Pada Perang Badar, kaum Muslimin menghadapi sebuah ujian yang sangat berat dan mulia. Pada perang itu mereka telah berperang dengan sungguh-sungguh dan mengeluarkan segala kemampuan mereka. Cita-cita dan tekad mereka sudah penuh untuk menolong agama Allah dengan meninggikan kalimah-Nya. Mereka berperang seraya berharap untuk dapat meraih mati syahid dengan rela mengorbankan darah dan air mata.
Apabila seorang pejuang dan mereka telah selesai melaksanakan segala tugas yang diembankan kepadanya, dia akan menghadap Rasulullah s.a.w. untuk melaporkan apa yang telah terjadi atau meminta pendapatnya tentang tugas selanjutnya. Semua itu mereka lakukan agar mereka dapat melihat Nabi s.a.w. bertanya kepadanya, atau meminta doanya.
Di antara para pejuang mujahidin itu ada seseorang yang bernama Audz bin Harits yang berkata : “Wahai Rasulullah, apakah perbuatan seorang hamba yang membuat Tuhan tersenyum?” (maksudnya : “Apa perbuatan yang paling disukai Allah?”) Nabi s.a.w. menjawab : “Apabila dia menyerang musuh tanpa memakai tameng pelindung.”
Audz segera menanggalkan pakaian besinya dan membuangnya jauh-jauh. Kemudian dia mengambil pedangnya dan terjun ke medan pertempuran tanpa pakaian pelindung. Dia berperang dengan keberanian luar biasa dan kepahlawanan yang menakjubkan hingga Allah mengabulkan cita-citanya untuk mati syahid dalam keadaan tanpa memakai pakaian setelah membunuh sekian banyak kaum musyrikin.
----------------------------------------------
MEMPERTAJAM KEPEKAAN SPIRITUAL, Majdi Muhammad Asy-Syahawy, Bina Wawasan Press, Jakarta 2001, halaman 245-246.
Apabila seorang pejuang dan mereka telah selesai melaksanakan segala tugas yang diembankan kepadanya, dia akan menghadap Rasulullah s.a.w. untuk melaporkan apa yang telah terjadi atau meminta pendapatnya tentang tugas selanjutnya. Semua itu mereka lakukan agar mereka dapat melihat Nabi s.a.w. bertanya kepadanya, atau meminta doanya.
Di antara para pejuang mujahidin itu ada seseorang yang bernama Audz bin Harits yang berkata : “Wahai Rasulullah, apakah perbuatan seorang hamba yang membuat Tuhan tersenyum?” (maksudnya : “Apa perbuatan yang paling disukai Allah?”) Nabi s.a.w. menjawab : “Apabila dia menyerang musuh tanpa memakai tameng pelindung.”
Audz segera menanggalkan pakaian besinya dan membuangnya jauh-jauh. Kemudian dia mengambil pedangnya dan terjun ke medan pertempuran tanpa pakaian pelindung. Dia berperang dengan keberanian luar biasa dan kepahlawanan yang menakjubkan hingga Allah mengabulkan cita-citanya untuk mati syahid dalam keadaan tanpa memakai pakaian setelah membunuh sekian banyak kaum musyrikin.
----------------------------------------------
MEMPERTAJAM KEPEKAAN SPIRITUAL, Majdi Muhammad Asy-Syahawy, Bina Wawasan Press, Jakarta 2001, halaman 245-246.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar