TIME TUNNEL. Aku teringat akan hadits Nabi s.a.w. : "Sesungguhnya Allah akan memasukkan sorga karena satu panah tiga
orang. Pembuatnya dengan niat kebaikan dalam membuatnya, dan orang yang
memberikan anak panah kepada yang melemparkannya dan yang
melemparkannya." (HR. Abu Dawud).
Suatu hasrat kuat untuk melewati lorong waktu berada diantara para pemanah saat terjadi perang Uhud.
* * *
Suatu pagi di perkemahan Uhud, Nabi s.a.w. mengatur barisan. Al-Mundzir bin Amr memimpin disisi kanan barisan Nabi s.a.w. dan disisi kiri al-Zubair bin al-Awwam memimpin pasukan, serta disisi timur laut dan tenggara perkemahan, diatas bukit kecil yang tinggi (Jabal a-Rumat / Bukit Pemanah) Nabi s.a.w. menempatkan 50 pemanah kawakan yang dipimpin oleh Abdullah bin Jubair dengan baju putih sebagai pengenal.
Dan kepada mereka Nabi s.a.w. memberi wejangan : "Lindungi kami dari belakang, sebab kita kuatir mereka akan mendatangi kami dari belakang . Dan bertahanlah kamu ditempat itu, jangan ditinggalkan. Kalau kamu melihat kami dapat menghancurkan mereka sehingga kami memasuki pertahanan mereka, kamu jangan meninggalkan tempat kamu. Dan jika kamu lihat kami yang diserang jangan pula kami dibantu, juga jangan kami dipertahankan. Tetapi tugasmu ialah menghujani kuda mereka dengan panah, sebab dengan serangan panah kuda itu takkan dapat maju."
Perang pun pecah akibat sulutan semangat Abu 'Amir 'Abd 'Amr bin Shaifi al-Ausi (orang Aus yang pindah ke Mekkah) untuk memerangi Nabi s.a.w.
Dan ketika Quraisy terdesak beberapa kaum Muslimin mengejar musuh hingga mereka meletakkan senjatanya dimana-mana memperebutkan ghanimah. Beberapa orang dari pasukan pemanah pun tergiur dan diantara mereka pun berselisih untuk turut berebut ghonimah. Tampillah Abdullah bin Jubair mengingatkan wejangan Rasulullah s.a.w. Tetapi sebagian besar mereka tidak patuh dengan perintah Nabi s.a.w. dan lebih suka menyibukkan diri dengan ghanimah.
Khalid bin Walid pun tidak melewatkan kesempatan emas itu untuk memukul mundur pasukan pemanah.
* * *
Suatu pagi di perkemahan Uhud, Nabi s.a.w. mengatur barisan. Al-Mundzir bin Amr memimpin disisi kanan barisan Nabi s.a.w. dan disisi kiri al-Zubair bin al-Awwam memimpin pasukan, serta disisi timur laut dan tenggara perkemahan, diatas bukit kecil yang tinggi (Jabal a-Rumat / Bukit Pemanah) Nabi s.a.w. menempatkan 50 pemanah kawakan yang dipimpin oleh Abdullah bin Jubair dengan baju putih sebagai pengenal.
Dan kepada mereka Nabi s.a.w. memberi wejangan : "Lindungi kami dari belakang, sebab kita kuatir mereka akan mendatangi kami dari belakang . Dan bertahanlah kamu ditempat itu, jangan ditinggalkan. Kalau kamu melihat kami dapat menghancurkan mereka sehingga kami memasuki pertahanan mereka, kamu jangan meninggalkan tempat kamu. Dan jika kamu lihat kami yang diserang jangan pula kami dibantu, juga jangan kami dipertahankan. Tetapi tugasmu ialah menghujani kuda mereka dengan panah, sebab dengan serangan panah kuda itu takkan dapat maju."
Perang pun pecah akibat sulutan semangat Abu 'Amir 'Abd 'Amr bin Shaifi al-Ausi (orang Aus yang pindah ke Mekkah) untuk memerangi Nabi s.a.w.
Dan ketika Quraisy terdesak beberapa kaum Muslimin mengejar musuh hingga mereka meletakkan senjatanya dimana-mana memperebutkan ghanimah. Beberapa orang dari pasukan pemanah pun tergiur dan diantara mereka pun berselisih untuk turut berebut ghonimah. Tampillah Abdullah bin Jubair mengingatkan wejangan Rasulullah s.a.w. Tetapi sebagian besar mereka tidak patuh dengan perintah Nabi s.a.w. dan lebih suka menyibukkan diri dengan ghanimah.
Khalid bin Walid pun tidak melewatkan kesempatan emas itu untuk memukul mundur pasukan pemanah.
Tujuan Nabi s.a.w. memenpatkan kekuatan seperti itu adalah mencegah
musuh tidak mengoyak kekuatan barisan Muslimin dari belakang. Juga agar
pasukan pemanah menjadi benteng pengaman dari belakang, menjadi sandaran
sekaligus pelindung bila sewaktu-waktu harus mundur dari medan
pertempuran.
----------------------
Inspirasi :
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN II, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1979, Bab "JIHAD", halaman 293.
Sejarah Hidup Muhammad, Muhammad Husain Haekal, diterbitkan oleh Litera Antar Nusa, Cetakan Kesebelas, Januari 1990, halaman 286 - 305.
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN II, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1979, Bab "JIHAD", halaman 293.
Sejarah Hidup Muhammad, Muhammad Husain Haekal, diterbitkan oleh Litera Antar Nusa, Cetakan Kesebelas, Januari 1990, halaman 286 - 305.
Rijal Haolar Rasul (Karakteristik Perihidup 60 Shahabat Rasulullah), Khalid Muhammad Khalid, Penerbit : CV. Penerbit Diponegoro, Cetakan keduapuluh 2006, halaman 81-112.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar