"Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji". (QS. al-Buruj (85) : 8)

Jumat, 21 April 2017

Berharaplah Ridha Allah ta'ala Semata

Di dalam al-Qur'an surat al-Baqarah (2) : 272, Allah سبحانه وتعالى  menasehati orang beriman untuk terus berbuat kebaikan dengan berharap ridha Allah semata ;

لَّيْسَ عَلَيْكَ هُدَىٰهُمْ وَلٰكِنَّ اللَّـهَ يَهْدِى مَن يَشَآءُ ۗ وَمَا تُنفِقُوا۟ مِنْ خَيْرٍ فَلِأَنفُسِكُمْ ۚ وَمَا تُنفِقُونَ إِلَّا ابْتِغَآءَ وَجْهِ اللَّـهِ ۚ وَمَا تُنفِقُوا۟ مِنْ خَيْرٍ يُوَفَّ إِلَيْكُمْ وَأَنتُمْ لَا تُظْلَمُونَ
Tidaklah kewajiban atasmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi Allah memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan apa saja yang kamu nafkahkan daripada harta, maka (kebaikannya) adalah untuk diri kamu sendiri. Dan tidaklah kamu menafkahkan sesuatu melainkan karena mengharapkan ridha Allah. Dan apa saja yang kamu nafkahkan diantara hartamu niscaya disempurnakan Allah balasannya kepadamu, sedang kamu tidak aniaya. (272).

Asbabun Nuzul
Dalam suatu riwayat yang bersumber dari Ibnu 'Abbas رضي الله عنهما dikemukakan bahwa, ada orang-orang yang tidak rela memberi sedikit pun dari hartanya kepada keluarganya yang musyrik. Ketika mereka bertanya kepada Rasulullah ﷺ, beliau membenarkannya. Maka turunlah ayat tersebut diatas (QS. 2 : 272), yang membolehkan memberi shadaqah kepada kaum musyrikin. (HR. an-Nasai, Hakim, Bazzar ath-Thabarani).
Dalam riwayat lain yang bersumber dari Ibnu 'Abbas رضي الله عنهما dikemukakan bahwa Nabi ﷺ melarang ummatnya bershadaqah, kecuali bershadaqah kepada kaum muslimin. Setelah turun ayat tersebut diatas (QS. 2 : 272) beliau ﷺ memerintahkan memberi shadaqah kepada orang beragama apapun yang datang meminta kepadanya. (HR. Ibnu Abi Hatim).

Tafsir Ayat
"Tidaklah kewajiban atasmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi Allah memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. ...". Ayat ini tegas memberitahukan bahwa petunjuk itu hak Allah semata, menjadi seorang Muslim yang patut beragama; dia merasai nikmatnya beragama. ".... Dan apa saja yang kamu nafkahkan daripada harta, maka (kebaikannya) adalah untuk diri kamu sendiri. ...". Ini adalah peringatan keras dari Tuhan kepada orang yang mampu. Kalau kamu ingin selamat, dermawanlah, murah tanganlah. Harta benda yang kamu berikan itu akan merapatkan silaturrahmimu dengan orang-orang yang sengsara. ".... Dan tidaklah kamu menafkahkan sesuatu melainkan karena mengharapkan ridha Allah. ...". Tujuan puncak berkurban, bersedekah, berbuat baik dengan penuh ikhlas hanyalah mengharap wajah Allah, ridha Allah. ".... Dan apa saja yang kamu nafkahkan diantara hartamu niscaya disempurnakan Allah balasannya kepadamu, sedang kamu tidak aniaya". Pengurbanan harta benda untuk membangun amalan yang baik atau untuk membantu fakir dan miskin itu telah dibangun atas dasar yang sebenarnya, ikhlas mengharap wajah Allah. Maka Tuhan berjanji bahwa apa yang dikeluarkan kelak akan disempurnakan Tuhan di akhirat untuk dirinya sendiri dan jangan khawatir akan teraniaya. Sebab catatan lengkap pada tangan Allah. 
---------------
Bibliography :
Asbabun Nuzul, KH Qomaruddin, Penerbit CV. Diponegoro Bandung, Cetakan ke-5, 1985, halaman 87.
Al Qur'an Terjemahan Indonesia, Tim DISBINTALAD (Drs. H.A. Nazri Adlany, Drs. H. Hanafie Tamam dan Drs. H.A. Faruq Nasution); Penerbit P.T. Sari Agung Jakarta, cetakan ke tujuh 1994, halaman 83.
Tafsir Al-Azhar Juzu' 3, Prof Dr. Haji Abdulmalik Abdulkarim Amrullah (Hamka), Penerbit PT. Pustaka Panjimas Jakarta, cetakan April 2001, halaman 60 - 62.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar