Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :
مَا مِنْ أَيَّامٍ أَعْظَمُ عِنْدَ اللَّهِ وَلَا أَحَبُّ إِلَيْهِ الْعَمَلُ فِيهِنَّ مِنْ هَذِهِ الْأَيَّامِ الْعَشْرِ فَأَكْثِرُوا فِيهِنَّ مِنْ التَّهْلِيلِ وَالتَّكْبِيرِ وَالتَّحْمِيدِ
“Tidak ada hari-hari yang lebih agung di sisi Allah dan amal shalih di dalamnya lebih dicintai oleh-Nya daripada hari yang sepuluh (sepuluh hari pertama dari Dzulhijjah), karenanya perbanyaklah tahlil, takbir, dan tahmid di dalamnya.” (HR. Ahmad. Sanad hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Ahmad Syakir).
Imam Bukhari mengatakan, "Dahulu Umar -radhiallahu anhu- mengumandangkan takbir di dalam kemahnya di Mina, maka penghuni masjid pun mendengarnya, lalu mereka bertakbir, orang-orang dipasar pun ikut bertakbir hingga Mina dipenuhi gema takbir"
Disunnahkan untuk mengeraskan takbir, baik di jalanan, di pasar-pasar, bahkan diatas pembaringan sekalipun sebagaimana praktek yang dilakukan salafussholeh.Berikut ini beberapa bentuk lafadz takbir yang disunnahkan :
- Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Kabiiran,
- Allahu Akbar, Allahu Akbar, la Ilaaha Illallahu Allahu Akbar, Allahu Akbar walillahil hamd,
- Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, la Ilaaha illallahu Allahu Akbar, Allahu Akbar walillahil hamd.
Catatan : Sunnah memperbanyak takbir, tahlil dan tahmid ini mulai dilalaikan banyak orang, tidak hanya orang awam bahkan orang-orang sholeh pun mulai meninggalkan sunnah ini, tentu hal ini sangat disayangkan. Kondisi ini jauh berbeda dengan kondisi di masa salafussholeh -ridhwanullah alaihim- dimana takbir, tahlil dan tahmid menggema diseluruh pelosok negeri. Mari hidupkan kembali sunnah yang mulai ditinggalkan ini.
Bagi Masyarakat Indonesia sunnah ini mulai dilakukan sejak terbenamnya matahari hari ini hingga berakhirnya hari-hari tasrik. (Syekh Ali Jaber)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar