Batu pertama ini ialah persaudaraan umat manusia : persaudaraan yang akan mengakibatkan seseorang tidak sempurna imannya sebelum dapat mencintai saudaranya seperti mencintai dirinya sendiri dan sebelum persaudaraan demikian itu dapat mencapai kebaikan dan rasa kasih sayang tanpa suatu sikap lemah dan mudah menyerah. Ada orang yang bertanya kepada Muhammad ; “Perbuatan apakah yang baik dalam Islam?”. Dijawab : “Sudi memberi makan dan memberi salam kepada orang yang kaukenal dan yang tidak kaukenal.”
Dalam khutbah pertama yang diucapkannya di Medinah ia berkata : “Barangsiapa yang dapat melindungi mukanya dari api neraka sekalipun hanya dengan sebutir kurma, lakukanlah itu. Kalau itu pun tidak ada maka dengan kata-kata yang baik. Sebab dengan itu, kebaikan itu mendapat balasan sepuluh kali lipat.”
Dan dalam khutbahnya yang kedua dikatakannya : “Beribadadah kamu sekalian kepada Allah dan janganlah mempersekutukan-Nya dengan apapun. Benar-benar takutlah kamu kepada-Nya Hendaklah kamu jujur terhadap Allah tentang apa yang kamu katakan baik itu; dan dengan ruh Allah hendaklah kamu sekalian saling cinta mencintai. Allah sangat murka kepada orang yang melanggar janjinya sendiri.”
Dengan kata-kata ini dan yang semacam ini ia berbicara dengan sahabat-sahabatnya itu, ia berkhutbah di mesjid kepada orang banyak, sambil bersandar pada batang pohon kurma yang dijadikan penopang atap masjid itu, yang kemudian lalu disuruh buatkan mimbar terdiri dari tiga tiang tangga. Waktu menyampaikan khutbah ia berdiri pada tangga pertama, dan pada tingkat tangga kedua di waktu ia duduk.
---------------------------------------------
SEJARAH HIDUP MUHAMMAD, Muhammad Husain Haekal, diterbitkan oleh Litera Antar Nusa, Cetakan Kesebelas, Januari 1990, halaman 208-209
Dalam khutbah pertama yang diucapkannya di Medinah ia berkata : “Barangsiapa yang dapat melindungi mukanya dari api neraka sekalipun hanya dengan sebutir kurma, lakukanlah itu. Kalau itu pun tidak ada maka dengan kata-kata yang baik. Sebab dengan itu, kebaikan itu mendapat balasan sepuluh kali lipat.”
Dan dalam khutbahnya yang kedua dikatakannya : “Beribadadah kamu sekalian kepada Allah dan janganlah mempersekutukan-Nya dengan apapun. Benar-benar takutlah kamu kepada-Nya Hendaklah kamu jujur terhadap Allah tentang apa yang kamu katakan baik itu; dan dengan ruh Allah hendaklah kamu sekalian saling cinta mencintai. Allah sangat murka kepada orang yang melanggar janjinya sendiri.”
Dengan kata-kata ini dan yang semacam ini ia berbicara dengan sahabat-sahabatnya itu, ia berkhutbah di mesjid kepada orang banyak, sambil bersandar pada batang pohon kurma yang dijadikan penopang atap masjid itu, yang kemudian lalu disuruh buatkan mimbar terdiri dari tiga tiang tangga. Waktu menyampaikan khutbah ia berdiri pada tangga pertama, dan pada tingkat tangga kedua di waktu ia duduk.
---------------------------------------------
SEJARAH HIDUP MUHAMMAD, Muhammad Husain Haekal, diterbitkan oleh Litera Antar Nusa, Cetakan Kesebelas, Januari 1990, halaman 208-209
Tidak ada komentar:
Posting Komentar