"Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji". (QS. al-Buruj (85) : 8)

Kamis, 24 Maret 2016

Taat Kepada Pemerintah

Ingatlah...Taat kepada pemerintah dalam perkara Ma'ruf dan menasehati mereka dengan Baik adalah Metode Ahlussunah wal jamaah.

مَنْ رَأَى مِنْ أَمِيرِهِ شَيْئًا يَكْرَهُهُ فَلْيَصْبِرْ عَلَيْهِ ، فَإِنَّهُ مَنْ فَارَقَ الْجَمَاعَةَ شِبْرًا فَمَاتَ ، إِلاَّ مَاتَ مِيتَةً جَاهِلِيَّةً

“Barang siapa yang melihat pada pemimpinnya suatu perkara ( yang dia benci ), maka hendaknya dia bersabar, karena sesungguhnya barangsiapa yang memisahkan diri dari jama’ah satu jengkal saja kemudian dia mati,maka dia mati dalam keadaan jahiliyyah.” (HR. Bukhari).

Beliau juga bersabda,

من خلع يدا من طاعة لقي الله يوم القيامة لا حجة له

“Barang siapa yang melepaskan tangannya bai’atnya (memberontak) hingga tidak taat ( kepada pemimpin ) dia akan mememui Allah dalam keadaan tidak berhujjah apa-apa.” (HR. Muslim).

Beliau juga bersabda,

اسْمَعُوا وَأَطِيعُوا وَإِنِ اسْتُعْمِلَ عَلَيْكُمْ عَبْدٌ حَبَشِىٌّ

“Dengar dan taatlah kalian kepada pemimpin kalian, walaupun dia seorang budak Habsy.” (HR. Bukhari).

Beliau juga bersabda,

على المرء المسلم السمع والطاعة فيما أحب وكره إلا أن يؤمر بمعصية فإن أمر بمعصية فلا سمع ولا طاعة

“ Wajib atas seorang muslim untuk mendengar dan taat (kepada pemimpin –ed.-) baik dalam perkara yang ia sukai atau dia benci, kecuali dalam kemaksiatan. Apabila dia diperintah untuk maksiat, tidak boleh mendengar dan taat.”

Imam Al-Barbahari rahimahullah (wafat tahun 329 H) dalam kitabnya Syarhus Sunnah berkata , “Jika engkau melihat seseorang mendo’akan keburukan kepada pemimpin, ketahuilah bahwa ia termasuk salah satu pengikut hawa nafsu, namun jika engkau melihat seseorang mendoakan kebaikan kepada seorang pemimpin, ketahuilah bahwa ia termasuk Ahlus Sunnah, insya Allah.”

Imam Al-Qadhi ‘Ali bin ‘Ali bin muhammad bin Abi al-Izz ad-Dimasqy rahimahullah (terkenal dengan ibnu Abil ‘Izz wafat th. 792 H), berkata : Hukum mentaati ulil Amri adalah wajib (selama tidak dalam kemaksiatan) meskipun mereka berbuat zhalim, karena kalau keluar dari ketaatan kepada mereka akan menimbulkan kerusakan yang berlipat ganda dibanding dengan kezhaliman penguasa itu sendiri. Bahkan bersabar terhadap kezhaliman mereka dapat melebur dosa-dosa dan dapat melipat gandakan pahala. Karena Allah ’azza wajalla tidak akan menguasakan mereka atas diri kita melainkan disebabkan kerusakan amal perbuatan kita juga. Ganjaran itu tergantung amal perbuatan. Maka hendaklah kita bersungguh-sungguh memohon ampun, bertaubat dan memperbaiki amal perbuatan. (Diambil dari Muslimah.or.id)

Jelas..inilah akidah ahlussunnah wal jamaah..jika berkeyakinan boleh mencela mereka, menghalalkan pemberontakan mereka, menghalalkan darah mereka, mencela mereka di publik, bersekutu melawan mereka, berdemo, merusak fasilitas publik dan menjelek jelekkan mereka maka itu adalah akidah Khawarij yang telah keluar dari Islam dan jamaah kaum Muslimin.
Karena dari sinilah muncul benih benih ISIS dan pengkafiran massal terhadap Umat. Bisa anda lihat sikap orang tersebut di kemudian hari.
Kelak ia akan mengganggap pemerintah adalah Thaghut, Zhalim, dan biadab. Padahal Rasullullah menyuruh kita bersabar namun mereka tidak mau bersabar.
Rasulullah menyuruh untuk tidak keluar dari Jamaah kaum Muslimin, akan tetapi mereka keluar.
Rasulullah menyuruh agar menasehati dengan baik, namun mereka menasehati dengan emosi dan makian di Dunia maya atau lainnya.
Maka ini bukan ajaran Islam yang Hanief.
Ingatlah...keamanan suatu negeri itu lebih baik jika rakyat melakukan pemberontakan.
Walaupun pemerintah zalim dan kejam.
Imam Ahmad bin Hambal tidak pernah mengajak keluar kaum Muslimin di zaman Khalifah al Makmun untuk memberontak, padahal Al Makmun berkata bahwa ALQURAN ADALAH MAKHLUK.
Begitu juga Para sahabat Shalat di belakang Khalifah yang sedang Mabuk sehingga sebagian orang mengingkari mereka. Namun para sahabat berkata bahwa Ini demi kemaslahatan dan terjaganya darah kaum Muslimin dari pertumpahan.
Bahkan Ibnu Taimiyah membiarkan para Penjajah Mongol untuk mabuk mabukan agar mabuk menyibukkan mereka dari membunuh orang Islam.
Tidaklah pemberontakan membawa kebaikan sedikit pun kecuali darah lebih banyak tumpah, orang orang kehilangan keluarga dan kehidupannya, kelaparan, pembunuhan, kehinaan dan munculnya berbagai mafsadat.
Waspadalah khawarij...
Jaga kedamaian dan stabilitas Indonesia.
Sabar dan tahan jari anda dari mencela pemerintah karena itu adalah AWAL KHAWARIJ.
Sabarlah dan doakan jika mereka Zalim.
Jika kau melihat saudaramu masuk ke Lubang dalam apakah kau cela dia ataukah kau selamatkan dia ?

Admin Suara Madinah 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar