"Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji". (QS. al-Buruj (85) : 8)

Senin, 09 September 2013

ABU SUFYAN DI HADAPAN RASUL

Keesokan harinya, bilamana Abu Sufyan sudah dibawa lagi menghadap Nabi dan disaksikan oleh pembesar-pembesar dari kalangan Muhajirin dan Anshar — terjadi dialog demikian ini :
Nabi : “Kasihan kamu Abu Sufyan! Bukankah sudah tiba waktunya sekarang engkau harus mengetahui, bahwa tak ada Tuhan selain Allah!?”
Abu Sufyan : “Demi ibu-bapaku! Sungguh bijaksana engkau! Sungguh pemurah engkau dan suka memelihara hubungan keluarga! Aku memang sudah menduga, bahwa tak ada tuhan selain Allah, itu sudah mencukupi segalanya.”
Nabi : “Kasihan engkau Abu Sufyan! Bukankah sudah tiba waktunya engkau harus mengetahui, bahwa aku Rasulullah !?”
Abu Sufyan : “Demi ibu-bapaku! Sungguh bijaksana engkau! Sunguh pemurah engkau dan suka memelihara hubungan keluarga! Tetapi mengenai hal ini sungguh sampai sekarang masih ada sesuatu dalam hatiku.”
Sekarang Abbas campur tangan. Ia bicara dengan diitujukan kepada Abu Sufyan, supaya ia mau menerima Islam dan bersaksi bahwa tak ada tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad pesuruh-Nya — sebelum batang lehernya dipenggal. Menghadapi hal ini buat Abu Sufyan tak ada jalan lain ia harus menerima. Sekarang Abbas menghadapkan pembicaraan kepada Nabi ‘alaihissalam :
“Rasulullah” , katanya “Abu Sufyan orang yang gila hormat. Berikanlah sesuatu kepadanya.”
“Ya”, kata Rasulullah
“Barangsiapa datang ke rumah Abu Sufyan, orang itu selamat, barangsiapa menutup pintu rumahnya orang itu selamat dan barangsiapa masuk ke dalam mesjid orang itu juga selamat.”
--------------------------------------
SEJARAH HIDUP MUHAMMAD, Muhammad Husain Haekal, diterbitkan oleh Litera Antar Nusa, Cetakan Kesebelas, Januari 1990, halaman 457-458.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar