"Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji". (QS. al-Buruj (85) : 8)

Minggu, 30 April 2017

Makruh Bicara Sesudah Sholat Isya’ (2)

Terkecuali untuk kebaikan mempelajari ilmu, dzikir, melayani tamu dan kepentingan-kepentingan syar'i.
Ibn Umar r.a. berkata : Rasulullah ketika pada akhir-akhir hidupnya sesudah sholat Isya’ bersabda : Perhatikanlah oleh kamu, sesungguhnya setelah seratus tahun tidak bakal tinggal seorangpun dari orang-orang yang ada hari ini. (HR. Buchary dan Muslim).
----------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN II, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1979, halaman 551.

Ketika Tidak Berhati – hati

Abu Hurairah pernah berkata pada akhir-akhir usianya,”Ya Allah aku berlindung kepadamu dari melakukan zina dan dosa-dosa besar lainnya”. Kemudian dikatakan kepadanya, “Apakah engkau masih takut zina padahal engkau sudah tua dan sudah terputus syahwatmu?”. Beliau mengatakan, “Bagaimana aku bisa merasa aman, padahal iblis masih hidup?”

Dr. Umar Al-Muqbil, dosen hadits di Fakultas Syari’ah Universitas Al-Qashim, Wakil Ketua di Lembaga Ilmiah untuk Studi Al-Qur’an, Saudi Arabia. (Twitter : @dr_almuqbil) - Twit Ulama

Jihad !

Note Trip, 3 Sya'ban 1438 H. Ahok si Penista Agama ternyata virusnya sampai ke Jawa Tengah. Perkaranya hingga menjadi bahan obrolan jelata bak cendawan di musim hujan. Ada obrolan yang lucu bikin geli. Sebut saja Denok dan Yanto sebagai pemuja Ahok serta Triman disisi seberang.

Denok : "Saya sangat salut sama pak Ahok. Akan Ku dukung dan berjihad untuk Ahoknya jika aku jadi warga Jakarta. Bukan semata tentang dan untuk Ahok tapi untuk merawat dan menjaga Indonesia yang Bhinneka."
Yanto : "Mbak Denok teruslah berjihad mbak, meskipun banyak dihujat kelompok sebelah, tetaplah merawat kebhinnekaan jangan biarkan mereka merusaknya"
Triman : "Mendukung kebhinekaan berbeda dengan mendukung penista, catat itu! Aneh untuk sang penista engkau ber-jihad?"

Keren mas Triman, aku juga heran dengan toleransi mereka dan ghiroh jihad mereka. Somplak!.

Sabtu, 29 April 2017

Ketenangan Hati

“maka Allah mengetahui apa yang ada dalam hati mereka lalu menurunkan ketenangan atas mereka dan memberi balasan kepada mereka dengan kemenangan yang dekat” (QS. al-Fath : 18).

Usahakan agar hati Anda selalu bening sebagaimana yang Anda inginkan untuk dilihat oleh Allah. Sekadar tauhid, keikhlasan dan kejernihan hati, sekadar itu pula pertolongan dari Allah pada Anda.

Prof. Dr. Nashir al-Umar Ketua Majlis Ulama Internasional untuk Tadabbur al-Qur'an. (Twitter : @naseralomar) - Twit Ulama 

Jumat, 28 April 2017

Shalat

Ibnul Qoyyim رحمه الله berkata :
لِلْعَبْدِ بَيْنَ يَدَيْ اللهِ مَوْقِفَانِ، مَوْقِفٌ بَيْنَ يَدَيْهِ فِي الصَّلاَةِ وَمَوْقِفٌ بَيْنَ يَدَيْهِ يَوْمَ لِقَائِهِ فَمَنْ قَامَ بِحَقِّ الْمَوْقِفِ الأَوَّلِ هُوِّنَ عَلَيْهِ الْمَوْقِفُ الآخَرُ وَمَنِ اسْتَهَانَ بِهَذَا الْمَوْقِفِ وَلَمْ يُوَفِّهِ حَقَّهُ شُدِّدَ عَلَيْهِ ذَلِكَ الْمَوْقِفُ قَالَ تَعَالَى ومن الليل فاسجد له وسبحه ليلا طويلا إن هؤلاء يحبون العاجلة ويذرون وراءهم يوما ثقيلا

Seorang hamba menghadap Allah dalam dua keadaan, keadaan ia berhadapan dengan Allah tatkala sedang sholat, dan keadaan ia berhadapan dengan Allah tatkala hari kiamat. Barang siapa yang berhadapan dengan Allah pada keadaan pertama sebagaimana mestinya maka akan diringankan baginya tatkala menghadap Allah pada hari kiamat. Barang siapa yang meremehkan keadaan yang pertama dan tidak menjalankan sebagaimana mestinya maka ia dipersulit dan disikapi dengan keras tatkala berhadapan dengan Allah pada hari kiamat. (Al Fawaid)
----------
Ma'had 'Umar bin Khattab Yogyakarta 

Takutlah kepada Allah!

Allah berfirman:
“Dan ketahuilah bahwasanya Allah mengetahui apa yang ada dalam hatimu; maka takutlah kepada-Nya” (QS. al-Baqarah : 235),
“Dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa)-Nya. Dan hanya kepada Allah kembali(mu)” (QS. Ali Imran : 28),
“Dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa)-Nya. Dan Allah Maha Penyayang kepada hambaNya” (QS. Ali Imran : 30)

Dr. Sa’ad Asy-Syitsriy, Doktor dalam bidang Ushul Fiqh, pernah menjadi anggota Hai’ah Kibaril Ulama (Lembaga Ulama Senior di Saudi Arabia), kini menjabat dosen di King Saud University (KSU), Riyadh. (Twitter : @Dr_Alshathry) - Twit Ulama

Makruh Bicara Sesudah Sholat Isya’ (1)

Terkecuali untuk kebaikan mempelajari ilmu, dzikir, melayani tamu dan kepentingan-kepentingan syar'i.
Abu Barzah r.a. berkata : Rasulullah tidak suka tidur sebelum Isya’ dan bicara-bicara sesudahnya. (HR. Buchary dan Muslim).
----------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN II, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1979, halaman 551.

Sebarkanlah Walau Satu Ayat

Sadarilah bahwa apapun yang terjadi pada diri kita sejatinya adalah ujian dari Allah. Jalanilah semua itu dengan lapang dada dan berbahagialah dengannya. "Apabila Allah mencintai suatu kaum, niscaya Allah akan menguji mereka". (HR. Tirmidzi)
Janganlah khawatirkan rezeki, karena Allah sudah menjaminnya untuk semua yang hidup. Tapi khawatirkan amalan, karena Allah tidak menjamin kita masuk surga. Fokuskanlah pikiran untuk memikirkan apapun yang diperintahkan Allah kepada kita. Maka pasang selalu niat baik dalam setiap aktivitas kita. Sebarkanlah walau satu ayat, kalaupun kita tak bisa melakukannya, Allah catat pahalanya sama seperti orang yang melakukannya.

Hijab Alila; 04 Maret 2015, pukul 20.31 WIB.

Membaca Surat Al Ikhlas, Ketika Shalat Sunnah Ba’diyah Maghrib

Ketika mengerjakan shalat sunnah ba’diyah maghrib, surat Al-Ikhlash dibaca bersama surat Al-Kafirun. Surat Al Kafirun dibaca pada raka’at pertama setelah membaca Al Fatihah, sedangkan surat Al Ikhlash dibaca pada raka’at kedua.
Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu mengatakan,
 
مَا أُحْصِى مَا سَمِعْتُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقْرَأُ فِى الرَّكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْمَغْرِبِ وَفِى الرَّكْعَتَيْنِ قَبْلَ صَلاَةِ الْفَجْرِ بِ (قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ) وَ (قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ
“Aku tidak dapat menghitung karena sangat sering aku mendengar bacaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca surat pada shalat dua raka’at ba’diyah maghrib dan pada shalat dua raka’at qobliyah shubuh yaitu Qul yaa ayyuhal kafirun (surat Al Kafirun) dan qul huwallahu ahad (surat Al Ikhlash).” (HR. Tirmidzi no. 431. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih)

Kajian selengkapnya di  rumaysho.com 

Menafkahkan Harta Kapanpun

Di dalam al-Qur'an surat al-Baqarah (2) : 274, Allah ta'ala menasehati orang beriman untuk menafkahkan harta dijalan Allah ta'ala kapanpun ;

الَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمْوٰلَهُم بِالَّيْلِ وَالنَّهَارِ سِرًّا وَعَلَانِيَةً فَلَهُمْ أَجْرُهُمْ عِندَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
Orang-orang yang menafkahkan hartanya pada waktu malam dan siang, dengan tersembunyi dan terang-terangan, maka mereka mendapat pahala disisi Tuhan-nya. Dan mereka tiada takut dan tiada (pula) berduka cita. (274).

Asbabun Nuzul
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa turunnya ayat ini (QS. 2 : 274) berkenaan dengan orang-orang yang meng-infaq-kan kudanya (untuk perang fi sabilillah). (HR. at-Tabarani dan Ibnu Abi Hatim).
Dalam suatu riwayat yang bersumber Ibnu Musayyab radhiyallahu anhu dikemukakan bahwa ayat ini (QS. 2 : 274) turun berkenaan dengan Abdurrahman bin 'Auf bin 'Utsman bin 'Affan رضي الله عنهما yang memberi derma kepada "Jaisyul 'Usrah" (pasukan yang dibentuk di musim paceklik) untuk perang Tabuk. (HR. Ibnu Mundzir).

Tafsir Ayat
"Orang-orang yang menafkahkan hartanya pada waktu malam dan siang, dengan tersembunyi dan terang-terangan, maka mereka mendapat pahala disisi Tuhan-nya. ...". Hati mereka terbuka terus, dan pintu rumah mereka terbuka, dan pundi-pundi uang mereka pun terbuka. Malam ataupun siang. Diapun memberikan secara rahasia kepada yang patut menerimanya, ataupun secara terang-terangan karena patut terang-terangan. Namun jiwanya ialah jiwa yang selalu ingin memberi, sebab jiwa itu telah digembleng oleh iman. Dan Tuhan menguatkan semangatnya. ".... Dan mereka tiada takut dan tiada (pula) berduka cita". Karena hatinya yang lapang lantaran iman, duniapun lapang didepannya. Di dalam dia tidak takut akan miskin karena dermawan, sebab tiap-tiap yang dibelanjakannya itulah merupakan keyakinannya yang sebenarnya kekayaannya. Yang masih belum dibelanjakan, belumlah tentu jadi kekayaannya. Dan dia tidak akan berduka cita, sebab Tuhan berdaulat dalam hatinya, dan pintu syurga jannatun-na'im selalu terbuka menunggu kedatangannya.
Al-hasil, tidaklah dapat berkumpul dalam hati seorang mukmin diantara iman dengan bakhil. Dan bakhil adalah alamat yang sangat nyata daripada kosongnya iman. Sebab itu didiklah danpenuhilah diri dengan iman akan al-Qur'an, bukan dengan kitab yang lain.
---------------
Bibliography :
Asbabun Nuzul, KH Qomaruddin, Penerbit CV. Diponegoro Bandung, Cetakan ke-5, 1985, halaman 87 - 88.
Al Qur'an Terjemahan Indonesia, Tim DISBINTALAD (Drs. H.A. Nazri Adlany, Drs. H. Hanafie Tamam dan Drs. H.A. Faruq Nasution); Penerbit P.T. Sari Agung Jakarta, cetakan ke tujuh 1994, halaman 83-84.
Tafsir Al-Azhar Juzu' 3, Prof Dr. Haji Abdulmalik Abdulkarim Amrullah (Hamka), Penerbit PT. Pustaka Panjimas Jakarta, cetakan April 2001, halaman 65 - 66.

Kamis, 27 April 2017

Dari Barat Kota Ke Undip Semarang

PicTalk (Picture Talk). Bagaimana ke kampus Undip Semarang dari terminal Mangkang?
Sekarang lebih mudah dan murah dengan uang Rp. 3.500,- pun bisa terwujud. Bagi Traveler yang berasal dari wilayah barat kota Semarang (Kendal, Weleri dan sekitarnya) dari Terminal Mangkang naik BRT koridor I turun di shelter transit Balaikota ganti BRT koridor II arah terminal Sisemut - Turun di shelter Transit Elisabet ganti BRT koridor VI arah kampus Undip Semarang. Begitu pula jika dari Terminal Mangkang hendak ke Unnes Semarang, di Shelter Transit Elisabeth ganti BRT koridor VI arah Unnes Semarang.
Bila traveler ingin kembali lagi ke terminal Mangkang dari Undip Semarang ataupun Unnes Semarang, naik BRT koridor VI turun di Shelter Transit Elisabet ganti BRT koridor II arah terminal Terboyo lalu turun di Shelter Transit Imam Bonjol ganti BRT koridor I arah terminal Mangkang. Jangan lupa beli tiket lagi sebelum naik ya... karena tiket berlaku sekali jalan, jangan keluar shelter transit kalau pengen nerusin perjalanan, atau ijin petugas kalau kebelet pipis, (tetep harus diijinin ya ... kalau enggak harus beli tiket lagi)  
Cara Mudah dan Murah jalan-jalan.

Merugilah Pengikut Kebatilan

“Karena itu, mereka menjadi menyesal terhadap apa yang mereka rahasiakan dalam diri mereka” (QS. al-Maaidah : 52).

Orang-orang yang memilih untuk satu barisan dengan pengikut kebatilan, kan menyesal sejadi-jadinya ketika kebenaran menang.

Mereka berangan-angan kalau saja mereka dulu menempuh jalan yang mulia bersama kebenaran

Dr. Abdullah bin Balqasim lulusan S3 Universitas Darman, Sudan. (Twitter : @dr_Balgasem) - Twit Ulama

Rabu, 26 April 2017

Cukuplah Engkau Sebagai Penolong

Musa berkata kepada kaumnya yang sedang mengalami siksaan, “Mohonlah pertolongan kepada Allah dan bersabarlah; sesungguhnya bumi (ini) kepunyaan Allah; dipusakakan-Nya kepada siapa yang dihendaki-Nya dari hamba-hamba-Nya” (QS. al-A’raf : 128).

Maka sekadar tingkat kita meminta pertolongan kepada Allah dan sekadar sabar kita, sekadar itu pulalah Allah akan memberikan pusaka.

Dr. Abdullah bin Balqasim lulusan S3 Universitas Darman, Sudan. (Twitter : @dr_Balgasem) - Twit Ulama

Makruh Orang Berkata, "Masya’allahu Wa Sya’a Fulan" atau "Masya’allahu Wa Syi’ta"

Hudzaifah bin Alyaman r.a. berkata : Bersabda Nabi s.a.w. : Jangan kamu berkata : Menurut kehendak Allah dan kehendak fulan, tetapi harus berkata : Menurut kehendak Allah, kemudian kehendak fulan. (HR. Abu Dawud).

Karena pertolongan Allah dan pertolonganmu (fulan), tetapi harus : Karena pertolongan Allah kemudian pertolonganmu (fulan).
----------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN II, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1979, halaman 550.

Selasa, 25 April 2017

Perhatikan !

  1. Kenapa tidak ada satupun tahanan Guantanamo yang berasal dari kalangan Syiah Rafidhah?
  2. Kenapa gerombolan Hisbullat dan Syi'ah Huutsiyin, tidak masuk dalam daftar teroris?

Jawabannya :
“Adapun orang-orang yang kafir, sebagian mereka menjadi pelindung bagi sebagian yang lain” (QS. al-Anfaal : 73).

Dr. Muhammad Al-Habdan, anggota Rabithah Ulama’ Al-Muslimin (Ikatan Ulama Muslimin). (Twitter : @dr_alhabdan) - Twit Ulama

Senin, 24 April 2017

Makruh Berdo’a "Allahummaghfirli insyi'ta (2)

Anas r.a. berkata : Rasulullah bersabda : Jika do’a salah satu kamu, harus bersungguh-sungguh dalam permintaannya (jangan meminta sambil lalu), dan jangan berdo’a : Allahumma in syi’ta fa a’thini. (Ya Allah jika Kau suka berikanlah kepadaku), maka sesungguhnya Allah tidak ada yang dapat memaksa kepada-Nya. (HR. Buchary dan Muslim).

Allah tidak memberi sesuatu karena terpaksa.
----------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN II, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1979, halaman 549.

Bertaubatlah!

“Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu” (QS. Hud : 52).

Istighfar Anda bisa mengundang awan hujan dari tempat yang jauh sehingga turun di tempat Anda. Apalagi awan-awan kebaikan yang dekat dengan Anda!

Dr. Abdullah bin Balqasim lulusan S3 Universitas Darman, Sudan. (Twitter : @dr_Balgasem) - Twit Ulama

Minggu, 23 April 2017

Ketika Tahu Tujuam Hidup

Ibrahim bin Adham pernah menulis kepada Ats-Tsauri:
  • Siapa yang mengetahui tujuan hidupnya, niscaya akan ringan terasa segala pengorbanannya.
  • Siapa yang melempar padangannya dengan liar maka dia akan menyesal.
  • Siapa yang banyak angan-angannya, niscaya akan buruk amal-amalnya.
  • Siapa yang tidak menjaga lisannya, niscaya lisannya akan membunuh dirinya.
Dr. Ibrahim Al-Faaris merupakan dosen di jurusan tarbiyah Universitas King Su’ud, KSA.(Twitter : @ibrahim_alfares) - Twit Ulama

Sabtu, 22 April 2017

Makruh Berdo’a "Allahummaghfirli insyi'ta (1)

Abu Hurairah r.a. berkata : Rasulullah bersabda : Jangan orang berdo’a : Allahummaghfirli in syi’ta. (Ya Allah ampunkan saya jika Kau kehendaki). Allahummar hamni in syi’ta. (Ya Allah kasihanilah aku jika Kau kehendaki). Harus bersungguh-sungguh dalam permintaan, sebab Allah tidak dapat dipaksa. (HR. Buchary dan Muslim).

Dalam riwayat Muslim : Harus bersungguh-sungguh dan membesarkan hasrat untuk permintaannya, sebab bagi Allah tidak ada sesuatu yang berat atau besar, semua bagi Allah mudah diberikannya.
----------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN II, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1979, halaman 549.

Sedikitnya Jalan Kebenaran

Kenapa dalam al-Qur'an terdapat kata azh-Zhulumaat (kegelapan) dalam bentuk jamak, sedangkan kata an-Nuur (cahaya) dalam bentuk tunggal?
Ibnul Qoyyim mengatakan, “inilah bentuk keagungan al-Qur'an, karena jalan kebenaran itu satu, adapun jalan kebatilan itu ada banyak”

Dr. Ahmad bin Hamd-Jailani, Murid Syaikh Ibnu Baz, da’i Badan Penanggulangan Teroris Saudi, pernah ke Indonesia. (Twitter : @ahmedjelin) - Twit Ulama

Jumat, 21 April 2017

Bersama Yang Dicinta

Anas Bin Malik radhiallahu 'anhu berkata:
 
فَمَا فَرِحْنَا بِشَيْءٍ فَرَحَنَا بِقَوْلِ النَّبِيٍّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ، فَأَنَا أُحِبُّ النَّبِيَّ وَأَبَا بَكْرٍ وَعُمَرَ وَأَرْجُو أَنْ أَكُوْنَ مَعَهُمْ بِِحُبِّيْ إِيَّاهُمْ وَإِنْ لَمْ أَعْمَلْ بِمِثْلِ أَعْمَالِهِمْ

"Kami tidak pernah gembira karena sesuatu apapun sebagaimana kegembiraan kami karena mendengar sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam “Engkau bersama yang engkau cintai”. Anas berkata, “Aku mencintai Nabi, Abu Bakar, dan Umar dan aku berharap aku (kelak dikumpulkan) bersama mereka meskipun aku tidak beramal sebagaimana amalan sholeh mereka." (HR Al Bukhari no 3688 dan Muslim 4/2032)
----------
Ma'had 'Umar bin Khattab Yogyakarta 

Penyebab Hilangnya Nilai

 إنما الصبر عند الصدمة الأولى": تأخر بعض المواقف عن وقتها يفقدها قيمتها..!  فقه النص النبوي

“Sesungguhnya sabar itu pada pukulan yang pertama”, terlambatnya bersikap sampai keluar dari waktunya, akan menyebabkan sesuatu hilang nilainya."

Dr. Suleman Al-Ruba’i Kepala Jurusan Aqidah dan Madzhab Kontemporer Fakultas Syari’ah dan Ilmu Islam Universitas Qosiim. (Twitter : @sulemanalrobei) - Twit Ulama

Berharaplah Ridha Allah ta'ala Semata

Di dalam al-Qur'an surat al-Baqarah (2) : 272, Allah سبحانه وتعالى  menasehati orang beriman untuk terus berbuat kebaikan dengan berharap ridha Allah semata ;

لَّيْسَ عَلَيْكَ هُدَىٰهُمْ وَلٰكِنَّ اللَّـهَ يَهْدِى مَن يَشَآءُ ۗ وَمَا تُنفِقُوا۟ مِنْ خَيْرٍ فَلِأَنفُسِكُمْ ۚ وَمَا تُنفِقُونَ إِلَّا ابْتِغَآءَ وَجْهِ اللَّـهِ ۚ وَمَا تُنفِقُوا۟ مِنْ خَيْرٍ يُوَفَّ إِلَيْكُمْ وَأَنتُمْ لَا تُظْلَمُونَ
Tidaklah kewajiban atasmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi Allah memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan apa saja yang kamu nafkahkan daripada harta, maka (kebaikannya) adalah untuk diri kamu sendiri. Dan tidaklah kamu menafkahkan sesuatu melainkan karena mengharapkan ridha Allah. Dan apa saja yang kamu nafkahkan diantara hartamu niscaya disempurnakan Allah balasannya kepadamu, sedang kamu tidak aniaya. (272).

Asbabun Nuzul
Dalam suatu riwayat yang bersumber dari Ibnu 'Abbas رضي الله عنهما dikemukakan bahwa, ada orang-orang yang tidak rela memberi sedikit pun dari hartanya kepada keluarganya yang musyrik. Ketika mereka bertanya kepada Rasulullah ﷺ, beliau membenarkannya. Maka turunlah ayat tersebut diatas (QS. 2 : 272), yang membolehkan memberi shadaqah kepada kaum musyrikin. (HR. an-Nasai, Hakim, Bazzar ath-Thabarani).
Dalam riwayat lain yang bersumber dari Ibnu 'Abbas رضي الله عنهما dikemukakan bahwa Nabi ﷺ melarang ummatnya bershadaqah, kecuali bershadaqah kepada kaum muslimin. Setelah turun ayat tersebut diatas (QS. 2 : 272) beliau ﷺ memerintahkan memberi shadaqah kepada orang beragama apapun yang datang meminta kepadanya. (HR. Ibnu Abi Hatim).

Tafsir Ayat
"Tidaklah kewajiban atasmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi Allah memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. ...". Ayat ini tegas memberitahukan bahwa petunjuk itu hak Allah semata, menjadi seorang Muslim yang patut beragama; dia merasai nikmatnya beragama. ".... Dan apa saja yang kamu nafkahkan daripada harta, maka (kebaikannya) adalah untuk diri kamu sendiri. ...". Ini adalah peringatan keras dari Tuhan kepada orang yang mampu. Kalau kamu ingin selamat, dermawanlah, murah tanganlah. Harta benda yang kamu berikan itu akan merapatkan silaturrahmimu dengan orang-orang yang sengsara. ".... Dan tidaklah kamu menafkahkan sesuatu melainkan karena mengharapkan ridha Allah. ...". Tujuan puncak berkurban, bersedekah, berbuat baik dengan penuh ikhlas hanyalah mengharap wajah Allah, ridha Allah. ".... Dan apa saja yang kamu nafkahkan diantara hartamu niscaya disempurnakan Allah balasannya kepadamu, sedang kamu tidak aniaya". Pengurbanan harta benda untuk membangun amalan yang baik atau untuk membantu fakir dan miskin itu telah dibangun atas dasar yang sebenarnya, ikhlas mengharap wajah Allah. Maka Tuhan berjanji bahwa apa yang dikeluarkan kelak akan disempurnakan Tuhan di akhirat untuk dirinya sendiri dan jangan khawatir akan teraniaya. Sebab catatan lengkap pada tangan Allah. 
---------------
Bibliography :
Asbabun Nuzul, KH Qomaruddin, Penerbit CV. Diponegoro Bandung, Cetakan ke-5, 1985, halaman 87.
Al Qur'an Terjemahan Indonesia, Tim DISBINTALAD (Drs. H.A. Nazri Adlany, Drs. H. Hanafie Tamam dan Drs. H.A. Faruq Nasution); Penerbit P.T. Sari Agung Jakarta, cetakan ke tujuh 1994, halaman 83.
Tafsir Al-Azhar Juzu' 3, Prof Dr. Haji Abdulmalik Abdulkarim Amrullah (Hamka), Penerbit PT. Pustaka Panjimas Jakarta, cetakan April 2001, halaman 60 - 62.

Kamis, 20 April 2017

Larangan Menyebut Sifat-sifat Seorang Perempuan kepada Lelaki bukan Mahram

Ibnu Mas’ud r.a. berkata : Rasulullah s.a.w. bersabda : Jangan seorang wanita bergaul pada lain perempuan menyebutkannya kepada suaminya. (HR. Buchary dan Muslim).

Jangan menerangkan begitu teliti hingga seolah-olah suaminya itu melihatnya (memandang dengan perhatian tertarik hatinya).
----------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN II, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1979, halaman 548.

Masjid As-Salaam Setyabudi Semarang

Masjid As-Salaam Setyabudi yang berada di jalan Ngesrep Barat III kelurahan Tinjomoyo kecamatan Banyumanik kotamadia Semarang 50263 ini berdiri diatas tanah seluas 700 meter persegi dengan luas bangunan bawah 495 meter persegi sedangkan bangunan atas seluas 443 meter persegi. Masjid ini mulai dibangun pada tanggal 14 Pebruari 1988 M / 29 Jumadil Akhir 1408 H. Proses pembangunan yang lumayan lama hingga pada akhirnya tanggal 20 September 1992 M / 23 Robi'ul Awal 1413 H masjid ini pun selesai pada tahap pertama dan diresmikan oleh DR. Dr. Rofiq Anwar selaku ketua ICMI Orwil Jateng kala itu.
Untuk memakmurkan masjid dan sebagai bukti syukur pada Allah ta'ala, masjid ini pertama kali digunakan untuk sholat berjamaah pada tanggal 17 April 1988 M / 1 Romadhon 1408 H. Kini masjid ini pun terus mempercantik diri untuk kenyamanan beribadah dan pada tanggal 5 Rajab 1436 H telah selesai melakukan pemasangan kubah di bagian depan.

Akal, Ilmu Pengetahuan yang Wujud ke Alam

Di dalam buku “Ihya’ Ulumiddin” karya Imam al-Ghazali pada halaman 314 menuturkan bahwa hakikat akal itu ialah ilmu pengetahuan yang timbul ke alam wujud  pada diri anak kecil yang dapat membedakan tentang kemungkinan barang yang mungkin dan kemustahilan barang yang mustahil. Seperti mengetahui dua lebih banyak dari satu dan orang tidak ada pada dua tempat pada satu waktu. Inilah yang mendapat perhatian sungguh-sungguh dari sebahagian ulama ilmu kalam, yang menerangkan tentang batas akal itu, bahwa akal adalah sebahagian ilmu dlaruri (ilmu yang mudah yang tak memerlukan pemikiran). Seumpama mengetahui tentang kemungkinan barang yang mungkin dan kemustahilan barang yang mustahil. Dan hal itu betul pula, karena pengetahuan tersebut itu ada dan menamakannya akal memang jelas.
Yang tidak betul, ialah mengingkari gharizah itu dan mengatakan tidak ada. Yang ada hanya pengetahuan.
-------------------------------------------
Ihya’ Ulumiddin Jilid 1, Imam al-Ghazali, Penerbit C.V. Faizan Jakarta, cetakan kesembilan 1986.

Berlebih-lebihan Dalam Hal Cinta

Seseorang yang kelewat batas dalam hal cinta dan kebencian, bisa memasukkan dia ke neraka. Ali Radiyallahu’anhu berkata, “sekelompok manusia mencintaiku sampai-sampai mereka masuk ke dalam neraka karena itu, dan sekelompok manusia lain membenciku sampai-sampai mereka masuk ke dalam neraka karenaku. (Ibnu Abi Ashim 1/17)

Dr. Abdullah al-‘Anqari (Twitter : @drangari) - Twit Ulama 

Rabu, 19 April 2017

Ancaman Yang Keras

Kuingatkan kepada saudara-saudariku agar waspada menyebarkan hadits-hadits sebelum benar diteliti bahwa hadits itu adalah shahih dari Nabi ﷺ, hal ini banyak terjadi di program Whats app.
Ancamannya sangat keras, “Siapa yang berdusta dengan sengaja atas namaku (Nabi ﷺ –pent) maka hendaknya dia mempersiapkan tempat duduk di neraka”

Dr. Shalih al-Syamrani, Dosen Fiqih di Universitas Ummul Qura, Saudi Arabia. (Twitter : @d_alshamrani) - Twit Ulama  

Selasa, 18 April 2017

Makruh Menyebut Anggur Itu Karm (2)

Wa’il bin Hujer r.a. berkata : Bersabda Nabi : Jangan kamu menyebut Alkarm, tetapi katakanlah anggur itu inab atau habalah. (HR. Muslim).
----------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN II, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1979, halaman 547.

Jalur Koridor VI BRT Trans Semarang

PicTalk (Picture Talk). Selasa, 2 April 2017 M yang lalu aku mencoba menelusuri jalur koridor VI. Koridor ini mulai dari kampus Undip Tembalang - Jalan Ngesrep Timur V (jalan Prof. Sudarto) - Jatingaleh - Jalan Teuku Umar - Jalan Sultan Agung memutar di Taman Diponegoro Shelter Elisabet kembali ke Jalan Sultan Agung lewat Jalan Semeru - GOR Jatidiri - Jalan Pawiyatan Luhur (melewati Kampus Unika, Untag, IKIP Veteran, Akpelni) lalu ke arah Unnes lewat "Kretek Wesi". Demikian pula jalur sebaliknya dari Terminal Unnes ke arah Terminal Undip.
Dari Terminal Unnes lewat "Kreteg Wesi" - arah Jalan Pawiyatan Luhur (melewati Kampus Unika, Untag, IKIP Veteran, Akpelni) - GOR Jatidiri - Jalan Semeru - Jalan Sultan Agung ke arah Shelter Elisabet - memutar di Taman Diponegoro Shelter Elisabet kembali ke Jalan Sultan Agung - Jalan Teuku Umar - Jatingaleh - Jalan Ngesrep Timur V (jalan Prof. Sudarto) - kampus Undip Tembalang.

Engkau Pengikut Kebenaran!

Sebagian kaum muslimin aneh, bagaimana mereka menghinakan diri mereka sendiri sampai-sampai mereka tidak meminta kemuliaan kepada Allah dan dada mereka berputus asa, sehingga hampir-hampir kehilangan harapan, kemudian meminta tolong kepada manusia. Padahal Allah berfirman, “Dan kemenangan itu hanya datang dari sisi Allah” (QS. al-Anfaal : 10).

Syaikh Prof. Dr. Sa’ud bin Ibrahim al-Syuraim, Imam dan Khatib Masjidil Haram, Dosen Universitas Ummul Qura Mekkah. (Twitter : @saudalshureem) - Twit Ulama 

Senin, 17 April 2017

Dikatakan Sukses Dalam Mengajar

Seorang pengajar yang sukses adalah:
(1) Memberi semangat pada murid-muridnya
(2) Membangkitkan optimisme murid-muridnya
(3) Menjelaskan pandangan kepada murid-muridnya
(4) Membantu murid-muridnya mencapai tujuan
(5) Membantu murid-muridnya yang memiliki kebutuhan
(6) Mendorong murid-muridnya untuk menggapai cita-cita yang tinggi

Syaikh Nabil al-‘Awadhi, da’i yang masyhur di negara Kuwait. (Twitter : @NabilAlawadhy) - Twit Ulama

Minggu, 16 April 2017

Makruh Menyebut Anggur Itu Karm (1)

Abu Hurairah r.a. berkata : Rasulullah bersabda : Jangan kamu menamakan anggur itu karm, karena karm itu seorang Muslim. (HR. Buchary dan Muslim).

Dalam lain riwayat : Karm itu hati seorang mu’min.
----------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN II, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1979, halaman 547.

Ketika Sendiri

Sesungguhnya rasa takut yang sebenarnya itu adalah ketika kesendiran, ketika tak ada yang melihat dirimu (berbuat dosa –pent) kecuali Allah.

Allah ta'ala berfirman, “Sesungguhnya orang-orang yang takut kepada Rabb mereka yang gaib (tidak nampak), maka bagi mereka pengampunan dan pahala yang besar” (QS. al-Mulk : 12).

Syaikh Muhammad bin Sulaiman al-Muhaisini, Imam Masjid al-Rajhi, Mekkah. (Twitter : @almohisni) - Twit Ulama 

Tak Usah Sewot

Note Trip. 19 Rajab 1438 H. Gegara gempita Pilkada 2017 di Jakarta begitu menasional, hanya sebab satu orang calon gubernur, ahok si mulut bensin (meninjam istilah cak nun) yang gemar berkata kotor, tukang bikin ulah lewat mulutnya. Dan ribuan mulut yang jauh-jauh hari, 5 tahun kebelakang, 10 tahun kebelakang atau bahkan mungkin lebih dari itu. Lewat mulut-mulut jelata yang kurang paham akan agamanya, sudah dicekoki perihal ketidak-sukaan disebut kafir bagi non muslim.
Suatu hari dalam perjalanan bus AKDP di Jawa Tengah, ku dengar kalimat ini dari sekumpulan orang di bangku depanku.
Sebut saja mereka Tukimin (mewakili pendukung kafir), Tukiman (mewakili penolak kafir) dan Tukino (yang netral.
Tukimin : "Tega kah engkau mengatakan kafir pada seorang Silaban yang sudah membangun masjid Istiqlal, seraya engkau merasa paling suci dan benar sendiri?."
Tukiman : "Tegalah...!!! bedakan urusan ibadah dengan urusan dunia. Karena urusan mengkafirkan adalah urusan Allah ta'ala yang tegas menyandangkan predikat itu, jika Silaban termasuk yang mengatakan : "Allah itu ialah Al-Masih putra Maryam”. [QS. Al-Maidah : 17]" dan "Allah salah satu dari yang tiga” [QS. Al-Maidah : 73]", maka aku hanya "Sami’na wa atho’na (kami mendengar dan kami menta'ati)" dan aku tidak perlu merasa paling suci dan benar sendiri."
Tukino : "Ngapain sih kalian ini, ketahuilah menurut ajaran Hindu, Non Hindu disebut "MAITRAH", dalam ajaran Budha, Non Budhis disebut "ABRAHMACARIYAVASA", menurut Ajaran Kristen, Non Kristiani disebut "DOMBA YANG TERSESAT" dan dalam ajaran Islam, Non Muslim disebut "KAFIR""
Tukino : "Jadi tak perlu sewot jika kamu orang muslim, budha dan hindu  dikatai "Domba yang tersesat" oleh orang Kristiani, paham...?"
.
Pembicaraan keren. Ikut senang ternyata di kalangan akar rumput masih banyak yang ta'at pada agama dan melek agama, meskipun kaum atheis-komunis-liberal-syiah terus mengupayakan agar akar rumput jauh dari agamanya.

Masjid Agung dr. Wahidin Soedirohoesodo kabupaten Sleman

Masjid Agung dr. Wahidin Soedirohoesodo kabupaten Sleman

Jl. Parasamya 
Kelurahan Beran
Kecamatan Tridadi
Kabupaten Sleman 55511
Daerah Istimewa Yogyakarta Indonesia

Sabtu, 15 April 2017

Siapakah Yang Paling Sayang?

Allah berfirman, “Dan Dialah yang Maha Penyayang dan Maha Pengampun” (QS. Saba’: 2).
Yaitu :
  • Yang Maha Penyayang terhadap hamba-hambaNya maka dia tidak mempercepat hukuman karena maksiat hamba-Nya.
  • Yang Maha Pengampun dosa-dosa hambaNya yang bertaubat dan bertawakkal kepada-Nya.
Fahad Al-Kundari, imam masjid besar negara Kuwait, dan insya Allah recital Al-Qur’an beliau telah masyhur, 3/6/2013. (Twitter : @fahadalkandri) - Twit Ulama  

Jumat, 14 April 2017

Dikala Pagi

Rasulullah ﷺ bersabda :
مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ آمِنًا فِي سِرْبِهِ مُعَافًى فِي جَسَدِهِ عِنْدَهُ قُوْتُ يَوْمِهِ ، فَكَأَنَّمَا حِيْزَتْ لَهُ الدُّنْيَا بِحَذَافِيْرِهَا

"Barang siapa diantara kalian yang tatkala di pagi hari merasa aman/tenang, tubuhnya sehat, dan ia sudah memiliki makanan untuk hari tersebut maka seakan-akan dunia seluruhnya telah dikumpulkan untuknya." (HR Al Bukhari di Al Adab Al Mufrod dan At Tirmidzi dan dishahihkan oleh Al Albani dalam As Shahihah no 2318)
----------
Ma'had 'Umar bin Khattab Yogyakarta 

Makruh berkata "Khobutsat nafsi" dan harus mengganti "Laqisat nafsi"

‘Aisyah r.a. berkata : Bersabda Nabi : Janganlah seorang berkata : Khobutsat nafsi (busuk jiwaku) tetapi memakai kata Laqisat nafsi (jelek jiwaku). (HR. Buchary dan Muslim).
----------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN II, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1979, halaman 546.

Belajar dari Tukang Parkir

Mari kita perhatikan seorang tukang parkir. Setiap hari hilir mudik silih berganti berbagai kendaraan yang parkir di tempatnya. Mulai dari mobil baru dan mahal, sampai motor lama yang ada penyok hampir di setiap sisinya.
Perhatikanlah bagaimana ekspresi tukang parkir itu manakala ada kendaraan datang dan kendaraan itu diambil kembali oleh pemiliknya. Sama sekali tak ada tanda-tanda berat hati saat kendaraan-kendaraan itu diambil kembali. Apalagi sikap penolakan, tak ada sama sekali. Mengapa ia bersikap demikian? Tiada lain jawabannya adalah karena kendaraan-kendaraan itu bukan miliknya, kecuali hanya titipan semata.
Begitulah dengan kita di dunia ini. Marilah kita ingat kembali bahwa kita lahir ke dunia dari rahim ibu kita, tanpa membawa sehelai benang pun. Bahkan kita tidak sanggup berbuat apa-apa selain hanya menangis.
Kemudian Allah datangkan rezeki kepada kita lewat perantara ibu kita. Rezeki datang menghampiri kita padahal kita sama sekali belum bisa mengusahakannya. Datanglah air susu lewat ibu kita. Allah datangkan juga selimut hangat, minyak telon, sabun, air dan lain sebagainya dari berbagai arah kepada kita. Sehingga kebutuhan kita tercukupi dan kita pun bisa bertahan hidup.
Seiring bertambahnya waktu kita pun tumbuh. Kemudian Allah datangkan berbagai perhiasan dunia kepada kita. Harta yang berkecukupan, pasangan, kendaraan, anak-anak, rumah dan lain sebagainya. Kita pun dikaruniai kedudukan, jabatan, sehingga kita memiliki nama baik di hadapan manusia.
Semua itu tiada lain adlah titipan Allah s.w.t. kepada kita. Oleh karena itu, sebagaimana sikap seorang tukang parkir yang dititipi kendaraan, maka sepatutnya kita menjaga setiap titipan yang Allah amanahkan kepada kita. Allah s.w.t. berfirman; “Apakah manusia mengira bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggungjawaban?) (QS. Al-Qiyaamah (75) : 36).
Tidak sedikit orang yang malah lupa dengan hakikat ini. Sehingga mereka terjangkit penyakit sombong dan riya’. Harta berlimpah malah ia gunakan untuk bermaksiat dan pamer mencari kekaguman orang lain. Ilmu yang ia miliki pun hanya ia gunakan untuk memperkaya diri dan mengharap pujian orang lain. Demikian juga dengan jabatan yang ia duduki, hanya ia gunakan untuk menimbun kekayaan sesuai hawa nafsunya.
Bagi orang-orang yang demikian, harta, pangkat, jabatan akan menjadi sumber malapetaka baginya. Ketika semua itu raib, ia akan dilanda kepedihan dan putus asa. Sebaliknya, orang yang senantiasa sadar bahwa hakikat dari setiap perhiasan dunia adalah titipan Allah, maka ia akan mawas diri mempergunakannya sesuai dengan apa yang Allah ridhoi.
Setiap yang kita miliki adalah titipan Allah s.w.t dan sarana untuk beribadah kepada-Nya. Semoga kita termasuk hamba-hamba Allah s.w.t. yang terampil dan amanah mempergunakan setiap titipan itu di jalan-Nya.
----------------------------------------------
KH. Abdullah Gymnastiar (Aa Gym), Buletin Jum’at Sakinah, Edisi 479/ th VII/ Januari 2015 M/ Rabi’ul Akhir 1436 H

Melihat Firman Rabb

Allah berfirman, “Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik.” (QS. Al-Maidah: 82). Termasuk di dalamnya orang-orang Syiah Rafidhah, karena kesyirikan mereka lebih parah dari kesyirikan Abu Jahal

Syaikh Dr. Muhammad al-Barrak, dosen di Universitas Ummul Qura, anggota Rabithah Ulama Muslim. (Twitter : @mohamdalbarrak) - Twit Ulama

Allah ta'ala Pelindung Orang Beriman

Di dalam al-Qur'an surat al-Baqarah (2) : 257, Allah سبحانه وتعالى  menasehati orang beriman bahwa Allah ta'ala-lah pelindung mereka, dalam firman-Nya :

اللَّـهُ وَلِىُّ الَّذِينَ ءَامَنُوا۟ يُخْرِجُهُم مِّنَ الظُّلُمٰتِ إِلَى النُّورِ ۖ وَالَّذِينَ كَفَرُوٓا۟ أَوْلِيَآؤُهُمُ الطّٰغُوتُ يُخْرِجُونَهُم مِّنَ النُّورِ إِلَى الظُّلُمٰتِ ۗ أُو۟لٰٓئِكَ أَصْحٰبُ النَّارِ ۖ هُمْ فِيهَا خٰلِدُونَ

Allah adalah pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir itu pelindung-pelindung mereka ialah setan yang mengeluarkan mereka dari cahaya (iman) kepada kegelapan. Mereka itu adalah penghuni neraka, mereka kekal didalamnya. (257).

Asbabun Nuzul
Dalam suatu riwayat yang bersumber dari 'Abdah bin Abi Lubabah dikemukakan bahwa awal ayat tersebut diatas (QS. 2 : 257) sampai dengan "ilannur", ditujukan kepada mereka yang beriman kepada Isa dan setelah Muhammad ﷺ diutus  mereka pun beriman juga kepadanya. (HR. Ibnu Jarir).
Dalam riwayat lain yang bersumber dari Mujahid dikemukakan bahwa ayat tersebut diatas (QS. 2 : 257) ditujukan kepada kaum yang beriman kepada Isa dan yang tidak iman kepadanya. Setelah Nabi Muhammad ﷺ diutus, yang beriman kepada Isa kufur kepada Muhammad ﷺ dan yang kufur kepada Isa iman kepada Muhammad ﷺ. (HR. Ibnu Jarir).

Tafsir Ayat 
"Allah adalah pelindung orang-orang yang beriman; ...". Apabila iman telah subur, kepercayaan kepada Allah dipelihara, dijadikan didikan, disyari'atkan dan dimajukan, maka Allah sendirilah yang akan memimpin ummat beriman itu. Sebab iman kepada Allah Yang Tunggal, tidak memberi tempat buat mempercayai yang lain. Hubungan yang langsung dengan Allah tidak memakai perantara, menyebabkan jiwa mendapat sinar selalu dari Ilahi. "...; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). ...".  Sebab iman kepada Allah itu membawa terbukanya akal. Iman membawanya tunduk kepada syari'at Ilahi dan peraturan-Nya. Iman menimbulkan ukhuwah Islamiyah dan menyuburkan hidup berjamaah. Iman menimbulkan masyarakat yang bercorak Islam. ".... Dan orang-orang yang kafir itu pelindung-pelindung mereka ialah setan ...". Di dalam ayat ini setan adalah pelanggar batas (thaghut). Pemimpin seperti itu pastilah membawa dari tempat yang terang kembali kepada gelap. "... yang mengeluarkan mereka dari cahaya (iman) kepada kegelapan. ...". Kita akan dapat pula merasakan suasana kufur itu dalam suatu negeri yang dalam statistik disebut daerah Islam, tetapi pimpinan mereka adalah thaghut. Cahaya terang kian lama berganti dengan gelap-gulita. Fitnah banyak, hasad-dengki, perzinaan, kecabulan dan kemaksiatan. Kalau perwalian Allah telah diganti dengan perwalian thaghut, niscaya padamlah suluh, kembali gelap dan ".... Mereka itu adalah penghuni neraka, mereka kekal didalamnya". Itulah akibat yang wajar dari jiwa yang telah gelap, yang telah kehilangan pedoman, sehingga meraba-raba, merumbu-rumbu, sebab telah putus hubungan dengan bimbingan yang lurus. Azab nerakalah ujung dari perjalanan itu.
---------------
Bibliography :
Asbabun Nuzul, KH Qomaruddin, Penerbit CV. Diponegoro Bandung, Cetakan ke-5, 1985, halaman 85.
Al Qur'an Terjemahan Indonesia, Tim DISBINTALAD (Drs. H.A. Nazri Adlany, Drs. H. Hanafie Tamam dan Drs. H.A. Faruq Nasution); Penerbit P.T. Sari Agung Jakarta, cetakan ke tujuh 1994, halaman 77.
Tafsir Al-Azhar Juzu' 3, Prof Dr. Haji Abdulmalik Abdulkarim Amrullah (Hamka), Penerbit PT. Pustaka Panjimas Jakarta, cetakan April 2001, halaman 25 - 29.

Kamis, 13 April 2017

Hindarilah 3 Hal!

Ilmu tak akan didapatkan bagi orang yang tenggelam pada 3 hal :
(1) tenggelam dengan wanita,
(2) tenggelam dengan politik,
(3) tenggelam dengan makanan

Dr. Shalih al-Syamrani, Dosen Fiqih di Universitas Ummul Qura, Saudi Arabia. (Twitter : @d_alshamrani) - Twit Ulama  

Rabu, 12 April 2017

Makruh Berlagak dalam Bicara (2)

Jabir bin Abdillah r.a. berkata : Rasulullah bersabda : Sesungguhnya yang amat aku sayang dan terdekat majlisnya padaku di hari Qiyamat ialah orang yang terbaik budi akhlaknya dari kamu, dan yang sangat aku benci dan terjauh daripadaku di hari Qiyamat, ialah mereka yang banyak bicara dan berlagak sasterawan yang mempersukar difahamkan oleh umum. (HR. Attirmidzy).
----------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN II, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1979, halaman 545.

Indahnya Lapang Dada

Betapa indahnya sikap berlapang dada dalam kehidupan, Rasulullah ﷺ bersabda; “Tidaklah seorang muslim menanam sebuah pohon, kemudian ada manusia atau hewan yang memakan buahnya, melainkan kan tercatat baginya sebagai sedekah” (HR. Bukhari)

Dr. Farhan bin ‘Ubaid Doktor dalam Ilmu Bahasa Arab, Imam dan Khatib di salah satu masjid di Kuwait. (Twitter : @Dr_Farhan_Obaid) - Twit Ulama

Selasa, 11 April 2017

Karunia Yang Besar

Di antara nikmat dan karunia yang sangat besar yang Allah berikan kepada Nabi dan para sahabatnya adalah; “Sesungguhnya Allah telah menerima taubat Nabi, orang-orang muhajirin dan orang-orang anshar yang mengikuti Nabi dalam masa kesulitan” (QS. at-Taubah : 117)

Dr. Muhammad al-Hamuud an-Najdi, Doktor dalam bidang akidah, Imam dan Khotib di Masjid Shobaah An-Naashir. (Twitter : @alnajdi1) - Twit Ulama

Senin, 10 April 2017

Makruh Berlagak dalam Bicara (1)

Ibn Mas’ud r.a. berkata : Bersabda Nabi : Binasalah orang yang berlebih-lebihan. (diucapkan oleh Nabi berulang tiga kali) (HR. Muslim).

Abdullah bin Amru bin Al-’Ash r.a. berkata : Rasulullah bersabda : Sesungguhnya Allah membenci pada orang berlagak fasih dalam bicaranya, yang mempermainkan lidahnya bagaikan lembu memainkan lidahnya. (HR. Abu Dawud dan Attirmidzy).
----------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN II, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1979, halaman 545.

Ketika Membaca Dapat Memahamkan

Senantiasa rutin membaca tafsir menyebabkan seseorang mudah memahami makna-makna al-Qur'an, apalagi bahwa al-Qur'an adalah “bacaan yang diulang-ulang”. Barangsiapa yang bisa memahami dengan baik sebagian al-Qur'an maka dia akan mudah memahami yang lainnya.

Dr. Muhammad as-Surai’ Dosen Akidah dan Ushuluddin di Uniersitas al-Qosim, Saudi. Ketua Tim Ilmiah Untuk Pembahasan Al-Qur'an, Saudi Arabia. (Twitter : @m_alsuraie) - Twit Ulama

Minggu, 09 April 2017

Tipe Kesabaran

Di antara sebab kecintaan Allah kepada seorang hamba: bersabar dengan 3 tipenya:

(1) Bersabar dalam ketaatan kepada Allah,
(2) Bersabar dari kemaksiatan kepada Allah,
(3) Bersabar menghadapi takdir Allah.

Allah berfirman yang artinya, “Dan Allah mencintai orang-orang yang bersabar” (QS. Ali Imran : 146).

Syaikh Nawwaf bin Muhammad al-Salim, Da’i, Imam dan Khatib di Kementrian Waqaf Kuwait. Pengajar di Jurusan Teknologi. (Twitter : @NawwafAlsalem) - Twit Ulama

Sabtu, 08 April 2017

Larangan Keji Mulut

Ibn Mas’ud r.a. berkata : Rasulullah s.a.w. bersabda : Seorang mu’min bukan tukang menghina nasab atau memaki atau keji lidah. (HR. Attirmidzy).

Anas r.a. berkata : Rasulullah s.a.w. bersabda : Kekejian mulut tiada menghinggapi sesuatu melainkan menjelekkannya dan sifat malu itu tidak menghinggapi sesuatu melainkan membaguskannya. (HR. Attirmidzy).
----------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN II, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1979, halaman 544.

Semua Agama Sama?

Note Trip, 11 Rajab 1438 H. Lagi-lagi kudengar kalimat ; “Semua agama sama. Semua agama mengajarkan kebaikan. Semua agama baik dan benar. Tak ada agama yang menganjurkan kejahatan kepada pemeluk-pemeluknya. Oleh karena itu, kita harus menjunjung tinggi toleransi agama. Mengajarkan budi pekerti keluhuran.” dalam sebuah perjalanan.
Kalimat semacam diatas sudah sering kudengar, semenjak aku SD hingga sekarang. Terlebih lagi jelang Pilkada, kalimat semacam itu sering dimunculkan ulang. Entah apa maunya.
Tapi dari sekian jawaban dari orang-orang yang dibenturkan dengan kalimat tersebut diatas jawabnya hampir sama, hampir sepadan; "Tidak bagiku, karena aku seorang Muslim maka agama yang baik dan benar serta tidak merugi bagiku untuk mengamalkannya hanyalah Islam  (Al-Qur'an Al-Imran : 85). Dan inilah yang aku yakini dan aku ingin mati tetap dalam keadaan Islam (Al-Qur'an Al-Baqarah : 132)."
Kegembiraan atasku, semakin kaum pluralisme menggaungkan kalimat semua agama itu sama, semakin banyak jelata yang Muslim yang semakin menyadari untuk terus memperdalam dan mengamalkan ajaran agamanya. Alhamdulillah.

Hal Yang Tak Layak Bagi Seorang Muslim

Di antara hal indah yang kubaca : “Hal yang tak layak, Anda bangun pagi untuk mencari rezeki, namun Anda lalai shalat subuh untuk mencari keridhaan Yang Memberi Rezeki kepada Anda”.

Dr. Abdul Muhsin Al Muthiri (Twitter : @q8azm) - Twit Ulama

Jumat, 07 April 2017

Jalan Keluar

Berkata Al Hafidz Ibnu Hajar رحمه الله :
الله يجعل لأوليائه عند إبتلائهم مخارج
وإنما يتأخر ذلك عن بعضهم في بعض الأوقات تهذيباً وزيادةً لهم في الثواب

"Sesungguhnya Allah Tabaraka Wa Ta'ala akan memberikan jalan keluar kepada para wali-waliNya dari setiap cobaan yang dihadapi. Hanya saja jalan keluar yang diberikan kepada sebagian orang terkadang tertunda di sebagian waktu sebagai pembersih dosa dan tambahan pahala bagi mereka." [Fathul bary: 6/483]
----------
Ma'had 'Umar bin Khattab Yogyakarta

Ketika Kesabaran Datang

Kebenaran tanpa kesabaran, tak akan tertolong.

“Berapa banyak golongan yang sedikit bisa mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah bersama orang-orang yang bersabar” (QS. al-Baqarah : 249).

Syaikh Abdul Aziz Ath-Tharifi, Ulama yang juga menjabat sebagai Peneliti Ilmiah di Departemen Masalah Islam di Riyadh, Arab Saudi. (Twitter : @abdulaziztarefe) - Twit Ulama

Jalan yang Benar

Di dalam al-Qur'an surat al-Baqarah (2) : 256, Allah سبحانه وتعالى menasehati orang beriman untuk mengingkari thaghut dan  beriman kepada Allah, dalam firman-Nya :

لَآ إِكْرَاهَ فِى الدِّينِ ۖ قَد تَّبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَىِّ ۚ فَمَن يَكْفُرْ بِالطّٰغُوتِ وَيُؤْمِنۢ بِاللَّـهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَىٰ لَا انفِصَامَ لَهَا ۗ وَاللَّـهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

Tidak ada paksaan dalam agama (Islam), (karena) sungguh telah jelas jalan yang benar dari jalan yang salah. Maka barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut (setan atau apa saja yang disembah selain Allah) dan beriman kepada Allah, maka sungguh dia telah berpegang kepada buhulan tali yang kokoh yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (256).

Asbabun Nuzul
Dalam suatu riwayat yang bersumber dari Ibnu 'Abbas رضي الله عنهما dikemukakan bahwa sebelum Islam datang, ada seorang wanita yang selalu kematian anaknya. Ia berjanji kepada dirinya, apabila ia mempunyai anak dan hidup akan dijadikan yahudi. Ketika Islam datang dan kaum uahudi bani Nadlir diusir dari Madinah (karena penghianatannya), ternyata anak tersebut dan beberapa anak lainnya yang sudah termasuk keluarga Anshar, terdapat bersama-sama kaum yahudi. Berkatalah kaum Anshar : "Jangan kita biarkan anak-anak kita bersama mereka". Maka turunlah ayat tersebut diatas (QS. 2 : 256) senagai teguran bahwa tidak ada paksaan dalam Islam. (HR. Abu Dawud, Nasa'i dan Ibnu Hibban).
Dalam riwayat lain yang bersumber dari Ibnu 'Abbas رضي الله عنهما dikemukakan bahwa turunnya ayat tersebut diatas (QS. 2 : 256) berkenaan dengan Hushain dari golongan Anshar, suku Bani Salim bin 'Auf yang mempunyai dua orang anak yang beragama nasrani, sedang dia sendiri seorang Muslim. Ia bertanya kepada Nabi ﷺ : "Bolehkah saya paksa kedua anak itu, karena mereka tidak taat kepadaku, dan tetap ingin beragama nasrani?". Allah menjelaskan jawabannya dengan ayat tersebut diatas bahwa tidak ada paksaan dalam Islam. (HR. Ibnu Jarir).

Tafsir Ayat
"Tidak ada paksaan dalam agama (Islam), ...". Kalau anak itu sudah terang menjadi Yahudi, tidaklah boleh dia dipaksa memeluk Islam. Seperti hadits yang di riwayatkan Ibnu 'Abbas رضي الله عنهما tersebut diatas. "..., (karena) sungguh telah jelas jalan yang benar dari jalan yang salah. ...". Orang boleh mempergunakan akalnya buat menimbang dan memilih kebenaran itu, dan orang pun mempunyai fikiran waras untuk menjauhi kesesatan. ".... Maka barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut (setan atau apa saja yang disembah selain Allah) dan beriman kepada Allah, maka sungguh dia telah berpegang kepada buhulan tali yang kokoh yang tidak akan putus. ...". Agama Islam memberi orang kesempatan buat mempergunakan pikirannya yang murni guna mencari kebenaran. Asal orang sudi membebaskan diri daripada hanya turut-turutan dan pengaruh dari hawa nafsunya, niscaya dia akan bertemu dengan kebenaran itu. Apabila inti kebenaran sudah didapat, niscaya iman kepada Tuhan Allah mesti timbul, dan segala pengaruh dari yang lain, dari sekalian pelanggaran batas mesti hilang. Tetapi suasana yang seperti ini tidak bisa dengan paksa, mesti timbul dari keinsafan sendiri. ".... Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui". Didengarnya permohonan hamba-Nya minta petunjuk. Diketahui-Nya bahwa hamba-Nya  berusaha mencari kebenaran. Maka Allah bukakan pintu hidayah bagi hamba-Nya.
---------------
Bibliography :
Asbabun Nuzul, KH Qomaruddin, Penerbit CV. Diponegoro Bandung, Cetakan ke-5, 1985, halaman 84 - 85.
Al Qur'an Terjemahan Indonesia, Tim DISBINTALAD (Drs. H.A. Nazri Adlany, Drs. H. Hanafie Tamam dan Drs. H.A. Faruq Nasution); Penerbit P.T. Sari Agung Jakarta, cetakan ke tujuh 1994, halaman 77.
Tafsir Al-Azhar Juzu' 3, Prof Dr. Haji Abdulmalik Abdulkarim Amrullah (Hamka), Penerbit PT. Pustaka Panjimas Jakarta, cetakan April 2001, halaman 21 - 25.

Kamis, 06 April 2017

Haram Mengatakan pada Seorang Muslim : “Hai Kafir”

Ibn Umar r.a. berkata : Rasulullah s.a.w. bersabda : Jika seorang memaki pada kawannya : “Hai Kafir”, maka sungguh telah terkena salah satu : Kalau yang dikatakan itu memang demikian, kalau tidak maka kembali kepada diri yang mengatakan sendiri. (HR. Buchary dan Muslim).

Abu Dzarr r.a. telah mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda : Siapa yang memanggil seorang dengan kalimat : "Hai kafir" atau "Musuh Allah", padahal yang dikatakan itu tidak demikian, maka akan kembali pada dirinya sendiri. (HR. Buchary dan Muslim).
----------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN II, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1979, halaman 543.

Ketika Mencintai Orang

Sebagian orang membenarkan orang-orang barat dan mendustakan Rasulullah ﷺ, mereka juga senang sekali quote orang-orang barat dan membenci hadits Rasulullah ﷺ.

Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa Nabi ﷺ pernah berkata, “Seseorang itu akan bersama dengan orang yang dia cintai”

Syaikh Prof. Dr Sa’ud bin Ibrahim al-Syuraim, Imam dan Khatib Masjidil Haram, Dosen Universitas Ummul Qura Mekkah. (Twitter : @saudalshureem) - Twit Ulama

Mohon Pertolongan Apabila Didustakan

Di surat al-Mu’minuun (23) ayat 26;
“Robbin shurnii bimaa kadz-dzabuun”

Artinya :
Ya Tuhanku, tolonglah aku, karena mereka mendustakan aku.

Keterangan :
Do’a ini semula dibaca oleh Nabi Nuh a.s. Karena selama beliau mengajak atau berdakwah kepada kaumnya selalu didustakan. Adapun pertolongan yang dipermohonkan oleh Nabi Nuh a.s. kepada Allah ialah membinasakan kaumnya sehabis-habisnya. Lihatlah do’a selanjutnya dari nabi Nuh a.s ; “Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorangpun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi” (QS. Nuh (71) : 26).
------------------------
Al-Quraan dan Terjemahannya, Departeman Agama RI, Pelita II/1978/1979, halaman 529.

Rabu, 05 April 2017

Taubat Berkelanjutan

Taubat bukan hanya untuk orang yang bermaksiat saja! Bahkan seorang mukmin harus terus menerus bertaubat.

Allah subhaanahu wa ta’ala berfirman, “Wahai orang-orang yang beriman, taubatlah kepada Allah dengan taubat yang nashuha” (QS. at-Tahrim: 8). Taubat nashuha : taubat yang sempurna dan sebenar-benarnya.

Dr. Muhammad al-Hamuud an-Najdi, Doktor dalam bidang akidah, Imam dan Khotib di Masjid Shobaah An-Naashir. (Twitter : @alnajdi1) - Twit Ulama

Selasa, 04 April 2017

Kesesatan Syiah

Orang Syiah Rafidhah, mengkafirkan Abu Bakar, Umar dan Utsman namun mereka ridha dan menjadikan pahlawan bagi Abu Lulu’ah yang seorang Majusi! Mereka mencela orang pilihan Rasulullah ﷺ dan mereka mengagungkan orang pilihan Khomeini!

Dr. Muhammad ad-Dahum, Doktor dalam bidang Fikih, Imam dan Khatib di Masjid di Kuwait.(Twitter : @AlDahoom77) - Twit Ulama

Larangan Berkata : "Kami Dihujani, karena Bintang Ini"

Zaid bin Khalid r.a. berkata : Ketika Rasulullah sholat Subuh di Hudaibiyah yang malamnya telah turun hujan, maka tatkala selesai sholat Nabi menghadap pada orang-orang sambil bertanya : Tahukah kamu apakah firman Tuhanmu? Jawab Sahabat : Allah dan Rasulullah yang lebih mengetahui. Maka bersabda Nabi : Allah berfirman : Pagi-pagi hamba-Ku ada yang percaya dan ada yang kafir. Adapun yang berkata hujan karena rahmat dan kurnia Allah maka ia percaya kepada Aku dan kafir pada bintang, Adapun yang berkata : Hujan ini karena pengaruh bintang ini dan itu, maka itu kafir pada-Ku dan percaya pada bintang. (HR. Buchary dan Muslim).
----------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN II, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1979, halaman 542.

Senin, 03 April 2017

Tanda Kemunafikan

Tanda-tanda kemunafikan:
  1. Tak pernah sadar dengan hari akhirat,
  2. Tak bisa memahami hakikat kebenaran,
  3. Menuduh orang yang taat dengan kurang akal,
  4. Mendahulukan ridha manusia dibanding ridha Allah,
  5. Bersamaan dengan sifat-sifat itu, dia sangka bahwa dirinya adalah manusia yang paling mengerti dan memahami.

Dr. Sa’ad Asy-Syitsriy, Doktor dalam bidang Ushul Fiqh, pernah menjadi anggota Hai’ah Kibaril Ulama (Lembaga Ulama Senior di Saudi Arabia), kini menjabat dosen di King Saud University (KSU), Riyadh. (Twitter : @Dr_Alshathry) - Twit Ulama 

Minggu, 02 April 2017

Jangan Sombong!

Siapa yang sombong di hadapan Allah dengan sesuatu, Allah akan balas dia dengan apa yang disombongkannya.
Firaun, sombong dengan sungai yang mengalir di bawah negerinya, “Dan sungai ini, mengalir di bawah kakiku” (QS. az-Zukhruf : 51).
Maka Allah pun membuat dia tenggelam dalam air, “Lalu mereka ditelan laut yang menenggelamkan mereka” (QS. Thaha : 78)

Syaikh Abdul Aziz Ath-Tharifi, ulama yang juga menjabat sebagai Peneliti Ilmiah di Departemen Masalah Islam di Riyadh, Arab Saudi. (Twitter : @abdulaziztarefe) - Twit Ulama 

Makruh Memaki Ayam

Zaid bin Kholid Aljuhany r.a. berkata : Rasulullah bersabda : Jangan kamu memaki ayam jantan karena ia membangunkan untuk sholat. (HR. Abu Dawud).
----------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN II, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1979, halaman 541.

Sabtu, 01 April 2017

Nikmatnya Bersyukur

Syukur dibangun diatas lima hal :
  1. Ketundukan kepada sang pemberi nikmat
  2. Cinta kepadanya
  3. Mengenali nikmatnya
  4. Memberikan pujian dengan nikmat tersebut
  5. Tidak menggunakan nikmat dalam hal yang dibenci oleh sang pemberi
(Ibnul Qayyim rahimahullah)

Dr. Abdul ‘Aziz alu Abdul Latif, dosen Jurusan Aqidah Universitas Al-Imam, anggota lembaga editorial dan pusat penelitian dan studi Majalah al-Bayan. (Twitter : @dralabdullatif) - Twit Ulama