Parenting Nabawiyah. Pekan Kondom Nasional. Semoga kalimat ini tidak di dengar anak-anak
saya. Bukan saja saya akan sibuk menjelaskan apa maksudnya. Tetapi
kasihan mereka yang sudah sering lelah –di usianya yang masih kecil-
melihat tingkah polah pemimpin negeri ini. Karena mereka kini telah
mempunyai tolok ukur; Iman dan Al Quran yang merupakan cengkerama mereka
setiap hari. Dan apakah terbayang, anak-anak kita yang setiap hari
belajar seperti itu dan berjuang menjaga kehormatannya di usia remaja,
kemudian mendengar program negara untuk mengakomodir orang-orang bejat.
Kasihan mereka, punya pemimpin yang rajin melukai iman dan Al Quran
mereka.
Penolakan Pekan Kondom Nasional sebenarnya terus mengalir dari
berbagai pihak yang peduli. Dari bebagai lembaga dan organisasi Islam
hingga para pemuda muslim yang baik. Tetapi negara tak bergeming.
Sejak 2007 negara linglung ini menggulirkan pekan kondom nasional.
Apakah anda tahu kalau salah satu duta kondom yang pernah ditunjuk
adalah artis erotis yang sering berpakaian tetapi telanjang,
membangkitkan syahwat generasi muda. Apakah anda tahu bahwa dalam rangka
program itu dibuatkan acara besar di Surabaya, “Goyang Sutra” (nama
salah satu merek kondom). Puncaknya Sabtu malam lalu di Gandaria,
Jakarta -yang lagi-lagi mengundang artis yang sama. Apakah anda tahu
gara-gara ditunjuk sebagai duta kondom, si artis menyelipkan kondom pada
albumnya. Apakah anda tahu program ini juga pernah menggelar Miss Sutra?!
Semua orang juga sudah tahu ulah para dokter –maaf saya tidak mau
sebut oknum- dengan perusahaan obat. Uang dan foya-foya terlalu
menggiurkan. Dokter yang masih punya nurani, sulit menolaknya. Dan semua
tahu siapa yang paling diuntungkan dengan pembagian kondom gratis ini.
Ya, perusahaan kondom yang bisa iklan gratis. Apakah anda tahu kalau
Indonesia mempunyai pabrik kondom terbesar di Asia Tenggara yang
dikelola langsung oleh BUMN. Tahun 2013 lalu ada sebuah perusahaan
kondom yang menargetkan omzet penjualan mencapai Rp 55 Miliar. Pabrik
ini mampu memproduksi 900.000 gross per tahun. (lihat kompas.com)
Kalau ini dilakukan untuk para pelaku zina. Bagaimana jika esok para
pelaku judi minta agar ada sosialisasi gratis dari negara tentang
edukasi penggunaan peralatan judi bagi generasi muda Indonesia.
Bagaimana kalau esok para pelaku korupsi meminta negara
mensosialisasikan berbagai cara dan metode korupsi serta cara
mengelabuhi KPK. Bagaimana kalau esok ada yang meminta agar negara
mencetak buku tentang cara bunuh diri dan membagikannya kepada semua
sekolah dan kampus, seiring dengan semakin tingginya tingkat bunuh diri.
BKKBN adalah salah satu lembaga negara yang sangat berkepentingan
dengan hal ini. Karena berhubungan dengan urusan pernikahan. Lelucon
aneh sebuah lembaga yang mengkampanyekan dua anak cukup sementara
kepalanya mempunyai anak lebih dari dua.
Kebijakan yang lebih kacau lagi adalah iklan BKKBN yang di mana-mana,
bahkan menghabiskan anggaran negara yang pasti tidak kecil tentang Gen
Re (Generasi Berencana), tunda nikah dini, ogah kawin muda. Usia ideal
pernikahan disebut 25 dan 21 tahun, padahal perilaku seksual sudah
terjadi sejak SMP bahkan SD. Kemudian pekan ini dibagikan kondom gratis
kepada mereka.
Saya sudah sulit berkata-kata seperti saat Nabi Luth sudah sangat sulit memilih kalimat,
وَلَمَّا جَاءَتْ رُسُلُنَا لُوطًا سِيءَ بِهِمْ وَضَاقَ بِهِمْ ذَرْعًا
وَقَالَ هَذَا يَوْمٌ عَصِيبٌ (77) وَجَاءَهُ قَوْمُهُ يُهْرَعُونَ
إِلَيْهِ وَمِنْ قَبْلُ كَانُوا يَعْمَلُونَ السَّيِّئَاتِ قَالَ يَا
قَوْمِ هَؤُلَاءِ بَنَاتِي هُنَّ أَطْهَرُ لَكُمْ فَاتَّقُوا اللَّهَ وَلَا
تُخْزُونِ فِي ضَيْفِي أَلَيْسَ مِنْكُمْ رَجُلٌ رَشِيدٌ (78)
77. Dan tatkala datang utusan-utusan Kami (para malaikat) itu
kepada Luth, dia merasa susah dan merasa sempit dadanya karena
kedatangan mereka, dan dia berkata: "Ini adalah hari yang amat sulit
78. Dan datanglah kepadanya kaumnya dengan bergegas-gegas. Dan
sejak dahulu mereka selalu melakukan perbuatan-perbuatan yang keji. Luth
berkata: "Hai kaumku, inilah puteri-puteriku, mereka lebih suci bagimu,
maka bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu mencemarkan (nama)ku
terhadap tamuku ini. Tidak adakah di antaramu seorang yang berakal ?"(QS. Hud)
Dalam Tafsir Ath Thabari dan Ibnu Katsir disebutkan bahwa Nabi Luth
malu ketika didatangi malaikat yang ingin bertamu ke kampungnya.
Sepanjang jalan, Nabi Luth berkata: Demi Allah, aku tidak tahu ada penduduk negeri yang lebih buruk dari mereka! Kalimat ini berujung pada tangis Nabi Luth di hadapan para malaikat.
Dan benar saja, ketika para malaikat datang dengan wajah kaum
laki-laki yang tampan, diserbu oleh masyarakat Luth yang sudah kalap
perilaku seksualnya. Nabi Luth tak lagi mampu berkata-kata kecuali,
"Tidak adakah di antaramu seorang yang berakal?"
Saya dan anda pasti bisa merasakan perasaan Nabi Luth saat itu. Malu yang berujung pada tangis. Menangisi negeri linglung ini.
Tinggal satu kalimat saya,
TIDAK ADAKAH ORANG BERAKAL DI ANTARA KALIAN???
Tidak ada komentar:
Posting Komentar