"Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji". (QS. al-Buruj (85) : 8)

Jumat, 25 Maret 2016

Syurga Seharga Ta'at Perintah Ibu

Marilah berkaca sejenak pada kisah penuh hikmah, kisah kebaktian antara anak dengan kedua orangtua. Bahwa sepanjang zaman akan selalu ada drama kehidupan yang memberikan pelajaran moral, drama dengan genre "based on true story" yang dilatar-belakangi kisah nyata; al-haq.
Uwaisy al-Qarni, seorang mukhadhram (seorang Muslim yang hidup di masa Rasulullah ﷺ , akan tetapi tidak sempat bertemu langsung dengan beliau) dari Banu Murad, Yaman. Secara level mukhadhram adalah maqam pertengahan, dibawah sahabat tetapi diatas tabi'in. Maka tak heran dalam sebuah atsar beliau juga dijuluki "Pemimpin Tabi'in". 
Nabi Muhammad ﷺ menyebutnya "Terkenal di Langit, Tidak terkenal di Bumi" di hadapan para sahabat beliau, utamanya Umar bin Khattab radhiyallahu anhu dan Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhu. Terkenal di Langit karena ia adalah sosok yang do'anya pasti terkabul, seolah-olah langit tidak bisa lagi membatasi antara permintaannya dengan Allah ta'ala. Ia tidak dikenal di Bumi karena ia hidup terabaikan di tengah keramaian. Kenapa bisa demikian?
Hampir seluruh hidup Uwaisy al-Qarni diabdikan untuk ibunda tercinta, ayahnya meninggal sejak ia kecil, maka jadilah ia tulang punggung yang menghidupi ibunya. Suatu ketika sang ibu meminta agar dia mengantarnya pergi ke Mekkah guna menunaikan ibadah Haji. Uwaisy al-Qarni sadar keluarganya adalah keluarga yang tidak mampu, sekedar kebutuhan harian seperti papan, sandang dan pangan pun sulit ia penuhi, ia adalah sosok yang terabaikan karena terlampau miskin, oleh karena itu ia dikenal dengan "Tidak dikenal di Bumi".
Namun demikian, tuntutan ibunya pun ia laksanakan dengan susah payah dan persiapan yang panjang, Uwaisy al-Qarni dengan kedua tangannya menggendong sang ibu dari Yaman menuju Mekkah hingga kembali ke Yaman lagi. Setelah pulang ke Yaman, ibunya bertanya lagi : "Uwaisy, apa yang kamu do'akan sepanjang berada di Mekkah?" Uwaisy al-Qarni menjawab : "Saya berdo'a minta supaya Allah mengampuni semua dosa-dosa ibu". Ibunya bertanya lagi : "Bagaimana pula dengan do'a kamu?" Uwaisy al-Qarni menjawab : "Dengan terampuni dosa ibu, ibu akan masuk syurga. Cukuplah ibu ridho dengan saya, maka saya juga masuk syurga".
Ibunya berkata lagi : "Ibu ingin supaya engkau berdo'a agar Allah hilangkan sakit kustamu ini." Uwaisy al-Qarni berkata : "Saya keberatan untuk berdo'a karena Allah telah menakdirkannya padaku. Kalau tidak ridho dengan kejadian Allah, saya takut tidak bersyukur dengan Allah ta'ala." Ibunya menambahi : "Kalau ingin masuk syurga, mesti ta'at kepada perintah Ibu. Ibu perintahkan engkau berdo'a." Akhirnya Uwaisy al-Qarni tidak ada pilihan melainkan mengangkat tangan dan berdo'a, beliau lalu berdo'a seperti yang diminta oleh ibunya supaya Allah menyembuhkan kusta tersebut. Tetapi Uwaisy al-Qarni meminta satu tanda berupa bekas kusta, dan hal inilah yang oleh Rasulullah dijadikan tanda, dan di kemudian hari tanda inilah yang meyakinkan Umar bin Khattab radhiyallahu anhu dan Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhu saat mencarinya agar keduanya dido'akan oleh sosok yang "Terkenal di Langit" tersebut.  
------------------
Inspirasi : Terkabulnya Do'a Karena Memuliakan Orangtua, Alamamin Rayyis, Lc, Buletin aitam, Edisi Rabi'ul Awal 1436 H / Januaru 2015 M.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar