"Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji". (QS. al-Buruj (85) : 8)

Selasa, 17 September 2013

MEMASUKI MEKAH

Sekarang Muhammad berhenti di hulu kota Mekah. di hadapan Bukit Hind. Di tempat itu dibangunnya sebuah kubah (kemah lengkung), tidak jauh dari makam Abu Talib dan Khadijah. Ketika ia ditanya, maukah ia beristirahat di rumahnya, dijawahnya :
“Tidak. Tidak ada rumah yang mereka tinggalkan buat saya di Mekah”, katanya.
Kemudian ia masuk ke dalam kemah lengkung itu, ia beristirahat dengan hati penuh rasa syukur kepada Tuhan, karena ia telah kembali dengan terhormat. dengan membawa kemenangan ke dalam kota, kota yang dulu telah mengganggunya, menyiksanya dan mengusirnya dan keluarga dari kampung halamannya. Ia melepaskan pandang ke sekitar tempat itu, ke lembah wadi dan gunung-gunung yang ada di sekelilingnya. Gunung-gunung, tempat ia dahulu tinggal di celah-celahnya, ketika tindakan Ouraisy sudah begitu memuncak, begitu keras mengasingkan dia. Di pegunungan itulah, yang juga di antaranya Gua Hira, tempat ia menjalankan tahannuth ketika datang kepadanya wahyu :
“Bacalah! Dengan nama Tuhanmu Yang Menciptakan. Menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah. Dan Tuhanmu Maha Pemurah. Yang mengajarkan dengan Pena. Mengajarkan kepada manusia apa yang belum diketahuinya …..” (QS 96 : 1-5)

Ke sekitar gunung-gunung itu ia melepaskan pandang, ke lembah-lembah, dengan rumah-rumah Mekah yang bertebaran, dan di tengah-tengah adalah Rumah Suci. Begitu rendah hati ia kepada Tuhan, sehingga air mata menitik dari matanya, setitik air mata Islam dan rasa syukur demi Kehenaran Yang Mutlak, yang dalam segala soal kepada-Nya jua akan kembali
Saat itu juga terasa olehnya bahwa tugasnya sebagai komandan sudah selesai. Tidak lama tinggal dalam kemah itu, ia segera keluar lagi. Dinaikinya untanya Al-Qashwa’ dan ia pergi meneruskan perjalanan ke Ka’bah. Ia bertawaf di Ka’bah tujuh kali dan menyentuh sudut (hajar aswad) dengan sebatang tongkat (Mihjan sebagai tongkat yang hulunya berkeluk) di tangan. Selesai ia melakukan tawaf, dipanggilnya Uthman bin Talha dan pintu Ka’bah dibuka. Sekarang Muhammad berdiri di depan pintu, orang mulai berkumpul di masjid. Ia berkhutbah di hadapan mereka itu serta membacakan firman Tuhan : “Wahai manusia. Kami menciptakan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Tetapi orang yang paling mulia di antara kamu dalam pandangan Allah ialah orang yang paling takwa (menjaga diri dari kejahatan). Allah Maha Mengetahui dan Maha Mengerti.” (QS. 49 : 13)
-----------------------------------
SEJARAH HIDUP MUHAMMAD, Muhammad Husain Haekal, diterbitkan oleh Litera Antar Nusa, Cetakan Kesebelas, Januari 1990, halaman 462-464.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar