"Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji". (QS. al-Buruj (85) : 8)

Sabtu, 07 September 2013

ABU SUFYAN MENGINTAI

Sementara Abbas sedang di atas bagal Nabi yang putih itu, tiba-tiba ia mendengar ada percakapan antara Abu Sufyan bin Harb dengan Budail bin Warqa’ sebagai berikut :
Abu Sufyan : “Aku belum pernah melihat api unggun dan pasukan lentara seperti yang kita lihat malam ini.”
Budail : “Tentu itu api unggun Khuza’a yang sudah dirangsang perang.

PERTEMUANNYA DENGAN ABBAS
Abbas sudah mengenal suara Abu Sufyan itu, lalu dipanggilnya dengan nama julukannya :
“Abu Hanzala!”
“Abu’l-Fadzl!” gilir Abu Sufyan menyahut.
“Abu Sufyan. kasihan engkau!” kata Abbas. “Rasulullah berada di tengah-tengah rombongan itu. Apa jadinya Quraisy kalau mereka memasuki Mekah dengan kekerasan.”
“Apa yang harus kita perbuat!” kata Abu Sufyan. “Kupertaruhkan ibu-bapaku untukmu.”
Oleh Abbas ia dinaikkannya di belakang bagal dan diajaknya berangkat bersama-sama, sedang kedua temannya disuruhnya kembali ke Mekah. Oleh karena ketika melihat bagal itu mereka sudah mengenalnya, dibiarkannya ia dengan penumpangnya itu lalu di hadapan mereka, di tengah-tengah sepuluh ribu orang yang sedang memasang api unggun, yang sengaja dipasang untuk menimbulkan kegentaran dalam hati penduduk Mekah.
Akan tetapi ketika bagal itu lalu di depan api unggun Umar bin’l-Khattab, dan Umar melihatnya, sekaligus ia mengenal Abu Sufyan dan diketahuinya pula bahwa Abbas hendak melindunginya. Cepat-cepat ia pergi ke kemah Nabi dan dimintanya kepada Nabi supaya batang leher orang itu dipenggal.
“Rasulullah”, kata Abbas. “Saya sudah melindunginya.”
Menghadapi situasi semacam itu dan waktu sudah malam pula, dan setelah terjadi perdebatan yang kadang sengit juga antara Umar dan Abbas, Muhammad berkata :
“Bawalah dia dulu ke tempatmu, Abbas. Pagi-pagi besok bawa ke mari.”
----------------------------
SEJARAH HIDUP MUHAMMAD, Muhammad Husain Haekal, diterbitkan oleh Litera Antar Nusa, Cetakan Kesebelas, Januari 1990, halaman 456-457.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar