Al-Wuddu adalah kasih sayang yang tulus dan lembut. Sebagai bagian dari cinta, al-wuddu lebih tepat disebut kasih sayang yang lembut. Menurut al-Jauhary, wadidu ar-rajula awadduhu wuddan, waddan mawaddatan artinya aku mencintainya.
Al-Widdu al-wadidi artinya al-maulud (orang yang dikasihi), jama'-nya awuddan, seperti kata qidhun aqduhun, dzi'bun adz'ubun. Sedangkan al-wadud artinya orang yang mencintai. Rajulun wudada merupakan penyangatan sifat.
Menurut pendapat Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, al-wudud termasuk sifat Allah, yang berasal dari kata al-mawaddah. Ada perbedaan pendapat mengenai hal ini :
Pertama; Wadud berarti orang yang mencintai, seperti dharub yang berarti orang yang memukul, qatul yang berarti orang yang membunuh, na'um yang berarti orang yang tidur. Hal ini diperkuat dengan keberadaan fa'ul dalam sifat-sifat Allah, yang berarti melakukan, seperti ghafur yang berarti ghafir (yang mengampuni), syakur (yang bersyukur), shabur (yang sabar).
Kedua; wadudu yang berarti orang yang dicintai atau dikasihi. Begitulah menurut penafsiran al-Bukhary di dalam shahih-nya.
Pertama; Wadud berarti orang yang mencintai, seperti dharub yang berarti orang yang memukul, qatul yang berarti orang yang membunuh, na'um yang berarti orang yang tidur. Hal ini diperkuat dengan keberadaan fa'ul dalam sifat-sifat Allah, yang berarti melakukan, seperti ghafur yang berarti ghafir (yang mengampuni), syakur (yang bersyukur), shabur (yang sabar).
Kedua; wadudu yang berarti orang yang dicintai atau dikasihi. Begitulah menurut penafsiran al-Bukhary di dalam shahih-nya.
Pendapat pertama lebih tepat menggambarkan sifat Allah; al-wadud, karena kata ini menyertai kata al-ghafur seperti firman-Nya,
وَهُوَ الْغَفُورُ الْوَدُودُ
Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang, (QS. al-Buruuj (85) : 14).
Juga menyertai kata ar-rahim seperti dalam firman-Nya.
إِنَّ رَبِّى رَحِيمٌ وَدُودٌ ......
"... Sesungguhnya Tuhanku Maha Penyayang lagi Maha Pengasih". (QS. Huud (11) : 90).
Didalam kata ini terkandung rahasia yang lembut, bahwa Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan mencintai hamba-Nya yang meminta ampun kepada-Nya, lalu Dia mengampuni dan juga mencintainya, sebagaimana firman-Nya,
إِنَّ اللَّـهَ يُحِبُّ التَّوّٰبِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ .......
".... Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang taubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri". (QS. al-Baqarah (2) : 222).
Orang yang bertaubat merupakan kekasih Allah. Sementara itu, kasih sayang adalah cinta yang suci dan lembut.
---------------
Bibliography :
Al Qur'aan dan Terjemahannya, Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur'an, Depag, Pelita II/ 1978/ 1979.
Raudhah al-Muhibbin wa Nuzhah al-Musytaqin; Ibnu Qayyim al-Jauziyyah; Penerbit Darul Falah Jakarta Timur, cetakan kesebelas : Jumadil Tsani 1423H (2002 M), halaman 28-29.
Bibliography :
Al Qur'aan dan Terjemahannya, Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur'an, Depag, Pelita II/ 1978/ 1979.
Raudhah al-Muhibbin wa Nuzhah al-Musytaqin; Ibnu Qayyim al-Jauziyyah; Penerbit Darul Falah Jakarta Timur, cetakan kesebelas : Jumadil Tsani 1423H (2002 M), halaman 28-29.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar