"Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji". (QS. al-Buruj (85) : 8)

Sabtu, 30 Juni 2018

Tujuan Diturunkannya Qur’an

Tujuan terbesar diturunkannya al-Qur'an adalah agar direnungi, “Apakah mereka tidak merenungkan kandungan al-Qur'an?! Atau apakah hati mereka telah terkunci?” (QS. Muhammad : 24). Apakah kita tidak mau meluangkan waktu untuk merenungkannya?

Dr. Ahmad Hammud al-Jassar; Imam dan Khotib di Masjid Kuwait, Ketua Dewan Pembina Lembaga Studi Qur'an di Kuwait, Doktor Teknik Sipil di Universitas Kuwait. (Twitter : @DrAAljassar) - Twit Ulama  

Jumat, 29 Juni 2018

Engkaulah Yang Tertinggi

“Janganlah kamu merasa hina, Jangan pula merasa sedih, padahal kamulah yang tertinggi” (QS. Ali Imran : 139).

Pada penggalan kata “Padahal kamulah yang tertinggi”, Ibnul Qoyyim -رحمه الله- mengatakan : Seorang hamba akan tinggi, sesuai dengan kadar keimanan dalam dirinya.

Dr. Bassam asy-Syaththi, Dosen pengajar ‘aqidah dan dakwah di Universitas Kuwait. (Twitter : @BassamAlshatti) - Twit Ulama  

Kamis, 28 Juni 2018

Menangislah Bila Perlu

Menangislah bila harus menangis, biar air mata kita mengalir menyesali segala dosa daripada hanya ketawa tanpa mengira masa. Biarlah airmata kita mengalir ketika bertaubat daripada tak sempat karena terlambat. Biar airmata kita mengalir karena rindukan surga daripada terpesona dengan dunia yang hanya sementara. “Maka mereka yang sedikit tertawa dan banyak menangis, sebagai pembalasan dari apa yang selalu mereka kerjakan”. (QS. At Taubah : 82).

“Ada dua buah mata yang tidak akan tersentuh api neraka; mata yang menangis karena merasa takut kepada Allah dan mata yang berjaga di malam hari karena menjaga pertahanan kaum muslimin dalam [jihad] di jalan Allah". (HR. at-Thabrani).

(Hijab Alila)

Yang Hanya Sesaat

Harta dan segala perhiasan dunia, akan sirna. Tak akan tersisa sesuatupun milik manusia, kecuali amal shalihnya. Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia, tetapi amalan-amalan yang kekal dan shaleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Rabb-mu serta lebih baik untuk menjadi harapan. [QS. al-Kahfi : 46].

Prof. Dr. Sa’ad Al-Khathlan, dosen di King Saud University (KSU) Riyadh, Saudi Arabia. (Twitter : @saad_alkhathlan) - Twit Ulama  

Rabu, 27 Juni 2018

Ilmu Yang Hilang Tanpa Tauhid

Allah Berfirman: “ أَدْعُو إِلَى اللّهِ عَلَى بَصِيرَةٍ ” (Aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak kepada Allah dengan ilmu) dakwah dengan bashiroh (ilmu) : kunci daripada tauhid dan dakwah tanpa tauhid : dakwah akan terputus dengan hilangnya ilmu manusia.

Dr. Syaikh Shalih ibn Abdillah Hammad Al-‘Ushaimi , Pengajar di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Seorang alim yang terkenal dengan memiliki banyak sanad. Disebutkan pula bahwa beliau telah belajar dari 1000 guru hingga saat ini. (Twitter : @Osaimi0543) - Twit Ulama   

Selasa, 26 Juni 2018

Bila Engkau Menghafal, Gunakan Tafsir

Aku nasihatkan untuk membaca Qur'an dan menghafalkannya dengan menggunakan Tafsir Al-Muyassar (Mushaf Qur'an yang ada tafsir ringkasnya –pent) karena di sana ada tafsir yang ringkas dan mudah. Dengan senantiasa merujuk kepada kitab tafsir, maka seorang yang membaca Qur'an akan dengan mudah memahami makna ayat.

Dr. Muhammad as-Surai’; Dosen Akidah dan Ushuluddin di Uniersitas al-Qosim, Saudi. Ketua Tim Ilmiah Untuk Pembahasan Al-Qur'an, Saudi Arabia. (Twitter : @m_alsuraie) - Twit Ulama  

Senin, 25 Juni 2018

Ingin Dimudahkan, Luangkan Untuk Qur’an

Perbanyak membaca Qur'an, dan jangan tinggalkan. Urusan yang kau harapkan akan dimudahkan sekadar bacaan Qur'anmu” Adh Dhiya mengatakan, “Aku melihat nasihat ini, dan aku pun telah berulang kali membuktikannya.

Dr. Khalid Al-Mushlih, dosen fiqh pada Universitas Al-Qashim, sekaligus menantu Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin. (Twitter : @Dr_almosleh) - Twit Ulama  

Minggu, 24 Juni 2018

Letak Kekuatan

Ibnul Qoyyim رحمه الله berkata, “kekuatan seorang mukmin terletak pada hatinya”, benarlah perkataan beliau tersebut. Kita temui betapa banyak orang yang sudah tua, sholatnya lama. Sebaliknya, betapa banyak para pemuda yang hampir-hampir tidak pernah mengerjakan sholat yang wajib

Syaikh Khalid Ibrahim Ash-Sha'qaby, da'i di kementrian pendidikan dan pengajaran KSA. (Twitter : @KhaledAlSaqaby) - Twit Ulama  

Sabtu, 23 Juni 2018

Selebriti Langit

Sungguh beruntung orang yang tidak terkenal dikalangan penghuni bumi akan tetapi ia masyhur di kalangan penghuni langit (malaikat).
Tersohor di penduduk bumi :
  • Rentan menimbulkan riya'.
  • menjadikan seseorang berusaha berbuat sesuai selera masyarakat dan perlu media demi menjaga ketenarannya.
  • Kalau sampai bersalah maka aib pun ikut-ikutan tersohor. 

Adapun tersohor diantara para penghuni langit maka :
  • Akan selalu didoakan oleh mereka.
  • Tidak perlu media untuk menyiarkan amalan sholeh, karena otomatis tercatat meskipun amalan dikerjakan di tengah malam gelap gulita di tengah terlelapnya penghuni bumi. 
  • kalau melakukan kesalahan maka tidak disebarkan bahkan dimohonkan ampunan oleh mereka kepada Allah ta'ala. 

(Lihat QS. 40 : 7 - 9)

Firanda Andirja; 4 Mei 2015, 13 : 46 WIB.

Yang Senantiasa Dibaca

Dua ayat yang terletak pada 2 surat yang senantiasa dibaca imam pada sholat Jumat :
  1. Di surat al-A’la, yang artinya “Dan berilah peringatan, jika peringatan itu bermanfaat” (QS. al-A’laa : 9),
  2. Di surat Al-Ghasyiyah, “Dan berilah peringatan karena sesungguhnya tugasmu hanyalah memberi peringatan” (QS. Al-Ghasyiyah : 21).

Demikianlah, seorang khotib tidaklah bisa melakukan lebih dari memberikan peringatan. (karena hidayah di tangan Allah –pent)

Dr. Shalih al-Syamrani, Dosen Fiqih di Universitas Ummul Qura, Saudi Arabia. (Twitter : @d_alshamrani) - Twit Ulama  

Jumat, 22 Juni 2018

Bencana Datang Karena Dosa

“Disebabkan kesalahan-kesalahan mereka, mereka ditenggelamkan lalu dimasukkan ke neraka, maka mereka tidak mendapat penolong-penolong bagi mereka selain dari Allah” (QS. Nuh : 25).

Maka dosa, itulah sumber bencana yang sebenarnya.

Syaikh Dr. Ahmad Muhammad Al-Kholil. Beliau ialah pengajar di Fakultas Tarbiyah Universitas Al-Qosim. (Twitter : @DrAlkhlil) - Twit Ulama   

Kamis, 21 Juni 2018

Dari Kebenaran Dan Kebatilan

Ibnu Mas’ud رَضِيَ اللََّهُ عَنْه, “Siapa yang datang kepadamu dengan membawa kebenaran, maka terimalah kebenaran itu darinya walaupun itu orang yang jauh dan sambil marah-marah. Siapa yang datang kepadamu dengan membawa kebatilan maka tolaklah walaupun itu orang dekat yang kau cintai”; betapa adilnya.

Dr. Ahmad bin Hamd Jailani, Murid Syaikh Ibnu Baz, da’i Badan Penanggulangan Teroris Saudi, pernah ke Indonesia Januari 2013. (Twitter : @ahmedjelin) - Twit Ulama 

Rabu, 20 Juni 2018

Kekhususan Sholat Malam

Di antara kekhususan sholat malam (1) Sholat yang paling utama setelah sholat wajib (2)Kemuliaan bagi seorang mukmin (3) Kebiasaan orang-orang shalih (4) Dilakukan di waktu turunnya Allah ke langit dunia (5) Di antara wasiat pertama Rasulullah ﷺ kepada para penduduk Madinah.

Syaikh Abdul ‘Aziz bin Muhammad As-Sadhan, salah seorang murid Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz, Doktor dalam ilmu Ushuluddin Universitas Al-Imam. (Twitter : @Dr_Alsadhan) - Twit Ulama  

Selasa, 19 Juni 2018

Gelar Tidak Menjadi Penentu

“Jika engkau merasa besar diri karena segala gelaran (yang disematkan manusia) kepadamu, maka ingatlah satu hari ketika namamu tidak disebut-sebut lagi, namun hanya dikatakan, “di sana ada jenazah Fulan, kami baru memandikan jenazah Fulan, ayo sholat untuk jenazah Fulan”

Dr. Shalih al-Bahlal; Dosen hadits di Universitas Qoshim. (Twitter : @Dr_albahlal) - Twit Ulama 

Senin, 18 Juni 2018

Jika Engkau Beriman, Muliakanlah Tamu

Orang yang pelit itu, keimanannya pada Allah dan hari akhir, amat lemah.
“Barang siapa yang beriman pada Allah dan hari akhir, hendaklah dia memuliakan tamunya.” (al-Hadits)

Dr. Shalih al-Syamrani; Dosen Fiqih di Universitas Ummul Qura, Saudi Arabia. (Twitter : @d_alshamrani) - Twit Ulama 

Minggu, 17 Juni 2018

Hari Bahagia

Hari Ied yang berbahagia, menjadi sempurna dengan takbir, dzikir dan rasa syukur. Kan bertambah kesempurnaannya dengan berbahagia bersama tetangga, kerabat, orang-orang fakir dan orang-orang sakit. Semoga menjadi Ied yang barokah.

Dr. Abdullah Al-Ghufaily, dosen fiqh di Sekolah Tinggi Kehakiman, wakil ketua di Universitas Kehakiman dan ketua Markaz At-Tibyan.(Twitter : @dr_alghfaily) - Twit Ulama  

Sabtu, 16 Juni 2018

Jangan Diam !!!

Dikecewakan itu sangat tidak mengenakkan, apalagi bila yang berbuat orang yang kita sayangi. Dan bagi yang dikecewakan, manusiawi bila ia ingin membalas, tapi seringkali kita lupa, membalas itu tidak akan menyelesaikan apapun.
Saat istri berbuat salah, sang suami sakit hati, lalu mendiamkan. Pikirnya suami "supaya engkau rasa, bagaimana sakit hati", Innalillahi. Niatan sudah salah, caranya pun juga salah, walaupun istri salah, tugas suami adalah menasihati, menunjukkan kebaikan, BUKAN DIAM. Manusiawi memang keinginan membalas bila tersakiti, tapi itu bukan tanda cinta, bukan tanda menyayangi. Apalagi seorang suami, tugasnya memang membimbing, mendidik, karena Allah memberikan amanah pemimpin keluarga kepadanya. Dan juga, saat menikah dan mengambil wanita dari ayahnya, sejatinya suami itu menggantikan ayah, menanggung semua dari wanita itu. Maka kesalahan sang istri adalah kesalahan suami, maka kawal dirinya, bimbing dirinya, JANGAN DIAM.
Walau lelaki memang tak selalu sempurna, kadang marah berlebih. Namun bila tersadar, bahwa itu tak perlu, segerakan meminta ma'af. "Membalas lebih sakit" itu tidak ada gunanya, memberi ma'af jauh lebih dekat kepada cinta. Kehormatan takkan berkurang dengan memperbanyak ma'af, justru nilai dirimu jadi rendah apabila engkau tinggi hati. Disakiti itu tidak enak, sengsara. Namun apabila membalas, sama saja.
Lisan lembut itu yang masuk ke hati orang yang kita sayangi, bukan ancaman, bentakan, adu keras kepala atau adu kuat gengsi. Sebagaimana engkau halalkan dia dengan nama Allah, sebutlah nama Allah ketika menasihatinya.

Ustadz Felix Siauw; 8 Mei 2015, 21:00 WIB. 

Menjadi Korban Dari Syiah

Korban kebiadaban Rusia pada peperangan di Afghanistan tidak sampai 1/10 apa yang terjadi di Suriah berupa penghancuran, pembunuhan, pemerkosaan dan penyembelihan anak-anak kecil. (Gambaran betapa biadabnya Syiah –pent)

Syaikh Adnaan Al-‘Ar’uur adalah salah satu ulama Suriah yang sangat sering mengungkapkan kejahatan-kejahatan Syi’ah di Suriah. (Twitter : @AdnanAlarour) - Twit Ulama  

Jumat, 15 Juni 2018

Mengapa Engkau Sombong ?

Merasa besar (sombong –pent) adalah salah satu dosa besar. Rasulullah ﷺ bersabda, “Tidak akan masuk surga, orang yang di dadanya ada rasa sombong walau sekecil biji sawi” (HR. Muslim).

Dr. Abdullah Al-Syurikah; Imam dan Khatib Masjid Ad-Duwailah, Kuwait. (Twitter : @dr_alshoreka) - Twit Ulama   

Kamis, 14 Juni 2018

Kewajiban Taubat Bagi Setiap Pribadi dan Keadaan

Kewajiban taubat tidak akan pernah lepas dari seseorang. Ketahuilah bahwa ayat al-Qur'an tidak menunjukkan hal ini, yaitu firman Allah ta'ala yang artinya ; "Bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang mukmin, agar kamu semua berbahagia". (QS an-Nur : 31).
Cahaya hati nurani juga telah menunjukkan hal ini. Sebab arti taubat bukanlah semata-mata meninggalkan syahwat, tapi kesempurnaan taubat adalah menyesali dan memperbaiki yang telah dilakukan, mendekat ke jalan Allah dan menjauh dari jalan syaithan. 
Hal demikian tidak dapat digambarkan kecuali oleh orang yang berakal. Sedangkan naluri (gharizah) dan akal itu tidak bisa sempurna kecuali sesudah sempurnanya syahwat dan marah serta sifat-sifat tercela lainnya, yang menjadi senjata syaithan untuk menyesatkan para manusia. Bukankah kesempurnaan akal itu buru satang setelah seseorang mendekati umur empatpuluh tahun, dan pangkal akal itu baru sempurna setelah seseorang baligh / dewasa, sedangkan tanda-tandanya baru timbul pada waktu seseorang umur tujuh tahun.
Syahwat adalah balatentara syaithan, sedangkan akal adalah balatentara malaikat. Jikalau keduanya berkumpul, pastilah terjadi perjuangan antara keduanya dengan sendirinya. Yang satu tidak akan berdampingan dengan yang lain, sebab masing-masing berlawanan. sebagaimana tidak berdampinganya malam dengan siang, dan tolak-menolaknya cahaya dengan gelap. Andaikata yang satu mengalahkan yang lainnya maka dengan sendirinya bertahtalah yang menang itu.
Jika syahwat itu bisa sempurna pada masa kanak-kanan dan masa muda, sebelum sempurnanya akal, maka berarti lebih dahulunya balatentara syaithan berada. Ia menguasai tempat di hati, dan tenggelamlah seseorang dalam bujukannya. Biasanya ia terpaksa menuruti syahwat dan tunduk padanya dan sulit baginya untuk membantah. Karena setiap syahwat yang diikuti seseorang, daripadanya akan mengepul suatu asap menuju ke hatinya, sebagaimana dari nafas seseorang bisa timbul suatu keguraman di permukaan kaca yang licin. Jikalau keguraman akibat syahwat itu telah mengumpul dan menebal, maka ia akan merupakan tabir. Sebagaimana asap nafas tadi jika telah menebal di kaca itu akan menjadikan jelek.
Seperti firman Allah ta'ala yang artinya; "Sekali-kali tidak, bahkan apa yang telah mereka usahakan itu telah menutup hati mereka". (QS. al-Muthaffifin : 14).
Jikalau tabir itu telah menebal, maka timbul flek-flek yang akan membekas di hatinya. Sebagaimana keguraman di permukaan kaca, jika ia telah menebal dan lama waktunya, ia kan menembus zat besi serta merusaknya. Akibatnya tidak lagi licin, dan menjadi seperti dicetak dengan keburukan itu.
Kemudian baru timbullah akal yang menjadi balatentara Tuhan dan menjadi penolong terhadap hamba-Nya dari kekuasaan syaithan. secara berangsur-angsur. Jikalau akal itu tidak kuat dan tidak sempurna maka selamatlah pemerintahan hati bagi syaithan, dan si terlaknat syaithan memenuhi janjinya.
Firman Allah ta'ala yang artinya ; "...(kata syaithan) ..... sudah tentu aku akan menyesatkan turunannya, kecuali sebagian kecil". (QS. Bani Israil : 62).
Jikalau akal telah sempurna dan kuat, maka pekerjaan yang mula-mula dikerjakan adalah mengkikis bala tentara syaithan dengan mematahkan syahwat serta merenggut adat dan menolak tabiat secara paksa, dibawa ke arah ibadah. Tiada arti lain bagi taubat kecuali kembali dari jalan yang berdalilkan syahwat dan berimankan syaithan, menuju ke jalan Allah ta'ala.
Pada kenyataannya tidak ada seorang manusiapun yang akalnya tidak diketahui oleh syahwatnya, yang masing-masing senjata malaikatnya tidak diketahui intrik-intrik senjata syaithan.
Karena itu, kembali dari membantu syahwat, dengan sendirinya menjadi kewajiban setiap manusia, baik ia Nabi ataupun bukan. Dan jangan dikira bahwa kepentingan ini hanya khusus bagi Adam a.s. saja.
Sebaliknya ini menjadi hukum azali yang telah diwajibkan bagi setiap jenis manusia, yang tidak bisa digambarkan pelanggarannya (kesalahannya) selama sunnah Ilahi tidak dirubah dan tidak mungkin dirubah. Kalau begitu, semua orang yang dewasa dalam keadaan kafir dan bodoh, baik dia terlahir sebagai seorang muslim karena mengikuti orang tuanya ataupun tidak. Bagi orang dewasa yang muslim, sebab keislaman kedua orang tuanya itu tidak memberi faedah baginya selama dia sendiri tidak Islam. Maka ia wajib taubat dan kembali dari kebodohan serta kekufurannya.
Andaikata seseorang tidak berlaku maksiat, ia tidak sunyi dari gerakan hati menuju dosa, tidak sunyi dari was-was syaithan yang memberikan pelbagai macam lamunan yang bisa melengahkan seseorang dari memikirkan Allah ta'ala. Meninggalkan sebab-sebab tersebut dengan tekun mengerjakan pekerjaan-pekerjaan keta'atan kepada Allah ta'ala, inilah yang dimaksud dengan taubat.
Oleh karena itu Rasulullah s.a.w. bersabda ; "Sesungguhnya hatiku ditipu syahwat sehingga aku memohon ampun kepada Allah s.w.t. dalam sehari semalam tujuhpuluh kali".
Padahal Allah ta'ala telah memuliakan beliau s.a.w. dengan firman-Nya yang artinya; "Untuk Allah ampuni kamu apa yang terdahulu dan apa yang akan datang dari dosamu". (QS. al-Fath : 2)
Kalau sudah begini, masih demikian sikap Nabi s.a.w., maka bagaimana seharusnya sikap-sikap orang yang tidak seperti beliau s.a.w.?
------------------------------
Inspirasi :
Ihya' Ulumuddin jilid IV; Imam al-Ghazali; Penerbit PT. Tintamas Indonesia Jakarta Pusat; cetakan keenam, 1983, halaman 19-23.

Keindahan Memiliki Akhlak Mulia

Jadilah orang yang jujur, amanah, jelas, lembut dan banyak berbuat baik, niscaya orang-orang kan menghormatimu, bahkan orang-orang pendusta, pendosa dan suka berbuat jahat pun kan menghormatimu.

Dr. Ahmad bin Hamd Jailani; Murid Syaikh Ibnu Baz, da’i Badan Penanggulangan Teroris Saudi, pernah ke Indonesia Januari 2013. (Twitter : @ahmedjelin) - Twit Ulama     

Rabu, 13 Juni 2018

Mendapatkan Penjagaan Dengan Ketaqwaan

Qotadah berkata, “Siapa yang bertakwa, Allah ‘kan bersamanya. Siapa yang Allah bersamanya maka dia 'kan mendapatkan kekuatan yang tidak terkalahkan, penjagaan yang tidak pernah tidur dan penunjuk jalan yang tak 'kan menyesatkan.” (Shifatus Shafwah)

Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajjid, pengasuh web IslamQA. (Twitter : @almonajjid) - Twit Ulama   

Selasa, 12 Juni 2018

Kisah Khutbah Ied

Ibnul Qoyyim -رحمه الله- mengatakan, “dulu khutbah ied Nabi ﷺ seputar masalah pokok-pokok keimanan kepada Allah, kepada malaikat-Nya, kepada kitab-Nya, kepada rasul-Nya, kepada perjumpaan dengan-Nya, menyebut tentang surga dan neraka. Menyebutkan apa yang Allah siapkan untuk para wali-Nya dan orang-orang yang taat kepada-Nya. Menyebutkan pula apa yang Allah siapkan untuk musuh-musuh-Nya dan orang-orang yang maksiat kepada-Nya. Maka dengan khutbah itu, hati manusia kan penuh dengan keimanan, tauhid, mengenal Allah dan mengingat hari perjumpaan dengan-Nya.”

Maka boleh jadi Nabi ﷺ pun memilihi surat Qaf dan surat al-Qomar dalam bacaan sholat Iednya, karena dalam keduanya ada penetapan mengenai pokok-pokok agung dalam agama, mengenai keimanan, hari kebangkitan, takdir, akibat orang-orang yang mendustakan dan balasan-balasan bagi orang mukmin.

Syaikh Abdurrahman bin Shalih As-Sudais, penulis kitab-kitab ilmiah diantaranya Syarh ‘Aqidah Ath-Thahawiyah. (Twitter : @assdais) - Twit Ulama 

Senin, 11 Juni 2018

Mengutamakan Yang Lebih Membutuhkan

Jawaban cerdas dari Syaikh Ibnu Utsaimin -رحمه الله-, satu saat ada seorang pemuda yang bertanya pada Syaikh, “Saya sudah menikah, dan ingin menikah lagi yang kedua dengan niat menjaga kehormatan wanita.”
Syaikh menjawab, “Berikan saja hartamu kepada seorang pemuda yang membutuhkan, sehingga dia bisa menikahi wanita tersebut dan Anda pun mendapatkan 2 pahala (menjaga kehormatan wanita dan membantu orang menikah –pent).“

Dr. Muhammad Abdullah Al-Wuhaibi; Professor Akidah dan Perbandingan Madzhab di King Saud University. (Twitter : @mohammadalwh) - Twit Ulama 

Minggu, 10 Juni 2018

Puasa Syawwal

 المبادرة بصوم الست من شوال حسنٌ، لكن إذا كان يترتب عليها تقصير في الصلة والفرحة مع الأقارب في الاجتماعات، فتأجيل صومها أحسن

Bersegera puasa Syawwal baik, namun bila saat ini momennya silaturahim dan bergembira dengan keluarga, maka menunda puasa Syawwal lebih baik.

أ.د. عمر المقبل‏ - (Twitter : @dr_almuqbil) - Twit Ulama      

Sabtu, 09 Juni 2018

Ied Mubarak

عيد الفطر يأتي بعد عبادة خير الليالي ، وعيد الأضحى بعد عبادة خير الأيام .. العبادة طريق السعادة

Idul Fitri tiba setelah ibadah malam
Idul Adha tiba setelah ibadah siang
Ibadah.. Ialah jalan menuju kebahagiaan..

ماجد الغامدي‏  - (Twitter : @majed405) - Twit Ulama       

Jumat, 08 Juni 2018

Haruskah Seorang Muslim Berpegang pada Madzhab Tertentu?

Seringkali kita mendengar sebagian orang mengatakan bahwa kita wajib memilih madzhab tertentu dalam beragama dan jangan sampai meninggalkannya. “Kalau memilih madzhab Syafi’i, madzhab itu saja. Jangan berpaling ke lainnya,” begitu ujar sebagian orang. Apakah benar prinsip semacam ini? Mari kita lihat Perkataan Berharga dari 4 Imam Madzhab sunni :
  1. Imam Abu Hanifah dan muridnya Abu Yusuf berkata, “Tidak boleh bagi seorang pun mengambil perkataan kami sampai ia mengetahui dari mana kami mengambil perkataan tersebut (artinya sampai diketahui dalil yang jelas dari Al Quran dan Hadits Nabawi, pen).”[I’lamul Muwaqi’in, 2/211, Darul Jail]
  2. Imam Malik berkata, “Sesungguhnya aku hanyalah manusia yang bisa keliru dan benar. Lihatlah setiap perkataanku, jika itu mencocoki Al Qur’an dan Hadits Nabawi, maka ambillah. Sedangkan jika itu tidak mencocoki Al Qur’an dan Hadits Nabawi, maka tinggalkanlah.[I’lamul Muwaqi’in, 1/75]
  3. Imam Asy Syafi’i berkata, “Jika terdapat hadits yang shahih, maka lemparlah pendapatku ke dinding. Jika engkau melihat hujjah diletakkan di atas jalan, maka itulah pendapatku.”[Majmu’ Al Fatawa, 20/211, Darul Wafa’]
  4. Imam Ahmad berkata, “Barangsiapa yang menolak hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka ia berarti telah berada dalam jurang kebinasaan.”[Ibnul Jauzi dalam Manaqib, halaman 182. Dinukil dari sifat Shalat Nabi hal. 53]
Jadi Prinsip yang benar adalah mengikuti Al Qur’an dan As Sunnah. Selama perkataan imam madzhab sejalan dengan keduanya, maka barulah perkataan mereka layak diambil. Sedangkan memaksakan seseorang untuk bermadzhab dengan pendapat salah seorang di antara mereka, ini adalah menetapkan perintah tanpa adanya dalil.

#Copy-Paste

Mendahulukan Sunnah Dari Pendapat

Al-Qosim bin Salam pernah berkata, “Orang yang mengikuti sunnah, seperti orang yang menggenggam bara api. Dan menurutku, mereka itu, pada hari ini lebih utama dibanding orang yang memukulkan pedangnya di jalan Allah”
Maka, menampakkan sunnah lebih baik daripada kalau Anda menampakkan pendapat Anda tentang si Fulan.

Dr. Abdullah As-Sulmi; pengajar fiqh di Perguruan Tinggi Kehakiman, Riyadh, pakar dalam fiqh jual beli kontemporer, salah seorang murid Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin -رحمه الله-. (Twitter : @DrAbdullahsulmi) - Twit Ulama  

Kamis, 07 Juni 2018

Mohon Agar Bumi Tidak Dihuni Orang Kafir

Di dalam al-Qur'an surat Nuh (71) ayat 26-27;

رَّبِّ لَا تَذَرْ عَلَى الْأَرْضِ مِنَ الْكٰفِرِينَ دَيَّارًا
“Robbi laa tadzar ‘alal  ardhi minal kaafiriina dayyaarna, 

إِنَّكَ إِن تَذَرْهُمْ يُضِلُّوا۟ عِبَادَكَ وَلَا يَلِدُوٓا۟ إِلَّا فَاجِرًا كَفَّارًا
innaka in tadzarhum yudhilluu ‘ibaadaka walaa yaliduu illaa faajiran kaffaaraa.”

Artinya :
Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorangpun diantara orang-orang kafir itu tinggal diatas bumi. Sesungguhnya jika Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan menyesatkan hamba-hamba-Mu, dan mereka tidak akan melahirkan selain anak yang berbuat maksiat lagi sangat kafir.

Keterangan :
Do’a ini dibaca oleh nabi Nuh a.s., beliau selalu mengajak kaumnya untuk menyembah Allah Yang Maha Esa. Akan tetapi mereka tidak menerima, bahkan selalu mengejek dan menghinakan nabi Nuh a.s. Akhirnya Allah ta’ala mengabulkan do’a Nabi Nuh a.s. dan mendatangkan banjir besar, sehingga tenggelamlah mereka.
------------------------
Al-Quraan dan Terjemahannya, Departeman Agama RI, Pelita II/1978/1979, halaman 980.

Yang Terdapat Pada Surat Yusuf

Surat Yusuf, mengandung hikmah seputar akhlak-akhlak mulia seperti mendahulukan orang lain, sabar, menjaga kehormatan diri, memaafkan, bijaksana, adil, tawadhu’, husnuzhan, menunggu kemenangan serta pokok-pokok ajaran tentang dakwah baik secara pribadi maupun dakwah jamaah.

Dr. Muhammad Ibrahim Al-Hamd, Dosen Aqidah dan Mazhab Kontemporer di Universitas Al-Qashim, Saudi Arabia. (Twitter : @M__alhamad) - Twit Ulama  

Rabu, 06 Juni 2018

Waktu Yang Tepat Dalam Berdo’a

Waktu sahur adalah waktu diharapkan terkabulnya doa, dan doa terbaik yang diminta kepada Allah saat itu adalah doa pengampunan dosa (istighfar). “Dan di waktu sahur mereka memohon ampun” (QS. adz-Dzariyat : 18) maka perbanyaklah perkataan “Astaghfirullah… Astaghfirullah…

Dr. Khalid Al-Mushlih, dosen fiqh pada Universitas Al-Qashim, sekaligus menantu Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin. (Twitter : @Dr_almosleh) - Twit Ulama  

Selasa, 05 Juni 2018

Dua Cara Syaitan

Sebagian salaf mengatakan, “Tidaklah Allah memerintahkan sesuatu melainkan syaitan akan mengganggu dengan dua cara, ia tak peduli dengan cara yang mana ia berhasil :
(1) Berlebih-lebihan
(2) Menyepelekan

Dr. Ahmad bin Hamd Jailani. Murid Syaikh Ibnu Baz. Da’i di Badan Penanggulangan Teroris Saudi. Beliau pernah ke Indonesia pada Januari 2013. (Twitter : @ahmedjelin) - Twit Ulama 

Senin, 04 Juni 2018

Sebagai Renungan Bersama

Amalan yang mengharapkan ganjaran yang hakiki adalah amalan yang ikhlas karena Allah dan sesuai dengan apa yang tercantum dalam al-Kitab dan Sunnah.
Bukan karena amalan itu sesuai dengan keinginan manusia, kemudian mereka bertepuk tangan untukmu karena kamu mengerjakan amalan itu.
Renungkanlah wahai saudaraku!

Prof. Dr. ‘Isa Al-Ghoitsiy adalah professor dalam bidang fikih perbandingan. Selain itu beliau juga menjabat sebagai Qodhi dan Ketua markaz Al-Wasithiyyah untuk bidang penelitian. (Twitter : @IssaAlghaith) - Twit Ulama  

Minggu, 03 Juni 2018

Karena Memiliki Anak Shalih

Betapa indah anak yang shalih, dia berlomba-lomba dalam ibadah dan kebaikan bersama ayahnya. Membantu ayahnya untuk berbuat taat, dan berlomba-lomba shalat berjamaah.

Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajjid, pengasuh web IslamQA. (Twitter : @almonajjid) - Twit Ulama  

Sabtu, 02 Juni 2018

Balasan Sesuai Perbuatan

Setiap orang yang mengeksekusi atau membantu pembataian di Rabi’ah al-Adawiyah, Mesir, walau hanya dengan secuil kalimat, maka dia termasuk orang yang diancam oleh Allah,
“Balasannya ialah Jahanam, ia kekal di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan melaknatinya serta menyediakan azab yang besar baginya.” (QS. An-Nisaa' : 93).

Prof. Dr. Nashir al-Umar Ketua Majlis Ulama Internasional untuk Tadabbur al-Qur'an.(Twitter : @naseralomar) - Twit Ulama  

Jumat, 01 Juni 2018

Salaf dan Kegigihan dalam Menuntut Ilmu

Imam Adz-Dzahabi berkata: "Ya'qub bin Ishaq Al-Harawi menceritakan dari Shalih bin Muhammad Al-Hafizh, bahwa ia mendengar Hisyam bin Ammar berkata: "Saya datang menemui Imam Malik, lalu saya katakan kepadanya: "Sampaikanlah kepadaku beberapa hadits!" Beliau berkata: "Bacalah!"
"Tidak, namun tuanlah yang membacakannya kepadaku!" jawabku.
"Bacalah!" kata Imam Malik lagi. Namun aku terus menyanggah beliau. Akhirnya ia berkata: "Hai pelayan, kemarilah! Bawalah orang ini dan pukul dia lima belas kali!" Lalu pelayan itu membawaku dan memukulku lima belas cambukan. Kemudian ia membawaku kembali kepada beliau. Pelayan itu berkata: "Saya telah mencambuknya!" Maka aku berkata kepada beliau: "Mengapa tuan menzhalimi diriku? tuan telah mencambukku lima belas kali tanpa ada kesalahan yang kuperbuat? Aku tidak sudi memaafkan tuan!"
"Apa tebusannya?" tanya beliau.
"Tebusannya adalah tuan harus membacakan untukku sebanyak lima belas hadits!" jawabku. Maka beliaupun membacakan lima belas hadits untukku. Lalu kukatakan kepada beliau: "Tuan boleh memukul saya lagi, asalkan tuan menambah hadits untukku!" Imam Malik hanya tertawa dan berkata: "Pergilah!"

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 04/Tahun VI/1423H/2002M Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km. 8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 08121533647, 08157579296]

Baca selengkapnya di almanhaj.or.id  

Dimaafkan Dan Direlakan

“Hendaklah mereka memaafkan dan merelakan. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu?” (QS. An-Nuur : 22)

Ayat tersebut tidak menyebutkan siapa yang harus dimaafkan dan direlakan, maka segala sesuatu dan siapapun selayaknya kita maafkan dan relakan, yang paling penting kita mengamalkan akhlak yang mulia ini. Semoga pagi kita bisa dibuka dengan rasa maaf.

Dr. Suleman Al-Ruba’i; Kepala Jurusan Aqidah dan Madzhab Kontemporer Fakultas Syari’ah dan Ilmu Islam Universitas Qosiim. (Twitter : @sulemanalrobei) - Twit Ulama