"Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji". (QS. al-Buruj (85) : 8)

Minggu, 22 November 2015

Kerajaan Majapahit dan Kesultanan Demak

Di dalam buku "Api Sejarah 1"; karya Ahmad Mansur Suryanegara pada halaman 121 menuliskan; "Sesungguhnya runtuhnya Mojopahit di bawah raja Brawijaya V yang berpusat di Trowulan, Mojokerto; bukanlah karena serangan kerajaan Islam Demak masa Sultan Fattah yang merupakan putranya. Akan tetapi, lebih disebabkan oleh karena serangan balasan Girindho Wardhono, penerus Joyokatwang sebagai penguasa Kediri yang runtuh akibat serangan Raden Wijoyo dengan memanfaatkan pasukan Kubilai Khan. Sedangkan Raden Wijoyo sendiri adalah menantu raja Kertonegoro yang pernah mempermalukan utusan Kubilai Khan, Meng Ki. Didongengkan keruntuhan kerajaan hindu Majapahit akibat serangan Kesultanan Demak pada 1400 saka atau 1478 M. Akibat serangan ini maka sang Prabu mengutuk Sunan Fattah dari Kesultanan Demak sebagai putra yang tidak tahu hormat kepada orang tuanya. Kemudian, Sang Prabu terbang ke langit. Ketika laskar Demak membanjiri halaman kraton Majapahit, dalam dongeng tersebut dikatakan sinar matahari terkalahkan oleh kilau cahaya ribuan pedang laskar Demak. Dongeng ini dimanfaatkan oleh sementara sejarawan barat untuk menguatkan teori dan analisis sejarahnya bahwa Islam di Nusantara dikembangkan dengan pedang. Artinya dikembangkan melalui pemaksaan dan penindasan".
---------
Pustaka :
Walisongo; Rachmat Abdullah; Penerbit Al-Wafi : Solo ; cetakan Pertama; April 2015.
Api Sejarah 1; Prof. DR. Ahmad Mansur Suryanegara; Penerbit Salamadani Pustaka Semesta : Bandung; cetakan ketiga; 2004

Tidak ada komentar:

Posting Komentar