Khanjar |
Khanjar menurut Wiktionary adalah golok besar bermata dua, berpangkal lebar, makin ke ujung makin tirus dan sedikit melengkung. Tapi menurut pengamatanku Khanjar itu seperti belati kecil karena fungsinya yang menyerupai second weapon, jika senjata utama terlepas. Senjata ini pula yang mengantarkan amirul mukminin Umar bin Khattab menghadap Allah Ta'ala.
Terbunuhnya Umar bin Khattab
Kala fajar Rabu 4 Dzulhijah 23 H lalu, Umar bin Khattab sang amirul mukminin menunjuk beberapa orang untuk mengatur shaf sebelum pelaksanaan sholat subuh di masjid. Saat beliau datang hendak mengimami, maka dilihatnya shaf pertama dan kembali diatur dengan tongkatnya kalau-kalau ada orang yang berdiri lebih maju atau lebih mundur. Saat semua sudah teratur di tempatnya masing-masing, beliau bertakbiratul ikram untuk memulai sholat.
Baru saja bertakbiratul ikram, tiba-tiba muncul seorang lelaki di depannya berhadap-hadapan dan menikamnya dengan khanjar tiga atau enam kali, yang sekali mengenai bawah pusar beliau. Dan amirul mukminin Umar bin Khattab tergeletak bercucuran darah di depan jama'ah subuh. Sang pembunuhpun membabi buta, ia menikam kanan-kiri di depannya hingga ada 12 orang yang kena tikam, 6 orang (sumber lain 9 orang) meninggal. Dalam pada itu datang seorang dari belakang dan menyelubungkan bajunya kepada sang pembunuh sambil menghempaskannya ke lantai. Sang pembunuh yakin bahwa dirinya pasti akan dibunuh, Fairuz (Abu Lu'lu'ah) orang Persia budak Mughirah bin Syu'bah itupun bunuh diri dengan khanjar yang digunakannya.
Ketiga pagi menjelang amirul mukminin Umar bin Khattab-pun tersadar dan melihat sekeliling serta menanyakan apakah mereka sudah sholat subuh. Kemudian beliau menanyakan sang penikam, setelah diceritakan beliaupun bersyukur karena sang pembunuh bukan orang Muslim dan bukan orang Arab. Selepas ditangani 2 orang tabib dari Anshar dan dari Banu Mu'awiyah serta mendapat penjelasan dari mereka, beliaupun mempersiapkan diri menghadap sang Khaliq.
----------------------
al-Faruq Umar (Umar bin Khattab), Muhammad Husain Haekal, Penerbit PT. Pustaka Litera AntarNusa Jakarta, cetakan kesebelas, Februari 2011.
Terbunuhnya Umar bin Khattab
Kala fajar Rabu 4 Dzulhijah 23 H lalu, Umar bin Khattab sang amirul mukminin menunjuk beberapa orang untuk mengatur shaf sebelum pelaksanaan sholat subuh di masjid. Saat beliau datang hendak mengimami, maka dilihatnya shaf pertama dan kembali diatur dengan tongkatnya kalau-kalau ada orang yang berdiri lebih maju atau lebih mundur. Saat semua sudah teratur di tempatnya masing-masing, beliau bertakbiratul ikram untuk memulai sholat.
Baru saja bertakbiratul ikram, tiba-tiba muncul seorang lelaki di depannya berhadap-hadapan dan menikamnya dengan khanjar tiga atau enam kali, yang sekali mengenai bawah pusar beliau. Dan amirul mukminin Umar bin Khattab tergeletak bercucuran darah di depan jama'ah subuh. Sang pembunuhpun membabi buta, ia menikam kanan-kiri di depannya hingga ada 12 orang yang kena tikam, 6 orang (sumber lain 9 orang) meninggal. Dalam pada itu datang seorang dari belakang dan menyelubungkan bajunya kepada sang pembunuh sambil menghempaskannya ke lantai. Sang pembunuh yakin bahwa dirinya pasti akan dibunuh, Fairuz (Abu Lu'lu'ah) orang Persia budak Mughirah bin Syu'bah itupun bunuh diri dengan khanjar yang digunakannya.
Ketiga pagi menjelang amirul mukminin Umar bin Khattab-pun tersadar dan melihat sekeliling serta menanyakan apakah mereka sudah sholat subuh. Kemudian beliau menanyakan sang penikam, setelah diceritakan beliaupun bersyukur karena sang pembunuh bukan orang Muslim dan bukan orang Arab. Selepas ditangani 2 orang tabib dari Anshar dan dari Banu Mu'awiyah serta mendapat penjelasan dari mereka, beliaupun mempersiapkan diri menghadap sang Khaliq.
----------------------
al-Faruq Umar (Umar bin Khattab), Muhammad Husain Haekal, Penerbit PT. Pustaka Litera AntarNusa Jakarta, cetakan kesebelas, Februari 2011.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar