Sesudah itu kemudian ia mendiat (memampas) keluarga orang yang dibunuh oleh Khuza’a itu. Dengan khutbah itu serta sikapnya yang begitu lapang dada dan suka memaafkan, hati penduduk telah begitu tertarik kepada Muhammad yang tadinya di luar dugaan mereka. Dengan demikian pula orang telah beramai-ramai masuk Islam.
“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Kemudian. Setiap berhala dalam rumahnya hendaknya dihancurkan”, demikian kemudian suara orang menyerukan.
Kemudian dikirimnya serombongan orang dari Khuza’a untuk memperbaiki tiang-tiang sekitar Tanah Suci itu, suatu hal yang menunjukkan betapa besar penduduk Mekah itu menghormati tempat ini, dan yang menambah pula kecintaan mereka kepadanya. Setelah diberitahukan bahwa mereka adalah masyarakat yang patut dicintai dan bahwa ia tidak akan membiarkan atau meninggalkan mereka, kalau tidak karena mereka yang mengusirnya, kecintaan mereka terasa makin besar kepadanya.
Ketika itu Abu Bakr datang membawa ayahnya — yang dulu pennah mendaki gunung Abu Quhais waktu ada pasukan berkuda — ke hadapan Nabi. Melihat orang itu Muhammad berkata :
“Kenapa orang tua ini tidak tinggal saja di rumah; biar saya yang datang ke sana.”
“Rasulullah”, kata Abu Bakr, “sudah pada tempatnya dia yang datang kepadamu daripada engkau yang mendatanginya.”
Orang tua itu oleh Nabi dipersilakan duduk dan dielus-elusnya dadanya; kemudian katanya :
“Sudilah menerima Islam.”
Kemudian ia pun menyatakan diri masuk Islam dan menjadi orang Islam yang baik. Akhlak Nabi yang tinggi dan cemerlang inilah yang banyak menawan hati bangsa itu. Bangsa yang tadinya begitu keras melawan Muhammad, sekarang mereka sangat mencintai dan menghormatinya. Kini orang-orang Quraisy itu, laki-laki dan perempuan, sudah menerima Islam dan sudah pula memberikan ikrarnya.
-------------------------------------
SEJARAH HIDUP MUHAMMAD, Muhammad Husain Haekal, diterbitkan oleh Litera Antar Nusa, Cetakan Kesebelas, Januari 1990, halaman 469.
“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Kemudian. Setiap berhala dalam rumahnya hendaknya dihancurkan”, demikian kemudian suara orang menyerukan.
Kemudian dikirimnya serombongan orang dari Khuza’a untuk memperbaiki tiang-tiang sekitar Tanah Suci itu, suatu hal yang menunjukkan betapa besar penduduk Mekah itu menghormati tempat ini, dan yang menambah pula kecintaan mereka kepadanya. Setelah diberitahukan bahwa mereka adalah masyarakat yang patut dicintai dan bahwa ia tidak akan membiarkan atau meninggalkan mereka, kalau tidak karena mereka yang mengusirnya, kecintaan mereka terasa makin besar kepadanya.
Ketika itu Abu Bakr datang membawa ayahnya — yang dulu pennah mendaki gunung Abu Quhais waktu ada pasukan berkuda — ke hadapan Nabi. Melihat orang itu Muhammad berkata :
“Kenapa orang tua ini tidak tinggal saja di rumah; biar saya yang datang ke sana.”
“Rasulullah”, kata Abu Bakr, “sudah pada tempatnya dia yang datang kepadamu daripada engkau yang mendatanginya.”
Orang tua itu oleh Nabi dipersilakan duduk dan dielus-elusnya dadanya; kemudian katanya :
“Sudilah menerima Islam.”
Kemudian ia pun menyatakan diri masuk Islam dan menjadi orang Islam yang baik. Akhlak Nabi yang tinggi dan cemerlang inilah yang banyak menawan hati bangsa itu. Bangsa yang tadinya begitu keras melawan Muhammad, sekarang mereka sangat mencintai dan menghormatinya. Kini orang-orang Quraisy itu, laki-laki dan perempuan, sudah menerima Islam dan sudah pula memberikan ikrarnya.
-------------------------------------
SEJARAH HIDUP MUHAMMAD, Muhammad Husain Haekal, diterbitkan oleh Litera Antar Nusa, Cetakan Kesebelas, Januari 1990, halaman 469.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar