"Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji". (QS. al-Buruj (85) : 8)

Kamis, 31 Maret 2016

Masih Ingin Meniru Bani Israil?

Di dalam al-Qur'an surat al-Baqarah (2) : 108, Allah ta'ala memberi peringatan kepada ummat Islam untuk tidak meniru bani israil dalam firman-Nya :

أَمْ تُرِيدُونَ أَن تَسْـَٔلُوا۟ رَسُولَكُمْ كَمَا سُئِلَ مُوسَىٰ مِن قَبْلُ ۗ وَمَن يَتَبَدَّلِ الْكُفْرَ بِالْإِيمٰنِ فَقَدْ ضَلَّ سَوَآءَ السَّبِيلِ
Apakah kamu menghendaki akan meminta kepada Rasul kamu seperti halnya bani israil meminta kepada Musa pada masa yang lalu? Dan barangsiapa yang menukar keimanan dengan kekafiran, maka sungguh orang itu telah sesat dari jalan yang lurus. (108).

Asbabun Nuzul
Dalam suatu riwayat dari Ibnu Abbas رضي الله عنهما dikemukakan bahwa Rafi' bin Huraimalah dan Wahab bin Zaid berkata kepada Rasulullah ﷺ, "Hai Muhammad ! Cobalah turunkan kepada kami suatu kitab dari langit yang kami akan baca, atau buatlah sungai yang mengalir airnya, pasti kami akan mengikuti dan mempercayai tuan". Maka Allah menurunkan ayat tersebut diatas (QS. 2 : 108) sebagai peringatan agar ummat Islam tidak meniru bani israil di dalam mengikuti ajaran Rasul. (HR. Ibnu Abi Hatim).
Menurut riwayat lain dari Abal 'Aliah dikemukakan bahwa seorang laki-laki berkata kepada Rasulullah : "Ya Rasulullah, bagaimana kalau kifarat (denda tebusan dosa) kami disamakan saja dengan kifarat bani israil? Nabi ﷺ menjawab : "Maha Suci Allah, sungguh aku tidak menghendakinya, karena Allah telah memberikan kepadaku yang lebih baik daripada yang diberikan kepada bani israil dahulu. Apabila mereka melakukan kejahatan, tertulislah itu diatas pintu rumah mereka dan kifaratnya. Apabila telah ditunaikan kifaratnya, tinggallah kehinaan baginya di dunia dan apabila tidak ditunaikan maka akan mendapat pula kehinaan di akhirat. Bukankah Allah telah memberikan yang lebih baik kepadamu dari pada itu dengan firmannya :

وَمَن يَعْمَلْ سُوٓءًا أَوْ يَظْلِمْ نَفْسَهُۥ ثُمَّ يَسْتَغْفِرِ اللَّـهَ يَجِدِ اللَّـهَ غَفُورًا رَّحِيمًا
Dan barangsiapa mengerjakan kejahatan atau menganiaya dirinya, kemudian dia mohon ampun kepada Allah, niscaya dia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. an-Nisaa' (4) : 110).
Dan selanjutnya nabi bersabda : Sholat yang lima dan sholat Jum'at sampai sholat jum'at berikutnya menjadi kifarat kesalahan yang dikerjakan di antara waktu kesemuanya itu". Maka Allah menurunkan ayat tersebut diatas (QS. 2 : 108) sebagai teguran terhadap orang yang ingin mengubah ketentuan Allah. (HR. Ibnu Jarir).

Tafsir Ayat
QS. 2 : 108. "Apakah kamu menghendaki akan meminta kepada Rasul kamu seperti halnya bani israil meminta kepada Musa pada masa yang lalu?...". Allah ta'ala memberi ajaran kepada ummat yang beriman agar tidak meniru perangai bani israil yang suka banyak tanya, banyak soal, yang bukan semata-mata untuk menghilang keraguan, tetapi hendak menyoal guru, hendak mengukur dalam dangkalnya ilmu. Adapun yang bertanya karena hendak mencari helah dan memutar-mutar. Adapula yang bertanya dihadapan orang banyak, supaya kelihatan bahwa dia orang istimewa, seperti yang telah dilakukan bani israil kepada Musa. Timbul pertanyaan kepada orang yang beriman, apakah kamu akan bertanya seperti itu pula kepada nabi kamu Muhammad Rasulullah. Seperti bani israil menanyai Musa? Sebab perbuatan yang demikian bukan timbul dari iman, melainkan dari perangai kufur adanya. Jika datang perintah laksanakanlah dengan baik. Kalau tersangkut, pecahkanlah sendiri sangkutan itu seakal-budimu. Kalau ada hal yang tidak dibicarakan, bukanlah itu karena lupa, melainkan di sengaja untuk meringankan kamu. "... . Dan barangsiapa yang menukar keimanan dengan kekafiran, maka sungguh orang itu telah sesat dari jalan yang lurus".Sesat dari jalan yang lurus, lalu memilih jalan yang berbelit-belit dengan banyak bertanya guna melepaskan diri, akhirnya tersesat dalam kekufuran, terlepas dari kebenaran, tenggelam dalam keingkaran.
---------------
Bibliography :
Tafsir Al-Azhar Juzu' 1, Prof Dr. Haji Abdulmalik Abdulkarim Amrullah (Hamka), diterbitkan oleh Yayasan Nurul Islam, cetakan ke-empat 1981, halaman 353 - 354.
Asbabun Nuzul, KH Qomaruddin, Penerbit CV. Diponegoro Bandung, Cetakan ke-5, 1985, halaman 36 - 37.
Al Qur'an Terjemahan Indonesia, Tim DISBINTALAD (Drs. H.A. Nazri Adlany, Drs. H. Hanafie Tamam dan Drs. H.A. Faruq Nasution); Penerbit P.T. Sari Agung Jakarta, cetakan ke tujuh 1994, halaman 30.

Mengatasi Perselisihan Manusia

Ibnu Taimiyyah mengatakan: “Tak ada yang bisa memisahkan manusia dari perselisihan melainkan Kitab yang diturunkan dari langit. Andai perselisihan itu dikembalikan kepada akal mereka masing-masing, maka masing-masing mereka punya akal dan pemikiran sendiri-sendiri” (Majmu’ al-Fatawa)

Syaikh Dr. Ihab Nadir (Twitter : @eihab8888) - Twit Ulama 

April Mop, Kampanye Dusta

Pada hari itu dibolehkan dan dibenarkan -menurut mereka- seseorang untuk berbohong dan menipu orang lain, karena ini hanya sekadar permainan dan hiburan. Maka siapa saja yang menjadi korban April Mop tidak boleh marah, bahkan kebanyakan dari mereka yang menjadi korban April Mop kalau tahu ia telah dikerjain maka ia senang dan merasa ada sesuatu yang baru.
Sungguh ini adalah salah satu makar orang kafir yang mereka sisipkan untuk melegalkan dan mengkampanyekan dusta ke alam dunia ini. Dan tidak lepas dari makar ini adalah sebagian kaum Muslimin, lebih-lebih lagi kawula muda di mana mereka juga ikut-ikutan dalam perayaan ini. Na'udzubillah min dzalika.

Dusta Menurut Penilaian Islam
Dalam Islam, dusta telah diharamkan secara jelas dan tegas dimana tidak seorang pun dibolehkan untuk berdusta kepada orang lain, apalagi dijadikan sebagai perayaan untuk hiburan dan sendau gurau. Allah berfirman : "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah kamu bersama-sama orang yang benar." (QS. at-Taubah (9) : 119).
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : "Dan sesungguhnya dusta itu menarik orang untuk berbuat jahat, sedang kejahatan menyeret ia ke neraka. Dan sesungguhnya jika ia berdusta maka akan ditulis di sisi Allah sebagai pendusta." (HR. Bukhari dan Muslim).
"Tanda orang munafik ada tiga ; jika ia berbicara maka ia dusta, jika ia berjanji maka ia akan mengingkari dan jika ia diberi amanah maka ia akan berkhianat." (HR. Bukhari dan Muslim).

Jika ada yang mengatakan, "Dusta yang kami lakukan hanya sekadar main-main dan nanti orang yang kami dustai akan diberi tahu dan ia tidak akan marah, bahkan senang, apakah ini juga terlarang?" Maka jawabannya adalah ; Pertama, hukum asal dusta adalah haram selain apa yang dikecualikan oleh Allah dan Rasul-Nya. (Bukhari : 5/220, Muslim : 2605, Abu Dawud : 4921 dan at-Tirmidzi : 1939). Kedua, dusta dalam rangka main-main kepada orang lain juga terlarang karena tidak ada senda gurau dalam masalah dosa dan maksiat.
----------------
Tulisan Abu Luthfia, Buletin Dakwah Islam Tahun ke-9, Volume 2 Nomer 3, halaman 2 - 3.

Rabu, 30 Maret 2016

Rapha Galthena

Final Fantasy Tactics - The War of The Lions (ファイナルファンタジータクティクス 獅子戦争 Fainaru Fantajī Takutikusu Shishi Sensō). Rapha Galthena (ラファ・ガルテナーハ - Rafa Garutenāha) adalah anggota pembunuh rahasia Kamja, pimpinan Grand Duke Barrington. Usianya 18 tahun, dan ia saudarinya Marach Galthena. Rapha kehilangan kedua orang tuanya saat Fifty Year's War terjadi, dan dia berkeliaran di jalan hingga Grand Duke Barrington mengambilnya dan melatihnya menjadi Mage. When she discovered the Grand Duke himself has razed her village, she left Riovanes and swore revenge.

—Chronicle Personae section, Final Fantasy Tactics - The War of The Lions (c) 1997, 2007 Square Enix Co., Ltd.

Mengenai Doa (7)

Ibn ‘Abbas r.a. berkata : Rasulullah s.a.w. biasa jika menghadapi kesukaran beliau membaca : La ilaha illallahul adhim alhalim, la ilaha illallahu robbul ‘arsyil adhim, la ilaha illallahu robbussamawati wa robbul ardli robbul arsyil karim. (Tiada Tuhan kecuali Allah yang maha besar dan sabar, tiada Tuhan kecuali Allah Tuhan arsy yang besar, tiada Tuhan kecuali Allah Tuhan yang memiliki langit dan bumi, Tuhannya arsy yang mulya). (HR. Buchary dan Muslim).
----------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN II, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1979, halaman 382.

Penyeru Kesesatan Saling Membela

Jika engkau melihat para penyeru kesesatan saling membela antara mereka, maka ingatlah firman Allah, “Orang-orang munafik itu, laki-laki dan perempuan, sebagian mereka adalah penolong sebagian yang lain. Mereka selalu menyerukan yang munkar dan mencegah yang ma'ruf.” (QS. At-Taubah : 67).

Dr. Sulaiman Muhammad asy-Syatwi (Twitter : @solimanshtwy) - Twit Ulama

MENGUKUR CINTA

"Sungguh keislamanmu wahai Paman Rasulillah", ujar 'Umar kepada 'Abbas ibn 'Abdil Muthalib saat mereka bersua menjelang Fathu Makkah, "Lebih aku cintai dari keislaman Al Khaththab ayahku." Ini bukan karena cintanya pada sang Ayah kurang; ini semata sebab 'Umar mengukur sikapnya dari hati manusia yang paling dicintainya, Muhammad ﷺ. 'Abbas adalah Paman yang paling mengasihi Rasulullah setelah Abu Thalib. "Wahai Ayahanda", ujar 'Abdullah ibn 'Umar kepada bapaknya kelak, "Mengapa bagian Usamah ibn Zaid kautetapkan lebih banyak daripada bagian Ananda, padahal kami berjihad bersama di berbagai kesempatan?" "Karena", ujar Sayyidina 'Umar sembari tersenyum sendu, "Ayah Usamah, Zaid ibn Haritsah, lebih dicintai Rasulullah ﷺ daripada Ayahmu." Lagi-lagi 'Umar mengukur sikapnya dari hati yang paling dia muliakan, hati Muhammad ﷺ.
Di kala Rasulullah ﷺ memasuki Makkah dan Masjidil Haram, Abu Bakr datang menuntun ayahnya kepada beliau. Ketika Sang Nabi ﷺ melihat Abu Quhafah yang sepuh lagi telah buta, beliau bersabda, 'Ya Aba Bakr, kenapa engkau tidak silakan ayahmu di rumah dan aku sajalah yang datang pada beliau?' "Ya Rasulallah", jawab Ash Shiddiq, "Ayahku lebih berhak berjalan kepadamu daripada engkau datang kepadanya'. Rasulullah ﷺ mendudukkan Abu Quhafah di depan beliau, mengusap dadanya, dan bersabda kepada-nya, 'Masuk Islamlah'. Abu Quhafah pun masuk Islam.
Tepat di saat Abu Quhafah menghulurkan tangan untuk berjanji setia pada Rasulillah ﷺ, Abu Bakr malah menangis. Sesenggukan sedunya hingga mengguncang bahu. Semua yang hadir bertanya-tanya. Bukankah di hari itu, Abu Bakr harusnya berbahagia menyaksikan keislaman ayahnya? Bukankah suatu kesyukuran besar menyaksikan orang yang kita kasihi dibuka hatinya oleh Allah untuk menerima hidayah?
Namun Ash Shiddiq yang agung berkata pada Sang Nabi ﷺ, “Lebih kusukai jika tangan Pamanmu ya Rasulallah, menggantikan tangannya, lalu dia masuk Islam dan dengan begitu Allah membuatmu ridha.”
Paman yang dimaksud tentulah Abu Thalib. Dia yang telah memberikan seluruh daya upaya di sisa usianya untuk membela dakwah keponakan tersayangnya, namun hidayah tak menjadi haknya. Betapa mengerti Abu Bakr akan isi dada Rasulillah ﷺ. Sahabat sejati, selalu mengukur sikapnya dari hati sang kekasih.
Hari ini, sosok-sosok itu tiada lagi. Dan kita tertatih mengukur cinta di dada kita dengan isi hati mereka. Apa yang mereka cintai, sanggupkah kita selalu mencintainya. Ya Rabbana.  (Salim A. Fillah).

Selasa, 29 Maret 2016

Bahaya Hawa Nafsu

Banyak perubahan pendapat, disebabkan adanya perubahan hawa nafsu, bukan karena berubahnya dalil. Diawali dengan keinginan, kemudian meyakini, lantas menjadi sebuah kesimpulan (yang menyesatkan, pent)

Syaikh Abdul Aziz Ath-Tharifi (Twitter : @abdulaziztarefe) - Twit Ulama  

Mohon Pemahaman Dalam Masalah Agama

Ibrahim ‘alaihissalam berdoa memohon pemahaman dalam masalah agama, diberikan petunjuk atasnya, dan penjelasan agar dapat beribadah kepada Allah diatas ilmu dan bashirah. Maka beliau berkata, “Wa arina manasikana”, dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadah haji kami. (QS. Al Baqarah : 128). Ya Allah, berilah kami rizki berupa ilmu dan amal yang ikhlas lagi mutaba'ah (mengikuti petunjuk Rasul ﷺ -pent).

Syaikh Muhammad Shalih Al Munajjid (Twitter : @almonajjid) - Twit Ulama  

Senin, 28 Maret 2016

Marach Galthena

Final Fantasy Tactics - The War of The Lions (ファイナルファンタジータクティクス 獅子戦争 Fainaru Fantajī Takutikusu Shishi Sensō). Marach Galthena (マラーク・ガルテナーハ - Marāku Garutenāha) adalah anggota pembunuh rahasia Kamja, pimpinan Grand Duke Barrington. Setelah kehilangan kedua orang tuanya dalam Fifty Year's War ia berkeliaran di jalan, setelah di pungut oleh Grand Duke Barrington dan dilatih menjadi Mage. Marach berpikir jika Grand Duke Barrington adalah ayahnya, even going so far as to take up arms against his own sister. Rapha, who was turned against the lord.

—Chronicle Personae section, Final Fantasy Tactics - The War of The Lions (c) 1997, 2007 Square Enix Co., Ltd.

Mengenai Doa (6)

'Ubadah bin Asshamit ra. berkata : Rasulullah s.a.w. bersabda : Tiada seorang muslim di atas bumi berdo’a melainkan dapat dipastikan diterima atau dihindarkan daripadanya suatu bala’, asalkan tidak berdoa’a dosa atau memutus famili. Maka seorang berkata : Kalau demikian kami memperbanyak saja do’a. Sabda Nabi : Allah lebih banyak kurnia-Nya. (HR. Attirmidzy).

Dan dalam riwayat Al-Hakim dan Abu Said r.a. ada tambahan : Atau disimpan baginya pahala sebesar permintaan itu. Nyata dengan hadits ini bahwa tiada doa yang tertolak, hanya penerimaannya yang terbagi tiga : Diberi kontan atau di gunakan untuk menghindari bala’ bencana, atau ditunda pemberiannya hingga di akherat, itu semua menurut hikmat kebijaksanaan Tuhan yang maha belas kasih kepada hamba-Nya
.
----------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN II, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1979, halaman 381-382.

Munafik Di Zaman Rasul Dan Zaman Ini

Seorang yang paling paham dengan gerakan kemunafikan, yaitu sahabat Hudzaifah bin Al-Yaman berkata : “Orang-orang munafik di zaman kalian lebih buruk daripada orang-orang munafik di masa Rasul. Karena orang munafik di masa Rasul menyembunyikan kemunafikannya, sementara orang munafik sekarang menampakkan kemunafikannya.”

Dr. Abdul ‘Aziz alu Abdul Latif (Twitter : @dralabdullatif) - Twit Ulama 

Do'a Selamat

Barangsiapa yang mengucapkan dzikir ini sebanyak tiga kali di pagi hari dan tiga kali di petang hari, maka tidak akan ada bahaya yang tiba-tiba memudaratkannya. [HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad]
بِسْمِ اللَّهِ الَّذِي لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِى الأَرْضِ وَلاَ فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

BISMILLAHILLADZI LAA YADHURRU MA’ASMIHI SYAI-UN FIL ARDHI WA LAA FIS SAMAA-I WA HUWAS SAMII’UL ‘ALIIM.

Dengan nama Allah yang bila disebut, segala sesuatu di bumi dan langit tidak akan berbahaya, Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

tadabbur_   

Minggu, 27 Maret 2016

Tangan Diatas Lebih Baik Dari Tangan Dibawah

“tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah”, tangan yang paling tinggi adalah orang yang berinfaq kemudian di bawahnya orang yang menjaga kehormatannya (tidak minta-minta -ed), kemudian di bawahnya adalah tangan orang yang mengambil tanpa meminta, kemudian tangan yang paling bawah adalah tangan para pengemis. (Ibnu Hajar)

Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajjid (Twitter : @almonajjid) - Twit Ulama 

Walau Badai Menghadang

Ketahuilah saudaraku, zaman yang kita hidup saat ini sungguh sungguh amat berat. Yang namanya cobaan pasti akan melanda orang beriman. Setiap orang yang menjalankan ajaran Nabi ﷺ pasti akan mendapatkan cemoohan. Sebaliknya, orang yang bergelimang dengan kemaksiatan dan bid’ah itulah yang sering mendapatkan pujian.
Jika kita lihat, kaum muslimin malah sering mencemooh orang yang berpegang teguh dengan ajaran Nabi ﷺ . Orang yang bercadar dibilang ‘ninja’. Orang yang berjenggot dikata ‘kambing’. Orang yang celananya cingkrang (di atas mata kaki) deejek ‘celana kebanjiran’. Bahkan orang-orang seperti ini dimasukkan ke dalam aliran sesat seperti dikata pengikut LDII (yang dulu bernama LEMKARI dan ajarannya menyimpang dari ajaran Islam). Bahkan tak sedikit yang katakan mereka adalah teroris, pengikut Amrozi, anak buah Osama bin Laden, dan semisal itu.
Tetapi kami sangat heran. Tidak ada orang yang mencela artis yang goyang ‘ngebor’, yang berpose telanjang di majalah-majalah. Malah yang dicela dan diejek adalah orang-orang yang memakai jilbab atau memakai cadar yang melaksanakan ajaran Nabi ﷺ .
Begitu juga yang sering dicemooh adalah orang yang memelihara jenggot dengan gelaran ‘kambing’. Malah orang yang sering mencukur atau merapikan jenggot tidak dikata apa-apa. Padahal mereka tadi jelas melakukan perbuatan keliru sebagaimana telah kami jelaskan dalam pembahasan jenggot.
Orang yang memakai celana di atas mata kaki juga demikian, sering sekali dicemooh. Padahal celana di atas mata kaki akan membuat celana lebih bersih dan terhindar dari najis sebagaimana disebutkan dalam hadits yang sudah kami bawakan sebelumnya. Orang-orang yang celananya biasa menyeret tanah tidak jadi omongan. Padahal model celana semacam itu lebih mudah terkena najis.
Itulah keadaan dunia saat ini. Semua serba terbalik. Pemikiran manusia saat ini sudah tak karuan. Yang baik dibilang jelek dan yang jelek dibilang baik. Oleh karena itu, banyak di antara saudara-saudara kami yang sebelumnya memang istiqomah dengan ajaran Nabinya ﷺ , perlahan-lahan ia melepaskan agamanya. Di antara sebabnya adalah adanya berbagai cemoohan dari masyarakat.
Di antara saudara-saudara kami sebelumnya sangat bersemangat sekali memakai celana di atas mata kaki dan memelihara lihyah (jenggot) sehingga terlihat begitu gagah dengan salah satu tanda kepriaannya. Namun dikarenakan adanya teguran dari orang tua yang jelas belum memahami Islam dengan baik; atau karena tidak mendapatkan suasana lingkungan yang mendukung dengan seringnya bergaul bersama orang-orang yang fasik; atau dikarenakan pula tuntutan dunia kerja yang mengharuskan mencukur jenggot dan celana tidak boleh di atas mata kaki, maka di antara mereka -yang kami sangat merindukan mereka kembali kepada kebenaran yang mereka pegang dahulu- secara berangsur-angsur menanggalkan ajaran Nabi ﷺ pada dirinya. Padahal mereka sebelumnya yakin itu benar. Na’udzu billahi min dzalik (semoga Allah melindungi kita dari terjerumus dalam hal semacam itu).
Tulisan terakhir ini adalah lembaran yang kami sengaja sajikan kepada saudara-saudara kami agar mereka kembali ke jalan yang dulu mereka tempuh dan teruslah istiqomah dengannya.
Saudaraku … sebagian ayat dan hadits agar seorang muslim harus berpegang teguh dengan ajaran Nabi telah kami jelaskan. Selanjutnya perhatikanlah hadits berikut, semoga kalian mendapatkan petunjuk dan hidayah dari Allah Ta’ala.
Aisyah radhiyallahu ‘anha pernah menuliskan surat kepada Mu’awiyah. Isinya sebagai berikut;
سَلاَمٌ عَلَيْكَ أَمَّا بَعْدُ فَإِنِّى سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ « مَنِ الْتَمَسَ رِضَاءَ اللَّهِ بِسَخَطِ النَّاسِ كَفَاهُ اللَّهُ مُؤْنَةَ النَّاسِ وَمَنِ الْتَمَسَ رِضَاءَ النَّاسِ بِسَخَطِ اللَّهِ وَكَلَهُ اللَّهُ إِلَى النَّاسِ ». وَالسَّلاَمُ عَلَيْكَ
“Salam untukmu. Amma Ba’du. Sesungguhnya aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Barang siapa mencari ridho Allah dengan membuat manusia murka, maka Allah akan bereskan urusannya dengan sesama manusia. Tetapi barang siapa mencari ridho manusia dengan membuat Allah murka maka Allah akan serahkan orang tersebut kepada manusia’ Wassalamu ‘alaika”. (HR. Tirmidzi. Dalam As Silsilah Ash Shohihah, Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih).

Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin dalam Al Qoulul Mufid mengatakan, “Apabila seseorang mencari ridho Rabbnya dengan niat yang tulus, maka Allah akan ridho kepadanya karena dialah yang paling mulia dari hamba-Nya… karena hati seseorang di antara dua jari dari jari-jemari Allah ta’ala. Allah-lah yang membolak-balikkan hati siapa saja yang dikehendaki-Nya. …Dan barang siapa yang mencari ridha manusia namun membuat Allah murka, maka hasilnya adalah dia akan mendapatkan lawan dari maksudnya tersebut.”
Oleh karena, itu sabarlah saudaraku dengan cemoohan yang ada. Janganlah engkau menanggalkan ajaran Nabimu sehingga membuat Allah murka. Jika orang tua memang belum memahamai ajaran Islam, cobalah menjelaskan kepada mereka bahwa ajaran yang engkau pegang adalah ajaran Nabi ﷺ dan ajaran yang benar, bukan aliran sesat. Katakan pula bahwa tidak perlu khawatir dengan kajian yang engkau ikuti selama ini, karena pengajiannya bukanlah pengajian teroris. Yang diajarkan adalah ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Jelaskanlah hal ini dengan lemah lembut sebagaimana pada firman Allah Ta’ala,
وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا
“Dan ucapkanlah kepada mereka (kedua orang tua0 perkataan yang mulia”. (QS. Al Isro’: 23). Dalam tafsir Al Jalalain ditafsirkan dengan ‘ucapkanlah perkataan yang indah dan lemah-lembut’.

Carilah pula teman-teman yang dapat mendukungmu bisa istiqomah. Lihatlah para sahabat Nabi bisa istiqomah karena mereka sering bergaul dengan Nabi ﷺ . Allah Ta’ala berfirman,
وَكَيْفَ تَكْفُرُونَ وَأَنْتُمْ تُتْلَى عَلَيْكُمْ آَيَاتُ اللَّهِ وَفِيكُمْ رَسُولُهُ وَمَنْ يَعْتَصِمْ بِاللَّهِ فَقَدْ هُدِيَ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
“Bagaimana mungkin (tidak mungkin) kalian menjadi kafir, sedangkan ayat-ayat Allah dibacakan kepada kalian, dan Rasul-Nyapun berada ditengah-tengah kalian? Dan barang siapa yang berpegang teguh kepada (agama) Allah maka sesungguhnya dia telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus”. (QS. Ali ‘Imran : 101)

Dalam ayat lain Allah berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar(jujur)”. (QS. At Taubah : 119).

Nabi ﷺ juga mengajarkan kepada kita agar bersahabat dengan orang yang dapat memberikan kebaikan dan sering menasehati kita.
مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالْجَلِيسِ السَّوْءِ كَمَثَلِ صَاحِبِ الْمِسْكِ ، وَكِيرِ الْحَدَّادِ ، لاَ يَعْدَمُكَ مِنْ صَاحِبِ الْمِسْكِ إِمَّا تَشْتَرِيهِ ، أَوْ تَجِدُ رِيحَهُ ، وَكِيرُ الْحَدَّادِ يُحْرِقُ بَدَنَكَ أَوْ ثَوْبَكَ أَوْ تَجِدُ مِنْهُ رِيحًا خَبِيثَةً
“Seseorang yang duduk (berteman) dengan orang sholih dan orang yang jelek adalah bagaikan berteman dengan pemilik minyak misk dan pandai besi. Jika engkau tidak dihadiahkan minyak misk olehnya, engkau bisa membeli darinya atau minimal dapat baunya. Adapun berteman dengan pandai besi, jika engkau tidak mendapati badan atau pakaianmu hangus terbakar, minimal engkau dapat baunya yang tidak enak”. (HR. Bukhari no. 2101, dari Abu Musa). Ibnu Hajar Al Asqolani dalam Fathul Bari mengatakan, “Hadits ini menunjukkan larangan berteman dengan orang-orang yang dapat merusak agama maupun dunia kita. Dan hadits ini juga menunjukkan dorongan agar bergaul dengan orang-orang yang dapat memberikan manfaat dalam agama dan dunia.”

Para ulama pun memiliki nasehat agar kita selalu dekat dengan orang sholih.

Al Fudhail bin ‘Iyadh berkata,
نَظْرُ المُؤْمِنِ إِلَى المُؤْمِنِ يَجْلُو القَلْبَ
“Pandangan seorang mukmin kepada mukmin yang lain akan mengilapkan hati”. (Siyar A’lam An Nubala’, 8/435). Maksud beliau adalah dengan hanya memandang orang sholih, hati seseorang bisa kembali tegar. Oleh karenanya, jika orang-orang sholih dahulu kurang semangat dan tidak tegar dalam ibadah, mereka pun mendatangi orang-orang sholih lainnya.

‘Abdullah bin Al Mubarok mengatakan, “Jika kami memandang Fudhail bin ‘Iyadh, kami akan semakin sedih dan merasa diri penuh kekurangan.” Ja’far bin Sulaiman mengatakan, “Jika hati ini ternoda, maka kami segera pergi menuju Muhammad bin Waasi’.” (Ta’thirul Anfas min Haditsil Ikhlas, 466)

Dan kami nasihatkan pula, jika memang tempat kerja yang dicari menawarkan agar jenggot dicukur atau celana diturunkan, maka janganlah terima pekerjaan semacam itu. Ingatlah rezeki Allah itu luas. Masih banyak pekerjaan lain yang bisa dicari. Mengapa kita harus mengorbankan akhirat untuk mendapatkan dunia yang tentu lebih rendah? Allah Ta’ala berfirman,
وَلَلآخِرَةُ خَيْرٌ لَكَ مِنَ الأولَى
“Dan sesungguhnya hari kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang sekarang (permulaan)”. (QS. Adh-Dhuha : 4).

Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan, “Dan negeri akhirat itu lebih baik bagimu dari dunia ini. Oleh karena itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling zuhud di dunia (meninggalkan sesuatu yang tidak bermanfaat demi kehidupan akhirat, pen). Sebagaimana telah diketahui dalam jalan hidup beliau bahwa tatkala beliau disuruh memilih di akhir hidupnya antara hidup kekal di dunia sampai akhirnya kemudian masuk surga, ataukah memilih karunia di sisi Allah. Nabi ﷺ akhirnya memilih apa yang ada di sisi Allah karena dunia adalah hina (daniyah).” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim).

Agar tetap diteguhkan hati, ingatlah sebuah do’a yang selalu dibaca oleh Nabi. Amalkan do’a tersebut untuk memohon keteguhan dan keistiqomahan dalam menjalani ajaran Islam. Doa yang paling sering dibaca Nabi ﷺ adalah doa,
يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ
“Ya muqollibal qulub tsabbit qolbi ‘alaa diinik (Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu)”. Ummu Salamah pernah menanyakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, kenapa do’a tersebut yang sering beliau baca. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam seraya menjawab,
يَا أُمَّ سَلَمَةَ إِنَّهُ لَيْسَ آدَمِىٌّ إِلاَّ وَقَلْبُهُ بَيْنَ أُصْبُعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ اللَّهِ فَمَنْ شَاءَ أَقَامَ وَمَنْ شَاءَ أَزَاغَ
“Wahai Ummu Salamah, yang namanya hati manusia selalu berada di antara jari-jemari Allah. Siapa saja yang Allah kehendaki, maka Allah akan berikan keteguhan dalam iman. Namun siapa saja yang dikehendaki, Allah pun bisa menyesatkannya”. (HR. Tirmidzi no. 3522. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Dalam riwayat lain dikatakan,
إِنَّ الْقُلُوبَ بِيَدِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ يُقَلِّبُهَا
“Sesungguhnya hati berada di tangan Allah ‘azza wa jalla, Allah yang membolak-balikkannya”. (HR. Ahmad 3/257. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini qowiy (kuat) sesuai syarat Muslim)

Ingatlah bahwa do’a adalah senjata utama seorang muslim agar dapat terus istiqomah, dimudahkan berpegang teguh dengan ajaran Nabi ﷺ dan do’a adalah di antara jalan agar orang tua dapat memahami ajaran yang kita jalankan. Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata, “Do’a adalah sebab terkuat bagi seseorang agar bisa selamat dari hal yang tidak ia sukai dan sebab utama meraih hal yang diinginkan.” (Al Jawabul Kaafi, 21)

Baca selengkapnya di  Rumaysho.Com 

Jefferson

Manga Gensō Suikoden III - The Successor of Fate. Jefferson (Chibaku Star) adalah orang aneh dengan obsesi yang tidak sehat dengan menjuluki siapa saja dan semua orang, dengan nama-nama seperti 'Blue Sky Baron'. Ia keras kepala dalam mempertahankan legitimancy janjinya menyebabkan dia untuk masuk ke banyak argumen dan perkelahian dengan beberapa anggota Kastil Budehuc; terutama dengan Barts karena di julukan 'Blue Sky Baron' diberikan kepada Barts oleh Jefferson. (sumber : Suikosource dan Manga Gensō Suikoden III - The Successor of Fate karya Aki Shimizu, Kadokawa Corporation, Tokyo Japan 2002).

Sabtu, 26 Maret 2016

Gerrith Barrington

Final Fantasy Tactics - The War of The Lions (ファイナルファンタジータクティクス 獅子戦争 Fainaru Fantajī Takutikusu Shishi Sensō). Gerrith Barrington (ゲルカラニス・バリンテン - Gerukaranisu Barinten) atau Grand Duke Barrington, liege Lord of Fovoham, his age 52th old. Grand Duke Barrington  did not serve in battle during the Fifty Year's War, as he is no warrior, but his large group of sellswords assembled from foreign lands fought in his name. Among their numbers was a group of war orphans trained as assassins, whose fear somely tempered skill helped earn the Grand Duke the name of "King of the Forge".

—Chronicle Personae section, Final Fantasy Tactics - The War of The Lions (c) 1997, 2007 Square Enix Co., Ltd.

Renungkan Wahai eLGeBeTe dan Pembelanya

Dari Abdur Rahman bin Abu Sa’iid Al-Khudriy radliyallaahu ‘anhu, dari bapaknya, bahwasannya Rasulullah ﷺ bersabda,
لَا يَنْظُرُ الرَّجُلُ إِلَى عَوْرَةِ الرَّجُلِ، وَلَا الْمَرْأَةُ إِلَى عَوْرَةِ الْمَرْأَةِ، وَلَا يُفْضِي الرَّجُلُ إِلَى الرَّجُلِ فِي ثَوْبٍ وَاحِدٍ، وَلَا تُفْضِي الْمَرْأَةُ إِلَى الْمَرْأَةِ فِي ثَوْبِ وَاحِدِ

“Janganlah seorang pria melihat aurat pria lain, tidak pula seorang wanita melihat aurat wanita yang lain. Dan janganlah seorang pria berada dalam satu kain (selimut) dengan pria lain, dan tidak pula wanita berada satu kain (selimut) dengan wanita lain” (HR. Muslim).

Bukankah mayoritas perilaku seks LGBT menggunakan pandangan mata yang diharamkan? Bukankah perilaku seks gay dan lesbi banyak dilakukan dengan membuka aurat mereka dan merekapun saling melihatnya? Bukankah perilaku seks gay dan lesbi, kalaupun mereka saling memandang bagian tubuh pasangannya yang bukan aurat, sulit terhindar dari bernafsu dan bersyahwat?

Kajian selengkapnya di muslim.or.id 

Hikmah Ujian Sakit

Nabi ﷺ bersabda, “Jika seorang hamba diuji oleh Allah dengan musibah yang menimpa jasadnya, Allah pun berfirman kepada malaikat, “Tulislah baginya pahala amal kebaikan”. Seandainya Allah menyembuhkannya, maka Allah mensucikan dan membersihkannya. Jika Allah mencabut nyawanya, Allah pun mengampuninya dan merahmatinya.” (HR. Ahmad).

Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajjid (Twitter : @almonajjid) - Twit Ulama 

Seorang Da'i Ke Jalan Allah Tidak Berkehendak Selain Memperbaiki Saudara-Saudaranya

Pertanyaan : Apakah yang wajib bagi saya jika telah menasehati keluarga dan saudara-saudara, akan tetapi mereka tidak memenuhi nasehat itu dan memutuskan pembicaraan saya (sehingga) saya menemukan kesulitan dalam hal tersebut ?

Jawaban : Hal ini sering terjadi, kondisi begini sangat banyak, keluhan begini juga sangat banyak baik dari kalangan pria maupun wanita. Hal ini disebabkan karena sebagian orang jika diseru ke jalan Allah Subhanahu wa Ta'ala menyangka bahwa sang da'i ingin mengusainya saja, ingin membalasnya, atau ingin mengunggulkan dirinya atas orang yang ia dakwahi. Yang jelas (pikiran) itu dari setan.
Maka seorang da'i ke jalan Allah hendaknya tidak berkeinginan selain memperbaiki saudara-saudaranya serta menunjukkan mereka pada kebenaran. Namun bersama ini saya juga mengatakan kepada sang penanya : 'Bersabarlah dan berihtisablah (mengharapkan pahala), dan ketahuilah bahwa setiap gangguan yang menimpamu dalam berdakwah ke jalan Allah maka anda akan diberi pahala. Dan seorang da'i ke jalan Allah Subhanahu wa Ta'ala jika dakwahnya diterima ia telah melaksanakan kewajibannya dan meraih ganjaran akibat hidayah yang diperoleh oleh orang lain (melalui tangannya) sebagaimana Nabi ﷺ mengatakan kepada Ali bin Abi Thalib. "Artinya : Majulah dengan tenang, maka demi Allah ! Sungguh jika Allah memberikan hidayah seseorang melalui dirimu maka itu lebih baik bagimu daripada seekor unta merah"

Jika dakwahnya ditolak dan di disakiti di jalan Allah, maka sesungguhnya hal itu juga pahala baginya, bahkan dua pahala ; untuk dakwahnya ke jalan Allah, dan untuk cobaan karena Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Dan para rasul 'alaihimushalatu was salam telah disakiti namun mereka bersabar, sebagaimana firman Allah Subahanhu wa Ta'ala kepada Nabi-Nya.
"Artinya : Dan sesungguhnya telah didustakan (pula) rasul-rasul sebelum kamu, akan tetapi mereka sabar terhadap pendustaan dan penganiayaan (uang dilakukan) terhadap mereka, sampai datang pertolongan Kami kepada mereka. Tak ada seorangpun yang dapat merobah kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. Dan sesungguhnya telah datang kepadamu sebahagian dari berita rasul-rasul itu" [Al-An'am : 34]

Wahai saudara ! Dalam dakwah kepada Allah Subahanahu wa Ta'ala janganlah menjadikan gangguan manusia terhadapmu sebagai sebab yang menghalangimu dari Al-Haq, atau menyurutkan langkahmu ke belakang. Karena kondisi seperti ini hanya terjadi pada orang yang imannya belum terhunjam dan mengakar, sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman.

"Artinya : Dan diantara manusia ada orang yang berkata : 'Kami beriman kepada Allah', maka apabila ia disakiti (karena ia beriman) kepada Allah, ia menganggap fitnah manusia itu sebagai adzab Allah. Dan sungguh jika datang pertolongan dari Tuhanmu, mereka pasti akan berkata : 'Sesungguhnya kami adalah besertamu'. Bukankah Allah lebih mengetahui apa yang ada dalam dada semua manusia ?" [Al-Ankabut : 10]

Maka nasehat saya kepada saudaraku dan juga nasehatku kepada keluarganya, agar ia meneruskan dakwahnya ke jalan Allah dan tidak berputus asa. Adapun keluarganya, maka mereka berkewajiban menerima yang haq baik yang datang dari orang yang lebih rendah dari mereka ataupun dari orang yang setara umurnya dengan mereka atau yang lebih tua.

[Disalin dari kitab Ash-Shahwah Al-Islamiyah Dhawabith wa Taujihat, edisi Indonesia Panduan Kebangkitan Islam, Penulis Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, terbitan Darul Haq]

Selengkapnya di almanhaj.or.id.    

Mengenai Doa (5)

Abu Umamah r.a. berkata Rasulullah s.a.w. ditanya: Do’a waktu apakah yang lebih didengar oleh Tuhan (lebih mustajab?) Jawab Nabi : Di tengah malam dan sesudah sholat fardlu (lima waktu). (HR. Attirmidzy).
----------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN II, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1979, halaman 381.

Hortez VII

Manga Gensō Suikoden III - The Successor of Fate. Hortez VII (Chikou Star) adalah putra Nefentitiri Radames Ampenhetep Iruiktanas Antikoseus Puto Remaios Kureakias Dimetirios Farasmuseian Ishak Saraj Amenenuhet Tatomes Hatshepsut Toto Ank Amin Hortez VI, dan mengelola sebuah toko scroll-keputusan di benteng Budehuc. Dia sangat ingin berkelana keluar Grasslands, dan ia tidak pernah bisa menemukan jalan menujunya. Setelah peperangan Second Fire Bringer, ia berangkat menuju ke Harmonia untuk membuka toko disana. (sumber : Suikosource dan Manga Gensō Suikoden III - The Successor of Fate karya Aki Shimizu, Kadokawa Corporation, Tokyo Japan 2002).

Jumat, 25 Maret 2016

Syurga Seharga Ta'at Perintah Ibu

Marilah berkaca sejenak pada kisah penuh hikmah, kisah kebaktian antara anak dengan kedua orangtua. Bahwa sepanjang zaman akan selalu ada drama kehidupan yang memberikan pelajaran moral, drama dengan genre "based on true story" yang dilatar-belakangi kisah nyata; al-haq.
Uwaisy al-Qarni, seorang mukhadhram (seorang Muslim yang hidup di masa Rasulullah ﷺ , akan tetapi tidak sempat bertemu langsung dengan beliau) dari Banu Murad, Yaman. Secara level mukhadhram adalah maqam pertengahan, dibawah sahabat tetapi diatas tabi'in. Maka tak heran dalam sebuah atsar beliau juga dijuluki "Pemimpin Tabi'in". 
Nabi Muhammad ﷺ menyebutnya "Terkenal di Langit, Tidak terkenal di Bumi" di hadapan para sahabat beliau, utamanya Umar bin Khattab radhiyallahu anhu dan Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhu. Terkenal di Langit karena ia adalah sosok yang do'anya pasti terkabul, seolah-olah langit tidak bisa lagi membatasi antara permintaannya dengan Allah ta'ala. Ia tidak dikenal di Bumi karena ia hidup terabaikan di tengah keramaian. Kenapa bisa demikian?
Hampir seluruh hidup Uwaisy al-Qarni diabdikan untuk ibunda tercinta, ayahnya meninggal sejak ia kecil, maka jadilah ia tulang punggung yang menghidupi ibunya. Suatu ketika sang ibu meminta agar dia mengantarnya pergi ke Mekkah guna menunaikan ibadah Haji. Uwaisy al-Qarni sadar keluarganya adalah keluarga yang tidak mampu, sekedar kebutuhan harian seperti papan, sandang dan pangan pun sulit ia penuhi, ia adalah sosok yang terabaikan karena terlampau miskin, oleh karena itu ia dikenal dengan "Tidak dikenal di Bumi".
Namun demikian, tuntutan ibunya pun ia laksanakan dengan susah payah dan persiapan yang panjang, Uwaisy al-Qarni dengan kedua tangannya menggendong sang ibu dari Yaman menuju Mekkah hingga kembali ke Yaman lagi. Setelah pulang ke Yaman, ibunya bertanya lagi : "Uwaisy, apa yang kamu do'akan sepanjang berada di Mekkah?" Uwaisy al-Qarni menjawab : "Saya berdo'a minta supaya Allah mengampuni semua dosa-dosa ibu". Ibunya bertanya lagi : "Bagaimana pula dengan do'a kamu?" Uwaisy al-Qarni menjawab : "Dengan terampuni dosa ibu, ibu akan masuk syurga. Cukuplah ibu ridho dengan saya, maka saya juga masuk syurga".
Ibunya berkata lagi : "Ibu ingin supaya engkau berdo'a agar Allah hilangkan sakit kustamu ini." Uwaisy al-Qarni berkata : "Saya keberatan untuk berdo'a karena Allah telah menakdirkannya padaku. Kalau tidak ridho dengan kejadian Allah, saya takut tidak bersyukur dengan Allah ta'ala." Ibunya menambahi : "Kalau ingin masuk syurga, mesti ta'at kepada perintah Ibu. Ibu perintahkan engkau berdo'a." Akhirnya Uwaisy al-Qarni tidak ada pilihan melainkan mengangkat tangan dan berdo'a, beliau lalu berdo'a seperti yang diminta oleh ibunya supaya Allah menyembuhkan kusta tersebut. Tetapi Uwaisy al-Qarni meminta satu tanda berupa bekas kusta, dan hal inilah yang oleh Rasulullah dijadikan tanda, dan di kemudian hari tanda inilah yang meyakinkan Umar bin Khattab radhiyallahu anhu dan Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhu saat mencarinya agar keduanya dido'akan oleh sosok yang "Terkenal di Langit" tersebut.  
------------------
Inspirasi : Terkabulnya Do'a Karena Memuliakan Orangtua, Alamamin Rayyis, Lc, Buletin aitam, Edisi Rabi'ul Awal 1436 H / Januaru 2015 M.

Kiat Selamat Di Zaman Fitnah

Di antara perkara yang paling besar yang mampu menjaga dirimu dari penyimpangan di zaman fitnah ini adalah menyibukkan diri dengan memperbaiki hati, dengan berbagai jenis ketaatan dan menjauhi kemaksiatan. Nabi ﷺ bersabda: “Beribadah di zaman fitnah itu seperti berhijrah kepadaku.”

Dr. Khalid Al-Mushlih (Twitter : @Dr_almosleh) - Twit Ulama

Kamis, 24 Maret 2016

Maksudnya itu Mu'jizat

Di dalam al-Qur'an surat al-Baqarah (2) : 106, Allah ta'ala membuat perumpamaan dalam firman-Nya :

مَا نَنسَخْ مِنْ ءَايَةٍ أَوْ نُنسِهَا نَأْتِ بِخَيْرٍ مِّنْهَآ أَوْ مِثْلِهَآ ۗ أَلَمْ تَعْلَمْ أَنَّ اللَّـهَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ
 Apa saja ayat-ayat yang Kami nasakhkan atau Kami jadikan (manusia) lupa kepadanya, Kami datangkan yang lebih baik daripadanya atau yang serupa dengannya. Tidaklah engkau mengetahui bahwa sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu? (106).

Asbabun Nuzul
Dalam suatu riwayat yang bersumber dari Ibnu Abbas رضي الله عنهما dikemukakan bahwa turunnya wahyu pada Nabi ﷺ kadang-kadang pada malam hari tapi beliau lupa siang harinya. Maka Allah ta'ala turunkan ayat ini (QS. 2 : 106) sebagai jaminan bahwa wahyu Allah tidak akan mungkin terlupakan. (HR. Ibnu Abi Hatim).

Tafsir Ayat
QS. 2 : 106. "Apa saja ayat-ayat yang Kami nasakhkan atau Kami jadikan (manusia) lupa kepadanya, Kami datangkan yang lebih baik daripadanya atau yang serupa dengannya. ...". Arti nasikh ada dua. Pertama, menghapus atau menghilangkan. Kedua, menyalin. Di dalam ayat ini arti nasakh ialah dihapuskan. Ayat yang terlupa oleh Nabi, tidak ada yang dimaksudkan dalam ayat ini, dan yang sebenarnya berarti tanda atau yang dituju ialah mu'jizat. Sebagai tanda bukti bahwa mereka utusan Tuhan. Dengan kedatangan Muhammad ﷺ Mu'jizat berupa benda dan kemampuan sebagai bukti kenabian telah diganti dengan al-Qur'an, yang tetap sebagaimana sediakala dia diturunkan. "... . Tidaklah engkau mengetahui bahwa sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu?". Tuhan menasakhkan satu ayat dengan menjadikannya terlupa dipikiran manusia dan menggantikannya dengan yang baik, Tuhan mengadakan pertanyaan demikian adalah untuk menguatkan ingatan, untuk menghadapi orang-orang yang masih ragu.
---------------
Bibliography :
Tafsir Al-Azhar Juzu' 1, Prof Dr. Haji Abdulmalik Abdulkarim Amrullah (Hamka), diterbitkan oleh Yayasan Nurul Islam, cetakan ke-empat 1981, halaman 348 - 351.
Asbabun Nuzul, KH Qomaruddin, Penerbit CV. Diponegoro Bandung, Cetakan ke-5, 1985, halaman 36.
Al Qur'an Terjemahan Indonesia, Tim DISBINTALAD (Drs. H.A. Nazri Adlany, Drs. H. Hanafie Tamam dan Drs. H.A. Faruq Nasution); Penerbit P.T. Sari Agung Jakarta, cetakan ke tujuh 1994, halaman 30.

Luso

Final Fantasy Tactics - The War of The Lions (ファイナルファンタジータクティクス 獅子戦争 Fainaru Fantajī Takutikusu Shishi Sensō). Luso begitu ia dikenal di Final Fantasy Tactics - The War of the Lions, tetapi secara umum dalam seri Final Fantasy ia dikenal dengan nama Luso Clemens (ルッソ クレメンズ - Russo Kuremenzu). Luso adalah seorang pemburu muda yang tampak darinya hanyalah seperti bocah imut. Setelah diselamatkan Ramza Beoulve dan kawan-kawan dari serangan beberapa monster di Zeklaus Desert, Luso memutuskan untuk ikut berpetualang bersama Ramza Beoulve dan kawan-kawan hingga waktu mempertemukan ia dengan kelompoknya. Ia gemar mencatat setiap event dalam buku bersampul kulit yang dibawanya setiap saat.


—Chronicle Personae section, Final Fantasy Tactics - The War of The Lions (c) 1997, 2007 Square Enix Co., Ltd.

Mabuk Asmara

Mabuk adalah suatu bentuk kenikmatan yang disertai hilangnya fungsi akal. Padahal dengan akal itu orang bisa mengetahui perkataan dan bisa menalar. Allah ta'ala berfirman;
.....  يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تَقْرَبُوا۟ الصَّلَوٰةَ وَأَنتُمْ سُكٰرَىٰ حَتَّىٰ تَعْلَمُوا۟ مَا تَقُولُونَ
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu sholat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, ....." (QS. an-Nisaa' (4) : 43).

Mabuk dianggap berhenti jika orang yang mabuk sudah mengetahui dan menyadari apa yang dikatakannya. Selagi belum mengetahui perkataannya sendiri, berarti dia masih dalam keadaan mabuk. Jika dia sudah mengetahui apa yang dia katakan, berarti dia keluar dari hukum mabuk. Inilah batasan mabuk menurut pendapat jumhur ulama.
Beberapa ulama ditanyai, "Dengan tanda apa seorang diketahui bahwa dia sedang mabuk?" :
  • Jika dia tidak bisa membedakan antara bajunya sendiri dan baju orang lain, tidak bisa membedakan antara terombapnya sendiri dengan terompah orang lain, (al-Imam Ahmad bin Hanbal).
  • Jika perkataan yang seharusnya runtut menjadi kacau dan jika rahasia yang seharusnya tersembunyi menjadi mencuat. (asy-Syafi'y).
  • Jika hasratnya hilang, rahasianya yang tersembunyi mencuat. (Muhammad bin Daud al-Ashfahany).
Mabuk itu menghimpun dua pengertian; munculnya kenikmatan dan hilangnya kemampuan untuk menalar. Ada yang mengartikan mabuk hanya dengan salah satu dari keduanya secara berbarengan. Sesungguhnya jiwa itu mempunyai hasrat dan nafsu yang dinikmati; jika dia mengetahui. Namun pengetahuan tentang kerusakan yang diakibatkannya di dunia maupun di akhirat mencegahnya untuk mewujudkan hasrat dan nafsu itu. Akal memerintahkan jiwa agar tidak melaksanakannya. Jika akal yang bisa memerintah ini tidak berfungsi dan ilmu yang bisa menguak, maka jiwa akan terseret ke dalam nafsunya dan mendapatkan area yang amat luas disana.
Allah ta'ala mengharamkan mabuk karena dua sebab;

إِنَّمَا يُرِيدُ الشَّيْطٰنُ أَن يُوقِعَ بَيْنَكُمُ الْعَدٰوَةَ وَالْبَغْضَآءَ فِى الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ وَيَصُدَّكُمْ عَن ذِكْرِ اللَّـهِ وَعَنِ الصَّلَوٰةِ ۖ فَهَلْ أَنتُم مُّنتَهُونَ
"Sesungguhnya syaithan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian diantara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sholat; maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu)". (QS. al-Maa-idah (5) : 91).

Allah mengabarkan bahwa khamr itu pasti akan mengakibatkan kerusakan terhadap jiwa, karena hilangnya fungsi akal dan menghalangi kemaslahatan. Padahal kemaslahatan itu bisa terwujud hanya dengan akal itu.
Boleh jadi sebab mabuk itu ialah suatu penderitaan, sebagaimana sebab caranya yang berupa kenikmatan. Allah ta'ala berfirman;
يٰٓأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا۟ رَبَّكُمْ ۚ إِنَّ زَلْزَلَةَ السَّاعَةِ شَىْءٌ عَظِيمٌ
"Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu; sesungguhnya kegoncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat)"
يَوْمَ تَرَوْنَهَا تَذْهَلُ كُلُّ مُرْضِعَةٍ عَمَّآ أَرْضَعَتْ وَتَضَعُ كُلُّ ذَاتِ حَمْلٍ حَمْلَهَا وَتَرَى النَّاسَ سُكٰرَىٰ وَمَا هُم بِسُكٰرَىٰ وَلٰكِنَّ عَذَابَ اللَّـهِ شَدِيدٌ
"Ingatlah) pada hari (ketika) kamu melihat keguncangan itu, lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusukannya dan gugurlah kandungan segala wanita yang hamil, dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi azab Allah itu sangat kerasnya". (QS. al-Hajj (22) : 1 - 2).

Boleh jadi sebab mabuk itu kuatnya dorongan birahi saat melihat orang yang dicintai, sehingga perkataannya menjadi kacau, tindak-tanduknya tidak terkontrol dan akalnya tidak normal. Karena terlalu gembira, dia bisa meninggal dunia karena proses alamiah, yaitu aliran darah di jantung diluar kebiasaan, sebab darah membawa panas yang dialami. Dengan aliran darah yang terlalu deras itu jantung menjadi kejang dan dingin sehingga mengakibatkan kematian.
Sebagian orang ada yang meminum khamr untuk kesehatan badan. Tentu saja dia tidak bisa dibenarkan. Sebab mudharat yang diakibatkan mabuk itu lebih besar daripada manfaatnya. Kenikmatan yang dirasakan didunia dan diakhirat karena dzikir kepada Allah dan sholat, jauh lebih besar, lebih kekal dan lebih mampu menepis kesedihan, duka dan lara. Kenikmatan karena mabuk justru lebih banyak mendatangkan kesedihan di dunia dan diakhirat.
Tetapi kenikmatan karena dzikir, menghadap kehadhirat-Nya dan sholat dengan segenap hati dan badan mendatangkan manfaat yang mulia, besar dan menyehatkan, terbebas dari kerusakan yang menjurus kepada mudharat. Manusia normal yang mencari kenikmatan semu dan sementara waktu dengan menyingkiri kenikmatan yang lebih komplet dan sempurna, justru akan mendapatkan penderitaan yang jauh lebih berat.
---------------
Bibliography :
Al Qur'aan dan Terjemahannya, Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur'an, Depag, Pelita II/ 1978/ 1979.

Raudhah al-Muhibbin wa Nuzhah al-Musytaqin; Ibnu Qayyim al-Jauziyyah; Penerbit Darul Falah Jakarta Timur, cetakan kesebelas : Jumadil Tsani 1423H (2002 M), halaman 119-122.

Sia-sia Pula

إن مشكلتك ليست سنواتك التي ضاعت ، ولكن سنواتك القادمة التي ستضيع حتماً إذا واجهت الدنيا بنفس العقلية !!". مصطفى محمود #تأملات

Masalahnya bukan tahun-tahun lalu yang telah lewat sia-sia, namun tahun-tahun depan yang juga akan sia-sia jika Anda hadapi dengan sikap yang sama!

محمد عبدالله الوهيبي  (Twitter : @mohammadalwh) - Twit Ulama 

Amiinu haa dzihil ummati

TIME TUNNEL. Menyusuri lorong waktu ketika masa duka dulu, menumbuhkan semangat untuk terus ber-mulazamah (berguru langsung) pada sahabat Rasulullah  ﷺ yang satu ini, Abu 'Ubaidah, yang bernama lengkap Amir bin Abdillah bin Jarrah.
Beliau salah satu sahabat yang bersyahadat melalui Abu Bakr As-Siddiq di awal kerasulan, tepatnya sebelum Rasulullah s.a.w. mengambil rumah Arqam sebagai tempat dakwah. Ketika terjadi hijrah ke Habsyi yang kedua kalinya, beliau ikut serta. Dan saat mendengar Nabi  ﷺ telah berhijrah ke Madinah, beliau memutuskan untuk mendampingi Rasulullah  ﷺ sebagai tanda bai'at kepada Nabi  ﷺ, maka diserahkan segenap darma bakti dan pengurbanan tanpa memperhatikan kepentingan pribadi dan masa depannya. Hingga sikap jiwa dan tata cara kehidupannya ini oleh Rasulullah  ﷺ dihadiahi gelar, "Orang kepercayaan ummat". Tatkala datang perutusan nasrani najran dari Yaman menyatakan keislamannya dan meminta Nabi  ﷺ mengirimkan guru bersama mereka untuk mengajarkan al-Qur'an dan as-Sunnah serta seluk-beluk agama Islam, maka Abu "Ubaidah bin Jarrah mendapatkan kepercayaan itu.
Teringat akan penuturan Ummu 'Umarah tentang peristiwa Uhud pasca kekacauan dari atas bukit, dimana Abu 'Ubaidah dengan sigap menghampiri Nabi  ﷺ melindungi dan mencabut pecahan baja dengan giginya dari pipi Nabi  ﷺ  hingga dua buah gigi serinya tanggal.
Keberanian Abu 'Ubaidah bin Jarrah di medan perang dihadiahi Rasulullah  ﷺ dengan mengikut-sertakannya dalam tiap misi penyergapan dan peperangan, dimulai dari menjadi prajurit pimpinan Abu Salamah menumpas kekacauan pasca perang Uhud hingga menjadi panglima pasukan pendukung yang diutus Rasulullah  ﷺ dalam ekspedisi Dhat's-Salasil untuk menguatkan pasukan sebelumnya pimpinan 'Amar bin 'Ash.
--------------------------
Inspirasi : 
Sejarah Hidup Muhammad, Muhammad Husain Haekal, diterbitkan oleh Litera Antar Nusa, Cetakan Kesebelas, Januari 1990.
Rijal Haolar Rasul (Karakteristik Perihidup 60 Shahabat Rasulullah), Khalid Muhammad Khalid, Penerbit : CV. Penerbit Diponegoro, Cetakan keduapuluh 2006, halaman 287-295.
Taht Râyah al-Rasûl (Perang Muhammad), Dr. Nizar Abazhah, Penerbit Zaman Jakarta, Cetakan Pertama 1432 H / 2011 M, halaman 81 - 121.

Taat Kepada Pemerintah

Ingatlah...Taat kepada pemerintah dalam perkara Ma'ruf dan menasehati mereka dengan Baik adalah Metode Ahlussunah wal jamaah.

مَنْ رَأَى مِنْ أَمِيرِهِ شَيْئًا يَكْرَهُهُ فَلْيَصْبِرْ عَلَيْهِ ، فَإِنَّهُ مَنْ فَارَقَ الْجَمَاعَةَ شِبْرًا فَمَاتَ ، إِلاَّ مَاتَ مِيتَةً جَاهِلِيَّةً

“Barang siapa yang melihat pada pemimpinnya suatu perkara ( yang dia benci ), maka hendaknya dia bersabar, karena sesungguhnya barangsiapa yang memisahkan diri dari jama’ah satu jengkal saja kemudian dia mati,maka dia mati dalam keadaan jahiliyyah.” (HR. Bukhari).

Beliau juga bersabda,

من خلع يدا من طاعة لقي الله يوم القيامة لا حجة له

“Barang siapa yang melepaskan tangannya bai’atnya (memberontak) hingga tidak taat ( kepada pemimpin ) dia akan mememui Allah dalam keadaan tidak berhujjah apa-apa.” (HR. Muslim).

Beliau juga bersabda,

اسْمَعُوا وَأَطِيعُوا وَإِنِ اسْتُعْمِلَ عَلَيْكُمْ عَبْدٌ حَبَشِىٌّ

“Dengar dan taatlah kalian kepada pemimpin kalian, walaupun dia seorang budak Habsy.” (HR. Bukhari).

Beliau juga bersabda,

على المرء المسلم السمع والطاعة فيما أحب وكره إلا أن يؤمر بمعصية فإن أمر بمعصية فلا سمع ولا طاعة

“ Wajib atas seorang muslim untuk mendengar dan taat (kepada pemimpin –ed.-) baik dalam perkara yang ia sukai atau dia benci, kecuali dalam kemaksiatan. Apabila dia diperintah untuk maksiat, tidak boleh mendengar dan taat.”

Imam Al-Barbahari rahimahullah (wafat tahun 329 H) dalam kitabnya Syarhus Sunnah berkata , “Jika engkau melihat seseorang mendo’akan keburukan kepada pemimpin, ketahuilah bahwa ia termasuk salah satu pengikut hawa nafsu, namun jika engkau melihat seseorang mendoakan kebaikan kepada seorang pemimpin, ketahuilah bahwa ia termasuk Ahlus Sunnah, insya Allah.”

Imam Al-Qadhi ‘Ali bin ‘Ali bin muhammad bin Abi al-Izz ad-Dimasqy rahimahullah (terkenal dengan ibnu Abil ‘Izz wafat th. 792 H), berkata : Hukum mentaati ulil Amri adalah wajib (selama tidak dalam kemaksiatan) meskipun mereka berbuat zhalim, karena kalau keluar dari ketaatan kepada mereka akan menimbulkan kerusakan yang berlipat ganda dibanding dengan kezhaliman penguasa itu sendiri. Bahkan bersabar terhadap kezhaliman mereka dapat melebur dosa-dosa dan dapat melipat gandakan pahala. Karena Allah ’azza wajalla tidak akan menguasakan mereka atas diri kita melainkan disebabkan kerusakan amal perbuatan kita juga. Ganjaran itu tergantung amal perbuatan. Maka hendaklah kita bersungguh-sungguh memohon ampun, bertaubat dan memperbaiki amal perbuatan. (Diambil dari Muslimah.or.id)

Jelas..inilah akidah ahlussunnah wal jamaah..jika berkeyakinan boleh mencela mereka, menghalalkan pemberontakan mereka, menghalalkan darah mereka, mencela mereka di publik, bersekutu melawan mereka, berdemo, merusak fasilitas publik dan menjelek jelekkan mereka maka itu adalah akidah Khawarij yang telah keluar dari Islam dan jamaah kaum Muslimin.
Karena dari sinilah muncul benih benih ISIS dan pengkafiran massal terhadap Umat. Bisa anda lihat sikap orang tersebut di kemudian hari.
Kelak ia akan mengganggap pemerintah adalah Thaghut, Zhalim, dan biadab. Padahal Rasullullah menyuruh kita bersabar namun mereka tidak mau bersabar.
Rasulullah menyuruh untuk tidak keluar dari Jamaah kaum Muslimin, akan tetapi mereka keluar.
Rasulullah menyuruh agar menasehati dengan baik, namun mereka menasehati dengan emosi dan makian di Dunia maya atau lainnya.
Maka ini bukan ajaran Islam yang Hanief.
Ingatlah...keamanan suatu negeri itu lebih baik jika rakyat melakukan pemberontakan.
Walaupun pemerintah zalim dan kejam.
Imam Ahmad bin Hambal tidak pernah mengajak keluar kaum Muslimin di zaman Khalifah al Makmun untuk memberontak, padahal Al Makmun berkata bahwa ALQURAN ADALAH MAKHLUK.
Begitu juga Para sahabat Shalat di belakang Khalifah yang sedang Mabuk sehingga sebagian orang mengingkari mereka. Namun para sahabat berkata bahwa Ini demi kemaslahatan dan terjaganya darah kaum Muslimin dari pertumpahan.
Bahkan Ibnu Taimiyah membiarkan para Penjajah Mongol untuk mabuk mabukan agar mabuk menyibukkan mereka dari membunuh orang Islam.
Tidaklah pemberontakan membawa kebaikan sedikit pun kecuali darah lebih banyak tumpah, orang orang kehilangan keluarga dan kehidupannya, kelaparan, pembunuhan, kehinaan dan munculnya berbagai mafsadat.
Waspadalah khawarij...
Jaga kedamaian dan stabilitas Indonesia.
Sabar dan tahan jari anda dari mencela pemerintah karena itu adalah AWAL KHAWARIJ.
Sabarlah dan doakan jika mereka Zalim.
Jika kau melihat saudaramu masuk ke Lubang dalam apakah kau cela dia ataukah kau selamatkan dia ?

Admin Suara Madinah 

Mengenai Doa (4)

Abu Hurairah r.a. berkata : Rasulullah s.a.w. bersabda : Selalu diterima do’a salah satu kamu selama tidak keburu, hingga berkata Saya telah berdo’a tetapi tidak di terima. (HR. Buchary dan Muslim).

Dalam riwayat Muslim :
Selalu diterima doa seorang, asalkan tidak berdo’a untuk dosa atau memutus famili, selama tidak keburu. Ditanya : Bagaimanakah keburu itu ya Rasulullah? Jawab Nabi : Ia berkata : Saya telah berdoa dan berdo’a tetapi tidak juga diterima, kemudian menyesal dan tidak berdo’a
.
----------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN II, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1979, halaman 380-381.

Rabu, 23 Maret 2016

Ketaqwaan Pada Seseorang

Dawud berkata kepada Sulaiman -anaknya- “Ketaqwaan seseorang dapat diketahui dengan tiga hal :
  1. Kuatnya rasa tawakkalnya kepada Allah dalam berbagai hal yang dialaminya,
  2. Keridhaannya terhadap segala sesuatu yang diberikan-Nya,
  3. Sifat zuhudnya atas apa yang tidak ia miliki”
Dr. Abdullah al-Ju'aitsin (Twitter : @aboali1406) - Twit Ulama 

Berilmu Sebelum Beramal

Muslim. Allah Subhaanahu Wa Ta’ala berfirman yang artinya:
فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ
“Maka ketahuilah, bahwa Tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah dan memohonlah ampunan untukmu dan orang-orang beriman laki dan perempuan” (Q.S Muhammad : 19).

Ayat tersebut memerintahkan kepada Nabi Muhammad Shollallaahu ‘alaihi wasallam untuk berilmu terlebih dahulu dengan firman-Nya “Maka ketahuilah (berilmulah) …” sebelum berucap dan berbuat yaitu memohon ampunan kepada Allah Subhaanahu Wa Ta’ala. Al-Imam al-Bukhari rahimahullah menuliskan judul bab pada kitab Shahihnya dengan : “Bab Ilmu (didahulukan) Sebelum Ucapan dan Beramal“.

Umar bin al-Khottob radhiyallaahu ‘anhu berkata :
 تَفَقَّهُوا قَبْلَ أَنْ تُسَوَّدُوا
“Belajarlah ilmu sebelum menjadi pemimpin” (riwayat Ibnu Abi Syaibah)

Umar bin al-Khottob radhiyallahu ‘anhu juga berkata :
لَا يَبِعْ فِي سُوقِنَا إِلَّا مَنْ قَدْ تَفَقَّهَ فِي الدِّينِ
“Janganlah berjualan di pasar kami orang yang belum paham tentang ilmu agama” (riwayat at Tirmidzi)

Mu’adz bin Jabal radhiyallaahu ‘anhu berkata:
الْعِلْمُ إمَامُ الْعَمَلِ وَالْعَمَلُ تَابِعُهُ
“Ilmu adalah pemimpin amal, dan amal adalah pengikut ilmu” (Dari kitab al-Amru bil Ma’ruf wan nahyu anil munkar karya Ibnu Taimiyyah halaman 15).

Umar bin Abdil Aziz rahimahullah berkata :
مَنْ عَبَدَ اللَّهَ بِغَيْرِ عِلْمٍ كَانَ مَا يُفْسِدُ أَكْثَرَ مِمَّا يُصْلِح
“Barangsiapa yang beribadah kepada Allah tanpa ilmu, maka ia lebih banyak merusak dibandingkan memperbaiki” (Dari kitab Majmu’ Fataawa Ibn Taimiyyah: 2/383).
Ilmu Menyebabkan Amal yang Sedikit Menjadi Barakah
Abud Darda’ radhiyallaahu ‘anhu berkata :
يا حبذا نوم الأكياس وإفطارهم كيف يعيبون سهر الحمقى وصيامهم ومثقال ذرة من بر صاحب تقوى ويقين أعظم وأفضل وأرجح من أمثال الجبال من عبادة المغترين
“Duhai seandainya (kita dapatkan) tidur dan makan minumnya orang berilmu. Bagaimana bisa orang terperdaya dengan terjaganya (dalam sholat) dan puasanya orang yang bodoh. Sungguh kebaikan sebesar biji dzarrah dari orang yang bertaqwa dan yakin (berilmu) lebih agung, lebih utama, dan lebih berat timbangannya dibandingkan amalan sebesar gunung dari orang yang tertipu (orang bodoh)” (Hilyatul Awliyaa’ juz 1 halaman 211).

Syaikh Shalih bin Abdil Aziz Aalus Syaikh dalam Syarh Tsalaatsatil Ushul menjelaskan makna ucapan Sahabat Nabi Abud Darda’ ini bahwa tidur serta makan minumnya orang yang berilmu jauh lebih besar keutamaannya dibandingkan puasa dan qiyamul lailnya orang yang bodoh.

Jadi berilmu dulu ya sebelum beramal…

Penulis: Ust. Fuad Hamzah Baraba, Lc.

Selasa, 22 Maret 2016

Isilud Tengille

Final Fantasy Tactics - The War of The Lions (ファイナルファンタジータクティクス 獅子戦争 Fainaru Fantajī Takutikusu Shishi Sensō). Isilud Tengille (イズルード・ティンジェル - Izurūdo Tinjeru) adalah seorang ksatria Templar yang melayani gereja Glabados, usianya 20 tahun. Sir Isilud adalah putra dari Lord Folmarv, the templarate's commander. Dia adalah salah seorang Zodiac Brave yang baru, ia memegang Pisces Stone. Sir Isilud senantiasa mengikuti apa kata ayahnya, tetapi ia tidak cukup memahami tentang kekuatan zodiac stone yang dapat men-summon Lucavi.


—Chronicle Personae section, Final Fantasy Tactics - The War of The Lions (c) 1997, 2007 Square Enix Co., Ltd.

Senang Karenanya

 إذا فرحت بنزول راتبك فتذكّر أن الفقير يفرح بشيء يسير منه. وذلك اليسير عند الله عظيم. وستفرح يوم القيامة بصدقتك أعظم من فرحك براتبك في الدنيا

Jika Anda senang ketika gajian datang, ketahuilah orang-orang miskin akan senang jika dapat sedikit bagian gaji Anda.
Yang sedikit itu, besar pahalanya di sisi Allah. Satu hari nanti Anda akan senang karenanya, lebih dari ketika Anda gajian.

د.عبدالعزيز السدحان   (Twitter : @Dr_Alsadhan) - Twit Ulama 

Jangan Berprasangka Buruk

"Jangan sampai Prasangka burukmu terhadap diri sendiri dan Banyaknya dosamu mampu menghalangi dirimu untuk berdoa kepada Tuhanmu."
Sesungguhnya Tuhanmu saja menjawab Doa Iblis ketika ia berkata : "Wahai tuhanku, Tangguhkanlah aku hingga hari kebangkitan, maka Allah berkata :"Sesungguhnya engkau termasuk yang ditangguhkan."  (Ibnu Hajar dalam Fath al Bari)

Admin Suara Madinah 

Waspada Khawarij

Bulan oktober lalu, Ankara kembali dibom oleh sekelompok Ekstrimis ISIS yang menyebabkan seratusan orang meninggal dunia.
Waspadalah mereka..
Karena khawarij Muncul dari Mencela pemerintah kemudian mengajak untuk revolusi dan akhirnya menghalalkan darah petugas keamanan sebelum akhirnya mengkafirkan seluruh Kaum Muslimin di luar golongan mereka.
Bagi mereka yang menghina hina pemerintah dengan tulisan atau medsos namun tidak mengangkat senjata, maka mereka dinamakan Ulama dengan Khawarij Qaidiyah.
Dan betapa banyak khawarij Qaidiyah ini di Dunia maya.
Lantas bagaimana menasehati pemerintah ?
Imam Syafi’i berkata,”Barangsiapa yang menasihati temannya dengan rahasia, maka ia telah menasihati dan menghiasinya. Dan barangsiapa yang menasihatinya dengan terang-terangan, maka ia telah mempermalukan dan merusaknya.”
Imam Fudhail bin Iyadh berkata,”Orang mukmin menasihati dengan cara rahasia; dan orang jahat menasihati dengan cara melecehkan dan memaki-maki.”
Syaikh bin Baz berkata,”Menasihati para pemimpin dengan cara terang-terangan melalui mimbar-mimbar atau tempat-tempat umum, bukan (merupakan) cara atau manhaj Salaf. Sebab, hal itu akan mengakibatkan keresahan dan menjatuhkan martabat para pemimpin. Akan tetapi, (cara) manhaj Salaf dalam menasihati pemimpin yaitu dengan mendatanginya, mengirim surat atau menyuruh salah seorang ulama yang dikenal untuk menyampaikan nasihat tersebut.”
Sebagaimana sabda Rasulullah,”Barangsiapa yang mendapatkan dari pemimpin(nya) sesuatu yang tidak menyenangkan, maka hendaklah bersabar. (Karena) sesungguhnya, barangsiapa yang keluar dari pemimpin, maka meninggal dalam keadaan jahiliyah.” [HR Al Bukhari].

Admin Suara Madinah 

Mengenai Doa (3)

Abu Hurairah r.a. berkata : Rasulullah s.a.w. bersabda : Sedekat-dekat hamba kepada Tuhan, ketika ia bersujud kepada Tuhan, maka banyak-banyaklah berdo’a didalam sujud itu. (HR. Muslim).
----------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN II, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1979, halaman 380.

Senin, 21 Maret 2016

Masuk Jebakan; Jadilah Umpan

Strategi Kalah, Strategi 34 Seni Perang Sun Tzu. Lukai diri sendiri untuk mendapatkan kepercayaan musuh (Ku Rou Ji) / Masuk pada jebakan; jadilah umpan. Berpura-pura terluka akan mengakibatkan dua kemungkinan. Kemungkinan pertama, musuh akan bersantai sejenak oleh karena dia tidak melihat anda sebagai sebuah ancaman serius. Yang kedua adalah jalan untuk menjilat musuh anda dengan berpura-pura luka oleh sebab musuh merasa aman. (sumber : wikipedia dan Pandangan Kafy).

Bahagia

السعادة في الدارين تتحقق بأمرين : عبادة الخالق٠٠ونفع المخلوق

Bahagia dunia dan akhirat diraih dengan 2 hal :
  • beribadah pada Sang Khaliq
  • memberi manfaat pada makhluk
أ.د. سعود الفنيسان  (Twitter : @saudAlfunaysan) - Twit Ulama  

Bolehkah Kencing Sambil Berdiri?

Pertanyaan : Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz ditanya : Bolehkah seseorang buang air kecil (kencing) sambil berdiri ? Perlu diketahui bahwa tidak ada bagian dari tubuh atau pakaian yang terkena najis tersebut ?

Jawaban : Boleh saja buang air kecil sambil berdiri, terutama sekali bila memang diperlukan, selama tempatnya tertetutup dan tidak ada orang yang dapat melihat auratnya, dan tidak ada bagian tubuhnya yang terciprati air seninya. Dasarnya adalah riwayat dari Hudzaifah Radhiyallahu 'anhu, bahwa Nabi ﷺ pernah menuju sebuah tempat sampah milik sekelompok orang, lalu beliau buang air kecil sambil berdiri. Hadits ini disepakati keshahihannya. Akan tetapi yang afdhal tetap buang air kecil dengan duduk. Karena itulah yang lebih sering dilakukan oleh Rasulullah ﷺ , selain juga lebih dapat menutupi aurat dan lebih jarang terkena cipratan air seni.

[Disalin dari kitab Al-Fatawa Juz Awwal edisi Indonesia Fatawa bin Baaz I, Penulis Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baaz, Penerjemah Abu Umar Abdullah, Penerbit At-Tibyan - Solo]

Selengkapnya di almanhaj.or.id 

Minggu, 20 Maret 2016

Masjid Al-Muhajirin Perum Bukit Walisongo Permai Semarang

Masjid Al-Muhajirin
Jl. Sunan Bonang Blok II / 9a
Perum Bukit Walisongo Permai
Kelurahan Tambak Aji Kecamatan Ngaliyan
Semarang

Pencapaian Lokasi
Dari bundaran Kalibanteng setelah pasar Krapyak ke arah Mangkang, perhatikan gang kiri jalan setelah kampus IAIN sebelum RSUD Tugu, ada gapura bertuliskan Bukit Walisongo Permai atau tepatnya Jl. Pelem Kuweni, ikuti saja karena masjidnya jelas terlihat diatas bukit.

Untuk Kita Sebagai Anak

Seorang lelaki tua (awam) mengira bahwa handphonenya rusak/tak berfungsi. Dibawanya handphone itu untuk diperbaiki. Seorang pemuda bilang bahwa handphonenya itu tidak bermasalah sama sekali.
Bapak tua pun bergumam kepada pemuda itu : “Lantas kenapa anak-anakku tidak ada yang menghubungiku?

Dr. Ahmad Isa al-Mu'sharawi (Twitter : @elmasrw) - Twit Ulama 

Mengenai Doa (2)

Jabir r.a. berkata : Rasulullah s.a.w. bersabda : Jangan suka berdo’a yang tidak baik terhadap dirimu sendiri atau anak-anakmu atau harta milikmu, jangan sampai kamu bertepatan pada sa’at di mana Allah menerima do’a, maka di mustajabkan do’a itu bagi kamu. (HR. Muslim).

Hingga menyebabkan kemenyesalanmu
----------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN II, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1979, halaman 380.

Meragukan Perintah Allah dan Rasul-Nya?

Ibnu Taimiyah berkata, “Barangsiapa yang berkeyakinan bahwa perintah Allah mengandung kesalahan walau sekecil atom sekalipun, maka sungguh dia telah mendustakan Allah dan Rasul-Nya. Maka bagaimana pula jika berkeyakinan bahwa perintah Allah mengandung mafsadat dan mudharat yang tidak ada manfaat dan maslahatnya bagi manusia?!!”

Dr. Shalih As Sulthan (Twitter : @_salehalsultan) - Twit Ulama 

Kota Madinah Sebagai Kota Haram

Diantara keutamaan kota Madinah adalah Allâh Azza wa Jalla telah menjadikannya sebagai kota yang haram dan aman, sebagaimana Allâh Azza wa Jalla menjadikan kota Mekah sebagai kota haram dan aman. Nabi ﷺ pernah bersabda:
إِنَّ إِبْرَاهِيمَ حَرَّمَ مَكَّةَ وَإِنِّي حَرَّمْتُ الْمَدِينَةَ
Sesungguhnya Nabi Ibrâhîm menjadikan kota Mekah sebagai kota haram, dan sesungguhnya aku menjadikan Madinah sebagai kota yang haram juga. [HR. Muslim].

Maksud dari penyandaran pengharaman kepada Nabi Muhammad ﷺ dan Nabi Ibrahim Alaihissallam dalam hadits di atas adalah pengharaman ditampakkan melalui keduanya bukan mereka berdua yang mengharamkan karena sesungguhnya hak mengharamkan hanya milik Allâh Subhaahu wa Ta’ala . Allâh-lah yang menjadikan Mekah dan Madinah menjadi kota haram.
Allâh Azza wa Jalla hanya mengkhususkan dua kota ini dengan sifat haram. Tidak ada dalil kuat yang menunjukkan adanya kota haram selain kota Mekah dan Madinah. Adapun berita yang tersebar ditengah masyarakat yang menyatakan bahwa masjid al-Aqsha merupakan kota haram yang ketiga, maka itu merupakan berita yang salah, karena tidak ada kota haram yang ketiga. Namun jika dikatakan bahwa Masjid al-Aqsha merupakan masjid ketiga yang dimuliakan dan diagungkan, maka itu benar. Hal ini ditunjukkan oleh hadits Nu’man bin Basyîr Radhiyallahu anhu yang disepakati kesahihannya yang mengisyaratkan keutamaan tiga masjid ini dan keutamaan shalat didalamnya. Rasûlullâh ﷺ bersabda :
لَا تُشَدُّ الرِّحَالُ إِلَّا إِلَى ثَلَاثَةِ مَسَاجِدَ: الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ، وَمَسْجِدِي هَذَا، وَمَسْجِدِ الْأَقْصَى
Tidak boleh melakukan safar (menuju tempat yang dianggap berkah) kecuali safar menuju tiga masjid yaitu Masjidil Haram, Masjidku ini dan Masjidil Aqsha. [HR. Imam al-Bukhâri dan Muslim].

Kemudian yang dimaksud dengan daerah haram di kota Mekah dan Madinah adalah wilayah yang mencakup semua area yang berada dalam batas-batas kota Mekah dan Madinah. Adapun perkataan yang mengatakan bahwa wilayah haram ini hanya sebatas di masjid Nabawi saja, maka adalah sebuah kekeliruan. Karena bukan hanya masjid Nabawi saja yang haram, tapi seluruh kota Madinah termasuk daerah haram, yaitu daerah yang berada antara 'Air dan Tsaur dan antara dua gunung. Nabi ﷺ bersabda :
الْمَدِينَةُ حَرَمٌ مَا بَيْنَ عَيْرٍ إِلَى ثَوْرٍ
Kota Madinah merupakan kota haram, (yaitu) wilayah antara wilayah 'Air dan wilayah Tsaur. [HR. al-Bukhâri dan Muslim].

Nabi ﷺ juga bersabda:
إِنِّي حَرَّمْتُ مَابَيْنَ لاَبَتَيْ المَدِيْنَةِ لَا يُقْطَعُ عِضَاهُهَا، وَلا يُقْتَلُ صَيْدُهَا
Sesungguhnya aku mengharamkan wilayah yang terletak antara dua tanah hitam kota Madinah, tidak boleh dipotong pepohonannya dan tidak boleh dibunuh hewan buruannya. [HR. Muslim]

Namun fakta yang sudah diketahui oleh masyarakat dunia bahwa kota Madinah saat ini telah mengalami perluasan sehingga sebagian dari kota Madinah telah keluar dari daerah haram. Oleh karena itu tidak benar jika ada yang mengatakan bahwa semua bangunan yang ada di kota Madinah sekarang ini masuk dalam daerah yang diharamkan. Yang benar adalah semua wilayah kota Madinah yang berada dalam batasan wilayah haram, maka dia termasuk wilayah haram, sedangkan wilayah kota Madinah yang sudah keluar dari batasan wilayah haram, meski wilayah ini masih bisa disebut kota Madinah, namun wilayah tersebut tidak termasuk dalam wilayah haram.
Nabi Muhammad ﷺ menjelaskan batasan wilayah haram di kota Madinah yaitu wilayah atau daerah yang terletak antara dua tanah (bebatuan yang) hitam, atau (dalam riwayat lain yaitu) yang terletak antara dua harrah, atau (dalam riwayat lain yaitu) wilayah yang terletak antara dua gunug, atau (dalam riwayat lain yaitu) wilayah yang berada antara antara ‘Airin dan Tsaur. Penyebutan batasan-batasan haram dengan teks yang berbeda-beda ini tidak saling berlawanan dan tidak kacau. Karena (batasan-batasan yang disebutkan oleh Rasûlullâh ada batasan yang kecil dan ada batasan yang besar, dan-pent) batasan yang kecil masuk dalam batasan yang besar. Jadi semua daerah yang berada dalam batasan-batasan tersebut masuk dalam wilayah haram. Apabila ada daerah yang masih diragukan, apakah wilayah itu masuk dalam wilayah haram atau tidak? Maka ini bisa dikategorikan sebagai umûrun musytabihat (perkara yang belum jelas). Dan untuk perkara-perkara yang belum jelas itu, Nabi ﷺ telah menerangkan bagaimana cara menyikapinya, yaitu dengan berhati-hati padanya. Nabi ﷺ bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Shahabat Nu’mân bin Basyîr Radhiyallahu anhu yang disepakati keshahihannya:
فَمَنِ اتَّقَى الشُّبُهَاتِ فَقَدِ اسْتَبْرَأَ لِدِينِهِ وَعِرْضِهِ، وَمَنْ وَقَعَ فِي الشُّبُهَاتِ وَقَعَ فِي الْحَرَامِ
Barangsiapa menjauhi perkara-perkara syubhat maka sungguh dia telah menyelamatkan agama dan kehormatannya, dan barangsiapa jatuh kedalam perkara-perkara syubhat maka dia telah terjatuh kedalam perkara yang haram.

Selengkapnya di almanhaj.or.id     

Zalmour Lucianada

Final Fantasy Tactics - The War of The Lions (ファイナルファンタジータクティクス 獅子戦争 Fainaru Fantajī Takutikusu Shishi Sensō).Zalmour Lucianada (ザルモゥ・ルスナーダ - Zarumu Rusunāda) an inquisitor for the Church of Glabados, usianya 56 tahun. Seorang pendeta yang berkewajiban mencari dan memusnahkan pemberontak, dia adalah top rangking dalam hierarki gereja.  Confessor Zalmour wields incomparable power both wuthin and without the church, and no one -not even the knightly order- can challenge his authority.
Semenjak Zalmour Lucianada gagal menangkap Ramza Beoulve di Lesalia Castle Postern, ia terus berusaha untuk menangkapnya lagi.

—Chronicle Personae section, Final Fantasy Tactics - The War of The Lions (c) 1997, 2007 Square Enix Co., Ltd.

Sampai Akhir Hayat

"Janganlah kamu mengadakan tuhan yang lain disamping Allah, nanti kamu menjadi tercela dan terhina". (TQS. Al-Israa' (17) : 22).
"... jika kamu mempersekutukan Allah, niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang yang rugi". (TQS. Az-Zumar (39) : 65).

Perjalanan hidup selalu menimbulkan tekanan dan kegembiraan, kecukupan dan kelebihan yang terkadang langkah membuat diri berjalan tanpa pegangan yang pasti. Laku perbuatan kadang jauh dari yang Allah ta'ala dan Rasul ajarkan.
Sungguh aku ingin Engkau memberiku petunjuk,
"Sesungguhnya yang memakmurkan masjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap melaksanakan sholat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada apapun) kecuali kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk". (TQS. At-Taubah (9) : 18).

Alhamdulillah, telah Engkau kembalikan hati hamba kedalam rumah-Mu.
Jauhkan hati dan pikiran hamba dari kesombongan dan membanggakan diri atas apa yang Rasul-Mu sabdakan : "Apabila kamu melihat orang yang biasa ke masjid, maka persaksikanlah bahwa ia orang beriman". (HR. At-Tirmidzi, Ahmad, Ad-Darimi, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah, Al-Hakim dan Ibnu Hibban).

Tetapkan atasku sampai akhir hayat selalu berjamaah di masjid dan mengkhusyukan sholatku.
Kelak saat menghadap-Mu, hamba hanya ingin ada dalam barisan yang disabdakan Rasul-Mu : "Sempurnakanlah dan janganlah kalian mengurangi, ketahuilah bahwa awal perbuatan kalian yang paling baik adalah sholat dan tidaklah menjaga wudhu'nya kecuali orang yang beriman". (HR. Ahmad, Ibnu Majah, Al-Hakim, Al-Baihaqi dan Ath-Thabrani). Dan menjadi hamba yang mendapat naungan-Mu di hari kiyamat; ".... orang yang bakal bernaung di bawah naungan Allah pada hari yang tiada naungan kecuali naungan Allah adalah ..... orang yang hatinya selalu gandrung pada masjid". (HR. Buchary dan Muslim).
----------------------------------
Inspirasi :
Tazkiyatun Nafs, Ibnu Taimiyah, Penerbit : Darus Sunnah Press, Jakarta Timur, Cetakan Pertama : November 2008.

Black Cat

Manga Gensō Suikoden III - The Successor of Fate. Aila akhirnya bisa menikmati makan malam di rumah Iku. Dan Iku mendengar cerita banyak tentang negeri kakeknya, Grassland dari Aila.
Geddoe dan kawan-kawan melewatkan makan malam di rumah Iku untuk melakukan penyelidikan tentang gerakan yang akan dilakukan oleh jenderal bertopeng esok hari. Diketahui bahwa dalam penyerangan ke desa Chisha jenderal bertopeng tidak mendampingi pasukan le Buque, karena ia lebih memilih pergi ke altar pengendara serangga (dulu adalah altar Pahlawan Api). Setelah dirasa cukup, Geddoe meminta kawan-kawannya pergi ke rumah Iku, sedangkan dia masih ingin menyelidiki suatu tempat.
Di tengah jalanan Geddoe di cegat oleh "Kucing Hitam" yang berpesan agar ia tidak ikut campur apa yang terjadi di le Buque. Ketika Geddoe mengejarnya, kucing itu pun menghilang. Dan ternyata kucing itu adalah jelmaan Sarah yang ditugaskan jenderal bertopeng mengawasi gerakan Geddoe dan kawan-kawannya.(sumber : Manga Gensō Suikoden III - The Successor of Fate 3, karya Aki Shimizu; Kadokawa Corporation; Tokyo Japan 2002).

Sabtu, 19 Maret 2016

Menghadirkan Perasaan Muroqobatullah

Siapa yang menghadirkan perasaan muraqabatullah (perasaan selalu diawasi oleh Allah) dalam setiap urusannya. Maka dia kan mendapatkan beberapa keutamaan :
  1. kelembutan hati
  2. sedikitnya dosa
  3. baiknya kondisinya.
Dr. Hasan al-Husaini (Twitter : @7usaini) - Twit Ulama  

Penumpangnya Setan

Dari Uqbah bin Amir radliyallahu anhu, Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda :

ما من راكب يخلو في مسيره بالله وذكره إلا ردفه ملك، ولا يخلو بشعر ونحوه إلا كان ردفه شيطان

Pengendara yang dalam perjalanannya karena Allah dan disertai dzikir maka yang menjadi penumpangnya adalah malaikat. Sedangkan pengendara yang perjalanannya disertai nyanyian atau sejenisnya, maka yang menjadi penumpangnya adalah syetan. (HR. Thabrani dalam al-Mu'jamul Kabiir No. 895, dihasankan oleh syaikh Al-Albani dalam shahih jami No 5706).