"Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji". (QS. al-Buruj (85) : 8)

Jumat, 18 April 2014

Abu Bakr Orang Pertama yang Memperkuat Agama

Teringat saya tatkala Hamzah bin Abdul Muttalib dan Umar bin Khattab masuk Islam, betapa besar pengaruh mereka itu dalam memperkuat Islam, dan bagaimana pula Allah memperkuat Islam dengan kedua mereka itu. Keduanya terkenal garang dan berpendirian teguh, kuat, ditakuti oleh lawan. Juga saya ingat, betapa Abu Bakr ketika ia masuk Islam. Tidak ragu kalau saya mengatakan, bahwa dialah orang pertama yang ditemnpatkan Allah untuk memperkuat agama-Nya. Orang yang begitu damai jiwanya, tenang, sangat lemah lembut dan perkasa. Matanya mudah barlinang begitu melihat kesedihan menimpa orang lain. Ternyata orang ini menyimpan iman yang begitu kuat terhadap agama baru ini, terhadap Rasul utusan Allah. Ternyta ia tak dapat ditaklukkan.
Adakah suatu kekuatan di dunia ini yang dapat melebihi kekuatan iman! Adakah suatu kemampuan saperti kemampuan iman dalam hidup ini! Orang yang mengira, bahwa kekuatan despotisma dan kekuasaan punya pengaruh besar di dunia ini, ia sudah terjerumus ke dalam jurang kesalahan. Jiwa yang begitu damai, begitu yakin dengan keimanannya akan kebenaran, yang mangajak orang berdakwah dengan cara yang bijaksana dan nasihat yang baik , dengan cara yang lemah lembut, yang bersumber dari akhlak yang mulia dan perangai yang lembut, bergaul dengan orang-orang lemah, orang-orang papa dan kaum duafa, yang dalam penderitaannya sebagai salah satu sarana dakwahnya —jiwa inilah yang sepantasnya mencapai sasaran sebagaimana dikehendaki, karena ia mudah diacu dan keluar sesuai dengan pola yang ada padanya.
Itulah jejak Abu Bakr r.a. pada tahun-tahun pertama dakwah Islam dan terus berjalan sampai pada waktu ia memangku jabatan selaku Khalifah, dan berlangsung terus sampai akhir hayatnya.
-------------------------
ABU BAKR AS-SIDDIQ, Muhammad Husain Haekal, diterbitkan oleh Litera Antar Nusa, Cetakan Keduabelas, Januari 2010, halaman 7 - 8.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar