Bermegah-megahan dalam harta itu melalaikan, karena ada masa setiap nikmat akan ditanyakan. "Dunia ini celaka, karena tiap (amal) halal akan dihisab, sementara yang (amal) haram akan diadzab", nasehat Ali bin Abu Thalib. Lalu kita menyangka miskin berarti Allah murka, sedang gelimang harta adalah tanda Allah ridha. Padahal Rasulullah mengkhawatirkan pada masa kita fitnah harta, layakkah apa yang dikhawatirkan Nabi jadi puncak cita-cita?
Abdurrahman bin Auf menangis iri pada Mus'ab bin Umair yang wafat papa, sedang kita menangisi diri mengapa tak sampai sekaya Abdurrahman. Jiwa-jiwa yang haus kekayaan dan hanya kilau dunia yang diharapkan, tersebab harta dia taat, tersebab pujian dia semangat, sungguh kasihan.
Abdurrahman bin Auf menangis iri pada Mus'ab bin Umair yang wafat papa, sedang kita menangisi diri mengapa tak sampai sekaya Abdurrahman. Jiwa-jiwa yang haus kekayaan dan hanya kilau dunia yang diharapkan, tersebab harta dia taat, tersebab pujian dia semangat, sungguh kasihan.
(inspirasi Ustadz Felix Siauw)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar