Isi Kitab Perjanjian Baru
Kalau Perjanjian Lama bagi golongan Protestan berisi 39 dan Katolik 46 kitab, maka Perjanjian Baru sekarang ini 27 kitab yaitu :
- Injil karangan Matius, 28 pasal.
- Injil karangan Markus, 16 pasal.
- Injil karangan Lukas, 24 pasal.
- Injil karangan Yahya, 21 pasal.
- Kisah Rasul-Rasul, 28 pasal.
- Surat kiriman Paulus kepada orang Rum, 16 pasal.
- Surat kiriman Paulus yang pertama kepada orang Korintus, 13 pasal.
- Surat kiriman Paulus yang kedua kepada orang Korintus, 13 pasal.
- Surat kiriman Paulus kepada orang Galatia, 6 pasal .
- Surat kiriman Paulus kepada orang Epesus, 6 pasal.
- Surat kiriman Paulus dan Timotius kepada orang Pilipi, 4 pasal.
- Surat kiriman Paulus kepada orang Kolose, 4 pasal.
- Surat kiriman Paulus Timotius dan Silwanus kepada orang Tesalonika, 5 pasal.
- Surat kiriman Paulus Timotius dan Silwanüs kepada orang Tesalonika, 3 pasal
- Surat kiriman Paulus yang pertama kepada Timotius, 6 pasal.
- Surat kiriman Paulus yang kedua kepada Timotus, 6 pasal.
- Surat kiriman Paulus kepada Titus, 3 pasal.
- Surat kiriman Paulus kepada Pilémon, 1 pasal.
- Surat kiriman Paulus kepada orang Iberani, 13 pasal.
- Surat kiriman Yakub kepada 12 suku Yahudi, 5 pasal.
- Surat kiriman Petrus yang pertama kepada orang pilihan, 5 pasal.
- Surat kiriman Petrus yang kedua kepada orang-orang beriman, 8 pasal.
- Surat kiriman Yahya yang pertama kepada orang-orang terpilih, 5 pasal.
- Surat kirimanYahya yang kedua kepada orang-orang terpilih, 1 pasal.
- Surat kiriman Yahya yang ketiga kepada Gayus, 1 pasal.
- Surat kiriman Yahuda kepada segala orang beriman, 8 pasal.
- Kitab Wahyu Allah kepada Yahya, 22 pasal.
Dari keempat Injil, Injil Matius, Markus dan Lukas dinamakan Injil Sinoptis, karena banyak persamaan isinya meskipun ada juga yang berlainan. Sinoptis berasal dari kata Gerika “Sypnose” artinya “sepandangan.” Dalam ketiga Injil ini ketuhanan Yesus tidak dinyatakan secara jelas, sedang di dalam Injil Yahya ditonjolkan.
Injil Markus terlebih dahulu ditulis, oleh karena itu agaknya telah menjadi pedoman bagi Matius dan Lukas untuk menulis Injilnya. Kemungkinan ini dapat diperkuat oleh kenyataan bahwa dari 661 ayat dalam Injil Markus, lebih 600 ayat yang isinya dimuat lagi dalam Injil Matius dan lebih kurang 350 ayat dalam Injil Lukas, dan ayat-ayat dalam Markus yang tidak dimuat isinya dalam Matius dan Lukas hanya ada 31 ayat. Perhubungan yang demikian eratnya antara ketiga Injil itu tidak terbatas dalam persamaan maksud, bahkan banyak persamaan sampai kepada susunan dan gaya bahasanya; sebagai contoh adalah di bawah ini :
Injil Markus terlebih dahulu ditulis, oleh karena itu agaknya telah menjadi pedoman bagi Matius dan Lukas untuk menulis Injilnya. Kemungkinan ini dapat diperkuat oleh kenyataan bahwa dari 661 ayat dalam Injil Markus, lebih 600 ayat yang isinya dimuat lagi dalam Injil Matius dan lebih kurang 350 ayat dalam Injil Lukas, dan ayat-ayat dalam Markus yang tidak dimuat isinya dalam Matius dan Lukas hanya ada 31 ayat. Perhubungan yang demikian eratnya antara ketiga Injil itu tidak terbatas dalam persamaan maksud, bahkan banyak persamaan sampai kepada susunan dan gaya bahasanya; sebagai contoh adalah di bawah ini :
I. Matius 21 : 23
23. “Setelah Yesus masuk ke dalam Bait Allah, sedang ia mengajar orang, datang kepadanya kepala-kepala imam dan orang-orang tua kaum itu, katanya : Dengan kuasa apakah Engkau membuat perkara ini, dan siapakah yang memberi kuasa yang demikian kepadamu?”
Markus 11 : 27 dan 28
27. “Maka datanglah pula mereka itu ke Yerusalim. Maka. tengah Yesus berjalan-jalan di dalam Bait Allah, datanglah kepadanya segala kepala imam dan ahli Taurat dan orang-orang tua.
28. serta bertanya kepadanya : Dengan kuasa apakah Engkau membuat segala perkara ini? Atau siapakah yang memberi Engkau kuasa akan membuat segala perkara ini ?”
Lukas 20 : l dan 2
1. “Adalah pada satu hari sedang Yesus mengajar kaum itu dalam Bait Allah serta memberitakan kabar kesukaan maka datanglah kepala-kepala imam dan ahli Taurat beserta dengan orang-orang tua.
2. lalu mereka berkata kepadanya : Katakanlah kepada kami, dengan kuasa apakah Engkau membuat segala perkara ini? Atau siapakah yang memberi kuasa ini kepadamu?”
II. Matius 24 : 4
4. “Maka jawab Yesus serta berkata kepada mereka : Ingatlah baik-baik jangan barang seorang menyesatkan kamu.”
Markus 13 : 5
5. “Maka jawabnya kepada mereka itu, serta mulai berkata demikian : Ingatlah baik-baik jangan kamu disesatkan orang.”
Lukas 21 : 8
8. “Maka katanya : Ingatlah baik-baik jangan kamu disesatkan orang.”
Persamaan semacam itu terdapat dalam ayat-ayat lain ketiga injil sipnotis itu, antara lain ialah :
Matius 24 : 15 dengan Markus 13 : 14 dan dengan Lukas 21 : 20. Matius 8 : 1 dengan Markus 1 : 40 dan dengan Lukas 5 : 12.
Demikianlah dapat dikatakan bahwa pada umumnya Injil Matius, Markus dan Lukas itu sama materinya, sebagian sama susunan dan gaya bahasanya, serta banyak pula persamaan dalam urutan serta hubungan ceriteranya. Adapun di antara perbedaan-perbedaan yang amat penting antara ketiga injil sinoptis itu dengan Injil Yahya, ialah dalam kisah penangkapan Yesus.
Matius, Markus dan Lukas meriwayatkan bahwa Yudas Iskariyot telah menyerahkan Yesus kepada tentara yang akan menangkap dia, dengan sebuah cium. Agar tentara itu dapat mengetahui yang mana Yesus yang harus ditangkap itu, Yudas akan menciumnya. Demikianlah diriwayatkan bahwa Yudas datang membawa lasykar. Ia tiba lebih dahulu di hadapan Yesus serta murid-muridnya. Ketika lasykar datang, diciumnyalah Yesus dan tahulah lasykar itu yang mana Yesus yang harus ditangkapnya. Tetapi Injil Yahya tidak menceriterakan tentang cium ini. Ketika lasykar datang bersama Yudas, Yesus dengan murid-muridnya tengah berada dalam kebun. Yesus tampil ke muka dan berseru : “Siapa kamu cari?” Lasykar menjawab : “Yesus orang Nasaret.” Yesus berkata lagi : “Akulah Dia.” Akhirnya mereka menangkapnya. Mereka tahu yang mana Yesus karena ia mengaku sendiri.
Ternyata ada persamaan yang amat penting di antara keempat injil itu, yaitu : lasykar itu belum mengenal rupa Yesus. Namun, sebagaimana yang telah diterangkan di atas, di samping segala penamaan dalam Injil-injil sinoptis itu, ada juga pertentangan serta perlainannya. Ini membuktikan bahwa sumber dari tiga injil itupun tidak seluruhnya sama. Jika dikatakan bahwa Matius dan Lukas telah mengambil Injil Markus sebagai pedoman, maka tidaklah seluruhnya, tetapi ada juga dari sumber-sumber lain; apalagi Injil Lukas yang hanya memuat 350 materi dari ayat-ayat Injil Markus. Lukas yang menulis injilnya paling akhir tahun 95 memang tidak pernah sekawan dengan Markus, mungkin belum pernah bertemu muka.
Ketika Yesus diriwayatkan ditangkap, Markus ini masih anak kecil. Ia kemenakan Barnaba murid atau pengikut Yesus yang karib. Barnaba ini membawa Paulus berjalan mengabarkan injil (menyiarkan agama Nasrani atau tabligh). Paulus ini dahulunya bernama Saul dan sangat memusuhi agama Yesus. Dia belum pernah bertemu dengan Yesus dan baru beriman sesudah Yesus diangkat ke langit. Barnaba dan Paulus serta Markus berjalan bersama-sama menyiarkan agama akhirnya timbul perselisihan, Barnaba membawa Markus dan Paulus mendapat teman baru yaitu Lukas muridnya itu. Dengan demikian Lukas pun belum pernah melihat Yesus.
Adapun Markus, selain pernah mengawani pamannya Barnaba bertabligh keliling, juga pada hari tuanya bekerja sama dengan Petrus mengabarkan Injil di kota Roma. Oleh karena itu pengetahuan Markus tentang perihal Yesus adalah yang terbanyak diperolehnya dari Barnaba dan Peterus, dan Lukas dari Paulus serta Paulus memperoleh pengetahuan tentang perihal Yesus tentunya dari Barnaba yang telah membawanya menjadi pengkhabar Injil. Kecuali Paulus, nama-nama yang tersebut di atas itu menulis injil, yaitu Injil Markus, Injil Lukas, Injil Peterus dan Injil Barnaba. Tetapi Injil Barnaba dan Injil Peterus dibatalkan oleh Gereja karena isinya dianggap tidak sesuai dan tidak benar, padahal Barnaba di akui sebagai Rasul yang ikhlas dan penuh Ruhulkudus, dan Petrus diakui sebagai khalifah Yesus yang pertama yaitu Paus ke satu yang rela mati disalib oleh orang kafir di kota Roma. Adapun Paulus tidaklah ia menulis Injil, melainkan menulis 14 surat kiriman yang kedudukannya dianggap sama atau hampir sama dengan kitab Injil. Tentang Matius, namanya tidak menonjol dalam perjalanannya mengkhabarkan Injil. Ia menulis Injllnya di tanah Habasyah (Ethiopia), atau di Mesir. Bahkan ada orang yang meragukan apakah benar Matius pernah menulis injil. Keraguan ini berdasarkan atas keterangan Papias, patriach di Hieropolis tahun 130, bahwa Matius pernah mengarang buku bernama “Orachles” dan tidak diterangkan mengarang buku lainnya. Buku “Oracles” atau “Logia” itu memuat kumpulan perkataan dan nasehat serta ajaran yang diucapkan Yesus, tidak merupakan riwayat kehidupan Yesus seperti dalam Injil Matius sekarang ini. Lagi pula Injil Matius yang mula-mula ditemukan orang bukanlah aslinya melainkan salinannya dalam bahasa Yunani serta tidak pernah diketahui siapa penyalinnya.
Pengikut Yesus umumnya terdiri dari orang-orang yang lemah dan menderita hidupnya, yang teraniaya oleh kekuasaan dan keadaan. Mereka itu menghajatkan kepada hiburan dan pemberian harapan untuk masa datang yang penuh dengan hiburan dan harapan. batin, serta tentang kerajaan Allah. Di antara ummatnya itu, dipilihnya sebanyak 70 orang yang dapat dipanggil untuk membantu pekerjaannya. Kemudian 12 orang muridnya yang senantiasa berada di sampingnya. Menurut injil sekarang ini nama mereka ialah :
23. “Setelah Yesus masuk ke dalam Bait Allah, sedang ia mengajar orang, datang kepadanya kepala-kepala imam dan orang-orang tua kaum itu, katanya : Dengan kuasa apakah Engkau membuat perkara ini, dan siapakah yang memberi kuasa yang demikian kepadamu?”
Markus 11 : 27 dan 28
27. “Maka datanglah pula mereka itu ke Yerusalim. Maka. tengah Yesus berjalan-jalan di dalam Bait Allah, datanglah kepadanya segala kepala imam dan ahli Taurat dan orang-orang tua.
28. serta bertanya kepadanya : Dengan kuasa apakah Engkau membuat segala perkara ini? Atau siapakah yang memberi Engkau kuasa akan membuat segala perkara ini ?”
Lukas 20 : l dan 2
1. “Adalah pada satu hari sedang Yesus mengajar kaum itu dalam Bait Allah serta memberitakan kabar kesukaan maka datanglah kepala-kepala imam dan ahli Taurat beserta dengan orang-orang tua.
2. lalu mereka berkata kepadanya : Katakanlah kepada kami, dengan kuasa apakah Engkau membuat segala perkara ini? Atau siapakah yang memberi kuasa ini kepadamu?”
II. Matius 24 : 4
4. “Maka jawab Yesus serta berkata kepada mereka : Ingatlah baik-baik jangan barang seorang menyesatkan kamu.”
Markus 13 : 5
5. “Maka jawabnya kepada mereka itu, serta mulai berkata demikian : Ingatlah baik-baik jangan kamu disesatkan orang.”
Lukas 21 : 8
8. “Maka katanya : Ingatlah baik-baik jangan kamu disesatkan orang.”
Persamaan semacam itu terdapat dalam ayat-ayat lain ketiga injil sipnotis itu, antara lain ialah :
Matius 24 : 15 dengan Markus 13 : 14 dan dengan Lukas 21 : 20. Matius 8 : 1 dengan Markus 1 : 40 dan dengan Lukas 5 : 12.
Demikianlah dapat dikatakan bahwa pada umumnya Injil Matius, Markus dan Lukas itu sama materinya, sebagian sama susunan dan gaya bahasanya, serta banyak pula persamaan dalam urutan serta hubungan ceriteranya. Adapun di antara perbedaan-perbedaan yang amat penting antara ketiga injil sinoptis itu dengan Injil Yahya, ialah dalam kisah penangkapan Yesus.
Matius, Markus dan Lukas meriwayatkan bahwa Yudas Iskariyot telah menyerahkan Yesus kepada tentara yang akan menangkap dia, dengan sebuah cium. Agar tentara itu dapat mengetahui yang mana Yesus yang harus ditangkap itu, Yudas akan menciumnya. Demikianlah diriwayatkan bahwa Yudas datang membawa lasykar. Ia tiba lebih dahulu di hadapan Yesus serta murid-muridnya. Ketika lasykar datang, diciumnyalah Yesus dan tahulah lasykar itu yang mana Yesus yang harus ditangkapnya. Tetapi Injil Yahya tidak menceriterakan tentang cium ini. Ketika lasykar datang bersama Yudas, Yesus dengan murid-muridnya tengah berada dalam kebun. Yesus tampil ke muka dan berseru : “Siapa kamu cari?” Lasykar menjawab : “Yesus orang Nasaret.” Yesus berkata lagi : “Akulah Dia.” Akhirnya mereka menangkapnya. Mereka tahu yang mana Yesus karena ia mengaku sendiri.
Ternyata ada persamaan yang amat penting di antara keempat injil itu, yaitu : lasykar itu belum mengenal rupa Yesus. Namun, sebagaimana yang telah diterangkan di atas, di samping segala penamaan dalam Injil-injil sinoptis itu, ada juga pertentangan serta perlainannya. Ini membuktikan bahwa sumber dari tiga injil itupun tidak seluruhnya sama. Jika dikatakan bahwa Matius dan Lukas telah mengambil Injil Markus sebagai pedoman, maka tidaklah seluruhnya, tetapi ada juga dari sumber-sumber lain; apalagi Injil Lukas yang hanya memuat 350 materi dari ayat-ayat Injil Markus. Lukas yang menulis injilnya paling akhir tahun 95 memang tidak pernah sekawan dengan Markus, mungkin belum pernah bertemu muka.
Ketika Yesus diriwayatkan ditangkap, Markus ini masih anak kecil. Ia kemenakan Barnaba murid atau pengikut Yesus yang karib. Barnaba ini membawa Paulus berjalan mengabarkan injil (menyiarkan agama Nasrani atau tabligh). Paulus ini dahulunya bernama Saul dan sangat memusuhi agama Yesus. Dia belum pernah bertemu dengan Yesus dan baru beriman sesudah Yesus diangkat ke langit. Barnaba dan Paulus serta Markus berjalan bersama-sama menyiarkan agama akhirnya timbul perselisihan, Barnaba membawa Markus dan Paulus mendapat teman baru yaitu Lukas muridnya itu. Dengan demikian Lukas pun belum pernah melihat Yesus.
Adapun Markus, selain pernah mengawani pamannya Barnaba bertabligh keliling, juga pada hari tuanya bekerja sama dengan Petrus mengabarkan Injil di kota Roma. Oleh karena itu pengetahuan Markus tentang perihal Yesus adalah yang terbanyak diperolehnya dari Barnaba dan Peterus, dan Lukas dari Paulus serta Paulus memperoleh pengetahuan tentang perihal Yesus tentunya dari Barnaba yang telah membawanya menjadi pengkhabar Injil. Kecuali Paulus, nama-nama yang tersebut di atas itu menulis injil, yaitu Injil Markus, Injil Lukas, Injil Peterus dan Injil Barnaba. Tetapi Injil Barnaba dan Injil Peterus dibatalkan oleh Gereja karena isinya dianggap tidak sesuai dan tidak benar, padahal Barnaba di akui sebagai Rasul yang ikhlas dan penuh Ruhulkudus, dan Petrus diakui sebagai khalifah Yesus yang pertama yaitu Paus ke satu yang rela mati disalib oleh orang kafir di kota Roma. Adapun Paulus tidaklah ia menulis Injil, melainkan menulis 14 surat kiriman yang kedudukannya dianggap sama atau hampir sama dengan kitab Injil. Tentang Matius, namanya tidak menonjol dalam perjalanannya mengkhabarkan Injil. Ia menulis Injllnya di tanah Habasyah (Ethiopia), atau di Mesir. Bahkan ada orang yang meragukan apakah benar Matius pernah menulis injil. Keraguan ini berdasarkan atas keterangan Papias, patriach di Hieropolis tahun 130, bahwa Matius pernah mengarang buku bernama “Orachles” dan tidak diterangkan mengarang buku lainnya. Buku “Oracles” atau “Logia” itu memuat kumpulan perkataan dan nasehat serta ajaran yang diucapkan Yesus, tidak merupakan riwayat kehidupan Yesus seperti dalam Injil Matius sekarang ini. Lagi pula Injil Matius yang mula-mula ditemukan orang bukanlah aslinya melainkan salinannya dalam bahasa Yunani serta tidak pernah diketahui siapa penyalinnya.
Pengikut Yesus umumnya terdiri dari orang-orang yang lemah dan menderita hidupnya, yang teraniaya oleh kekuasaan dan keadaan. Mereka itu menghajatkan kepada hiburan dan pemberian harapan untuk masa datang yang penuh dengan hiburan dan harapan. batin, serta tentang kerajaan Allah. Di antara ummatnya itu, dipilihnya sebanyak 70 orang yang dapat dipanggil untuk membantu pekerjaannya. Kemudian 12 orang muridnya yang senantiasa berada di sampingnya. Menurut injil sekarang ini nama mereka ialah :
- Simon Peterus
- Andreas, adik Simon
- Yakub anak Zabdi
- Yahya anak Zabdi, adik Yakub
- Pilipus
- Bartholomeus
- Matius
- Tomas
- Yakub anak Alpius
- Simon Kanani
- Yudas (Yahuda) anak Yakub, bergelar Lebeus atau Thaddeus
- Yudas (Yahuda) Iskariyot
Hampir semua mereka itu menulis injil atau surat kiriman. samping itu ada lagi penulis-penulis injil yang tidak termasuk murid Yesus seperti Markus, Lukas, Barnaba, Marsion, Cerinthus, dan lainnya. Tetapi yang dianggap syah sebagai wahyu (ilham) dari Allah hanyalah injil-injil serta surat-surat yang sekarang ini terkumpul dalam Perjanjian Baru.
------------------------
Sekitar Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, H. Djarnawi Hadikusuma, PT. Percetakan Persatuan Yogyakarta, halaman 31-35.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar