"Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji". (QS. al-Buruj (85) : 8)

Kamis, 19 Desember 2013

SYARAT-SYARAT DAN APA-APA YANG DILARANG (18)

Dari Jabir r.a ; “Bahwasanya Nabi s.a.w. melarang muhaqalah, muzabanah, mukhabarah dan tsunaiyyah kecuali kalau sudah diketahui”. Diriwayatkan oleh Imam yang Lima (Ahmad, Abu daud, Ibnu Majah, Tirmidzy dan Nasa’i), kecuali Ibnu Majah dan disahkan oleh Tirmidzy.

Muhaqalab = menjual tanaman, biji-bijian dengan borongan dan tidak diketahui jumlah (banyaknya).
Muzabanah = a. menjual dengan berebut-rebutan. b. menjual kurma di pohon dengan kurma kering dengan takaran. c. menjual anggur basah dengan kimis ditakar. d. menjual sesuatu yang belum diketahui takarannya atau beratnya, dengan yang sudah diketahui. e. menjual sesuatu yang belum diketahui ukurannya dengan yang sudah diketahui.
Mukhabarah = Memberikan sebidang tanah kepada seseorang untuk ditanami, dengan perjanjian bahwa yang memberi tanah itu mendapat sebahagian dari hasil tanah itu. Ada riwayat yang menerangkan bahwa Rasulullah s.a.w. memberikan tanah di Khaibar kepada Yahudi untuk ditanami, dengan perjanjian hasilnya dibagi dua, sedang benih-benih dari mereka. Dengan demikian mukhabarah itu hukumnya makruh.
Tsunaiyya = Penjualan dengan ada kekecualian. Menjual jeruk (umpamanya) 100 buah dengan harga sekian, kecuali yang besar-besar. Penjualan begini dilarang kecuali kalau batas kecil dan besar itu sudah diketahui.

Dari Anas r.a., ia berkata. “Rasulullah s.a.w. melarang muhaqalah, muhadlarah, mulamasah, munabadzah dan muzabanah”. Diriwayatkan oleh Bukhary.

Muhadlarah = ijon.
Mulamasah = menjual barang dengan tidak dilihat, hanya dengan diraba saja.
Munabadzah = melemparkan batu, barang mana yang kena batu, barang itulah yang jadi dibeli (lottere gelangan-tembakan-lempar bal dan lain-lain).
--------------------------------------------
Tarjamah BULUGHUL MARAM, Ibnu Hajar Asqalany, Penerbit : PT. Alma’arif Bandung, Cetakan ke tujuh, 1984, Bab Kitabul Buju', halaman 295.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar