"Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji". (QS. al-Buruj (85) : 8)

Minggu, 16 April 2017

Tak Usah Sewot

Note Trip. 19 Rajab 1438 H. Gegara gempita Pilkada 2017 di Jakarta begitu menasional, hanya sebab satu orang calon gubernur, ahok si mulut bensin (meninjam istilah cak nun) yang gemar berkata kotor, tukang bikin ulah lewat mulutnya. Dan ribuan mulut yang jauh-jauh hari, 5 tahun kebelakang, 10 tahun kebelakang atau bahkan mungkin lebih dari itu. Lewat mulut-mulut jelata yang kurang paham akan agamanya, sudah dicekoki perihal ketidak-sukaan disebut kafir bagi non muslim.
Suatu hari dalam perjalanan bus AKDP di Jawa Tengah, ku dengar kalimat ini dari sekumpulan orang di bangku depanku.
Sebut saja mereka Tukimin (mewakili pendukung kafir), Tukiman (mewakili penolak kafir) dan Tukino (yang netral.
Tukimin : "Tega kah engkau mengatakan kafir pada seorang Silaban yang sudah membangun masjid Istiqlal, seraya engkau merasa paling suci dan benar sendiri?."
Tukiman : "Tegalah...!!! bedakan urusan ibadah dengan urusan dunia. Karena urusan mengkafirkan adalah urusan Allah ta'ala yang tegas menyandangkan predikat itu, jika Silaban termasuk yang mengatakan : "Allah itu ialah Al-Masih putra Maryam”. [QS. Al-Maidah : 17]" dan "Allah salah satu dari yang tiga” [QS. Al-Maidah : 73]", maka aku hanya "Sami’na wa atho’na (kami mendengar dan kami menta'ati)" dan aku tidak perlu merasa paling suci dan benar sendiri."
Tukino : "Ngapain sih kalian ini, ketahuilah menurut ajaran Hindu, Non Hindu disebut "MAITRAH", dalam ajaran Budha, Non Budhis disebut "ABRAHMACARIYAVASA", menurut Ajaran Kristen, Non Kristiani disebut "DOMBA YANG TERSESAT" dan dalam ajaran Islam, Non Muslim disebut "KAFIR""
Tukino : "Jadi tak perlu sewot jika kamu orang muslim, budha dan hindu  dikatai "Domba yang tersesat" oleh orang Kristiani, paham...?"
.
Pembicaraan keren. Ikut senang ternyata di kalangan akar rumput masih banyak yang ta'at pada agama dan melek agama, meskipun kaum atheis-komunis-liberal-syiah terus mengupayakan agar akar rumput jauh dari agamanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar