"Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji". (QS. al-Buruj (85) : 8)

Kamis, 11 Oktober 2012

VIHARA BUDDHAGAYA SEMARANG

Pagoda Avalokitesvara
OBYEK WISATA. TravelNusa (Traveler Nusantara). Kompleks Vihara ini berada di Jalan Perintis Kemerdekaan Semarang, terletak persis di depan Makodam IV/Diponegoro Semarang. Persis di jalan raya Semarang – Solo – Jogja.  Tidak sulit untuk menemukannya karena  Pagoda Kwan Im (Avalokitesvara) yang tingginya 39 meter akan tampak terlihat dari kejauhan. Dengan titik koordinat GPS : 7°5'11"S   110°24'34"E.
Berawal dari kedatangan Bhante Naradha Mahathera dari Srilanka di sekitar tahun 1930 Masehi, yang menjadi missionaries Buddhis pertama setelah 500 tahun pasca Majapahit. Menurut sejarah, vihara Buddhagaya Watugong ini resmi didirikan pada tahun 1957.
Dahulu kala, vihara ini tidaklah sebesar dan semegah yang sekarang ini. Vihara Buddhagaya yang sekarang ini merupakan hasil kerjasama ummat Buddha, terutama disokong oleh para dermawan, donator-donatur yang bajik, dengan niat tulus demi perkembangan Buddha-Dhamma, merenovasi vihara Watugong menjadi sebuah Vihara yang sangat besar, indah, megah.
Dimulai dari tahun 2001, perenovasian itu sudah mulai menunjukkan hasil awalnya yang ditandai dengan diresmikannya Gedung Dhammasala oleh Gubernur Jawa Tengah H. Mardiyanto serta peletakan batu pertama pembangunan Patung Buddha setinggi 36 m oleh Menteri Agama Prof. Dr. H. Said Agil Husin Al Munawar, MA pada 3 November 2002 lalu.

Beberapa bangunan atau fasilitas yang terdapat di komplek vihara ini antara lain :
POHON BODHI
Pohon suci bagi umat Buddha yang berasal dari India dengan usia kurang lebih 2500 tahun yang lalu. Pohon Bodhi ini merupakan pohon cangkokan dari Pohon Bodhi yang ada di Anuradha Vihara, Srilangka yang masih keturunan Pohon Bodhi yang ada di Bodhgaya, India. Ditanam oleh umat Buddha pada masa awal perkembangan Vihara Buddhagaya pada tahun 1955.

DHAMMASALA

Adalah inti atau pusat dari bangunan vihara. Terdiri dari dua lantai, setinggi 22 meter dengan ukuran 27 meter kali 27 meter. Lantai atas berfungsi sebagai tempat Puja Bakti utama umat Buddha Penahbisan Samanera, Meditasi, Khotbah dhamma dan lain-lain.
Di dalam Dhammasala, terdapat altar dimana Buddharupam yang berbentuk Dhammacakka Mudra, sebagai tiruan dari Buddharupam yang terdapat di dam Candi Mendut. Pada dinding luar bagian dalam Dhammasala terdapat relief “Pattica Samupada” (Hukum sebab akibat yang saling bergantung) dan dilantai bawahnya terdapat aula serbaguna. Dhammasala ini diresmikan oleh Gubernur Provinsi Jawa Tengah, H. Mardiyanto pada tanggal 3 Nopember 2002.

KUTI
Kuti adalah kamar atau rumah tempat tinggal sementara, berfungsi untuk tempat tinggal sementara para peserta latihan meditasi. Utamanya, Kuti adalah tempat tinggal seorang Bhikku atau Samanera.

PAGODA AVALOKITESVARA
Merupakan bangunan suci sebagai perwujudan Metta Karuna (Cinta Kasih) Para Buddha di alam semesta ini. Terdapat sebuah rupam Avalokitesvara Bodhisatta di dalamnya. Bangunan Pagoda ini berdirikan nuansa oriental. Bangunan yang mempunyai tujuh tingkat ini terdapat patung Dewi Welas Asih dari tingkatan kedua hingga keenamnya. Namun sedikitnya 20 patung Kwan Im dipasang di Pagoda tersebut. Pemasangan Dewi Welas Asih ini disesuaikan dengan arah mata angin. Hal ini dimaksudkan, agar Dewi yang selalu menebarkan cinta kasih tersebut bisa menjaga Kota Semarang dari segala arah.
Avalokitesvara merupakan Bodhisatta (Calon Buddha) yang diyakini dalam ajaran Buddha Therevada. Pagoda Avalokitesvara, diresmikan penggunaannya oleh Gubernur Provinsi Jawa Tengah, Bapak H. Mardiyanto pada tanggal 14 Juli 2006. Seni Arsitektur yang dimiliki sangatlah tinggi sehingga menjadi salah satu kebanggaan warga Kota Semarang pada khususnya, dan Jateng pada umumnya. Karena, saat ini pengunjung Vihara Buddha Gaya tidak hanya umat Budha saja, tapi juga umat agama lain dan sangat cocok untuk dijadikan salah satu tujuan wisata.

PERPUSTAKAAN ATAU TAMAN BACAAN MASYARAKAT
Perpustakaan yang diresmikan oleh Menteri Pendidikan Nasional, Prof. Bambang Sudibyo, MBA dan Menteri Agama Republik Indonesia, Muhammad Maftuh Basyuni, SH pada tanggal 18 Maret 2007. Memiliki koleksi berbagai macam buku, baik Buddhis maupun umum. Perpustakaan atau Taman Bacaan Masyarakat ini terbuka untuk masyarakat umum yang ingin melakukan studi tentang agama Buddha.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar