Injil Markus
Setelah Yesus ditangkap oleh tentara dan dibawa pergi, seorang pemuda yang hanya berselimutkan kain mengikuti mereka. Mereka menangkap pemuda itu, tetapi ia berhasil meloloskan diri dengan menanggalkan selimutnya lalu lari bertelanjang bulat.
Pemuda itu Yahya bergelar Markus, yang 32 tahun kemudian menjadi penulis Injil.
Ia tidak termasuk murid Yesus yang 12, hanya termasuk sahabat 70; mungkin karena dianggap masih pemuda-tanggung, atau memang jumlah murid Yesus tidak boleh lebih dari duabelas. Keharusan duabelas ini nyata, karena setelah Yudas Iskariyot berkhianat. maka kedudukannya harus diganti oleh orang lain. Maka setelah Ysus diangkat ke langit, murid-murid yang tinggal sebelas itu berdoa kepada Allah lalu mengadakan undian siapa yang harus menggantikan Yudas, Yusuf atau Matias. Matias telah kena undian untuk menggenapi jumlah 12. Kalau memang jumlah 12 itu suatu keharusan, adalah sangat menarik perhatian, antara lain karena sesuai dengan jumlah bulan dalam setahun Bumi mengelilingi Matahari.
Rasul Barnaba adalah pamannya Rasul yang ikhlas dan giat ini membawa dia bersama Paulus mengabarkan Injil. Di sinilah Markus menerima keterangan mengenai pribadi, riwayat dan pengajaran Yesus dari pamannya itu. Setelah Barnaba berpisah dengan Paulus karena perselisihan hebat dalam perkara i’tikad, Markus mengikuti pamannya itu bertabligh ke Kiperus (Cypres). Ketika pengetahuan dan pengalamannya telah semakin masak, ia pergi ke Mesir dan menetap di sana, tetapi sering juga bertabligh ke Roma. Di kota itulah ia bekerjasama dengan Peterus, rasul dan murid Yesus yang tertua dan terkuat. Pertalian antara keduanya sangat erat, hingga Peterus mencintai dia sebagai anaknya. Dari padanya Markus lebih bayak menerima keterangan tentang Yesus dan ajarannya, oleh sebab itu tidak salah jika dikatakan bahwa Markus ini lebih banyak mengetahui tentang Yesus, pertama karena selagi mudanya pernah melayani Yesus, dan kedua karena keterangan yang diterimanya dari kedua gurunya yaitu Barnaba dan Peterus.
Atas permintaan orang Roma ia telah menulis injil. Kitab itu selesai pada tahun 65. Tetapi ada juga keterangan yang kuat bahwa meninggalnya dibunuh orang itu terjadi pada tahun 62, yang mana berarti bahwa tahun 62 itulah ia menulis injilnya. Hampir keseluruhan materi dan isi Injil Markus ini sama dengan Injil Matius Susunan katanya berbeda dan ada sementara yang sama, dan Markus lebih banyak menekankan tanda-tanda keajaiban dan kebesaran Yesus sebagai Raja, serta hanya sedikit sekali mengutip ayat Perjanjian Lama, mungkin karena ia menulis injilnya itu atas permintaan orang Rum yang masih sedikit sekali pengetahuannya tentang Perjanjian Lama.
------------------------
Sekitar Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, H. Djarnawi Hadikusuma, PT. Percetakan Persatuan Yogyakarta, halaman 36-37.
Pemuda itu Yahya bergelar Markus, yang 32 tahun kemudian menjadi penulis Injil.
Ia tidak termasuk murid Yesus yang 12, hanya termasuk sahabat 70; mungkin karena dianggap masih pemuda-tanggung, atau memang jumlah murid Yesus tidak boleh lebih dari duabelas. Keharusan duabelas ini nyata, karena setelah Yudas Iskariyot berkhianat. maka kedudukannya harus diganti oleh orang lain. Maka setelah Ysus diangkat ke langit, murid-murid yang tinggal sebelas itu berdoa kepada Allah lalu mengadakan undian siapa yang harus menggantikan Yudas, Yusuf atau Matias. Matias telah kena undian untuk menggenapi jumlah 12. Kalau memang jumlah 12 itu suatu keharusan, adalah sangat menarik perhatian, antara lain karena sesuai dengan jumlah bulan dalam setahun Bumi mengelilingi Matahari.
Rasul Barnaba adalah pamannya Rasul yang ikhlas dan giat ini membawa dia bersama Paulus mengabarkan Injil. Di sinilah Markus menerima keterangan mengenai pribadi, riwayat dan pengajaran Yesus dari pamannya itu. Setelah Barnaba berpisah dengan Paulus karena perselisihan hebat dalam perkara i’tikad, Markus mengikuti pamannya itu bertabligh ke Kiperus (Cypres). Ketika pengetahuan dan pengalamannya telah semakin masak, ia pergi ke Mesir dan menetap di sana, tetapi sering juga bertabligh ke Roma. Di kota itulah ia bekerjasama dengan Peterus, rasul dan murid Yesus yang tertua dan terkuat. Pertalian antara keduanya sangat erat, hingga Peterus mencintai dia sebagai anaknya. Dari padanya Markus lebih bayak menerima keterangan tentang Yesus dan ajarannya, oleh sebab itu tidak salah jika dikatakan bahwa Markus ini lebih banyak mengetahui tentang Yesus, pertama karena selagi mudanya pernah melayani Yesus, dan kedua karena keterangan yang diterimanya dari kedua gurunya yaitu Barnaba dan Peterus.
Atas permintaan orang Roma ia telah menulis injil. Kitab itu selesai pada tahun 65. Tetapi ada juga keterangan yang kuat bahwa meninggalnya dibunuh orang itu terjadi pada tahun 62, yang mana berarti bahwa tahun 62 itulah ia menulis injilnya. Hampir keseluruhan materi dan isi Injil Markus ini sama dengan Injil Matius Susunan katanya berbeda dan ada sementara yang sama, dan Markus lebih banyak menekankan tanda-tanda keajaiban dan kebesaran Yesus sebagai Raja, serta hanya sedikit sekali mengutip ayat Perjanjian Lama, mungkin karena ia menulis injilnya itu atas permintaan orang Rum yang masih sedikit sekali pengetahuannya tentang Perjanjian Lama.
------------------------
Sekitar Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, H. Djarnawi Hadikusuma, PT. Percetakan Persatuan Yogyakarta, halaman 36-37.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar