"Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji". (QS. al-Buruj (85) : 8)

Minggu, 22 Desember 2013

MAJELIS SYURA DAN PELANTIKAN USMAN (14)

ABBAS BERSEMANGAT, ALI TENANG DAN BERPANDANGAN JAUH
Abbas bin Abdul-Muttalib paman Nabi memang tidak berhasrat menduduki kekhalifahan untuk dirinya, sebab dia bukanlah dari kalangan Islam yang mula-mula. Malah cenderung ia sebagai orang yang masuk Islam karena Mekah sudah dikalahkan. Ia masuk Islam saat angkatan bersenjata Rasulullah sudah siap membebaskan Mekah. Tetapi di kalangan Banu Hasyim dia yang paling bijak dan menginginkan sekali kekhalifahan berada di kalangan keluarga Nabi. Ada disebutkan bahwa dia berkata kepada Ali bin Abi Talib ketika Umar membentuk Majelis Syura : “Jangan ikut mereka Tetapi Ali menjawab : “Saya tidak menghendaki ada perselisihan.” Dijawab lagi oleh Abbas : “Jadi Anda berpendapat apa yang tidak Anda sukai.”
Ketika itu Umar sudah berkata kepada Majelis Syura : “Jika yang setuju tiga orang dan (yang tidak setuju) tiga orang. pilihlah Abdullah bin Umar menjadi penengah. Dari pihak mana pun dari kedua pihak itu yang diputuskan pilihlah seorang dari mereka. Kalau mereka tidak menyetujui keputusan Abdullah bin Umar, maka ikutlah kalian bersama mereka yang di dalamnya ada Abdur-Rahman bin Auf.”
Sesudah mendengar suara kedua pihak itu Ali keluar dan menemui pamannya Abbas dan kata Ali : “Sudah meninggalkan kita.” Ditanya oleh Abbas : “Dari mana Anda tahu?” Kata Ali : “Usman mengajak saya dengan mengatakan, ikutlah suara terbanyak. Kalau dua orang menyetujui satu orang dan dua orang lagi menetujui satu orang, ikuilah mereka yang di dalamnya ada Abdur-Rahman bin Auf. Sa’d tidak akan menentang sepupunya, dan Abdur-Rahman adalah semenda Usman, mereka tidak akan berbeda pendapat. Maka Abdur-Rahman akan mengangkat Usman, alau Usman akan mengangkat Abdur-Rahman. Kalau yang dua lainnya di pihak saya tidak ada gunanya, lepas bahwa yang saya harapkan itu salah seorang dari mereka.”
Mendengar kata-kata Ali itu Abbas menjawab dengan nada agak keras : “Setiap saya mendorong Anda, Anda kembalikan kepada saya sudah terlambat dengan membawa hal yang tidak saya kehendaki. Ketika Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam wafat saya katakan kepada Anda supaya menanyakan siapa yang akan memegang pimpinan ini, Anda menolak. Saya katakana kepada Anda setelah ia wafat agar cepat-cepat bertindak, Anda menolak. Saya katakana kepada Anda ketika Umar menunjuk Anda untuk Majelis Syura agar jangan ikut mereka, Anda menolak. Berpeganglah pada satu hal : Setiap mereka menawarkan apa pun kepada Anda jawablah : Tidak, kecuali kalau Anda yang akan diangkat. Berhati-hatilah terhadap jamaah itu, mereka akan selalu menjauhkan kita dari persoalan ini sebelum ada yang tampil di luar kita. Ya, memang, kita tidak akan mendapat apa pun selain bencana!”
-----------------------------------------------------
Usman bin Affan - Antara Kekhalifahan dengan Kerajaan, Muhammad Husain Haekal, diterbitkan oleh PT. Pustaka Litera AntarNusa, Cetakan Kedelapan, Juni 2010, halaman 22-23.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar