Sakinah, ketenangan jiwa dan ketentraman hati.
Tidak gugup menghadapi suasana apapun jua, tidak gamang dalam suasana yang bagaimanapun juga. Dengan tenang dan tentram diatasinya segala maha kesulitan yang bagaimanapun besar dan beratnya. Tidak cepat melompat, teliti, cermat dalam perhitungan, seksama dalam mempertimbangkan sesuatu.
Walaupun tengah menghadapi bahaya dan bencana, tetap ia tenang, tidak gugup dan tidak gamang.
Tidak lekas mengambil kesimpulan sebelum dibuatnya analisa yang tajam dan mendalam. Pandai menghitung dan mempertalikan antara sebab dan akibat. Itulah jua sifat yang dimiliki Nabi dan para sahabat yang setia, Abu Bakar Ash-Shiddiq khususnya, tatkala keduanya berada dalam sebuah gua karena kejaran dari rezim Quraisy. Sifat itu pulalah yang dimiliki Nabi tatkala menghadapi delegasi rezim Quraisy dalam perundingan Hudaibiyah.
“Ia-(Allah)-lah yang telah menurunkan sakinah (ketentraman) pada hati kaum Mukminin supaya bertambah iman mereka dari pada iman yang sudah mereka miliki; dan bagi Allah tentara langit dan bumi, dan Allah itu Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana”. (QS. Al-Fath : 4)
“Ingatlah tatkala kaum kafir itu bersikap sombong dalam hatinya – kesombongan jahiliyah, lalu Allah turunkan ketentraman-Nya pada Rasul-Nya dan atas Mukminin, dan Ia wajibkan mereka (mengucapkan) perkataan untuk menjaga keselamatan, karena mereka lebih berhak dengan itu dan memang mereka ahlinya dan adalah Allah lebih mengetahui tiap-tiap sesuatu”. (QS. Al-Fath : 26)
Tidak gugup menghadapi suasana apapun jua, tidak gamang dalam suasana yang bagaimanapun juga. Dengan tenang dan tentram diatasinya segala maha kesulitan yang bagaimanapun besar dan beratnya. Tidak cepat melompat, teliti, cermat dalam perhitungan, seksama dalam mempertimbangkan sesuatu.
Walaupun tengah menghadapi bahaya dan bencana, tetap ia tenang, tidak gugup dan tidak gamang.
Tidak lekas mengambil kesimpulan sebelum dibuatnya analisa yang tajam dan mendalam. Pandai menghitung dan mempertalikan antara sebab dan akibat. Itulah jua sifat yang dimiliki Nabi dan para sahabat yang setia, Abu Bakar Ash-Shiddiq khususnya, tatkala keduanya berada dalam sebuah gua karena kejaran dari rezim Quraisy. Sifat itu pulalah yang dimiliki Nabi tatkala menghadapi delegasi rezim Quraisy dalam perundingan Hudaibiyah.
“Ia-(Allah)-lah yang telah menurunkan sakinah (ketentraman) pada hati kaum Mukminin supaya bertambah iman mereka dari pada iman yang sudah mereka miliki; dan bagi Allah tentara langit dan bumi, dan Allah itu Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana”. (QS. Al-Fath : 4)
“Ingatlah tatkala kaum kafir itu bersikap sombong dalam hatinya – kesombongan jahiliyah, lalu Allah turunkan ketentraman-Nya pada Rasul-Nya dan atas Mukminin, dan Ia wajibkan mereka (mengucapkan) perkataan untuk menjaga keselamatan, karena mereka lebih berhak dengan itu dan memang mereka ahlinya dan adalah Allah lebih mengetahui tiap-tiap sesuatu”. (QS. Al-Fath : 26)
#570
Tidak ada komentar:
Posting Komentar