"Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji". (QS. al-Buruj (85) : 8)

Rabu, 11 September 2013

KARENA KEBETULANKAH PERISTIWA ITU TERJADI?

Ahli-ahli sejarah dan penulis-penulis riwayat hidup Nabi semua, sepakat tentang terjadinya peristiwa-peristiwa itu. Hanya sebagian mereka masih ada yang bertanya-tanya : Adakah semua itu terjadi karena, kebetulan saja? Kepergian Abbas kepada Nabi dengan maksud hendak pergi ke Medinah. tiba-tiba bertemu dengan pasukan tentara Muslimin di Juhfa, begitu juga kepergian Budail bin Warqa’ dan Abu Sufyan bin Harb yang hanya sekadar mau mengintai, padahal sebelum itu Budail sendiri sudah ke Medinah dan melaporkan kepada Nabi apa yang telah terjadi terhadap Khuza’a dan dari Nabi diketahuinya bahwa Nabi akan membelanya. Adakah dalam kepergiannya ini Abu Sufyan tidak menyadari bahwa Muhammad juga telah berangkat hendak menyerbu Mekah? Ataukah karena sesuatunya itu — sedikit banyak dengan suatu persepakatan yang sudah diatur lebih dulu, dan karena persepakatan itu pula, telah mempertemukan Abbas dengan Abu Sufyan, dan bahwa Abu Sufyan sudah yakin — sejak ia pergi ke Medinah hendak meminta perpanjangan waktu Penjanjian Hudaibiya dan kembali dengan tangan kosong — bahwa tak ada jalan lain buat Quraisy akan dapat menahan Muhammad dan yakin pula ia bahwa kalau ia membukakan jalan untuk pembebasan itu ia akan tetap memegang pimpinan dan mempertahankan kedudukannya yang penting di Mekah, dan bahwa apa yang telah menjadi persepakatan mereka itu tidak sampai pula kepada Muhammad dan kepada orang-orang yang berkepentingan dengan soal itu, dengan kenyataan bahwa Umar sendiri pun telah bermaksud hendak membunuh Abu Sufyan? Besar sekali risikonya kita akan menjatuhkan vonis. Tetapi rasanya kita sudah akan dapat memastikan — untuk memuaskan hati kita bahwa baik karena suatu kebetulan saja yang telah menyebabkan semua peristiwa itu,. atau karena memang sudah ada semacam suatu persepakatan, tapi yang terang kedua kejadian itu menunjukkan, betapa cermat dan pandainya Muhammad dapat menguasai suatu peperangan terbesar dalam sejarah Islam tanpa pertempuran dan tanpa pertumpahan darah.
-----------------------------------
SEJARAH HIDUP MUHAMMAD, Muhammad Husain Haekal, diterbitkan oleh Litera Antar Nusa, Cetakan Kesebelas, Januari 1990, halaman 458-459.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar