Jabir r.a. berkata : Rasulullah s.a.w. bersabda : Allah merahmati kepada orang yang ringan jika menjual atau membeli dan jika menagih hutang. (HR. Buchary).
Abu Qotadah r.a. berkata : Saya telah mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda : Siapa yang ingin diselamatkan Allah dari kesukaran hari qi’amat harus memberi tempo pada orang yang masih belum dapat membayar hutang atau menguranginya. (HR. Muslim).
Abu Hurairah r.a. berkata : Rasulullah s.a.w. bersabda : Ada seorang yang biasa menghutangkan kepada orang-orang, maka ia jika menyuruh menagih pada pesuruhnya selalu berpesan : Jika kamu mendapati orang itu masih belum dapat membayar, maka ma’afkan kepadanya semoga Allah mema‘afkan kami kelak. Maka ketika ia berhadapan dengan Allah : Allah mema’afkan kepadanya. (HR. Buchary dan Muslim).
Abu Mas’ud Albadry r.a. berkata : Rasulullah s.a.w. bersabda : Ketika seorang dihadapkan untuk hisab dari ummat-ummat yang dahulu ternyata ia tidak mempunyai amal kebaikan, hanya saja ia sebagai seorang kaya yang suka memberi hutang kepada orang, dan ia menyuruh kepada pelayan-pelayannya,jika menagih supaja mema’afkan kepada orang yang masih belum dapat membayar. Maka Allah berfirman : Kami yang lebih patut mema’afkan. Ma’afkanlah ia. (HR. Muslim).
Hudzaifah r.a. berkata : Ketika dihadapkan kepada Allah seorang hamba yang telah diberi-Nya kekayaan dan ditanya : Apakah yang kau lakukan terhadap harta kekayaan yang telah Aku berikan kepada kamu di dunia? Hudzaifah berkata : Dan mereka ketika itu tidak dapat menyembunyikan sesuatu apapun dari Allah. Maka jawab orang itu kepada Allah : Tuhanku saya dahulu telah mendapat karunia berupa harta, maka saya telah melakukan hubungan dagang dengan orang-orang dan kebisaan saya mema’afkan meringankan kepada orang kaya dan memberi tempo orang yang tidak punya. Maka Allah berfirman : Saya lebih berhak daripadamU untuk demikian. Ma’afkanlah hamba-Ku. Keterangan ini disambut oleh Uqbah bin Amir dan Abu Mas’ud bahwa kedua orang ini telah mendengar keterangan itu dari Rasulullah s.a.w. (HR. Muslim).
Abu Hurairah r.a. berkata : Rasulullah s.a.w. bersabda : Siapa yang memberi tempo kepada orang yang tidak mempunyai (kesukaran untuk membayar hutang), atau membebaskan hutangnya, Allah akan menaunginya pada hari qiyamat di bawah naungan ‘Arsy pada hari yang tiada naungan kecuali naungan-Nya. (HR. Attirmidzy).
----------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN II, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1979, halaman 309-312.
Abu Qotadah r.a. berkata : Saya telah mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda : Siapa yang ingin diselamatkan Allah dari kesukaran hari qi’amat harus memberi tempo pada orang yang masih belum dapat membayar hutang atau menguranginya. (HR. Muslim).
Abu Hurairah r.a. berkata : Rasulullah s.a.w. bersabda : Ada seorang yang biasa menghutangkan kepada orang-orang, maka ia jika menyuruh menagih pada pesuruhnya selalu berpesan : Jika kamu mendapati orang itu masih belum dapat membayar, maka ma’afkan kepadanya semoga Allah mema‘afkan kami kelak. Maka ketika ia berhadapan dengan Allah : Allah mema’afkan kepadanya. (HR. Buchary dan Muslim).
Abu Mas’ud Albadry r.a. berkata : Rasulullah s.a.w. bersabda : Ketika seorang dihadapkan untuk hisab dari ummat-ummat yang dahulu ternyata ia tidak mempunyai amal kebaikan, hanya saja ia sebagai seorang kaya yang suka memberi hutang kepada orang, dan ia menyuruh kepada pelayan-pelayannya,jika menagih supaja mema’afkan kepada orang yang masih belum dapat membayar. Maka Allah berfirman : Kami yang lebih patut mema’afkan. Ma’afkanlah ia. (HR. Muslim).
Hudzaifah r.a. berkata : Ketika dihadapkan kepada Allah seorang hamba yang telah diberi-Nya kekayaan dan ditanya : Apakah yang kau lakukan terhadap harta kekayaan yang telah Aku berikan kepada kamu di dunia? Hudzaifah berkata : Dan mereka ketika itu tidak dapat menyembunyikan sesuatu apapun dari Allah. Maka jawab orang itu kepada Allah : Tuhanku saya dahulu telah mendapat karunia berupa harta, maka saya telah melakukan hubungan dagang dengan orang-orang dan kebisaan saya mema’afkan meringankan kepada orang kaya dan memberi tempo orang yang tidak punya. Maka Allah berfirman : Saya lebih berhak daripadamU untuk demikian. Ma’afkanlah hamba-Ku. Keterangan ini disambut oleh Uqbah bin Amir dan Abu Mas’ud bahwa kedua orang ini telah mendengar keterangan itu dari Rasulullah s.a.w. (HR. Muslim).
Abu Hurairah r.a. berkata : Rasulullah s.a.w. bersabda : Siapa yang memberi tempo kepada orang yang tidak mempunyai (kesukaran untuk membayar hutang), atau membebaskan hutangnya, Allah akan menaunginya pada hari qiyamat di bawah naungan ‘Arsy pada hari yang tiada naungan kecuali naungan-Nya. (HR. Attirmidzy).
----------------------
Tarjamah RIADHUS SHALIHIN II, Salim Bahreisy, Penerbit PT Alma’arif Bandung, Cetakan keempat 1979, halaman 309-312.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar