Manga Gensō Suikoden III - The Successor of Fate. Pagi itu tentara pengendara serangga pun berangkat menuju desa sku Chisha. Geddoe dan kawan-kawan segera menuju altar pengendara serangga di gunung Senai. Sejak dikuasai Harmonia altar pahlawan api diganti namanya menjadi altar pengendara serangga, sebagai upaya perlindungan situs agar le Buque tak dihancurkan kekuasaan Harmonia.
Tempat menuju altar begitu tinggi, tempat yang ditata rapi dengan jurang dan goa. Saat melalui celah bebatuan Aila merasakan getaran pembunuh yang membinasakan saudara-saudaranya. Tiba-tiba perjalanan mereka dihadang unit 14, dan mereka pun bertarung. Aila diperintahkan Geddeo untuk segera meloloskan diri, tapi Aila terus mendekat menuju posisi sang pembunuh.
Sementara itu di ruang altar pengedara serangga, jenderal bertopeng dan Sarah sibuk mencari sesuatu yang ia inginkan. Tiba-tiba jenderal bertopeng kaget melihat Aila sudah berdiri di pintu masuk ruangan altar dan segera ia memerintahkan Yuber untuk membunuhnya. Saat Aila terjepit Geddoe datang menolong. Dan jenderal bertopeng mencegah Yuber membunuhnya. Saat pertempuran berlangsung Geddoe mengeluarkan kekuatanya (True Lightning Rune) dan membuat semua orang terperangah. Jenderal bertopeng segera menghentikan pertarungan dan memerintahkan mundur. Dan Geddoe diperintah menghadapnya ke markas untuk menunggu hukuman. Akhirnya seluruh anak buah Geddoe mengetahui jati dirinya sebagai salah satu pembawa api. (sumber : Manga Gensō Suikoden III - The Successor of Fate 3, karya Aki Shimizu; Kadokawa Corporation; Tokyo Japan 2002).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar