LONDON, Ahad (Middle East Monitor): Wakil Kepala Maktab Siyasi Hamas, Ismail Haniyah, Jum’at lalu mengumumkan bahwa sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam, telah menemukan alat elektronik yang digunakan penjajah Zionis untuk melacak terowongan-terowongan di perbatasan. Demikian laporan Huffington Post. Haniyah mengungkapkan hal itu saat menyampaikan khutbah Jum’at di masjid dekat rumahnya di kamp pengungsi Al-Shati di wilayah yang terkepung. Penemuan alat-alat itu, katanya, sekitar 10 hari lalu.
Menurut penjajah Zionis, Hamas terus menggali terowongan-terowongan di sepanjang perbatasan Gaza yang akan digunakan untuk melakukan penyerangan. Namun, Hamas mengatakan bahwa terowongan-terowongan itu untuk pertahanan diri dan tidak akan digunakan untuk melakukan serangan terhadap siapapun.
Mengomentari pembahasan mengenai pemulihan hubungan antara Turki dan ‘Israel’, Haniyah mengatakan bahwa pemerintah di Ankara telah membuat perkembangan perihal isu pelabuhan yang layak bagi Jalur Gaza. Seperti diketahui, Selasa lalu pejabat Turki menyatakan bahwa Turki dan ‘Israel’ hampir mencapai kesepakatan untuk memulihkan hubungan diplomatik.
Hubungan Turki dan ‘Israel’ memburuk setelah penjajah Zionis menyerang armada Turki yang membawa bantuan kemanusiaan ke Gaza. Sembilan warga Turki tewas dalam serangan di atas kapal Mavi Marmara dan korban kesepuluh meninggal dunia pada tahun 2014 akibat luka-luka yang dideritanya.
Turki bersikeras ‘Israel’ harus mencabut blokade atas Gaza sebagai salah satu dari tiga syarat utama untuk mengatasi kebuntuan hubungan diplomatik mereka. Ini mungkin bisa dicapai dengan membangun sebuah pelabuhan yang akan digunakan warga Palestina di Gaza sebagai jendela menuju dunia luar bagi para penumpang dan muatan barang.* (Middle East Monitor | Sahabat Al-Aqsha)
Menurut penjajah Zionis, Hamas terus menggali terowongan-terowongan di sepanjang perbatasan Gaza yang akan digunakan untuk melakukan penyerangan. Namun, Hamas mengatakan bahwa terowongan-terowongan itu untuk pertahanan diri dan tidak akan digunakan untuk melakukan serangan terhadap siapapun.
Mengomentari pembahasan mengenai pemulihan hubungan antara Turki dan ‘Israel’, Haniyah mengatakan bahwa pemerintah di Ankara telah membuat perkembangan perihal isu pelabuhan yang layak bagi Jalur Gaza. Seperti diketahui, Selasa lalu pejabat Turki menyatakan bahwa Turki dan ‘Israel’ hampir mencapai kesepakatan untuk memulihkan hubungan diplomatik.
Hubungan Turki dan ‘Israel’ memburuk setelah penjajah Zionis menyerang armada Turki yang membawa bantuan kemanusiaan ke Gaza. Sembilan warga Turki tewas dalam serangan di atas kapal Mavi Marmara dan korban kesepuluh meninggal dunia pada tahun 2014 akibat luka-luka yang dideritanya.
Turki bersikeras ‘Israel’ harus mencabut blokade atas Gaza sebagai salah satu dari tiga syarat utama untuk mengatasi kebuntuan hubungan diplomatik mereka. Ini mungkin bisa dicapai dengan membangun sebuah pelabuhan yang akan digunakan warga Palestina di Gaza sebagai jendela menuju dunia luar bagi para penumpang dan muatan barang.* (Middle East Monitor | Sahabat Al-Aqsha)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar