Injil Lukas dan Kitab Rasul-Rasul
Lukas ini bukan murid Yesus yang 12 dan bukan pula termasuk yang 70, bahkan dia belum pernah melihat Yesus. Dia Seorang tabib yang memiliki keahlian mengarang. Selain menulis injil, dia juga menulis Kitab Rasul-Rasul. Kedua kitabnya itu bersumber kepada gurunya yaitu Paulus.
Perjalanan Paulus menyiarkan Injil yang pertama terjadi pada tahun 46 dan 47, ketika dibawa oleh Barnaba bersama kemanakannya Markus. Setelah Paulus berselisih dengan Barnaba, maka tahun 49 hingga 52 dia bersama dua orang muridnya yaitu Timotius dan Silas melanjutkan kegiatannya mengabarkan injil. Dalam perjalanan bertemu dengan seorang tabib kafir bangsa Gerika, yang terus menjadi muridnya yang paling setia. Tabib itu ialah Lukas tersebut di atas, yang beriman sesudah 17 tahun setelah disalibkan Yesus. Dari Teroas mereka berempat meneruskan perjalanannya ke daratan Eropa, mulai di kota Pilippi. Paulus dan Silas di tangkap orang dan dipenjarakan, tetapi dapat lepas karena gempa bumi yang meruntuhkan rumah-rumah dan penjara. Lukas dan Timotius tidak ditangkap mungkin karena mereka bukan orang Yahudi tetapi bangsa Gerika.
Dari sana mereka terus ke Tesalonika, tetapi Lukas tidak serta dan menetap di Pilippi. Perjumpaan kedua antara Lukas dan Paulus terjadi di Pilippi antara tahun 53 – 57 ketika Paulus mengadakan perjalanan ketiga. Dan sana meneruskan penjalanan ke Korintus dan menetap tiga bulan, lalu kembali ke Pilippi bertemu lagi dengan Lukas. Keduanya bersama-sama menuju Teroas dan berdiam seminggu lamanya. Keduanya berpisah lagi. Lukas serta Tirnotius dan lain-lainnya naik kapal menuju Asos, sedang Paulus mengambil jalan darat. Sampai di Asos ia naik perahu ke Miletus dan akhirnya sampai di Yerusalim serta bertemu pula dengan Lukas yang telah lebih dahulu sampai ke sana. Di Yerusalim itu Paulus ditangkap dan dipenjarakan di Yerusalim dan Kaisiria sekitar tahun 59 M. Penangkapan itu dilakukan oleh lasykar Roma, setelah terjadi huru hara di mana Paulus dikeroyok dan dipukuli orang banyak. Jika ia tidak ditangkap tentulah ia sudah mati dibunuh khalayak yang ganas itu. Kemudian dipenjarakan dituduh membuat onar.
Setelah diperiksa beberapa kali dihadapan pengadilan, akhirnya dibebaskan oleh Raja Agrippa. Tetapi Pestus, wakil Pemerintah di Yudea tidak berani melepaskannya karena takut kepada kemarahan orang-orang Yahudi. Akhirnya Paulus sebagai orang terbelenggu dilayarkan ke Roma. Lukas yang tidak ditangkap ikut berlayar. Kapal karam dan penumpangnya selamat semua berenang ke pulau Malta. Orang-orang tahanan itu termasuk Paulus kemudian dibawa ke Roma. Mereka yang terdiri perampok dan pernbunuh dipenjarakan sedang Paulus ditahan dalam sebuah rumah serta diperkenankan menerima tamu. Kesempatan ini dipergunakannya untuk mengajarkan injil memberitakan keilahan Yesus Kristus, anak tunggal Tuhan Bapa, yang telah mati disalib untuk menebus dosa manusia dan sebagainya.
Pada tahun 62 dia dibebaskan dan segera menyingkir dari Roma. Markus tinggal di Roma Dia tidak termasuk rombongan Paulus Lukas agaknya tidak ikut menyingkir, tetap di Roma mengabarkan injil. Perjalanan Paulus yang terakhir membawa dia kembali ke Roma pada tahun 64. Markus telah pergi ke Afrika tetapi Lukas masih berada di sana. Pada waktu itu kerajaan Rum diperintah oleh Kaisar Nero yang kejam, yang tengah membakari seluruh kota karena ingin melihat bagaimana rupa kota terbakar.
Kemudian Paulus tertangkap lagi lalu dihukum bunuh oleh Kaisar Nero, sebelum ia sempat bertemu dengan Lukas.
Menurut apa yang tersebut di atas, jelas kepada kita bahwa Lukas tidak lama bergaul dengan Paulus dan tidak terus-menerus bersama dengan dia. Keduanya bertemu pertama kali kira-kira tahun 50 di Troas. Dari Troas mereka menuju Pilipi. Lukas menetap dan Paulus meneruskan perjalanan ke Tesalonika. Dari sini ternyata bahwa pergaulan keduanya tidak lama. Kemudian bertemu lagi selama seminggu. Sesudah itu barulah dalam pertengahan perjalanan Paulus yang ketiga bertemu dengan Lukas lagi itupun tiada lama, ini kira-kira pada tahun 55. Keduanya bertemu lagi sementara waktu sebelum Paulus tertangkap seorang diri di Yerusalem pada tahun 58. Bersama lagi dalam kapal hingga sampai ke Roma pada tahun 60. Keduanya bersama-sama hingga tahun 62. Sesudah itu keduanya tidak bertemu lagi sehingga Paulus meninggal dibunuh pada tahun 61.
Lukas menulis injilnya pada tahun 95, yaitu 31 tahun sesudah wafatnya Paulus dan 33 sesudah perceraiannya pada tahun 62. Dalam masa 33 tahun itu tentulah Lukas telah menerima bahan-bahan untuk menulisnya dari orang lain. Banyaknya persamaan Injil Lukas dengan Injil Matius dan Markus menunjukkan, bahwa dalam menulis Injilnya Lukas tidak mengambil sumber dari keterangan Paulus, tetapi bahkan kemungkinan besar ia bersumber Injil Markus. Sebagaimana diketahui, Markus ini lama mengabari injil di kota Roma, dan memang injilnya ini ditulis atas permintaan orang Roma itu.
Sebelum menulis injil, Lukas telah terlebih dahulu menulis Kisah Rasul-Rasul yang pada hakekatnya tidak lebih dari riwayat perjalanan Paulus semata-mata. Sumber dari Kisah Rasul itu ialah pengalamannya ketika berjalan bersama-sama dengan gurunya dalam masa tidak lama dan terputus itu, dan ia kisahkan perjalanan gurunya ketika ia tidak bersama dengan dia, tentu dari keterangan gurunya itu sendiri. Dalam menceriterakan riwayat hidup Paulus, Kitab Kisah Rasul-Rasul terhenti dan berakhir pada tahun 62 ketika Paulus sebagai orang tahanan diizinkan tinggal di sebuah rumah dan bebas mengajarkan injil kepada Orang-orang Yahudi yang menjadi tamunya. Rupanya Lukas telah meninggalkan dia dan tidak mengetahui bagaimana seterusnya nasib gurunya itu. Memang dalam perjalanannya terakhir sesudah tahun 62 itu, Paulus rasa masygul serta gundah gelana, merasa kesepian karena banyak pengikutnya meninggalkan dia. Tidak seorangpun pengikutnya membela dia. Bahkan ketika dalam penjara ia panggil murid-muridnya agar datang menghibur hatinya, tak seorangpun yang datang. Timotius yang telah dianggapnya sebagai anak kesayangannyapun tidak datang. Akhirnya Paulus meninggal dihukum bunuh sebatangkara. Apakah kesalahannya hingga ditinggalkan oleh pengikutnya? Apakah kesalahan itu terletak pada tindakannya atau ajarannya, atau memang murid-muridnya tidak setia?
Barangkali apa yang tersebut dalam bagian terakhir Kisah Rasul-Rasul akan berfaedah juga untuk menjawab pertanyaan itu. Di situ Lukas meriwayatkan bagaimana Paulus mengajar orang-orang Yahudi yang datang ke rumahnya tentang hal Yesus dengan berdasarkan keterangannya pada Kitab Taurat dan Kitab Nabi-nabi. Mereka ada yang percaya dan ada yang tidak, serta sama berbantah-bantahan sama sendirinya. Paulus mengajarkan bahwa Yesus Kristus ialah Al-Masih yang dijanjikan dalam Taurat dan bahwa dia itu Tuhan dan Allah Sendiri; sedang menurut kepercayaan agama Yahudi, Al-Masih yang dijanjikan untuk menjadi penolong dan juruselamat itu bukan Tuhan dan bukan Anak Allah melainkan manusia utusan Allah seperti halnya Musa dan Nabi-nabi lain.
------------------------
Sekitar Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, H. Djarnawi Hadikusuma, PT. Percetakan Persatuan Yogyakarta, halaman 37-39.
Perjalanan Paulus menyiarkan Injil yang pertama terjadi pada tahun 46 dan 47, ketika dibawa oleh Barnaba bersama kemanakannya Markus. Setelah Paulus berselisih dengan Barnaba, maka tahun 49 hingga 52 dia bersama dua orang muridnya yaitu Timotius dan Silas melanjutkan kegiatannya mengabarkan injil. Dalam perjalanan bertemu dengan seorang tabib kafir bangsa Gerika, yang terus menjadi muridnya yang paling setia. Tabib itu ialah Lukas tersebut di atas, yang beriman sesudah 17 tahun setelah disalibkan Yesus. Dari Teroas mereka berempat meneruskan perjalanannya ke daratan Eropa, mulai di kota Pilippi. Paulus dan Silas di tangkap orang dan dipenjarakan, tetapi dapat lepas karena gempa bumi yang meruntuhkan rumah-rumah dan penjara. Lukas dan Timotius tidak ditangkap mungkin karena mereka bukan orang Yahudi tetapi bangsa Gerika.
Dari sana mereka terus ke Tesalonika, tetapi Lukas tidak serta dan menetap di Pilippi. Perjumpaan kedua antara Lukas dan Paulus terjadi di Pilippi antara tahun 53 – 57 ketika Paulus mengadakan perjalanan ketiga. Dan sana meneruskan penjalanan ke Korintus dan menetap tiga bulan, lalu kembali ke Pilippi bertemu lagi dengan Lukas. Keduanya bersama-sama menuju Teroas dan berdiam seminggu lamanya. Keduanya berpisah lagi. Lukas serta Tirnotius dan lain-lainnya naik kapal menuju Asos, sedang Paulus mengambil jalan darat. Sampai di Asos ia naik perahu ke Miletus dan akhirnya sampai di Yerusalim serta bertemu pula dengan Lukas yang telah lebih dahulu sampai ke sana. Di Yerusalim itu Paulus ditangkap dan dipenjarakan di Yerusalim dan Kaisiria sekitar tahun 59 M. Penangkapan itu dilakukan oleh lasykar Roma, setelah terjadi huru hara di mana Paulus dikeroyok dan dipukuli orang banyak. Jika ia tidak ditangkap tentulah ia sudah mati dibunuh khalayak yang ganas itu. Kemudian dipenjarakan dituduh membuat onar.
Setelah diperiksa beberapa kali dihadapan pengadilan, akhirnya dibebaskan oleh Raja Agrippa. Tetapi Pestus, wakil Pemerintah di Yudea tidak berani melepaskannya karena takut kepada kemarahan orang-orang Yahudi. Akhirnya Paulus sebagai orang terbelenggu dilayarkan ke Roma. Lukas yang tidak ditangkap ikut berlayar. Kapal karam dan penumpangnya selamat semua berenang ke pulau Malta. Orang-orang tahanan itu termasuk Paulus kemudian dibawa ke Roma. Mereka yang terdiri perampok dan pernbunuh dipenjarakan sedang Paulus ditahan dalam sebuah rumah serta diperkenankan menerima tamu. Kesempatan ini dipergunakannya untuk mengajarkan injil memberitakan keilahan Yesus Kristus, anak tunggal Tuhan Bapa, yang telah mati disalib untuk menebus dosa manusia dan sebagainya.
Pada tahun 62 dia dibebaskan dan segera menyingkir dari Roma. Markus tinggal di Roma Dia tidak termasuk rombongan Paulus Lukas agaknya tidak ikut menyingkir, tetap di Roma mengabarkan injil. Perjalanan Paulus yang terakhir membawa dia kembali ke Roma pada tahun 64. Markus telah pergi ke Afrika tetapi Lukas masih berada di sana. Pada waktu itu kerajaan Rum diperintah oleh Kaisar Nero yang kejam, yang tengah membakari seluruh kota karena ingin melihat bagaimana rupa kota terbakar.
Kemudian Paulus tertangkap lagi lalu dihukum bunuh oleh Kaisar Nero, sebelum ia sempat bertemu dengan Lukas.
Menurut apa yang tersebut di atas, jelas kepada kita bahwa Lukas tidak lama bergaul dengan Paulus dan tidak terus-menerus bersama dengan dia. Keduanya bertemu pertama kali kira-kira tahun 50 di Troas. Dari Troas mereka menuju Pilipi. Lukas menetap dan Paulus meneruskan perjalanan ke Tesalonika. Dari sini ternyata bahwa pergaulan keduanya tidak lama. Kemudian bertemu lagi selama seminggu. Sesudah itu barulah dalam pertengahan perjalanan Paulus yang ketiga bertemu dengan Lukas lagi itupun tiada lama, ini kira-kira pada tahun 55. Keduanya bertemu lagi sementara waktu sebelum Paulus tertangkap seorang diri di Yerusalem pada tahun 58. Bersama lagi dalam kapal hingga sampai ke Roma pada tahun 60. Keduanya bersama-sama hingga tahun 62. Sesudah itu keduanya tidak bertemu lagi sehingga Paulus meninggal dibunuh pada tahun 61.
Lukas menulis injilnya pada tahun 95, yaitu 31 tahun sesudah wafatnya Paulus dan 33 sesudah perceraiannya pada tahun 62. Dalam masa 33 tahun itu tentulah Lukas telah menerima bahan-bahan untuk menulisnya dari orang lain. Banyaknya persamaan Injil Lukas dengan Injil Matius dan Markus menunjukkan, bahwa dalam menulis Injilnya Lukas tidak mengambil sumber dari keterangan Paulus, tetapi bahkan kemungkinan besar ia bersumber Injil Markus. Sebagaimana diketahui, Markus ini lama mengabari injil di kota Roma, dan memang injilnya ini ditulis atas permintaan orang Roma itu.
Sebelum menulis injil, Lukas telah terlebih dahulu menulis Kisah Rasul-Rasul yang pada hakekatnya tidak lebih dari riwayat perjalanan Paulus semata-mata. Sumber dari Kisah Rasul itu ialah pengalamannya ketika berjalan bersama-sama dengan gurunya dalam masa tidak lama dan terputus itu, dan ia kisahkan perjalanan gurunya ketika ia tidak bersama dengan dia, tentu dari keterangan gurunya itu sendiri. Dalam menceriterakan riwayat hidup Paulus, Kitab Kisah Rasul-Rasul terhenti dan berakhir pada tahun 62 ketika Paulus sebagai orang tahanan diizinkan tinggal di sebuah rumah dan bebas mengajarkan injil kepada Orang-orang Yahudi yang menjadi tamunya. Rupanya Lukas telah meninggalkan dia dan tidak mengetahui bagaimana seterusnya nasib gurunya itu. Memang dalam perjalanannya terakhir sesudah tahun 62 itu, Paulus rasa masygul serta gundah gelana, merasa kesepian karena banyak pengikutnya meninggalkan dia. Tidak seorangpun pengikutnya membela dia. Bahkan ketika dalam penjara ia panggil murid-muridnya agar datang menghibur hatinya, tak seorangpun yang datang. Timotius yang telah dianggapnya sebagai anak kesayangannyapun tidak datang. Akhirnya Paulus meninggal dihukum bunuh sebatangkara. Apakah kesalahannya hingga ditinggalkan oleh pengikutnya? Apakah kesalahan itu terletak pada tindakannya atau ajarannya, atau memang murid-muridnya tidak setia?
Barangkali apa yang tersebut dalam bagian terakhir Kisah Rasul-Rasul akan berfaedah juga untuk menjawab pertanyaan itu. Di situ Lukas meriwayatkan bagaimana Paulus mengajar orang-orang Yahudi yang datang ke rumahnya tentang hal Yesus dengan berdasarkan keterangannya pada Kitab Taurat dan Kitab Nabi-nabi. Mereka ada yang percaya dan ada yang tidak, serta sama berbantah-bantahan sama sendirinya. Paulus mengajarkan bahwa Yesus Kristus ialah Al-Masih yang dijanjikan dalam Taurat dan bahwa dia itu Tuhan dan Allah Sendiri; sedang menurut kepercayaan agama Yahudi, Al-Masih yang dijanjikan untuk menjadi penolong dan juruselamat itu bukan Tuhan dan bukan Anak Allah melainkan manusia utusan Allah seperti halnya Musa dan Nabi-nabi lain.
------------------------
Sekitar Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, H. Djarnawi Hadikusuma, PT. Percetakan Persatuan Yogyakarta, halaman 37-39.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar