"Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji". (QS. al-Buruj (85) : 8)

Sabtu, 25 Januari 2014

MINTA DIBEBASKAN DARI SHOLAT

Sekarang pihak Thaqif minta dibebaskan dari kewajiban menjalankan shplat. Tetapi Muhammad menolak dengan mengatakan :
“Tidak baik agama yang tidak disertai sholat.”
Kemudian tidak lagi pihak Thaqif mempertahakan Lat itu, mereka mau menerima Islam dan menjalankan sholat. Tetapi mereka masih meminta berhala-berhala itu jangan dihancurkan oleh tangan mereka sendiri. Mereka orang baru dalam mengenal iman, dan masyarakat mereka yang masih menunggu mereka kembali itu ingin mengetahui apa benar yang sudah mereka lakukan. Hendaknya Muhammad membebaskan mereka untuk tidak menghancurkan sendiri apa yang mereka sembah dan disembah nenek-moyang mereka itu. Dalam hal ini Muhammad menganggap tidak perlu berkeras. Akan sama saja, berhala itu dihancurkan oleh tangan orang-orang Thaqif atau oleh tangan orang lain. Yang penting berhala itu dibinasakan, dan pihak Thaqil hanya akan menyembah Tuhan Yang Maha Esa. Kata Nahi s.a.w. :
“Kami akan membebaskan kamu menghancurkan berhala-berhalamu itu dengan tanganmu sendiri.”
Untuk mengurus mereka itu kekuasaan diberikan kepada ‘Uthman bin Abi‘l-‘Ash orang yang paling muda usianya di antara mereka. Dalam usia semuda itu ia diberi kekuasaan mengurus mereka, karena dialah yang paling sungguh-sungguh dalam memahami hukum Islam dan pendidikan Quran, dengan disaksikan oleh Abu Bakr dan orang-orang yang mula-mula dalam Islam.
Utusan Banu Thaqif itu tinggal dengan Muhammad sampai akhir bulan puasa. Mereka ikut berpuasa bersama-sama dan dikirimkannya pula makanan kepada mereka untuk sahur dan berbuka. Bilamana sudah tiba saatnya mereka akan kembali kepada golongannya. Muhammad berpesan kepada ‘Uthman bin Abi’l-‘Ash dengan mengatakan :
“Ringkaskanlah dalam sholat dan ambil orang yang lemah sebagai ukuran. Di antara mereka itu ada yang tua, ada yang masih anak-anak. ada yang lemah dan yang mempunyai keperluan.”

LAT DIBINASAKAN
Perutusan itu kemudian kembali ke negeri mereka. Untuk melaksanakan pembinasaan Lat itu. Nabi mengutus bersama mereka Abu Sufyan bin Harb dan Mughira bin Syu’ba. Kedua mereka ini memang sudah mempunyai hubungan yang baik dan akrab dengan Banu Thaqif. Bilamana Abu Sufyan dan Mughira tiba dan Mughira menghancurkan berhala itu, wanita-wanita Thaqif karena merasa sedih mereka menangis, tapi tiada seorang yang berani mendekatinya, karena memang sudah ada persetujuan antara perutusan Thaqif dengan Nabi untuk membinasakan berhala itu. Mughira mengambil semua harta Lat termasuk perhiasannya untuk dipergunakan membayar utang-utang ‘Urwa dan Aswad — atas perintah Rasul dan dengan persetujuan Abu Sufyan.
Jadi dengan runtuhnya berhala Lat dan Ta’if masuk Islam, maka seluruh Hijaz sekarang sudah menjadi Islam. Pengaruh Muhammad sekarang membentang dari wilayah Rumawi di utara sampai ke daerah Yaman dan Hadzramaut di selatan. Daerah-daerah selebihnya di bagian selatan jazirah ini semua sudah pula bersiap-siap hendak menggabungkan diri ke dalam agama baru ini. Dengan segala kekuatan yang ada semua ini sudah siap membela agama dan tanah air masing-masing. Sementara itu utusan-utusan terus berdatangan dari segenap penjuru. Mereka semua menuju Medinah untuk menyatakan kesetiaannya, untuk menyatakan diri masuk Islam.
----------------------------
SEJARAH HIDUP MUHAMMAD, Muhammad Husain Haekal, diterbitkan oleh Litera Antar Nusa, Cetakan Kesebelas, Januari 1990, halaman 522-524.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar