Kebahagiaanlah bagi ahli (Orang yang senantiasa bergelut dengan) Al-Qur'an.
Muhammad ibnu Ka'ab berkata : Siapa saja yang membaca Al-Qur'an, akan dikuatkan akal pikirannya, walaupun umurnya sampai 200 tahun

Syaikh Jam'an al-Shabib, Imam dan Khatib di kementrian Wakaf Kuwait. 27/1/2015. (Twittter : @JaamanAlshbeeb) - Twit Ulama

Anjuran Berhati-Hati dalam Semua yang Dikatakan (2)

Samuroh r.a. berkata : Rasulullah bersabda : Siapa menceritakan suatu berita daripadaku, yang ia sendiri menganggap bahwa berita itu dusta, maka ia salah satu dari pendusta. (HR. Muslim).

Jadi jangan membawa berita kecuali yang kau sendiri merasa itu benar dan sudah diselidiki.
----------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN II, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1979, halaman 428.

Senantiasa Bertaubat

Setiap kita pasti mempunyai kesalahan. Maka hendaknya kita menjadi sebaik-baik orang yang mempunyai kesalahan, yaitu orang yang senantiasa bertaubat (ketika melakukan kesalahan), dan ia banyak bertaubat (karenanya). Ya Allah jadikanlah kami termasuk diantara orang-orang yang senantiasa bertaubat dan orang-orang yang selalu membersihkan diri.

Dr. Khalid Al-Mushlih (Twittter : @Dr_almosleh) - Twit Ulama

Senin, 27 Juni 2016

Al-Qur'an Pedoman Dalam Hidup Kita

Sebagaimana umat Islam beribadah dengan Al-Qur'an melalui amalan membaca, memahami makna kandungan Al-Qur'an, dan mengamalkannya dalam kehidupan, maka seharusnya mereka juga beribadah dengan Al-Qur'an melalui amalan lainnya, yaitu berusaha untuk tashih (benar dalam melafadzkan), dan benar dalam mengucapkan huruf-hurufnya (yaitu dengan mempelajari makhraj dalam ilmu tajwid)

Dr. Ahmad bin ‘Ali As-Sudais (Twittter : @dr_AhmadAlsdies) - Twit Ulama

Jika Khusyu' Itu Terwujud

Khusyu’ ialah bagaikan ruh dan akal bagi shalat, apabila ia terwujud maka akan nampak dalam tingkah laku. Al-Faruq Umar ibn Al-Khattab pernah berkata, “Jika khusyu’ hatinya, akan khusyu’ pula perilakunya”.

Dr. Khalid Al-Mushlih (Twittter : @Dr_almosleh) - Twit Ulama

Warga Gaza Makmurkan Masjid-masjid yang Dihancurkan ‘Israel’

LONDON, Sabtu (Middle East Monitor): Dua tahun setelah penghancuran masjid-masjid di Gaza oleh ‘Israel’ dalam serangan terakhirnya terhadap Jalur Gaza pada 2014, warga Palestina kini melaksanakan shalat di bagian yang masih tersisa dari bangunan-bangunan yang dihancurkan itu. Kerugian akibat kerusakan tempat beribadah di Gaza selama agresi militer yang dinamai Protective Edge oleh ‘Israel’ diperkirakan mencapai $50 juta. Demikian ungkap komite di Kementerian Waqaf yang melakukan penaksiran kerugian akibat kerusakan.
Tercatat 73 masjid sepenuhnya hancur dan 197 rusak sebagian selama agresi ‘Israel’, serta 10 dari anggota dewan kemakmuran masjid juga tewas. Masjid Imam Shafi’i, Masjid Khalil Al-Wazir, Masjid Al-Shamaa di Kota Gaza, serta Masjid Izz el-Deen al-Qassam di kamp pengungsi Nuseirat di pusat Jalur Gaza dan Masjid Al-Montar seluruhnya hancur saat perang. Penduduk Gaza bersikeras melaksanakan ibadah pada bulan suci Ramadhan di masjid-masjid yang hancur itu demi memakmurkan kembali masjid-masjid tersebut.
Kementerian Waqaf dan Urusan Agama menyatakan telah menyelesaikan fase pertama rekonstruksi sembilan masjid yang dihancurkan oleh penjajah Zionis saat agresi ‘Israel’ di Gaza pada 2014. Kementerian menyatakan, banyak tantangan, kendala, serta kesulitan yang harus mereka hadapi, dan Turki berperan penting dalam mengatasinya. Turki memang berjanji akan membantu rekonstruksi masjid-masjid yang dihancurkan penjajah saat serangan terakhir di Jalur Gaza. Menteri Waqaf Turki Dr. Muhammad Kormaz, usai berakhirnya agresi ‘Israel’ mengatakan, “Ada kesadaran publik yang tinggi dan dukungan terhadap Gaza di Turki.” Ia berjanji akan membangun sepuluh masjid yang benar-benar hancur saat berkunjung ke Gaza tahun lalu.* (Middle East Monitor | Sahabat Al-Aqsha | Foto: MEMO/Mohammed Asad)

Mendapatkan Kenyamanan

Kenyamanan, engkau tidak akan dapat merasakannya, kecuali setelah kerja keras dan berlelah letih.

Dr. Khalid Al-Mushlih (Twittter : @Dr_almosleh) - Twit Ulama

Minggu, 26 Juni 2016

Selalu Semangat

 كن دائماً وأبداً حريصاً على إيصال الخير إلى الغير وإبلاغ الحق إلى الخلق ولا يضرك بعد ذلك ما فاتك

Jadilah orang yang selalu semangat ;
- mengalirkan kebaikan
- menyampaikan kebenaran
Jika sudah begitu, tak perlu risau lagi

خالد شجاع العتيبي - (Twitter : @binshojaa) - Twit Ulama

Manfaatkan Momen Ramadhan

Jangan biarkan hari kita berlalu tanpa meraih pahala-pahala!
Bertasbihlah, beristighfarlah, bershalawatlah kepada Nabi Muhammad ﷺ.
Jauhkan diri dari keburukan karena sesungguhnya kebaikan akan menghapuskan keburukan

Syaikh Jam’an al-Shabib, Imam dan Khatib di kementrian Wakaf Kuwait. 24/1/2015 (Twittter : @JaamanAlshbeeb) - Twit Ulama

Warga Yahudi Maroko Ajak Boikot Kurma ‘Israel’

LONDON, Sabtu (Middle East Monitor): Warga Yahudi Maroko Sion Asidon memimpin kampanye boikot kurma-kurma ‘Israel’, terutama selama bulan suci Ramadhan; saat kurma paling banyak dikonsumsi. Asidon dan rekan-rekannya di gerakan BDS Maroko berkeliling ke kota-kota di penjuru Maroko, mengunjungi pasar-pasar setempat, berbicara kepada para pedagang dan pembeli sambil memegang selebaran yang bertuliskan “Boikot kurma-kurma Zionis. Jangan membiayai peluru-peluru yang bersarang di dada-dada rakyat Palestina.”
Menurut BDS Maroko, kurma-kurma ini “menembus pasar-pasar dunia dan Maroko sepanjang tahun, terutama saat Ramadhan dengan harga-harga murah yang bersaing dengan produk-produk lokal.” “Kurma-kurma ini, seperti halnya setiap produk ekspor penjajah, membiayai mesin militer mereka,” kata relawan Maroko itu. Menurut Asidon (70), sejumlah kurma yang memasuki kerajaan secara legal dan ilegal dipasarkan dengan label palsu, seperti “berasal dari: Afrika Selatan,” dan dalam beberapa kasus tak ada yang merinci secara detail di mana kurma-kurma tersebut diproduksi di samping barcode yang mengindikasikan barang-barang tersebut berasal dari ‘Israel’.
Asidon mengatakan pada kantor berita Anadolu bahwa gerakan BDS Maroko telah menghubungi pemerintah Maroko untuk menghentikan impor kurma-kurma itu. Ia juga menyatakan, baik secara legal maupun ilegal pihak yang berwajib sangat tahu di mana produk-produk tersebut disimpan. Awal bulan ini, Menteri Komunikasi Maroko dan juru bicara pemerintah Maroko, Mustapha Khalfi mengatakan bahwa tengkulak menyelundupkan kurma-kurma ‘Israel’ ke dalam Maroko kendati tidak ada hubungan resmi langsung antara Maroko dan ‘Israel’. Ia menambahkan, komite boikot telah mengirimkan surat kepada Perdana Menteri Abdelilah Benkirane terkait masalah ini.* (Middle East Monitor | Sahabat Al-Aqsha | Foto: huffingtonpostarabi.com)

Anjuran Berhati-Hati dalam Semua yang Dikatakan (1)

Abu Hurairah r.a. berkata : Bersabda Nabi : Cukup seorang berdusta kalau ia membicarakan semua apa yang didengarnya. (HR. Muslim).

Kurang teliti dalam pembicaraan dan berita, tentu membawa kepada dusta.
----------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN II, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1979, halaman 428.

Obat Penyakit Lupa

Lupa adalah penyakit, dan di antara obat-obatnya adalah :
  1. Berdoa
  2. Mengamalkan Ilmu
  3. Muroja'ah (mengulang-ulang pelajaran)
  4. Memuliakan ahli ilmu (atau guru yang mengajar)
  5. Mengajari orang lain
  6. Meninggalkan maksiat
  7. Semangat dalam bertanya
Syaikh Dr. Abdul ‘Aziz bin Muhammad As-Sadhan (Twittter : @Dr_Alsadhan) - Twit Ulama

Takdir itu Seperti Benang yang Tak Terlihat

Orang-orang penting Alma Kinan
 Manga Gensō Suikoden III - The Successor of Fate. Saat berada dipedalaman hutan dalam perjalanan pencarian desa Alma Kinan Chris Lightfellow menanyakan kepada Nash, apakah di desa Alma Kinan akan menemukan petunjuk keberadaan ayahnya. Dan menurut Nash yang terpenting menemukan desa Alma Kinan terlebih dahulu, karena disitu tersembunyi Altar Air, desa tempat tinggal para penyihir wanita. Menurutnya ada hubungan antara altar air dan True Water Rune yang dimiliki ayahnya Chris Lightfellow.
Saat mereka asik ngobrol, tiba-tiba mereka telah disergap oleh orang-orang desa Alma Kinan. Dan Yuiri mendekati Chris Lightfellow dan mengajaknya ke desa mereka karena tempat Chris dan Nash duduk bukanlah tempat yang aman. Sembari menuju desa, Yuiri menceritakan bahwa mereka tengah mempersiapkan upacara.
Setiba di desa Alma Kinan, Yuiri membawa Chris menemui Yun, satu-satunya wanita Alma Kinan yang dijuluki "Anak Ilmu Gaib" karena memiliki kemampuan mendengar suara roh dan meramal masa depan. Dan kedatangan Chris dan Nash ke hutan sebelum desa Alma Kinan sudah terasa oleh Yun.
Yun menceritakan bahwa 50 tahun yang lalu, ada seorang penyihir yang meramalkan, "Angin yang lebih kecil dari angin dari Timur akan menghancurkan Grassland, bahkan nyala api yang kecil menghanguskan segalanya. Walaupun dalam 10 hari, api akan terus berkobar seperti energi yang melahirkan sebuah bintang." Dan kebenaran ramalan itu terbukti oleh sejarah. Hingga saat ini orang-orang Alma Kinan masih bisa merasakan misteri ledakan besar itu. 
Yuiri mengatakan bahwa salah satu penghubung menceritakan akan ada penerus pahlawan api yang berjuang bersama mereka. Dan mereka tak begitu paham maksudnya, tetapi tanda peristiwa yang terjadi sekarang mirip dengan 50 tahun yang lalu, bahkan sesuatu yang lebih parah akan menyerang Grassland.
Harmonia menyerbu Grassland untuk yang kedua kalinya, Suku Safir salah satu dari enam klan sudah ditumbangkan. Dituntunnya Chris Lightfellow bertemu mereka, orang-orang desa Alma Kinan adalah takdir.
Chris Lightfellow semakin tidak mengerti pemahaman orang-orang desa Alma Kinan tentang takdir. Kelahiran, roh dan lain-lainnya sudah ditentukan sebelumnya. Peperangan Chris Lightfellow dengan suku Lizard dan suku Karaya, keinginannya bertemu sang ayah telah diberitahu oleh "Penghubung" kepada suku Alma Kinan. (sumber : Manga Gensō Suikoden III - The Successor of Fate 4, karya Aki Shimizu; Kadokawa Corporation; Tokyo Japan 2002).

Sabtu, 25 Juni 2016

Paman Nabi ﷺ

Paman Nabi ﷺ ada empat :
  1. Yang wafat sebelum beliau diangkat jadi Rasul : Al-Harits
  2. Yang beriman dan menolong beliau : Hamzah dan Abbas
  3. Yang menolong beliau tapi tidak beriman : Abu Thalib dan
  4. Yang memusuhi dan memerangi beliau : Abu Lahab
Syaikh Abdul ‘Aziz bin Muhammad As-Sadhan (Twittter : @Dr_Alsadhan) - Twit Ulama

150 Hari Terbuang Sia-Sia

Orang-orang yang membuang waktunya 10 menit saja tiap harinya selama 60 tahun, sama dengan total 150 hari. Perhatikan! Berapa waktu yang telah kita buang tiap harinya?!

Dr. Umar Al-Muqbil (Twittter : @dr_almuqbil) - Twit Ulama

Ramadhan

Ramadhan, sekolah Quran, tilawah, mendengar, memahami, tadabbur dan mengamalkannya

Syaikh Khalid al-Musaithir, Imam dan Khotib di Masjid Walidah Khalid al-Bulthan, Riyadh. Pengajar di bidang Teknik, Pimpinan Umum Rumah Tahfizh Quran Muslimah di Riyadh. 17/06/2015 (Twittter : @musaiteer) - Twit Ulama

Puncak Kebahagiaan Orang Sabar

Puncak kebahagiaan bagi orang-orang yang sabar ialah diganjarnya mereka di akhirat dengan tanpa hisab. Berita gembira bagi mereka ialah firman Allah Ta'ala (yang artinya), “Salaamun ‘alaikum bimaa shobartum” (keselamatan atasmu berkat kesabaranmu). Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu.” (QS. Ar-Ra’d: 23-24). “Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar” (QS. Al-Baqarah : 153). “Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang sabar.” (QS. Ali Imran : 146).

Dr. Sa’ad Asy-Syitsriy (Twittter : @Dr_Alshathry) - Twit Ulama

Jatuh Di Lubang Yang Sama

Tidak terjatuh dilubang yang sama atau dikenal dengan peribahasa “Hanya keledai yang jatuh ke lubang yang sama dua kali”

Tahukah Anda? Ternyata di dalam Islam ada hadits yang di dalamnya telah tercakup makna peribahasa tersebut. Yaitu hadits Rasulullah ﷺ, beliau bersabda
 
لاَ يُلْدَغُ الْمُؤْمِنُ مِنْ جُحْرٍ وَاحِدٍ مَرَّتَيْنِ

“Seorang yang beriman tidak terperosok di satu lubang yang sama dua kali.” (HR Bukhari dan Muslim)
----------
FP : Ma'had 'Umar bin Khattab Yogyakarta
web : mahadumar.id
twitter, instagram, dan telegram : @mubk_jogja
BBM : 595F4CAC

Jumat, 24 Juni 2016

Adab Terhadap Guru

Soal : Bagaimana adab kita kepada guru, baik ia guru agama maupun guru selain bidang agama? baarakallahu fiik.

Jawab: diantara adabnya ialah mendoakan beliau, berterimakasih dan menghormatinya, membelanya jika ia digunjing, memberikan pemuliaan yang pantas bagi dirinya.

Dijawab oleh Syaikh Utsman al-Khumais (Twitter : @othmanalkamees) - Twit Ulama

10 Malam Terakhir

Salah satu yang menjadi keutamaan 10 malam terakhir bulan Ramadhan adalah malam Lailatul Qadr. Lailatul Qadar itu terjadi pada sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan sebagaimana sabda Nabi ﷺ,

تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ

“Carilah lailatul qadar pada sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari no. 2020 dan Muslim no. 1169)

Sudah siapkah kamu untuk masuk ke 10 malam terakhir Bulan Ramadhan?
----------
FP : Ma'had 'Umar bin Khattab Yogyakarta
web : mahadumar.id
twitter, instagram, dan telegram : @mubk_jogja
BBM : 595F4CAC

Dusta yang Dibolehkan

Umm Kultsum r.a. telah mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda : Bukan seorang pendusta, orang yang mendamaikan antara sengketa manusia, maka menimbulkan kebaikan atau berkata baik. (HR. Buchary dan Muslim).

Dalan riwayat Muslim ada tambahan :
Umm Kultsum berkata : Saya tidak mendengar Rasulullah s.a.w. mengizinkan berdusta kecuali dalam tiga macam: Dalam perang dan memperbaiki sengketa manusia, dan pembicaraan antara suami istri.
----------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN II, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1979, halaman 426.

Kesia-Siaan Dalam Beramal Terhadap Al Qur'an

Diantara kesia-siaan dalam beramal dengan Al-Qur'an, ialah sebagian orang membacanya dengan (tajwid yang) kacau. Mereka menyangka bacaan mereka sulit, berteknik tinggi, dan cerdas. Kitabullah jauh di atas amal yang rendah ini. Dan cara ini tidak akan membuat seseorang menjadi mutqin (terjaga hafalannya, tidak salah-salah -pent)

Dr. Ahmad bin ‘Ali As-Sudais (Twittter : @dr_AhmadAlsdies) - Twit Ulama

Generasi Tangguh

Untuk menghasilkan generasi tangguh butuh proses dan perjalanan panjang. Lalu bagaimana proses dan caranya?
Pertama, dengan ilmu pengetahuan. Sumber dari ilmu pengetahuan adalah dengan membaca. Oleh karena itu, wahyu yang pertama kali turun kepada Rasulullah adalah perintah untuk membaca. "Bacalah atas nama Tuhanmu (Allah) yang menciptakan." (QS. Al-Alaq : 1). Kemudian apa yang harus dibaca? Jawabannya adalah membaca ayat-ayat Allah yang terdiri dari dua macam. Yaitu Ayat Qauliyah (ayat-ayat yang tertulis di dalam al-Qur'an) dan Ayat Kauniyah (ayat yang berbentuk ciptaan Tuhan seperti matahari, bulan, bintang, tumbuh-tumbuhan, alam semesta dan sebagainya). Semua itu harus dibaca oleh generasi muda agar semakin maju dalam ilmu pengetahuan. Apa pun yang kita lakukan harus dengan ilmu karena tanpa ilmu tidak akan bisa memberi makna pada setiap pekerjaan yang kita lakukan sehingga kita pun tidak bisa memberikan manfaat lebih kepada diri sendiri dan lingkungan sekitar.
Kedua, kita harus berdzikir dan berdo'a sebagai wujud rasa ta'at dan patuh kita sebagai seorang hamba terhadap Allah ta'ala. Masa muda memang penuh dengan gemerlap dunia di mana kita bisa melakukan pekerjaan apa pun yang kita mau tanpa harus takut akan rasa lelah dan sakit. Supaya setiap aktivitas kita senantiasa mendapatkan berkah dari Sang Pencipta maka kita juga harus mendekatkan diri kepada-Nya dengan cara berdzikir dan berdo'a.
Kebanyakan orang berpikir bahwa masa muda tidak perlu banyak beribadah karena perjalanan kita di dunia masih panjang dan masih banyak waktu untuk menyiapkan bekal menuju akhirat nanti. Akan tetapi, tidakkah kita ingat bahwa sejatinya kehidupan ini adalah Tuhan yang memiliki? Kapan pun kita bisa diambil untuk kembali ke sisi-Nya. Ketika maut sudah datang maka tidak ada yang mampu menunda atau memajukan waktunya satu menit saja.
Oleh karena itu, masa muda seyogyanya kita isi juga dengan amalan-amalan agama seperti berdzikir, sholat malam, mengaji, tadarus al-Qur'an, bersedekah dan lain sebagainya.
Ketiga, kita harus menerapkan nilai-nilai akhlakul karimah pada kehidupan pemuda. Akhlak yang baik akan mencerminkan harmonisasi kehidupan yang baik pula. Kerukunan dapat terwujud dengan indah apabila para pemuda dapat menjadi contoh yang baik untuk anak-anak yang berada pada generasi dibawahnya. Akhlak yang baik ini juga dapat dikatakan lebih penting dari ilmu pengetahuan. Orang yang cerdas namun tidak memiliki kontrol perilaku yang baik atas apa yang ia lakukan, maka yang ada hanya kehancuran. Coba kita lihat saja, berapa banyak orang pintar di negeri kita yang terjerat kasus korupsi? Ada pula para pemuda cerdas yang justru mendapat adzab dari Allah karena durhaka kepada orang tua mereka. Semua itu tentu perilaku yang sangat tidak baik untuk ditiru.

Semoga Allah ta'ala senantiasa memberikan kita hidayah, khususnya dalam menjadikan insan yang mampu berpikir, berdzikir dan berakhlakul karimah, serta membentuk generasi muda tangguh yang mampu membawa bangsa kita menuju pembangunan yang lebih baik.
---------------------------------
Tulisan Sinna Sa'idah az-Zahra, Buletin An-Ni'mah edisi 174 / X, halaman 1-2.

Kamis, 23 Juni 2016

Syuhada itu Tetap Hidup

Di dalam al-Qur'an surat al-Baqarah (2) : 154, Allah ta'ala berpesan kepada kita dalam firman-Nya :

وَلَا تَقُولُوا۟ لِمَن يُقْتَلُ فِى سَبِيلِ اللَّـهِ أَمْوٰتٌۢ ۚ بَلْ أَحْيَآءٌ وَلٰكِن لَّا تَشْعُرُونَ
Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang terbunuh pada jalan Allah (bahwa mereka) itu mati, bahkan mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadari. (154).

Asbabun Nuzul
Dalam suatu riwayat yang bersumber dari Ibnu Abbas رضي الله عنهما dikemukakan bahwa turunnya ayat tersebut diatas (QS. 2 : 154) sehubungan dengan gugurnya sahabat Nabi ﷺ, yaitu Tamin bin al-Hammam (dalam riwayat lain 'Umair bin al-Hammam) pada peperangan Badr, dan dalam peristiwa itu gugur pula para sahabat lainnya. (HR. Ibnu Mandah).

Tafsir Ayat
QS. 2 : 154. "Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang terbunuh pada jalan Allah (bahwa mereka) itu mati, bahkan mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadari". Sebuah pengharapan yang langsung diberi Tuhan, jika terbunuh atau mati karena menegakkan jalan Allah, karena yakin bahwa yang ditempuh adalah jalan yang benar. Jangan gelisah, sebab orang yang mati pada jalan Allah itu bukanlah mati, tetapi hidup terus. Cuma kamu tidak merasa.
Bermacam tafsir dari ahli tafsir tentang makna hidunya orang yang terbunuh menegakkan jalan Allah. Kata setengahnya, walaupun badannya telah hancur dalam kubur namun namanya tetap hidup. Namanya akan memberikan ilham atau inspirasi kepada pejuang yang meneruskan citanya. Kata setengah lainnya, badannya yang mati, namun pikiran dan citanya terus hidup.
---------------
Bibliography :
Asbabun Nuzul, KH Qomaruddin, Penerbit CV. Diponegoro Bandung, Cetakan ke-5, 1985, halaman 48.
Tafsir Al-Azhar Juzu' 2, Prof Dr. Haji Abdulmalik Abdulkarim Amrullah (Hamka), Penerbit PT. Pustaka Panjimas Jakarta, cetakan September 1987, halaman 23 - 24.
Al Qur'an Terjemahan Indonesia, Tim DISBINTALAD (Drs. H.A. Nazri Adlany, Drs. H. Hanafie Tamam dan Drs. H.A. Faruq Nasution); Penerbit P.T. Sari Agung Jakarta, cetakan ke tujuh 1994, halaman 42.

The Art Of War

TIME TUNNEL. Seni Perang, sebuah taktik berperang yang sangat menggelitik keingin-tahuanku mempelajarinya lebih dalam. Berawal dari pertarungan antar kelompok di cerita-cerita Suikoden yang mengadopsi seni perang ala Sun Tzu.
Seiring mengalirnya shalawat kepada Rasulullah  ﷺ, mengantarkanku untuk mencintai cara berperangnya beliau.
Perjalanan di lorong waktu mengenalkanku bahwa peperangan itu diperbolehkan membuat tipu daya atau muslihat seperti yang diceritakan Jabir r.a. dari Rasulullah  ﷺ. (HR. Muslim No. 1065, cek Terjemahan Hadits Shahih Muslim, halaman 44).
Sedangkan Abdullah bin Abu Aufa r.a. menceritakan beberapa taktik perang Rasulullah  ﷺ :
  1. Menunggu sampai matahari tergelincir,
  2. Memberikan amanat kepada pasukan, dan berkata : "Hai pasukan!, janganlah kamu mencita-citakan berjumpa dengan musuh. Berdo'alah kepada Allah ta'ala supaya sehat wal 'afiat.
  3. Ketika bertemu musuh di medan laga, TABAHLAH.
  4. Berdo'alah; "Allahumma munadz-dzilal kitaabi wamujriyassakhaabi waha a dzimil 'akhdzaabih dzimhum wanshurnaa 'alaihim" (Ya Allah, yang menurunkan al-Qur'an, yang menggerakkan dan yang kuasa menghalau musuh yang bersekutu. Halaulah mereka dan bantulahkami menghancurkan mereka itu)."
(HR. Muslim No. 1066, cek Terjemahan Hadits Shahih Muslim, halaman 44-45).

Dari hadits penuturan Abdullah bin Abu Aufa r.a. jelaslah bahwa Nabi kita  ﷺ belum pernah bersandar hatinya kepada kekuatan diri sendiri dalam suasana apapun. Allahu ya kariim, salam 'alaika yaa Rasulullah.
----------------------------------
Pustaka :
Terjemahan Hadits Shahih Muslim Jilid 3, H.A. Razak dan H. Rais Lathief (Tim Penterjemah), Penerbit Pustaka Al-Husna Jakarta, cetakan kedua 1983, halaman 44-45.

Diantara Ciri Orang Bodoh

Ciri-ciri orang bodoh : diam dari apa yang bermanfaat untuk dirinya, dan bicara akan hal-hal yang justru akan memberinya madharat -Ibnu Hazm-

Syaikh Abdul ‘Aziz bin Muhammad As-Sadhan (Twitter : @Dr_Alsadhan) - Twit Ulama

Mana Kawan Dan Lawan

Diantara musibah terbesar dalam kehidupan ummat ini ialah mereka tidak mengenali mana kawan mana lawan. Bagaimana mungkin padahal Rabb kita ‘Azza wa Jalla telah berfirman (yang artinya), “Dan demikianlah Kami terangkan ayat-ayat Al-Quran (supaya jelas jalan orang-orang yang saleh) dan supaya jelas jalan orang-orang yang berdosa” (QS. Al-An’aam 55).

Dr. Muhammad Sa’id Al-Qahthani (Twittter : @Dr_malqahtani) - Twit Ulama

Mempercepat Berbuka

Sahl bin Saàd رَضِيَ اللََّهُ عَنْه bahwa Rasulullah ﷺ bersabda,
لَا يَزَالُ النَّاسَ بِخَيْرٍ مَا عَجَّلُوْا الْفِطْرَ

“Manusia akan senantiasa dalam kebaikan selama mereka mempercepat buka puasanya.” (Riwayat al-Bukhari dan Muslim)
----------
FP : Ma'had 'Umar bin Khattab Yogyakarta
web : mahadumar.id
twitter, instagram, dan telegram : @mubk_jogja
BBM : 595F4CAC

Fenomena Di Malam Lailatul Qadar

Pada waktu di mana orang-orang shalih berlomba-lomba untuk shalat mencari malam lailatul qadar, kita dapatkan para pengikut dunia sedang dalam puncak aktivitas mereka. Para pedagang sibuk dengan jual-beli nya, yang wanita sibuk dengan bersolek dan belanja, yang laki-laki sibuk dengan urusannya

Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajjid (Twittter : @almonajjid) pengasuh web IslamQA. 4/8/2013 019 - Twit Ulama

Waspadai Pagi Harimu !

Nasehat dari Rasulullah ﷺ : "Barang siapa yang bangun di pagi hari dan hanya dunia yang dipikirkannya, sehingga seolah-olah ia tidak melihat hak Allah dalam dirinya (tidak berdzikir mengingat Allah), maka Allah akan menanamkan 4 penyakit ; 1.kebingungan yang tiada putus-putusnya, 2. kesibukan yang tiada pernah ada ujungnya, 3.kebutuhan yang tidak pernah terpenuhi, dan 4. khayalan yang tidak bertepi". (HR. Imam Thabrani).

Tadabburilah Al-Qur'an

Kisah-kisah dalam Al-Qur`an, ada pelajaran dan nasihat di dalamnya. Luangkan waktu untuk mentadabburinya, ada petunjuk untuk yang berakal.

Dr. Khalid Al-Mushlih (Twittter : @Dr_almosleh) - Twit Ulama

Orang Zhalim Bukan Untuk Dimuliakan

Allah mengangkat kedudukan orang-orang yang zhalim agar manusia dapat melihat kejatuhannya dari atas ketinggian. Bukan supaya orang-orang menghormati dan memuliakan mereka.

Dr. Abdul Aziz Tharifi (Twittter : @AbdulazizTarifi) - Twit Ulama 

Penjajah Larang Kiriman Sahur untuk Para Penjaga Masjidil Aqsha

BAITUL MAQDIS TERJAJAH, Selasa (PIC): Petugas keamanan Zionis menghalangi pemberian makanan sahur bagi murabithun Palestina dengan melarang masuk para relawan yang biasa mendistribusikan ratusan makanan sahur di Masjidil Aqsha. Sejak awal bulan suci Ramadhan, Departemen Waqaf Islam memberi kesempatan pada jamaah untuk i’tikaf di Masjidil Aqsha.
Senin lalu, para pemukim ilegal Yahudi bersama sejumlah serdadu Zionis menyerbu Masjidil Aqsha dari gerbang Magharibah yang dikendalikan ‘Israel’ dengan perlindungan ketat pasukan keamanan. Murabithun mulai meneriakkan takbir sebagai wujud protes terhadap tindakan provokatif para pemukim ilegal Yahudi itu di tempat suci ummat Islam, terlebih lagi di bulan Ramadhan.* (PIC | Sahabat Al-Aqsha | Foto: PIC)

Rabu, 22 Juni 2016

Inilah Al Qur'an

Tidak ada sesuatu selain Al-Quran yang bisa mengangkat derajat seseorang di dunia, meninggikan kedudukannya di akhirat, membuka hati yang tertutup, memberikan rasa ridha pada hati, dan mendatangkan bukti yang tidak dapat dilihat oleh mata walaupun sedikit.

Nashir Al-Qathami (Twittter : @nasseralqtami) - Twit Ulama 

Ramadhan Terlewat

Ramadhan sudah mencapai setengahnya. Jangan biarkan bulan Ramadhan ini berlalu begitu saja sebelum kita diampuni dan dimerdekakan oleh Allah Ta’ala dari api neraka.
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « رَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ ذُكِرْتُ عِنْدَهُ فَلَمْ يُصَلِّ عَلَىَّ وَرَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ دَخَلَ عَلَيْهِ رَمَضَانُ ثُمَّ انْسَلَخَ قَبْلَ أَنْ يُغْفَرَ لَهُ وَرَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ أَدْرَكَ عِنْدَهُ أَبَوَاهُ الْكِبَرَ فَلَمْ يُدْخِلاَهُ الْجَنَّةَ

Artinya: “Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sungguh sangat terhina dan rendah seseorang yang disebutkanku, lalu dia tidak bershalawat atasku, Sungguh sangat terhina dan rendah seseorang yang datang kepadanya Ramadhan kemudian bulan tersebut berlalu sebelum diampuni untuknya (dosa-dosanya), Sungguh sangat terhina dan rendah seseorang yang mendapati kedua orangtuanya lalu keduanya tidak memasukkannya ke dalam surga”. (HR. Tirmidzi dan dishahihkan oleh Al Albani رحمه الله di dalam kitab Shahih Al jami’)
----------
FP : Ma'had 'Umar bin Khattab Yogyakarta 
web : mahadumar.id
twitter, instagram, dan telegram : @mubk_jogja
BBM : 595F4CAC

Lawan Kantuk, Laksanakan Sholat Shubuh

Betapa agungnya jika Allah melihatmu kamu bersungguh-sungguh melawan rasa kantuk, mengalahkan nafsu untuk menjawab adzan dan melaksanakan sholat shubuh sembari berharap pahala. Hayya ala shalaah… Hayya ala shalaah ...

Dr. Hasan al Husaini (Twitter : @7usaini) - Twit Ulama

Haram Berdusta (5)

Samuroh bin Jundub r.a. berkata : Rasulullah s.a.w. sering tanya pada sahabat : Adakah di antara kamu yang mimpi? Maka diceriterakan kepada Nabi apa yang telah diimpikannya. Dan pada suatu hari Nabi bersabda : Semalam aku telah didatangi oleh dua orang yang mengajak saya pergi, dan ketika kami di dalam perjalanan, tiba-tiba ada orang berbaring dan di depannya ada orang berdiri memegang batu besar, kemudian memukulkan batu itu ke kepala orang yang berbaring itu, hingga remuk kepalanya dan tergelincir batunya, maka segera diambil kembali batu itu, sedang kepala yang remuk itupun telah pulih kembali, lalu dikepruk lagi sebagaimana semula. Sayapun berkata : Subhanallah apakah itu? Kedua orang itu berkata : Mari berjaLan terus, maka kami berjalan hingga bertemu dua orang, yang satu berbaring terlentang, sedang yang ke dua berdiri memegang bantolan besi, maka dibantolkan ke pipi, lubang hidung dan mata, lalu ditarik ke belakang, kemudian pindah ke sebelah kiri dan dibantol demikian pula, tiap-tiap selesai lalu pulih kembali, dan diulangi seperti itu, dan sayapun berkata : Suhhanallah apakah itu? Dan dua orang itu terus mengajak berjalan hingga bertemu sesuatu yang berbentuk dapur api, dan terdengar di dalamnya suara hiruk-pikuk, maka ketika saya lihat di dalamnya, terdapat orang-orang laki dan perempuan telanjang, dan apabila timbul nyala api dari bawah mereka, menjeritlah mereka. Saya bertanya : Apakah mereka itu? Kedua orang itu mengajak berjalan terus, hingga kami sampai ke sungai yang berwarna merah bagaikan darah. dan di sungai itu ada orang berenang, sedang di tepi sungai ada orang yang mengumpulkan batu-batu, maka apabila yang berenang itu capai datang kepada yang di tepi dan membuka mulutnya, lalu dimasuki batu, kemudian berenang kembali ke tengah, kemudian kembali pula membuka mulutnya dan diisi batu, demikian berulang-ulang hingga saya bertanya : Apakah itu? Dan terus diajak berjalan, hingga bertemu dengan orang yang sangat keji (buruk) rupanva, sedang menyalakan api lalu dia berjalan di sekitarnya. Saya juga bertanya : Apakah itu? Dan terus diajak berjalan hingga sampai ke sebuah kebun yang luas dan penuh berbunga, dan di situ terdapat seorang yang tinggi, hampir saya tidak dapat melihat kepalanya, dan di sekitar orang itu banyak anak-anak. Sayapun bertanya : Apakah itu? Tetapi terus diajak berjalan hingga sampai ke pohon yang sangat besar dan indah, tiba-tiba saya diperintah mendaki, kamipun mendaki hingga sampai ke kota yang terbangun dari mas dan perak dan ketika kami sampai ke pintu kota, kami ketok pintunya hingga dibuka, dan kami masuk, di situ kami disambut oleh orang-orang yang bagus-bagus, dan di samping itu ada pula orang-orang yang sangat jelek, tetapi orang-orang yang jelek (buruk) itu diperintah mandi dari sebuah sungai yang sangat jernih airnya, kemudian setelab mandi berubahlah wajah mereka sama dengan orang-orang yang bagus-bagus itu, maka kedua orang yang membawa saya itu berkata : Ini sorga jannatu ‘adn, dan itu di atas tempatmu, maka saya melihat ke atas. tiba-tiba ada sebuah gedung bagaikan awan putih di udara, maka aku berkata kepada keduanya : Baarakallahu fikuma, lepaskanlah aku masuk ke gedung itu. Jawab keduanya : Kini belum tiba masanya, tetapi kelak pasti kau akan masuk ke dalamnya. Kemudian saya menanyakan : semua kejadian-kejadian yang telah kulihat itu? Jawab keduanya : Kini akan kami beritahukan kepadamu : Adapun orang yang dikepruk kepalanya dengan batu, maka itu orang yang telah mempelajari Qur’an lalu mengabaikannya, dan tidak sholat fardlu. Adapun orang yang dirobek pipi, hidung dan matanya ke belakang, maka itu orang yang membuat berita bohong hingga tersiar ke seluruh penjuru. Adapun orang-orang lelaki, perempuan yang telanjang dan berada di dapur maka itulah pelacur. Adapun orang yang berenang di sungai darah dan makan batu, maka itu rentenir (pemakan riba). Adapun orang yang menyalakan api, maka itu malaikat Malik penjaga api neraka. Adapun orang tinggi di kebun, maka itu nabi Ibrahim a.s. sedangkan anak-anak yang ada di sekitarnya, maka itu anak-anak yang mati kecil (mati atas fitrah). Seorang bertanya : Dan anak kaum musyrikin ya Rasulullah? Jawab Nabi : Dan anak kaum musyirikin. Adapun orang-orang yang bagus-bagus dan ada yang busuk, maka itulah orang yang mencampur antara amal kebaikan dengan kejahatan, tetapi Allah mema’afkan mereka. (HR. Buchary).

Dalam lain riwayat : Semalam saya mimpi didatangi oleh dua orang yang membawa saya ke tanah yang suci, dan dalam perjalanan melihat lobang bagaikan dapur, sempit bagian atas tetapi luas bagian bawahnya, berisi orang laki dan perempuan yang sama-sama telanjang bulat, dan di bawah mereka ada api, apabila menyala tinggi terangkatlah mereka, kemudian jika padam kembali mereka turun ke bawah. Juga melihat sungai darah yang ada dua orang yang satu di tengah dan yang lain di tepi sungai, maka apabila yang di tengah akan keluar dari sungai maka dilempar batu mulutnya oleh orang yang di tepi, sehingga kembali ke tengah. Kemudian membawa saya naik di pohon dan masuk sebuah gedung yang indah yang berisi orang-orang tua dan muda. Adapun orang yang dirobek pipinya maka itu pendusta yang tersiar dustanya hingga semua penjuru. Sedang orang yang dikepruk kepalanva itu yaitu orang yang mengerti Qur’an dan tidak dipelajari di waktu malam, dan tidak dilaksanakan waktu siang. Adapun gedung yang pertama, maka untuk umum kaum mu’minin, dan gedung ini untuk orang yang mati syahid, dan aku ini Jibril dan ini Mika'il. Maka lihatlah ke atas, maka ketika aku melihat ke atas terlihat bagaikan awan, maka diberitahu : Bahwa itu gedungmu (tempatmu). Aku berkata : Lepaskan aku masuk di tempatku. Jawab keduanya : Kau masih ada sisa umur yang belum kau selesaikan, maka bila telah selesai pasti kau kembali ke tempatmu itu. (HR. Buchary).
----------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN II, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1979, halaman 419-425.

1.800 Tawanan Palestina Sakit di Penjara-penjara Zionis ‘Israel’

LONDON, Selasa (Middle East Monitor): Jumlah tawanan Palestina yang meringkuk di penjara-penjara ‘Israel’ bertambah menjadi 1.800 orang. Demikian kantor berita Safa mengutip pernyataan pejabat Organisasi Pembebasan Palestina (PLO). Kepala Komite Tawanan dan Eks Tawanan PLO, Isa Qaraqe, mengatakan kasus-kasus paling kritis adalah 20 tawanan yang kini ditahan di rumah sakit penjara Ramala, setengahnya menderita disabilitas dan lumpuh. Ia mengatakan, ada upaya-upaya berkelanjutan untuk menyoroti masalah penderitaan para tawanan yang dalam beberapa kasus meninggal dunia akibat kurangnya perawatan medis dan obat-obatan. Eks tawanan Bassam Abu-Akar, yang menghabiskan 12 tahun di penjara, meminta campur tangan dunia internasional untuk menyelamatkan nyawa para tawanan yang sakit karena jiwa mereka dalam bahaya.* (Middle East Monitor | Sahabat Al-Aqsha | Foto: Dokumentasi MEMO)

Selasa, 21 Juni 2016

Pentingnya Muhasabah

Sesungguhnya yang menyebabkan kita mampu senantiasa memperbaiki rangkaian amal, adalah sikap muhasabah (introspeksi) yang diterapkan di seluruh amalan yang dikerjakan.

Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajjid (Twittter : @almonajjid) - Twit Ulama

Seperti Apa Ikhlas Itu?

Barangsiapa yang mendapati hatinya telah ikhlas, sungguh perasaan ikhlasnya itu masih perlu diikhlaskan lagi (karena ia belum ikhlas -pent).

Dr. Yahya bin Ibrahim Al-Yahya (Twittter : @dr_alyahya) - Twit Ulama 

Pergaulilah Manusia Dengan Akhlak Yang Baik

Jika Allah karuniakan Anda dengan kemuliaan akhlak, maka pergauli manusia dengan akhlak Anda, bukan dengan akhlak mereka.

Dr. Abdul Muhsin Al-Qaasim (Twittter : @dr_alqassem) - Twit Ulama 

Senin, 20 Juni 2016

Duden Falls Turki

Duden Falls Turki (Foto : Bin Hakim)
Perjalanan menikmati alam yang pernah aku lakukan selama ini, mampu mendorong hasratku untuk mengunjungi tempat-tempat yang lain yang memiliki kesamaan keindahan. Curug, air terjun atau waterfalls, sebuah keindahan alam yang senantiasa menumbuhkan ketenangan jiwa bagiku, dari curug Semirang dan curug Lawe Benowo di Ungaran serta curug Gonoharjo di kabupaten Kendal yang pencapaiannya mesti mendaki ketinggian dan deretan pepohonan hutan, menggugah semangat baru untuk menikmati air terjun dengan nuansa lain.
Duden Falls yang terletak di propinsi Anatalya Turki, sepertinya menggairahkan jika bisa melihatnya lebih dekat. Sebuah air terjun dengan ketinggian kurang lebih 40 meter yang berakhir di laut Mediteranian dengan beberapa tangga batuan sebelum airnya jatuh ke laut menambah keindahan tersendiri.
Turki, negara dimana terakhir peradaban Islam berjaya dengan beberapa tempat yang sangat aku  inginkan spiritnya, tempat aku bisa mengenang Abu Ayyub Al-Anshari sahabat Rasulullah s.a.w. dan sang penakluk Konstantinopel, Muhammad Al-Fatih.
Semoga Allah perkenankan asaku.

Lihat Besarnya Pahala Memaafkan

Ketika engkau ragu untuk memaafkan dan mengampuni (kesalahan orang lain), janganlah engkau melihat seberapa besar penderitaan dan musibah yang menyusahkan yang diberikan kepadamu. Akan tetapi, lihatlah seberapa besar pahala dan pemberian yang akan kau dapatkan (berupa kebaikan di dunia dan kenikmatan di akhirat, -pent).

Dr. Khalid Al-Mushlih (Twittter : @Dr_almosleh) - Twit Ulama 

Haram Berdusta (4)

Ibn Umar r.a. berkata : Bersabda Nabi s.a.w. : Sebesar-besar pendustaan kalau orang mengaku matanya telah melihat apa yang tidak dilihatnya. Mengaku mimpi apa yang tidak diimpikan. (HR. Buchary).
----------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN II, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1979, halaman 419.

Dihukum Tanpa Sadar

Hukuman terberat adalah ketika Allah menahan lisanmu tak bisa berzikir -Ibnul Qoyyim

Dr. Abdul Muhsin Al-Qaasim (Twittter : @dr_alqassem) - Twit Ulama

‘Israel’ Hentikan Pasokan Air ke Tepi Barat Selama Ramadhan

TEPI BARAT, Sabtu (Independent.co.uk): Puluhan ribu warga Palestina dibiarkan tanpa akses terhadap air minum yang aman selama bulan suci Ramadhan. Padahal, di bulan puasa ini suhu bisa melebihi 35 derajat Celsius. Pasokan air di kota sebelah utara Jenin, dengan populasi lebih dari 40.000 orang, telah diputus setengah oleh perusahaan air ‘Israel’, Mekorot. Jenin merupakan kamp pengungsi bagi 16.000 warga Palestina yang didirikan pada 1953.
Ayman Rabi, Direktur Eksekutif Kelompok Hidrologi Palestina, mengatakan pada Al Jazeera bahwa di sejumlah daerah masyarakat tidak menerima air lebih dari 40 hari. Ia mengatakan, “Masyarakat mengandalkan pembelian air dari truk-truk air atau mendapatkannya dari sumber-sumber alternatif seperti mata-mata air dan tempat-tempat pengisian di daerah sekitar mereka. Keluarga-keluarga tersebut harus hidup dengan dua, tiga atau 10 liter per kapita per hari.”
Juru bicara penjajah Zionis mengatakan pada The Independent, tak ada kebenaran dalam klaim tersebut dan menyatakan bahwa kekurangan air diakibatkan oleh rusaknya saluran-saluran air. Mereka mengatakan, “Beberapa jam lalu, tim pemerintahan sipil COGAT telah memperbaiki saluran pipa yang pecah, yang mengganggu pasokan air ke desa-desa Marda, Biddya, Jamma’in, Salfit dan Tapuach. Aliran air telah diatur dan kini sudah berjalan. Upaya apapun yang mengaitkan gangguan-gangguan dengan teror adalah salah dan menyesatkan.”
Saleh Hijazi, peneliti Amnesty International ‘Israel’ dan Wilayah Palestina Terjajah, mengatakan laporan tersebut merupakan “tanda bahaya”. Ia mengatakan pada The Independent, “’Israel’ hanya mengizinkan warga Palestina mengakses satu-satunya bagian kecil sumber daya air yang dibagikan di Tepi Barat terjajah. Sementara permukiman-permukiman ilegal Yahudi mendapatkan pasokan air tak terbatas yang memungkinkan para pemukim ilegal Yahudi memelihara taman-taman menjadi subur dan bahkan memenuhi kolam-kolam renang pribadi.
“Air merupakan kebutuhan dasar dan hak setiap orang. Mekorot harus memulihkan pasokan-pasokan air kepada warga Palestina yang telah dihentikan dan otoritas ‘Israel’ harus mengakhiri kebijakan-kebijakan air diskriminatif mereka, mencabut seluruh batasan-batasan sewenang-wenang yang kini diberlakukan terhadap warga Palestina dalam mengakses sumber daya sangat penting ini.”
Menurut garis pedoman PBB, 7,5 liter air per orang/hari merupakan kebutuhan minimum pada kondisi-kondisi normal. Namun, di sejumlah area wilayah Palestina kebutuhan minimum lebih tinggi lagi. Kota Jenin, sejumlah desa di Nablus dan kota Salfit, serta desa-desa di sekitarnya menderita akibat pemutusan pasokan air oleh penjajah Zionis. Menurut laporan Amnesty International, hampir 200.000 warga Palestina di Tepi Barat tidak memiliki akses terhadap air yang mengalir, dan membutuhkan izin sebelum mengambilnya. Sejak 1967, ‘Israel’ membatasi air yang tersedia untuk warga Palestina di Tepi Barat dan Jalur Gaza.* (Independent.co.uk | Sahabat Al-Aqsha |  Foto: Getty Images/Dokumentasi)

Keimanan Akan Kembali Ke Kota Madinah

Diantara keutamaan yang lain dari kota Madinah adalah iman akan kembali ke Madinah, sebagaimana sabda Nabi ﷺ :
إنَّ الإِيْماَنَ لَيَأْزِرُ إِلَى الْمَدِيْنَةِ كَمَا تأْزِرُ الْحَيَّةُ إِلَى جُحْرِهَا
Sesungguhnya iman akan kembali ke kota Madinah sebagaimana ular kembali kelubang atau sarangnya. [HR. Al-Bukhâri dan Muslim]

Maksudnya adalah iman akan kembali menuju Madinah dan menetap di Madinah, serta kaum Muslimin akan berbondong-bondong mendatangi kota Madinah. Yang mendorong mereka melakukan itu semua adalah keimanan dan kecintaan mereka terhadap tempat yang penuh dengan berkah serta telah dijadikan wilayah haram oleh Allâh Azza wa Jalla .

Selengkapnya di almanhaj.or.id