TIME TUNNEL. Seni Perang, sebuah taktik berperang yang sangat menggelitik keingin-tahuanku mempelajarinya lebih dalam. Berawal dari pertarungan antar kelompok di cerita-cerita Suikoden yang mengadopsi seni perang ala Sun Tzu.
Seiring mengalirnya shalawat kepada Rasulullah ﷺ, mengantarkanku untuk mencintai cara berperangnya beliau.
Perjalanan di lorong waktu mengenalkanku bahwa peperangan itu diperbolehkan membuat tipu daya atau muslihat seperti yang diceritakan Jabir r.a. dari Rasulullah ﷺ. (HR. Muslim No. 1065, cek Terjemahan Hadits Shahih Muslim, halaman 44).
Sedangkan Abdullah bin Abu Aufa r.a. menceritakan beberapa taktik perang Rasulullah ﷺ :
- Menunggu sampai matahari tergelincir,
- Memberikan amanat kepada pasukan, dan berkata : "Hai pasukan!, janganlah kamu mencita-citakan berjumpa dengan musuh. Berdo'alah kepada Allah ta'ala supaya sehat wal 'afiat.
- Ketika bertemu musuh di medan laga, TABAHLAH.
- Berdo'alah; "Allahumma munadz-dzilal kitaabi wamujriyassakhaabi waha a dzimil 'akhdzaabih dzimhum wanshurnaa 'alaihim" (Ya Allah, yang menurunkan al-Qur'an, yang menggerakkan dan yang kuasa menghalau musuh yang bersekutu. Halaulah mereka dan bantulahkami menghancurkan mereka itu)."
(HR. Muslim No. 1066, cek Terjemahan Hadits Shahih Muslim, halaman 44-45).
Dari hadits penuturan Abdullah bin Abu Aufa r.a. jelaslah bahwa Nabi kita ﷺ belum pernah bersandar hatinya kepada kekuatan diri sendiri dalam suasana apapun. Allahu ya kariim, salam 'alaika yaa Rasulullah.
----------------------------------
Pustaka :
Terjemahan Hadits Shahih Muslim Jilid 3, H.A. Razak dan H. Rais Lathief (Tim Penterjemah), Penerbit Pustaka Al-Husna Jakarta, cetakan kedua 1983, halaman 44-45.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar